Peremajaan Senjata Nuklir di Dunia

Rate this item
(0 votes)
Peremajaan Senjata Nuklir di Dunia

Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menulis bahwa negara-negara pemilik senjata nuklir tetap mengembangkan senjata pemusnah massal di tengah upaya internasional untuk pelucutan senjata.

SIPRI dalam laporannya yang diterbitkan Senin (15/6/2015), menyatakan Rusia dan Amerika Serikat menguasai 90 persen persenjataan nuklir dunia dan kedua negara melaksanakan program jangka panjang dan berbiaya besar untuk peremajaan senjata nuklirnya. Rusia dan AS masing-masing memiliki 7.500 dan 7.260 hulu ledak nuklir.

Tiga negara yaitu, Cina, Perancis, dan Inggris ÔÇô di mana persenjataan mereka sudah diakui oleh Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) ÔÇô juga sedang mengembangkan atau menyebarkan sistem senjata nuklir baru.

Peneliti SIPRI Shannon Kile menyuarakan keprihatinan atas kebijakan modernisasi persenjataan nuklir oleh kekuatan-kekuatan dunia.

Dalam laporannya, SIPRI juga menyoroti status rezim Zionis Israel sebagai satu-satunya pemilik senjata atom di Timur Tengah dan mengatakan Israel telah memperluas arsenal nuklirnya dan melakukan uji coba beberapa rudal nuklir balistik antar benua.

Pasal 1 NPT ÔÇô yang ditandatangani setelah perdebatan panjang antara para pemilik senjata atom pada awal Juli 1968 ÔÇô melarang produksi dan pengembangan senjata nuklir serta penyimpanan senjata mematikan itu. Akan tetapi, negara-negara pemilik senjata nuklir tetap bersikeras untuk mengembangkan arsenal nuklirnya dan setiap tahunnya mengeluarkan biaya besar untuk memproduksi generasi baru senjata nuklir dan menerapkan metode baru perlindungan arsenal nuklirnya.

Kondisi tersebut membuat pertemuan Konferensi Peninjauan Ulang NPT tahun ini gagal mencapai hasil spesifik terkait masalah senjata nuklir. Agenda lima tahunan ini bertujuan untuk membahas kondisi negara-negara anggota NPT dan upaya untuk pelucutan senjata.

Kegagalan konferensi tersebut sebenarnya membuat upaya untuk merealisasikan tujuan-tujuan NPT setidaknya mundur untuk lima tahun ke belakang. Dengan begitu harus dikatakan bahwa NPT berada dalam ancaman serius dan laporan SIPRI juga menunjukkan fakta itu.

Lalu, apa dampak yang ditimbulkan terhadap perdamaian dan keamanan global jika kondisi tersebut terus berlanjut? Jelas bahwa dampak pertama dari proses itu adalah meluasnya zona ancaman dan tumpulnya kinerja NPT. Dampak lain dari sikap inkonsistensi itu adalah penyalahgunaan Israel atas kekacauan situasi global.

Berdasarkan sejumlah dokumen, Israel saat ini menyimpan antara 300-400 hulu ledak nuklir yang diperoleh melalui bantuan negara-negara lain terutama AS. Sebuah dokumen yang baru dirilis menunjukkan bahwa Britania pada dekade 1950 dan 1960, menjalin kerja sama nuklir dengan Israel untuk kepentingan militer.

Informasi rahasia yang dibocorkan oleh Foreign Policy, memperlihatkan bahwa Perancis, AS, dan Britania sudah melakukan pengalihan bahan dan transfer teknologi nuklir ke pihak-pihak yang bukan anggota NPT, termasuk rezim Zionis. Langkah ini selain menciptakan hambatan untuk mewujudkan universalitas NPT, tapi juga ikut membantu munculnya para pemilik baru senjata nuklir.

Lalu, bagaimana negara-negara seperti, Perancis, AS, dan Inggris mengaku khawatir atas produksi dan proliferasi senjata nuklir di dunia? Belum lagi, negara-negara yang melanggar NPT terang-terangan menuding Republik Islam Iran berusaha memperoleh senjata atom tanpa menyerahkan bukti dan dokumen sama sekali. Padahal, Tehran berkali-kali membuktikan bahwa program nuklirnya untuk kepentingan damai dan berkomitmen dengan NPT.

Read 1145 times