Inilah Sebab Meningkatnya Kebencian terhadap AS

Rate this item
(0 votes)

Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Massoud Jazayeri mengatakan, jika rakyat Amerika Serikat tidak menekan Gedung Putih supaya menarik pasukannya dari Irak dan Afghanistan maka kebencian masyarakat dunia terhadap Washington akan meningkat.

"Jika rakyat Amerika tidak ingin timbul kebencian lebih lanjut dari masyarakat lain, maka mereka harus menekan para negarawannya untuk meninggalkan tanah negara lain dalam waktu sesingkat mungkin dan mengakhiri pendudukan mereka," kata Jazayeri, Senin (3/9).

Ia menambahkan, setiap hari kasus pembunuhan dan aksi bunuh diri menjadi lebih akut di antara para tentara AS.

Setidaknya masyarakat Amerika, kata Jazayeri, khususnya kalangan akademisi dan kelompok anti-perang diharapkan untuk mempertanyakan pemerintah mereka atas tindakan itu dan mencari penyebab di balik kondisi mengerikan pasukan Amerika yang dikerahkan di Irak dan Afghanistan.

"Masyarakat di kawasan khususnya di Irak dan Afghanistan sudah muak dengan kehadiran militer AS di negaranya dan mereka mengungkapkan rasa frustrasinya dalam berbagai bentuk, termasuk dengan menyerang pasukan AS," ujarnya.

Menurut pejabat senior militer Iran itu, rencana Washington menarik pasukannya dari Afghanistan pasca tahun 2014 tidak dapat diterima oleh warga negara itu dan akan merugikan pasukan AS dan Pakta Pertahanan Atalantik Utara (NATO).

Di bagian lain statemennya, Jazayeri memperingatkan bahwa ekspor terorisme ke Somalia, Irak, Pakistan, Afghanistan, Suriah dan negara-negara lain oleh Gedung Putih akan segera menjadi bumerang bagi Amerika dan Eropa.

Ribuan pasukan asing yang dipimpin AS terus dikerahkan ke Afghanistan dengan dalih pelatihan dan bekerja bersama dengan tentara Afghanistan.

Perang di Afghanistan yang dipimpin Amerika dimulai pada tahun 2001. Invasi itu bertujuan membasmiTaliban, tetapi hingga kini instabilitas terus meningkat di seluruh wilayah Afghanistan meski sekitar 130000 pasukan asing berada di negara itu. (IRIB Indonesia/RA)

Read 1385 times