Pendekatan Anti-Kezaliman dan Arogansi Iran Menurut Rahbar

Rate this item
(0 votes)
Pendekatan Anti-Kezaliman dan Arogansi Iran Menurut Rahbar

 

Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di peringatan Haul ke-33 Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini menyebut kepemimpinan Imam sebagai kepemimpinan terbesar di sejarah berbagai revolusi.

Ayatullah Khamenei Sabtu (4/6/2022) di acara ini menjelaskan peran dan kepemimpinan Imam Khomeini di kemenangan Revolusi Islam dan juga berbagai isu dan transformasi dalam serta luar negeri.

Di awal pidatonya Ayatullah Khamenei menjelaskan peran kepemimpinan Imam Khomeini di kemenangan Revolusi Islam dan mengatakan, "Tangan yang kuat, kepribadian yang kokoh, hati yang percaya diri dan bahasa ala Zulfiqar yang mampu membawa samudera besar bangsa ke medan dan menimbulkan gejolak, serta menjaganya di medan tanpa putus asa dan mengajari mereka arah pergerakan, adalah Imam dan Khomeini yang besar."

Transformasi Revolusi Islam Iran menunjukkan bahwa kepemimpinan Imam Khomeini dalam memajukan revolusi dan menjamin tujuan revolusioner merupakan peran yang unggul dan karakteristik khusus serta teladan kepemimpinan Imam membuat revolusi berjalan lebih mulus. Karakteristik pertama kepemimpinan Imam Khomeini adalah mempersiapkan ideologi revolusi, dan ini semakin mudah bagi Imam untuk melakukannya mengingat keilmuan tinggi dan kecakapan politik beliau. Seperti disebutkan di berbagai pesan Imam ketika menjelaskan bahwa legalitas rezim Pahlevi telah musnah dan ketidakpedulian rezim ini terhadap ajaran Islam, kemanusiaan dan bahkan konstitusi.

Karakteristik lain kepemimpinan Imam Khomeini yang memainkan peran signifikan bagi kemajuan revolusi adalah kapasitas tinggi beliau dalam memobilisasi rakyat. Imam dengan bahasa mudah dan sederhana mengajari masyarakat ajaran agama dan politik serta menjelaskan ideologi Revolusi Islam. Pembuatan kebijakan dan manajemen juga termasuk karakteristik lain kepemimpinan Imam di Revolusi Islam. Imam berhasil meyakinkan para ulama untuk campur tangan di politik dan aktif di masyarakat. Hal ini termasuk langkah sangat penting dan urgen di proses dan kemenangan Revolusi Islam serta terealisasinya tujuannya dan juga bagi pengelolaan negara.

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menyebut Revolusi Islam sebagai revolusi terbesar dalam sejarah revolusi, dan Rahbar membandingkan proses dua revolusi kontemporer yang terkenal, yakni revolusi besar Prancis dan revolusi Uni Soviet dengan Revolusi Islam. "Dua revolusi Prancis dan Uni Soviet dimenangkan oleh rakyat, tetapi setelah itu rakyat tidak berperan apapun, dan disingkirkan. Mereka tidak mampu berpartisipasi dalam revolusi yang mereka ciptakan dengan tubuh dan jiwanya serta dengan kehadiran mereka di jalan-jalan. Akibatnya, kedua revolusi ini dengan cepat menyimpang dari jalurnya," ungkap Rahbar.

Faktanya, hal inilah yang memicu permusuhan para kubu arogan dunia dengan Revolusi Islam yang dipimpin Imam Khomeini dan sampai kini permusuhan ini masih terus berlanjut, karena Revolusi Islam dengan landasan agama Islam dan mengusung demokrasi religius, menjadi teladan baru bagi seluruh negara termasuk umat Islam, serta awal dari gelombang kebangkitan Islam di kawasan dan dunia.

Di teladan baru ini, berbeda dengan sistem yang bertumpu pada pandangan kiri dan kanan, rakyat baik secara langsung atau tidak terlibat di seluruh bidang politik, ekonomi dan sosial. Partisipasi di pemilu dan berbagai ritual keagamaan, politik dan nasional mengindikasikan bahwa rakyat setelah revolusi tidak pernah dipinggirkan dan mereka memainkan peran dalam merealisasikan tujuan revolusi.

Wajar bahwa musuh Revolusi Islam selama 43 tahun lalu, dengan berbagai skenario, berusaha melemahkan kekuatan Iran Islami, tapi perlawanan rakyat telah berhasil memadamkan dan mengalahkan skema musuh. Perang delapan tahun yang dipaksakan, represi politik, sanksi zalim ekonomi dan pengobaran fitnah dalam negeri melalui anasir bayaran serta propaganda media termasuk permusuhan terhadap Revolusi Islam. Meski demikian, pengalaman selama tahun-tahun ini telah memberi pelajaran kepada rakyat bahwa mereka harus melanjutkan jalan resistensi dan perlawanan untuk meraih cita-cita revolusi dan mempertahankan capaiannya.

Rahbar juga menyebut keunggulan Imam Khomeini adalah mengenalkan rakyat akan wacana muqawama dan menyuntikan semangat perlawanan kepada bangsa ini. "Dengan berkah Imam, bangsa Iran saat ini adalah bangsa yang sepenuhnya kuat dan tangguh. Dan muqawama menjadi salah satu istilah menonjol di literatur politik dunia," papar Ayatullah Khamenei. 

Read 266 times