Meruncingnya Ketegangan antara Tunisia dan Gerakan Salafi

Rate this item
(0 votes)

Gerakan Salafi Tunisia mengabarkan pembatalan kongres tahunannya, dan pada saat yang sama, pemerintah terus memperketat pengawasan keamanan di negara itu.

Kongres tahunan gerakan Salafi Tunisia rencananya akan digelar pada Ahad (19/5) di kota Qayrawan, akan tetapi pemerintah, Jumat (17/5) mengumumkan, digelarnya kongres Salafi akan mengancam keselamatan dan keamanan sosial negara, oleh karenanya itu ilegal.

Aparat keamanan Tunisia langsung menutup seluruh akses jalan ke kota Qayrawan untuk mencegah pelaksanaan kongres Salafi. Mereka lebih banyak ditempatkan di depan masjid kota Qayrawan daripada tempat-tempat yang lainnya.

Sehubungan dengan itu, media-media Tunisia menilai pelaksanaan kongres Salafi akan menyeret negara ini ke putaran baru kekerasan, dan mereka menunjukkan kekhawatirannya atas masalah ini.

Merespon kondisi yang berkembang, kelompok Salafi, Ansar Al Sharia akhirnya membatalkan acara kongres tahunan yang mereka umumkan di laman jejaring sosial pribadinya.

Kelompok Salafi meminta para pendukungnya untuk membatalkan perjalanan mereka ke sejumlah wilayah di kota Qayrawan, 150 kilometer dari ibukota Tunisia.

Kendati pengawasan keamanan diperketat, namun sebagian aktifis Salafi dikabarkan telah berkumpul di kota Qayrawan.

Sementara itu, ratusan Salafi, Ahad (19/5) menggelar demonstrasi di wilayah Tadhamon, di kota Tunis. Karena khawatir terjadi kekerasan akibat pelarangan digelarnya kongres Salafi, kebanyakan toko-toko di kota Qayrawan tutup.

Para Salafi di wilayah Tadhamon memasang pembatas jalan, membakar ban mobil di jalan-jalan wilayah itu dan melempari polisi dengan batu.

Untuk membubarkan para Salafi, aparat keamanan terpaksa melepaskan tembakan ke udara. Sumber berita Tunisia mengumumkan, aparat keamanan negara itu, Ahad (19/5) menangkap Juru Bicara kelompok Salafi, Ansar Al Sharia.

Alasan ditangkapnya Jubir Ansar Al Sharia karena dia telah melakukan aksi-aksi provokatif untuk menciptakan kerusuhan massa.

Pasca kemenangan revolusi rakyat Tunisia pada tahun 2011 yang ditandai dengan tergulingnya Zainal Abidin bin Ali, gerakan Salafi semakin berpeluang untuk memperluas kehadirannya di masyarakat dan menyebarkan kekerasan dengan menunggangi instabilitas yang terjadi.

Intervensi kelompok Salafi dalam kerusuhan-kerusuhan di Tunisia saat ini terus mengalami peningkatan. Hal ini diperkuat dengan laporan pemerintah soal kehadiran para milisi Al Qaeda di Tunisia.

Aksi-aksi yang dilakukan kelompok Salafi Tunisia dan instabilitas politik pasca revolusi telah menyebabkan krisis ekonomi di negara itu semakin parah.

Pasalnya, pemerintah Tunisia lebih memfokuskan dirinya pada upaya menghilangkan kecemasan di bidang keamanan dan pulihnya stabilitas negara. (

Read 1273 times