Tafsir Al-Quran, Surat Al-Araf Ayat 157-159

Rate this item
(1 Vote)

Ayat ke 157

Artinya:

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (7: 157)

 

Ayat 157 ini mengatakan, di tengah- tengah kaum Yahudi dan Ahlul Kitab pada zaman Nabi Muhammad Saw, terdapat orang-orang yang termasuk mendapatkan rahmat Allah yaitu orang-orang yang selalu mengikuti nabi yang tanda-tandanya ada di dalam kitab Taurat dan Injil yang ada pada mereka.

 

Nabi terakhir adalah nabi yang menyeru manusia kepada kebaikan, dan menjauhkan mereka dari segala kejelekan dan keburukan, menyelamatkan mereka dari segala khurafat, pemikiran, akidah dan sikap-sikap batil yang selama ini telah membelenggu mereka. Nabi Muhammad Saw telah dibangkitkan di tengah bangsa Arab yang jauh dari peradaban. Sama seperti kaumnya, beliau tidak pernah berguru kepada siapapun. Akan tetapi, beliau membawa ajaran yang terbaik, dan menyeru umat kepada jalan yang lurus yang menjanjikan keselamatan. Hal ini adalah sebaik-baik bukti bahwa apa yang beliau bawa adalah ajaran dari Tuhan.

 

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Para nabi terdahulu telah menjanjikan berita gembira akan kedatangan seorang nabi yang nama dan tanda-tandanya tertulis dalam kitab Taurat dan Injil. Sebagaimana tertulis dalam kitab Kejadian pasal 17, dan Injil Johanes ayat 14.

2. Adat istiadat yang keliru dan berbagai khurafat merupakan belenggu bagi masyarakat. Para nabi diutus untuk membebaskan umatnya dari keterikatan belenggu tersebut.

3. Iman kepada nabi tidaklah cukup, karena umat juga harus menghormati nabi tersebut, memuliakan dan mendukungnya.

 

Ayat ke 158

 

Artinya:

Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (7: 158)

 

Ayat ini menunjukkan keuniversalan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Ayat ini mengatakan, Nabi Muhammad Saw diutus kepada semua umat manusia, bukan hanya kepada bangsa Arab atau ras dan kabilah tertentu saja. Sebagaimana para nabi sebelumnya, beliau datang dari sisi Allah Tuhan Pencipta jagat raya ini yang kehidupan dan kematian manusia ada ditangan-Nya. Karena itu sebelum segala sesuatunya beliau telah beriman kepada Allah Swt. Keselamatan dan kebahagian umat manusia adalah dengan mengikuti ajaran nabi.

 

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Dengan datangnya agama Islam, maka seluruh pengikut agama-agama lain diwajibkan beriman dan mengikuti agama samawi terakhir ini.

2. Mengikuti al-Quran seiring dengan keimanan kepada Rasul adalah jalan menuju hidayah. Dan al-Quran tanpa mengikuti Nabi dan keluargannya tidak akan membawa kita kepada cahaya petunjuk.

 

Ayat ke 159

Artinya:

Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan. (7: 159)

 

Al-Quran pada ayat ini memuji satu kelompok dari Bani Israil dan orang-orang Yahudi yang berbeda dengan orang-orang yang lain. Mereka inilah pengikut kebenaran dan keadilan dan mereka juga senantiasa menyeru manusia kepada jalan Allah. Kelompok ini juga ada pada zaman Nabi Musa as yang biasanya bertindak keras kepala dan membangkang. Mereka taat dan berserah diri di hadapan perintah dan ajaran Taurat. Di zaman Nabi Muhammad Saw, kelompok tersebut menyambut seruan Nabi terakhir ini dan beriman kepadanya.

 

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Dalam menyikapi para penentang ajaran samawi, kita harus bersikap adil.Kita tidak selayaknya menutup mata dari kebaikan dan pengorbanan mereka. Al-Quran juga saat berbicara mengenai Bani Israil, menjelaskan kelompok yang baik dan yang buruk dari kaum ini.

2. Menyeru masyarakat kepada kebenaran dan keadilan tidaklah cukup.Tetapi kita juga mesti menjadi orang yang mengamalkan keadilan dan kebenaran.

Read 6049 times