Tafsir Al-Quran, Surat Al-Araf Ayat 175-178

Rate this item
(1 Vote)

Ayat ke 175

Artinya:

Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. (7: 175)

 

Ayat ini menyinggung kisah tentang seorang alim dan cendikia dari Bani Israil bernama Bal'am Ba'ura. Pada awalnya, dia termasuk dalam barisan orang-orang yang beriman dan merupakan salah satu sahabat dekat Nabi Musa as. Akan tetapi karena bisikan dan godaan setan yang terus menerus akhirnya dia menerima bujuk rayu keluarga kerajaan Fir'aun. Iming-iming hadiah, gemerlapnya dunia, serta kebesaran istana Fir'aun membuatnya lupa daratan, dan akhirnya berbalik melawan Nabi Musa as. Dan para pengikutnya peristiwa ini disebutkan dalam kitab Taurat, Perjalanan Bilangan, bab 22.

 

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Bahaya cinta dunia senantiasa mengancam siapapun, termasuk para ilmuan dan pemuka agama. Nasib seorang ulama seperti Bal'am Ba'ura dapat kita jadikan sebagai pelajaran yang berharga agar selalu waspada dari bahaya cinta dunia ini.

2. Kita tidak boleh bersikap sombong atas kelebihan kita karena sikap sombong akan mengakibatkan kita masuk dalam perangkap. Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin besar pula bahaya kejatuhannya.

3. Mereka yang memilih berpisah dengan Tuhan berarti telah terpancing bujuk rayu dan jebakan setan. Cinta kepada dunia dapat menyebabkan seseorang sekalipun dia berilmu tinggi, menjadi tawanan setan dan tersesat.

 

Ayat ke 176

 

Artinya:

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (7: 176)

 

Pada ayat ini Allah Swt mengatakan, "Sesungguhnya Kami ingin meninggikan derajatnya, akan tetapi dia lebih condong kepada dunia yang hina. Padahal, Kami telah menyediakan jalan baginya untuk terus naik menuju kesempurnaan dan tidak bersedia untuk memisahkan diri dari ikatan materi dan duniawi. Karena itu, dia terjebak dalam perangkap setan dan tersesat, sehingga apa saja yang sebelumnya dia peroleh menjadi lenyap dan hilang musnah sama sekali."

 

Al-Quran al-Karim menyebut orang-orang yang lupa daratan bagaikan binatang berkaki empat. Bahkan, para ulama, ilmuan atau cendikiawan yang terpedaya oleh jebakan setan diumpamakan sebagai anjing yang senantiasa menjulurkan lidahnya, seakan sifat rakusnya tak pernah habis. Kerakusan untuk memperoleh harta dan kedudukan yang lebih besar dan lebih tinggi adalah kerakusan yang bersumber dari kesombongan. Nabi Muhammad Saw bersabda, "Meskipun seseorang memiliki ilmu dan pengetahuan yang banyak, namun bila ilmu tidak memberikan petunjuk kepada dirinya, maka ilmu itu akan membuat ia semakin jauh dari Allah Swt."

 

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Pengetahuan atas ayat-ayat Allah akan menyebabkan terangkatnya kedudukan dan derajat manusia ketingkat yang tinggi dan mulia, dengan syarat ilmunya itu tidak disertai dengan rasa cinta dunia.

2. Bila para ulama agama menjadi pecinta dunia, mereka sangat mungkin akan melakukan kebohongan dan penyelewengan terhadap ayat-ayat Ilahi, sehingga mereka menjadi orang yang kufur.

3. Sejarah para pendahulu harus dijadikan sebagai pelajaran bagi generasi saat ini dan masa yang akan datang. Karena itu, kita tidak boleh mengampang sejarah orang-orang dahulu.

 

Ayat ke 177-178

 

Artinya:

Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. (7: 177)

 

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi. (7: 178)

 

Setelah menjelaskan peristiwa yang menimpa Bal'am Ba'ura, al-Quran menjelaskan sebuah prinsip umum bahwa siapapun yang mendustakan ayat-ayat Allah, pasti akan memperoleh celaka. Al-Quran juga menyatakan bahwa orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Ilahi sesungguhnya sama sekali tidak memberikan pukulan apa pun kepada Allah. Sebaliknya, perbuatan mereka itu akan memukul diri mereka sendiri. Orang-orang seperti itu akan dijauhkan dari rahmat dan anugerah Ilahi. Meskipun Allah berkuasa untuk memberi petunjuk atau menyesatkan manusia, namun semua itu akan dilakukan dengan perhitungan dan pertimbangan atas perilaku manusia itu sendiri. Allah Swt adalah Tuhan yang Maha Penyayang dan Maha Bijaksana, sehingga tidak akan berbuat zalim kepada hamba-Nya. Orang yang ingkar dan sesat adalah orang yang berbuat zalim kepada dirinya sendiri.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Perbuatan yang zalim adalah menganiaya diri sendiri melalui perbuatan ingkar terhadap kebenaran dan menyembah hawa nafsu.

2. Beriman atau kufurnya kita umat manusia tidaklah membahayakan Allah Swt, karena Dia tidak memerlukan sesuatupun. Sebaliknya semua makhluk di dunia ini memerlukan kasih saying Allah.

3. Ilmu bukanlah jaminan untuk memperoleh keselamatan manusia bila ilmu itu tidak disertai dengan amal perbuatan yang diridhai oleh Allah Swt.

Read 6129 times