Surat Shaad ayat 5-11

Rate this item
(0 votes)
Surat Shaad ayat 5-11

كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ ذُو الْأَوْتَادِ (12) وَثَمُودُ وَقَوْمُ لُوطٍ وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ أُولَئِكَ الْأَحْزَابُ (13) إِنْ كُلٌّ إِلَّا كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِ (14)

Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, 'Aad, Fir'aun yang mempunyai tentara yang banyak. (38: 12)

Dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul). (38: 13)

Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku. (38: 14)

Pada pembahasan sebelum telah diulas mengenai para pembesar Mekah yang tidak bersedia menerima kebenaran ilahi yang disampaikan Nabi Muhammad Saw, karena memandang diri mereka lebih mulia dan layak untuk mengembannya.

Ayat ini mengenai firman Allah swt kepada Nabi Muhammad Saw yang menegaskan bahwa para penentang itu bukan kelompok pertama yang berbuat demikian, tapi kaum-kaum sebelumnya juga melakukan tindakan yang sama terhadap para Nabi dan Rasul Allah.

Mereka pemilik harta dan pemegang kekuasaan merasa dirinya lebih layak sebagai pembawa risalah kebenaran, sehingga tidak bersedia menerima ajaran yang dibawa para Nabi dan Rasul, tidak seperti masyarakat biasa yang relatif mudah menerima kebenaran ajaran ilahi.

Di ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa orang-orang yang menentang kebenaran ilahi karena kesombongan, maupun dengki akan mendapatkan azab di dunia ini. Hal ini sebagaimana menimpa kaum Nabi Nuh yang tenggelam ditelan banjir bandang atau kaum Aad yang diterjang badai, ataupun kaum Tsamud, juga kaum Luth yang diazab karena menentang kebenaran yang dibawa para utusan Allah swt.

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Al-Quran sangat menganjurkan untuk mempelajari sejarah kehidupan orang-orang terdahulu dan nasib mereka sebagai pelajaran yang bagi umat manusia dewasa ini.

2. Semua manusia, baik penguasa, seperti Firaun maupun manusia biasa tidak berdaya menghadapi azab ilahi.

3. Penentangan dan pengingkaran karena kesombongan maupun dengki terhadap kebenaran akan berujung azab dan kebinasaan.

وَمَا يَنْظُرُ هَؤُلَاءِ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً مَا لَهَا مِنْ فَوَاقٍ (15) وَقَالُوا رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ (16)

Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang. (38: 15)

Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab.” (38: 16)

Melanjutkan ayat sebelumnya, di ayat ini Allah swt berfirman bahwa orang-orang yang musyrik dan kafir yang menantang datangnya azab Allah, maka azab itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba sebagaimana nasib yang menimpa kaum-kaum penentang para Nabi sebelumnya. Ketika azab datang, mereka tidak bisa lagi lari atau menghindar.

Di ayat ini, sebelum azab tiba, orang-orang kafir dan musyrik tetap menentang para Nabi, bahkan mengejek dengan menantang datangnya azab ilahi. Mereka akan merasakan azab ilahi ketika kematian menjemputnya.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Orang-orang yang mengetahui nasib dan akhir kehidupan kaum terdahulu, tapi tetap menentang seruan kebenaran yang dibawa para Nabi seperti orang yang menanti datangnya azab llahi atau menjemput kebinasaan dengan kakinya sendiri.

2. Penentangan orang-orang kafir dan musyrik yang menertawakan keyakinan orang-orang yang beriman tidak didasarkan kepada logika, tapi kesombongan mereka semata.

3. Taubat dan menerima kebenaran bisa dilakukan sebelum azab datang, tapi ketika azab tiba tidak ada lagi tempat untuk bertaubat.

اصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ (17) إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ (18) وَالطَّيْرَ مَحْشُورَةً كُلٌّ لَهُ أَوَّابٌ (19)

Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). (38: 17)

Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi. (38: 18)

Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah. (38: 19)

Melanjutkan ayat sebelumnya tentang sikap para penentang yang menertawakan orang-orang yang beriman, ayat ini menjelaskan tentang sikap kaum Nabi Daud yang menghina utusan Allah. Padahal Nabi Daud memiliki kekuasaan dan kekuatan. Oleh karena itu, di ayat ini Allah berfirman supaya orang-orang yang beriman tidak takut terhadap setiap hinaan dan celaan dari orang-orang kafir dan musyrik, karena akhirnya mereka akan menang.

Nabi Daud senantiasa bertasbih kepada Allah swt. Berkat inayah-Nya, Nabi Daud memiliki kekuatan dan kekuasaan. Bahkan gunung dan burung pun ikut mengiringi Nabi Daud ketika beliau bertasbih kepada Allah swt. 

Berdasarkan ayat al-Quran, semua makhluk hidup bertasbih kepada Allah swt, tapi tidak kita ketahui dan sulit kita pahami secara langsung. Dari ayat ini kita mengetahui ketika Nabi Daud bertasbih, makhluk lain di alam ini juga bertasbih dan memuji Allah swt.

Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Propaganda dan penentangan musuh terhadap kebenaran dan pendukungnya sangat keras dan gencar yang terus berlanjut hingga kini.

2. Orang-orang mukmin tidak boleh lemah menghadapi setiap gangguan dalam bentuk hinaan maupun celaan, dan tetap tegar dalam membawa kebenaran ilahi yang diyakininya.

3. Kekuasaan menjadi godaan berbahaya bagi manusia, kecuali orang yang menantiasa mengharapkan petunjuk dari Allah swt dan berada di jalan-Nya.

4. Orang-orang kafir tidak mau menerima kebenaran dari Allah swt karena kesombongannya, padahal semua makhluk di alam semesta ini bersimpuh dan bertasbih kepada Allah swt.

5. Jika manusia menjadi hamba sejati, maka alampun akan bersamanya.

Read 856 times