Surat Al-Jathiya ayat 1-8

Rate this item
(0 votes)
Surat Al-Jathiya ayat 1-8

 

Surat Al-Jathiya ayat 1-8

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

حم (1) تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (2) إِنَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ (3)

Haa Miim (45: 1)

Kitab (ini) diturunkan dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (45: 2)

Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. (45: 3)

Surat Al-Jathiya termasuk ayat Makiyah, yakni diturunkan di kota Mekah dan seperti ayat-ayat Makiyah lainnya, surat ini mengisyaratkan tentang tauhid, peringatakan kepada orang-orang yang tersesat dan nasib manusia di Hari Kiamat.

Surat ini diawali dengan Huruf Muqatha'ah. Mengingat ayat setelahnya tentang diturunkannya Al-Qur'an oleh Allah, ini menunjukkan keajaiban Al-Qur'an, yang ditulis dari abjad yang sama. Meskipun surat-surat ini tersedia untuk semua orang, tidak ada yang bisa membawa surat yang mirip dengan Al-Qur'an.

Penurunan Al-Qur’an juga dinisbatkan kepada dua sifat Allah Swt, Agung dan Hikmah. Mengingat sifat ini, Tuhan juga meminta orang-orang mukmin senantiasa menjaga kehormatannya dan menolak kehinaan dalam setiap kondisi. Selain itu, mereka harus mengelola setiap urusannya berdasarkan akal dan hikmah serta menghindari perbuatan yang tidak berdasar.

Ayat selanjutnya menjelaskan keagungan Tuhan di alam semesta serta menekankan poin penting ini bahwa Al-Qur’an diturunkan oleh pencipta alam langit dan bumi serta hukum dan perintah-Nya di Al-Quran selaras dengan sistem penciptaan dunia dan manusia. Oleh karena itu, orang beriman, bukan saja memperhatikan ayat-ayat Kitab Samawi, tapi juga memperhatikan dengan benar langit dan bumi untuk menyaksikan tanda-tanda Tuhan di alam wujud dan memperkuat imannya.

Keagungan langit dan sistemnya yang menakjubkan serta bumi beserta keajaibannya, seluruhnya merupakan tanda-tanda kebesaran Tuhan. Bumi bergerak secara teratur dan sistematis. Bumi berputar dan bergerak di orbitnya. Bumi beserta tata surya di galaksi Bima Sakti melanjutkan perjalanannya. Meski demikian, manusia dan makhluk yang hidup di bumi tidak merasakan pergerakan ini.

Di bumi tersedia berbagai sumber tambang dan sarana kehidupan bagi miliaran manusia. Gunung dan laut juga termasuk tanda-tanda ilahi. Faktanya langit dan bumi sangat indah yang membuat manusia tersihir. Sementara orang mukmin tidak akan mudah tersihir fenomena ini dan menilainya sebagai tanda keagungan sang pencipta.

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Al-Qur’an kitab hukum Tuhan bagi kehidupan bahagia manusia, dan diturunkan berdasarkan ilmu dan hikmah ilahi.

2. Sistem Tasyri’ dan Takwin muncul dari satu sumber dan selaras satu sama lainnya.

3. Baik ayat di kitab ilahi dan alam semesta, keduanya merupakan tanda bagi orang beriman.

وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ آَيَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (4) وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آَيَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (5) تِلْكَ آَيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللَّهِ وَآَيَاتِهِ يُؤْمِنُونَ (6)

Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, (45: 4)

dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. (45: 5)

Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya. (45: 6)

Setelah menyebutkan tanda-tanda Tuhan di dunia, ayat ini pertama-tama mengingatkan manusia mengapa tidak merenungkan di penciptaan dirinya serta memahami keagungan pekerjaan Tuhan dalam menciptakan manusia ? Mengapa kalian tidak merenungkan penciptaan berbagai hewan yang hidup di sekitar kalian di muka bumi ini ? Sementara perhatian terhadap hal-hal seperti ini merupakan sumber keyakinan akan keberadaan Tuhan dan keesaan-Nya.

Seperti kalian jika merenungkan fenomena alam seperti angin, hujan, terbit dan tenggelamnya matahari, maka kalian juga akan menemukan bahwa pencipta dunia mengatur setiap urusan sehingga kebuuthan alami makhluk hidup di muka bumi dan fasilitas untuk keberlangsungan hidup mereka tersedia dengan baik.

Jika manusia tidak merenungkan di seluruh tanda-tanda ini, dan juga tidak memperhatikan apa yang diturunkan kepada rasul serta tidak mengimaninya, maka kesalahan ada di tangan mereka sendiri. Jika tidak, tanda dan ayat Tuhan di alam semesta dan Al-Qur’an sangat jelas dan transparan, serta dengan sedikit perenungan akan membuat manusia beriman dan meraih keyakinan.

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Wahyu ilahi mengajak manusia untuk berpikir dan merenungkan alam semesta, sehingga iman kita berdasarkan pengetahuan dan kita mencapai keyakinan melalui jalan ini.

2. Fenomena alam seperti awan, angin, salju dan hujan bukan terjadi secara kebetulan, jika fenomena alam ini tidak terjadi secara terencana dan sistematis, maka manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi akan musnah karena kelaparan.

3. Tuhan telah menyempurnakan hujjah-Nya dengan menurunkan kitab samawi kepada manusia dan mereka yang menolak beriman, tidak lagi memiliki alasan.

وَيْلٌ لِكُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ (7) يَسْمَعُ آَيَاتِ اللَّهِ تُتْلَى عَلَيْهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (8)

Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa, (45: 7)

dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri khabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (45: 8)

Di ayat sebelumnya disebukan sebagian tanda-tanda keberadaan Tuhan di alam semesta dan juga penurunan Al-Qur’an dari Tuhan. Ayat ini mengatakan, “Orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kitab-kitab surgawi-Nya, yang telah berbuat dosa dan kerusakan karena hawa nafsu, dan yang hatinya belum siap menerima kebenaran. Oleh karena itu, tidak peduli berapa banyak ayat ilahi yang dibacakan kepada mereka, mereka tidak mau mendengarkan dan memikirkannya. Sama seperti seseorang yang tertidur dan apapun kita memanggilnya, seolah-olah kita tidak memanggilnya.”

Wajar jika orang seperti ini layak mendapat hukuman karena kesombongannya melawan kebenaran dan melakukan berbagai perbuatan dosa, serta di dunia dan akhirat mereka akan menyaksikan akibat perbuatan kelirunya.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Firman Tuhan harus disampaikan kepada seluruh umat manusia, bahkan kepada mereka yang bergelimang dosa, sehingga hujjah bagi mereka sempurna.

2. Kesombongan sebuah sifat buruk, tapi ini semakin buruk saat menentang Tuhan dan sikap keras kepala untuk melanjutkan kesombongan ini sangat buruk dan tidak pantas.

Read 489 times