Surat Muhammad ayat 21-24

Rate this item
(0 votes)
Surat Muhammad ayat 21-24

 

Surat Muhammad ayat 21-24

طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَعْرُوفٌ فَإِذَا عَزَمَ الْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ (21)

Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. (47: 21)

Di pembahasan sebelumnya disebutkan tentang orang-orang yang imannya lemah dan munafik, di mulut mereka meminta perintah jihad, tapi ketika perintah ini diturunkan Tuhan, mereka lari dari perintah ini dengan berbagai alasan.

Ayat ini kepada kelompok ini mengatakan, keharusan dari iman adalah kalian mentaati perintah Tuhan dan rasul-Nya, serta menghindari ucapan tak pantas dan mencari alasan yang tidak tepat, karena ucapan kalian melemahkan semangat orang mukmin dan membuat mereka menolak hadir di medan jihad dan melawan musuh.

Lebih lanjut ayat ini menyatakan, jika kelompok yang lemah imannya ini benar dalam ucapan mereka, maka mereka harus berpartisipasi di perang jihad melawan musuh, karena ini membuat mereka terhormat di dunia dan meraih pahala ilahi di akhirat.

Dari satu ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Keharusan iman adalah ucapan yang baik dan pantas serta beramal sesuai dengan perintah Tuhan, bukannya kita melakukan apa yang kita ingin ucapkan dan apa yang kita inginkan.

2. Jihad melawan musuh merupakan salah satu perintah Tuhan. Kita harus jujur dalam melakukan perintah ini dan tidak mencari-cari alasan, karena jihad ini menguntungkan manusia.

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ (22) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ (23)

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? (47: 22)

Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (47: 23)

Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini kepada orang-orang yang lemah imannya mengatakan, jika kalian berpaling dari perintah Tuhan mengenai jihad, maka orang musyrik akan mengalahkan kalian, dan kalian akan kembali ke tradisi jahiliyah. Tradisi yang menjadi peluang bagi maraknya kerusakan di masyarakat, pembantaian dan pertumpahan darah karena fanatisme kesukuan akan merebak dan bahkan bisa berujung pada tindakan sadis seperti mengubur anak perempuan hidup-hidup.

Al-Qur’an lebih lanjut menambahkan, sikap lari dari jihad dan mencari-cari alasan akan menyebabkan mata dan telinga orang-orang yang lemah imannya dan munafik tidak dapat melihat atau mendengarkan kebenaran. Wajar mereka yang tidak melihat kebenaran dengan baik, akan melawannya dan dijauhkan dari rahmat Tuhan.

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Menurut perspektif Al-Qur’an, meninggalkan jihad akan menjadi peluang bagi maraknya kerusakan dan pertumpahan darah.

2. Berpaling dari ajaran ilahi akan melemahkan institusi keluarga dan famili.

3. Mereka memiliki motivasi merusak di masyarakat dan menimbulkan kerusakan di institusi keluarga, bukan saja dijauhkan dari rahmat ilahi, bahkan akan mendapat laknat Tuhan.

4. Memiliki mata dan telinga saja tidak cukup. Tapi yang terpenting adalah memanfaatkan keduanya dengan benar. Jangan sampai orang yang memiliki telinga, tapi tidak mendengar kebenaran atau mereka yang memiliki mata, tapi tidak melihat kebenaran.

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا (24)

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? (47: 24)

Melanjutkan ayat sebelumnya yang menjelaskan karakteristik orang-orang yang lemah imannya, ayat ini menyatakan, “Akar dari seluruh masalah orang-orang seperti ini adalah mereka tidak memahami ayat al-Quran dan merenungkannya, atau karena mereka mengikuti hawa nafsu dan menolak apa yang mereka pahami serta melawannya.”

Meski ayat ini membicarakan orang-orang yang lemah imannya, tapi ayat 29 Surah Saad, menilai taddabur dan merenungkan ayat-ayat al-Quran sebagai kewajiban seluruh orang mukmin dan mengatakan, Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.

Oleh karena itu, di Hari Kiamat, Rasulullah mengadukan tentang al-Quran yang ditinggalkan, pengaduan yang mencakup seluruh umat Islam dan mengindikasikan lemahnya perhatian umat Muslim terhadap kitab samawi ini. Perhatian lemah ini ada beberapa bentuk: Sekelompok orang tidak membaca ayat-ayat al-Quran, sekelompok lain membacanya tapi tidak bertadabbur atau merenungkan ayat-ayat yang dibacanya, serta sekelompok lain setelah membaca kemudian merenungkannya tapi tidak mengamalkannya.

Oleh karena itu, pemahaman yang benar akan ajaran al-Quran harus menjadi landasan bagi perbuatan dan perilaku umat Islam sehingga rahmat Tuhan akan meluas di masyarakat dan mempermudah seluruh urusan. Jika tidak demikian, pertama-tama hati-hati manusia akan terkunci dan kemudian masarakat akan menghadapi beragam kesulitan dan masalah yang berujung pada tertutupnya jalan keselamatan dan kebahagiaan.

Dari satu ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Al-Qur’an bukan sekedar untuk dibaca, itu adalah buku pemikiran dan kontemplasi, dan bacaannya harus menjadi awal untuk kontemplasi dalam ayat-ayatnya. Oleh karena itu, orang yang tidak merenungkan ayat-ayat al-Qur'an akan ditegur oleh Allah.

2. Seluruh umat Muslim berkewajiban untuk bertadabbur dan merenungkan al-Qur’an dan ini bukan hanya tugas kelompok tertentu.

3. Meninggalkan taddabur al-Qur’an akan membuat hati-hati manusia terkunci, ketika hati terkunci maka mereka tidak lagi dapat merenungkan al-Quran dan tidak lagi dapat mengambil manfaat darinya.

Read 799 times