Tafsir Al-Quran, Surat An-Nisaa Ayat 80-82

Rate this item
(3 votes)

Ayat ke 80

Artinya:

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.  (4:80)

Manajemen yang baik dalam mengelola masyarakat perlu menetapkan peraturan pemerintah yang baik dan ditaati oleh rakyat. Perlu diingat juga bahwa agama Islam tidak diturunkan oleh Allah Swt kepada manusia hanya untuk mengatur masalah pribadi manusia, tapi juga masalah sosialnya. Islam melihat kebahagiaan manusia berada  di balik kebahagiaan sosial dan perannya di berbagai pentas sosial.

Kewajiban seperti zakat, haji, jihad adalah contoh jelas perintah-perintah sosial dan menindaklanjuti hukum ini memerlukan jaminan pelaksanaan dan tiada lain jaminan itu adalah pembetukan pemerintahan Islam.

Menurut al-Quran, Rasul Saw bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan perintah-perintah ilahi, tetapi beliau juga menjadi hakim dan pemimpin masyarakat Islam. Menaati Rasulullah Saw sejajar dengan mengikuti perintah Tuhan. Sebaliknya, melanggar beliau sama artinya melanggar perintah Allah.

Poin penting yang patut diperhatikan, ayat ini menyatakan bahwa Rasul Saw di depan masyarakat tidak bertugas memaksa masyarakat menerima kebenaran dan melaksanakannya, sekalipun beliau merupakan pemimpin masyarakat. Tanggung jawab beliau hanya mengarahkan dan memimpin masyarakat, bukan memaksa mereka melaksanakan perintah-perintah  ilahi.

Dari ayat tadi terdapat  dua  pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Taat kepada Tuhan bukanlah berarti melaksanakan shalat dan puasa saja, tapi juga termasuk taat kepada para pimpinan sosial ilahi dan penanggung jawab agama.

2.  Tugas para nabi adalah menyebarkan agama bukan memaksakannya dan manusia harus memilih agama  lewat kehendaknya.

 

Ayat ke 81

Artinya:

Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat". Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.  (4: 81)

Ayat ini kembali memperingatkan bahaya orang-orang Munafik yang ditujukan kepada Nabi Saw dan Muslimin. Waspadailah bahwa di antara kalian terdapat kelompok yang lemah imannya atau munafik yang pada lahiriahnya seakan-akan bersama Muslimin. Karena dalam pertemuan rahasia di malam hari mereka mengambil keputusan lain dan berupaya melakukan konspirasi terhadap umat Islam. Cara menghadapi orang-orang seperti ini adalah dengan mengenali mereka dan tidak boleh cemas terhadap konspirasi mereka. Karena Tuhan memantau ucapan dan keputusan mereka dan harus dipatahkan tepat waktunya. Oleh karenanya sudah sepatutnya muslimin  bertawakal dan meminta bantuan dari-Nya.

Dari ayat tadi terdapat  tiga  pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Janganlah kita lalai terhadap konspirasi musuh dalam negeri. Jangan juga bepikir musuh hanya ada di luar perbatasan.

2.  Janganlah cepat percaya semua pernyataan persahabatan. Ingat, bila lisan semakin manis dan suka memuji, maka semakin besar kemungkinan kemunafikannya.

3.  Allah Swt adalah pelindung sejati Mukminin. Allah membantu umat Islam dengan bantuan lahiriah dan gaib.

 

Ayat ke 82

Artinya:

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.  (4: 82)

Para  penentang Islam yang tidak memiliki alasan di depan logika dan argumentasi gamblang Rasul  Saw, mereka melontarkan berbagai tudingan. Di antaranya mereka mengatakan, al-Quran adalah hasil pikiran Muhammad dan Allah Swt. Dalam ayat ini menyatakan, mengapa kalian tidak tadabbur atau merenung mengenai ayat-ayat  al-Quran? Padahal al-Quran sepanjang lebih dari 20 tahun era risalah Nabi, diturunkan dalam kondisi yang berbeda-beda, baik itu kondisi damai dan perang. Sekiranya hasil dari  pikiran manusia sudah sewajarnya akan dijumpai banyak perselisihan, baik dari sisi kandungan maupun dari sisi bentuk dan keindahan pengungkapan.

Pada prinsipnya, salah satu dari mukjizat al-Quran adalah kekuatan dan kebernilaian ayat-ayat al-Quran di sepanjang sejarah manusia. Karena, para penulis yang paling hebat sekalipun tidak dapat membandingkan tulisannya saat ini dengan hasil karyanya 20 tahun yang akan datang. Dalam rentang waktu ini akan terjadi perubahan dan perkembangan.

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Berbeda dengan mereka yang mendefinisikan agama bertentangan dengan pikiran dan ilmu pengetahuan, ayat ini secara gamblang mengajak semua manusia merenungkan ayat-ayat ilahi agar dapat sampai kepada kebenaran Islam.

2.  Al-Quran dapat dimengerti oleh semua zaman dan generasi dan semua mukminin diwajibkan merenungkannya.

3.  Apabila masyarakat kembali kepada al-Quran, perselisihan dan pertikaian akan sirna.  Karena dalam al-Quran tidak ada sesuatu yang menyebabkan perselisihan.

Read 8123 times