Tafsir Al-Quran, Surat An-Nisaa Ayat 89-91

Rate this item
(3 votes)

Ayat ke 89

Artinya:

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong.  (4: 89)

Ayat-ayat sebelumnya telah membicarakan banyak hal mengenai adanya kelompok Muslimin yang berpikiran lugu dan malah membantu kaum Munafikin. Ayat ini menegaskan bahwa kaum Munafik berperangai sedemikian buruknya, sehingga mereka bukannya puas menjadi kafir, melainkan juga menginginkan kalian ikut bergabung dengan mereka. Orang-orang semacam ini tidak layak bersahabat dengan kalian dan janganlah kalian anggap mereka itu sebagai teman, kecuali bila mereka meninggalkan cara-cara buruk dan benar-benar memilih Islam dengan tulus. Karena bila mereka masih tetap berperangai buruk, maka ketahuilah mereka itu masih kafir. Karena mereka masih menyalahgunakan nama Islam, maka dimanapun kalian menjumpai mereka, maka tawanlah dan bila perlu bunuh mereka.

Menurut al-Quran, orang-orang Yahudi dan Kristen yang hidup di bawah naungan pemerintahan Islam, harus dilindungi dan dihormati. Tidak seorangpun berhak melanggar kehormatan mereka. Sebaliknya, orang munafik yang berupaya merugikan Islam dan merusak citra Islam  harus dijatuhi  hukuman yang paling berat.

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Jangan kalian lalai akan bahaya orang-orang munafik dan jangan menerima persahabatan mereka. Karena mereka itu lebih buruk dari orang kafir.

2.  Tanda iman yang sejati adalah siap berhijrah di jalan Allah. Orang yang tidak mau berhijrah di jalan agama artinya ia bukan seorang mukmin sejati.

3.  Definisi taubat atau menyesali setiap dosa adalah dengan tidak mengulangi dan menyesali perbuatan dosa itu. Taubat tidak melakukan hijrah dengan melakukan hijrah di jalan Allah.

 

Ayat ke 90

Artinya:

Kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.  (4: 90)

Ayat ini menyebut dua kelompok orang munafik yang  dapat dikecualikan dalam menyikapi orang munafik. Pertama, orang munafik yang meminta perlindungan kepada orang-orang yang tidak menginginkan perang dan kedua, orang-orang munafik yang punya inisiatif untuk berdamai. Kelompok pertama dikecualikan, karena mereka mengikat perjanjian. Sementara kelompok kedua dikarenakan mereka menyatakan bersikap netral. Oleh karenanya,  melanggar hak mereka adalah berseberangan dengan keadilan dan kesatriaan.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Perjanjian politik atau militer yang dilakukan harus dihormati, sekalipun itu dengan orang kafir.

2.  Jihad dan perjuangan dalam Islam bukan untuk membalas dendam atau mendominasi. Oleh karenanya tidak seorangpun berhak melanggar hak orang lain.

 

Ayat ke 91

Artinya:

Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari pada kamu dan aman (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), merekapun terjun kedalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh) mereka.  (4: 91)

Sejumlah warga Mekah setiap kali mendatangi Rasulullah Saw selalu berpura-pura menunjukkan dirinya sebagai orang Islam. Namun, ketika mereka kembali ke Mekah, mereka menyembah berhala dan mengikuti orang-orang kafir agar terhindar dari gangguan orang-orang kafir. Dengan cara ini, mereka mendapat keuntungan dari dua kelompok dan selamat juga dari ancamannya. Kecenderungan hati mereka lebih kepada kaum Kafir dan bahkan mengikuti makar kaum Kafir terhadap kaum Muslimin.

Kemudian ayat ini diturunkan yang menyatakan bahwa kelompok ini harus ditindak tegas. Karena orang-orang ini merupakan pasukan musuh yang menyusup di front Muslim dan ancaman mereka lebih besar dari orang-orang kafir yang jelas-jelas menyatakan perang. Kelompok ini bukanlah kelompok yang diperintahkan agar kaum Muslimin berdamai dengan mereka. Mereka ini licik dan suka berbuat makar dan tidak bersikap netral dalam perang. Bahkan  mereka inilah yang mengobarkan api peperangan. Oleh karenanya, hukuman yang dijatuhkan atas mereka berbeda dengan hukuman terhadap orang lain. Setiap kali umat Islam menemukan orang yang seperti ini, maka harus ditawan dan bila mereka melakukan perlawanan, maka harus dibunuh.

Dari ayat tadi terdapat  dua  pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Umat Islam harus mengetahui berbagai  model  musuhnya dan menyikapi mereka sesuai dengan sikapnya.

2.  Mereka yang bermaksud menggulingkan pemerintah Islam harus ditindak dengan tegas.

3.  Tanda orang munafik adalah mereka hanya mencari kesejahteraan dan kesenangan hidup, sama sekali tidak ada upaya untuk menjaga keimanan dan akidah. (IRIB Indonesia)

Read 5039 times