Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 91-93

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 91

Artinya:

Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.(6: 91)

Sekelompok orang Yahudi, meski percaya bahwa Allah telah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa as, tetapi kepada Nabi Muhammad Saw mereka ingkar dan mengatakan, "Tidak mungkin Tuhan menurunkan wahyu kepada manusia dan memberinya kitab." Al-Quran menjawab kata-kata mereka ini dengan mengatakan, bagaimana kalian percaya bahwa kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa, tetapi menolak diturunkannya al-Quran kepada Nabi Muhammad. Apa yang kalian miliki berasal dari Taurat, sementara agama yang kalian dan nenek moyang kalian yakini juga berasal dari Taurat. Meskipun kalian tidak jarang menutup-nutupi ajaran Taurat yang tidak menguntungkan kalian. Tetapi bagaimanapun juga kalian tetap mengakui bahwa Taurat adalah kitab yang diturunkan oleh Allah.

Bagian akhir ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw,wahai Rasul, berilah mereka jawaban, tetapi jangan engkau berputus asa jika mereka tidak beriman dan bertawakal kepada Tuhan. Tuhan sudah mencukupi buatmu dan biarkanlah para pengingkar itu tenggelam dalam kesesatan mereka.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Ingkar terhadap para nabi pada hakikatnya ialah pengingkaran terhadap nikmat Ilahi karena nubuwah berlandaskan kepada rahmat dan hikmah Tuhan.

2. Tanggung jawab para nabi adalah memberikan petunjuk kepada umat dan menyampaikan seruan Ilahi, bukan memaksa mereka untuk menerimanya. Orang yang tidak ingin menerimanya harus ditinggalkan.

 

Ayat ke 92

Artinya:

Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.(6: 92)

Menyusul ayat sebelumnya mengenai keingkaran orang-orang Yahudi terhadap Rasul, ayat ini mengatakan, meskipun kalian ahli Taurat, tidak menerima al-Quran, tetapi al-Quran tidak menolak Taurat. Al-Quran malah menyebut Taurat sebagai kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Musa as. Selanjutnya ayat berkata kepada Nabi Muhammad Saw, al-Quran telah diturunkan untukmu supaya pada peringkat pertama engkau akan dapat membimbing masyarakat Mekah dan kemudian masyarakat lain. Tetapi ketahuilah tidak semua manusia akan beriman kepadamu dan kitab yang engkau bawa. Mereka yang menerima kata-katamu ini tidak menganggap kehidupan hanya pada wujud yang terbatas di dunia dan apa yang mereka lihat dan dengar. Tetapi mereka meyakini adanya alam lain selepas dunia ini, dan kematian bukan berarti akhir dari kehidupan manusia.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.Meninggalkan agama lama tidak bermakna bahwa agama tersebut keliru. Tetapi hal itu bermakna akhir dari relevansi agama tersebut.

2. Islam dan al-Quran membenarkan semua agama dan kitab samawi yang lalu.

3. Shalat merupakan amalan yang paling jelas bagi seorang muslim yang tanpanya iman tidak akan sempurna.

 

Ayat ke 93

Artinya:

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.(6: 93)

Di sepanjang sejarah terdapat orang yang menipu dengan membuat dakwaan bahwa dirinya adalah seorang nabi dan menyebut dirinya telah mendapatkan wahyu dari Tuhan. Yang menarik ialah sebagian para pengaku nabi itu muncul pada zaman Nabi Muhammad Saw. Salah seorang dari mereka bernama Abdu bin Saad yang pada mulanya adalah penulis wahyu. Akibat pengkhianatan yang dilakukannya dia diusir oleh Nabi. Dia lantas mengumpulkan masyarakat dan berkata,"Saya juga bisa mendatangkan ayat seperti al-Quran."Seorang lagi bernama Musailamah yang pada akhir usia Nabi juga mengaku demikian tetapi tidak ada yang mempercayainya. Dalam ayat ini disebutkan,pembohongan seperti ini merupakan kezaliman yang besar kepada masyarakat. Para pendusta ini kelak di dunia akan menghadapi azab yang sulitsaat ajalnya.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Kezaliman paling besar adalah kezaliman budaya,dimana yang merupakan cikal bakal dari penyimpangan sepanjang sejarah.

2. Berhati-hatilah terhadap para penipu yang adakalanya menyebarkan kebohongan di tengah masyarakat dengan kemasan agama.

Read 3488 times