Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 137-140

Rate this item
(1 Vote)

Ayat ke 137

 

Artinya:

Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.(6: 137)

 

Sebelumnya telah disinggung mengenai salah satu keyakinan khurafat orang-orang Musyrik dalam menentukan bagian dari hasil-hasil pertanian dan peternakan mereka untuk berhala-berhala. Ayat ini juga menyinggung satu lagi dari keyakinan khurafat mereka dan mengatakan, mereka tidak saja memberikan sebagian dari harta mereka untuk berhala-berhala mereka, bahkan dalam acara-acara tertentu, mereka mengorbankan anak-anak mereka untuk berhala-berhala sesembahan mereka dan meyakininya sebagai ibadah. Al-Quranal-Karim mengatakan, "Kecintaan mereka kepada patung-patung tersebut sedemikian rupa sehingga membuat mereka memandang perbuatan keji itu sebagai perbuatan mulia dan mereka merasa bangga dengannya.Mereka menganggap patung-patung itu bisa menyukseskan pekerjaan dan perbuatan yang jelek ini menurut mereka adalah kebaikan, bahkan hal tersebut merupakan suatu yang membanggakan."

 

Lanjutan dari ayat ini menyatakan, tradisi dan adat istiadat yang salah ini telah berakibat sedikit demi sedikit, upacara Nabi Ibrahim yang lurus ini diselewengkan dan diubah menjadi ibadah yang mereka bikin-bikin. Perbuatan ini dapat menyebabkan hancurnya generasi mereka. Al-Quran berbicara kepada Nabi Muhammad Saw dengan mengatakan, mereka menyandarkan perbuatan jeleknya kepada Tuhan, serta tidak siap menerima seruan kebenaran anda. Oleh sebab itu, jangan anda bersusah-susah lebih dari ini dan biarkanlah mereka. Karena Allah sendiri tidak menghendaki orang-orang semacam mereka. Meskipun jika Allah menghendaki Dia bisa memaksa mereka untuk menuju kepada kebenaran, namun bagi Allah hal ini tidaklah perlu untuk mencegah berbagai sikap jelek mereka.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Yang lebih jelek adalah menjustifikasi dan menganggap indah dalam melakukan perbuatan dosa, bahkan ia merupakan unsur jatuh dan hancurnya manusia, sedang jalan bagi manusia untuk menerima kebenaran telah ditutup.

2. Nabi dan para penyampai risalah samawi bertanggung jawab dalam menyampaikan ajaran-ajaran Tuhan, meski tidak berhak memaksa masyarakat untuk menerima ajaran tersebut. Karena mereka tidak boleh menyandarkan pekerjaannya kepada masyarakat, sehingga mereka tidak berduli terhadap pekerjaan mereka dan bahkan tidak berharap sama sekali.

 

Ayat ke 138

 

Artinya:

Dan mereka mengatakan: "Inilah hewan ternak dan tanaman yang dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami kehendaki", menurut anggapan mereka, dan ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya dan ada binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah waktu menyembelihnya, semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan.(6: 138)

 

Sebelumnyatelah disinggung mengenai penentuan dari sebagian hasil peternakan dan pertanian yang diperuntukkan kepada patung-patung. Ayat ini juga menyinggung secara terperinci akidah dan keyakinan orang-orang Musyrik yang melenceng. Ayat ini mengatakan, sejak dari awalnya mereka telah memisahkan bagian dari sektor peternakan untuk Tuhan patung-patung mereka, serta tidak membolehkan segala bentuk penggunaan dari bagian tersebut untuk diri mereka atau yang lainnya.

 

Mereka mengharamkan meminum susu atau memakan daging binatang-binatang tersebut, tapi dibolehkan bagi orang-orang yang merawat patung-patung tersebut. Menunggangi binatang-bnatang yang menjadi bagian dari milik patung-patung juga hukumnya haram, bahkan terhadap binatang yang disembelih tanpa menyebutkan nama Tuhan, juga nama tuhan patung-patung mereka harus disebut diwaktu menyembelih binatang.

 

Al-Quranal-Karim mengatakan,terhadap semua pemikiran dan sepak tejang yang jahat dan jelek ini, lebih jelek lagi adalah mentradisikan penyimpangan dan penyelewengan dengan mengatas namakan agama, kemudian hukum-hukum ini disandarkan kepada Tuhan. Sementara Allah Swt akan memberikan balasan siksa terhadap segala bentuk perbuatan dan penyandaran tersebut.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Pemberantasan terhadap segala bentuk penyelewengan dan penyimpangan, khususnya terhadap perbuatan yang mengatas namakan agama merupakan salah satu dari tujuan utama diutusnya para nabi as.

2. Tidak hanya menghalalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah, bahkan mengharamkan hal-hal yang telah dihalalkan oleh Tuhan merupakan sejenis bidah dan mengada-ada terhadap Allah Swt.

 

Ayat ke 139-140

 

Artinya:

Dan mereka mengatakan: "Apa yang ada dalam perut binatang ternak ini adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami," dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.(6: 139)

 

Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezeki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (6: 140)

 

Ayat-ayat ini juga menyinggung satu lagi dari hukum-hukum yang melenceng dan menyimpang yang sebenarnya merupakan tindakan rasialis pada periode-periode Jahiliyah. Dua ayat ini mengatakan, mereka tidak saja memiliki berbagai keyakinan yang menyimpangkan mengenai binatang ternak yang telah mereka nazarkan untuk patung-patung, tetapi bahkan terhadap janin yang masih berada di dalam perut binatang-binatang tersebut. Mereka mengatakan bahwa janin tersebut yang masih hidup hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki mereka, sedang bila telah mati dibagi untuk kaum laki-laki dan perempuan mereka. Padahal binatang yang sudah menjadi bangkai di dunia tidak bisa dimanfaatkan sama sekali. Dagingnya biasanya sudah rusak, busuk dan mendatangkan bahaya dan penyakit.

 

Di akhir ayat ini juga disinggung dan dibahas sekali lagi mengenai masalah menanam anak-anak perempuan. Dikatakan bahwa sungguh mereka itu tersesat dan bodoh. Pekerjaan yang mereka lakukan merupakan pekerjaan yang sangat jelek yaitu membunuh dan menanam hidup-hidup anak-anak perempuan mereka. Padahal anak merupakan nikmat dan karunia Allah yang harus disyukuri, tetapi mereka mengabaikan dan tidak melakukannya dengan baik, sebagaimana yang disebutkan dalam ajaran-ajaran agama samawi. Nabi Muhammad Saw justru diutus pada lingkungan dan masyarakat yang memiliki pemikiran semacam ini. Karena itu dengan mengerahkan tenaga dan kemampuan beliau Saw untuk dapat menyiapkan lahan yang kondusif untuk mengembangkan engertian dan pemikiran mereka.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Segala bentuk diskriminasi terhadap anak perempuan atas anak lelaki yang merupakan anugerah dan nikmat Allah Swt merupakan perkara jahiliah dan hal itu tertolak.

2. Kita harus bisa menjaga dan waspada agar jangan terjerumus kedalam perbuatan bidah dan berbagai penyelewengan dengan menyandarkannyakepada agama.Karena itu bila tanpa ilmu pengetahuan dan hikmah Allah, maka hal itu tidak akan bisa berjalan dengan baik dan akan mendapatkan siksaan Allah.

3. Kerugian yang sebenarnya adalah kebodohan dan ketidaktahuan dengan melakukan suatu perbuatan yang tidak rasionil, bukan karena kehilangan harta dan kekayaan.

Read 4073 times