
کمالوندی
Partisipasi Heroik Rakyat Iran di Hari Quds Sedunia
Warga Iran yang tengah berpuasa turut berpartisipasi bersama-sama dengan umat Islam dan pecinta kebebasan di dunia melakukan pawai di Hari Quds Sedunia untuk menyatakan solidaritas dengan rakyat tertindas Palestina dan Gaza, sekaligus mengutuk kejahatan Zionis Israel dan bungkamnya masyarakat internasional. Pawai akbar Hari Quds Sedunia dihadiri jutaan warga Iran di Tehran dan lebih dari 770 kota di Iran di akhir hari Jumat bulan Ramadhan, sehingga dunia kembali menyaksikan kebangkitan umat Islam di Iran yang anti arogansi internasional dan rezim penjajah Palestina.
 
Puncak kejahatan rezim Zionis di Gaza dan pembataian warga sipil Palestina di hari-hari terakhir membuat semua kelompok, organisasi dan seluruh lapisan masyarakat turut berpartisipasi dalam pawai akbar ini. Hassan Rouhani, Presiden Republik Islam Iran di tengah-tengah warga yang melakukan unjuk rasa ini menilai Hari Quds Sedunia tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Presiden Rouhani menilai aksi-aksi kejahatan Zionis Israel sebagai konspirasi anti kemanusiaan dan genosida. Menurut Rouhani, seluruh dunia Islam harus mengetahui bahwa mereka harus bersatu dan menjadikan hari ini sebagai hari kemarahan, kebencian, persatuan dan perlawanan terhadap Israel.
 
Presiden Republik Islam Iran menjelaskan bahwa al-Quds dari sisi agama dan politik baik regional maupun internasional bagi rakyar Iran sangat penting. Dikatakannya, kehadiran rakyat Iran di Hari Quds Sedunia pada dasarnya untuk melaksanakan perintah Imam Khomeini ra, sekaligus menyatakan kepada dunia bahwa masjid al-Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam dan Palestina adalah tanah air suci bagi umat Islam. Dengan demikian, tanah air dan terusirnya bangsa Palestina tidak akan pernah dilupakan.
 
Ayatullah Sadegh Amoli Larijani, Ketua Mahkamah Agung Iran yang turut hadir dalam pawai akbar Hari Quds Sedunia menekankan kewajiban masyarakat internasional terkait kejahatan rezim Zionis Israel. Dalam pidatonya Ayatullah Amoli Larijani mengatakan, kejahatan Zionis Israel menunjukkan kemunafikan negara-negara seperti Amerika dan sebagian negara-negara Eropa. Hal ini juga membuktikan mereka menjadi bagian dari kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Zionis Israel.
 
Sementara itu, Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran yang ikut hadir mengatakan, kejahatan terbaru rezim Zionis Israel semestinya tidak menyisakan keraguan bagi masyarakat internasional untuk mereaksinya. Dengan demikian, organisasi-organisasi internasional dengan kebungkamannya telah menghancurkan citranya sendiri. Menlu Zarif menambahkan, organisasi-organisasi internasional harus menyikapi rezim Zionis atas kejahatan perang dan kejahatan anti kemanusiaannya.
 
Para peserta pawai akbar Hari Quds Sedunia juga mengeluarkan deklarasi yagn menuntut masyarakat internasional HAM, negara-negara OKI dan seluruh organisasi internasional untuk tidak lagi mengeluarkan pernyataan sikap biasa-biasa saja, tapi harus mengutuk dan menyeret para pemimpin rezim penjajah Palestina sebagai penjahat perang.
 
Ditekankan juga bahwa kejahatan luar biasa rezim Zionis Israel di Gaza merupakan kejahatan perang dan genosida. Oleh karenanya, bangsa Iran menilai persatuan faksi-faksi Palestina dalam menghadapi rezim Zionis merupakan variabel paling penting untuk meraih cita-cita pembebasan al-Quds dan mengusir para penjajah Zionis dari tanah air Palestina.
Mengapa Mereka Dilarang Berlebaran di Kampungnya?
Setelah dua tahun di pengungsian, nasib para pengungsi Syiah tidak berubah. Bahkan, harapan mereka untuk  berlebaran tahun ini di kampung halaman pupus sudah.
 
Koordinator pengungsi Syiah Sampang, Ikli Al Milal mengirimkan pesan kepada YLBHU yang berisi larangan dari pemerintah daerah Jatim kepada pengungsi Rusunawa untuk pulang ke kampung halamannya.
 
"Posko BPBD provinsi Jawa Timur tidak memberikan ijin kepada warga pengungsi pulang ke Sampang untuk merayakan hari raya Idul Fitri demi keamanan.Terima kasih," tulis sebuah edaran pengumuman yang dikeluarkan petugas posko BPBD Provinsi Jatim, seperti dikirim Iklil.
 
Hingar bingar pesta demokrasi sudah usai, tapi politik dan hidup sehari-hari tetap sama. Nasib pengungsi Sampang hanya catatan kaki dari begitu banyak persoalan ketertindasan publik dan ketidakbecusan politik menyelematkan hidup bersama.
 
Pesta demokrasi sudah usai, debat capres soal hukum dan HAM semakin maju dan nyata. Banyak kebajikan ditawarkan capres kepada publik. Presiden SBY pun terlihat semakin arif dan banyak mengingatkan para capres tentang kepentingan rakyat menjelang masa lengsernya. Tapi dalam dunia yang lebih nyata orang tertindas tetap saja jadi tontonan seperti nasib pengungsi Syiah Sampang.
 
Pengungsi Syiah Sampang sudah mengungsi dan terusir dari kampungnya sejak Agustus 2012. Artinya hampir genap dua tahun lamanya mereka terusir dan menjadi pengungsi. Di GOR Sampang dan kini di Rusunawa, Jemundo, Sidoarjo.
 
Menurut Hertasning Ichlas selaku koordinator YLBHU, sejumlah inisiatif bagus dari masyarakat untuk memulihkan konflik sudah dilakukan. Rakyat dengan rakyat sudah berdamai bahkan mengikatkan diri dalam skema "perdamaian rakyat".
Tak cukup hanya itu, kolaborasi parapihak menawarkan resolusi konflik dengan program bedah rumah dan program orientasi pengungsi dalam asuhan Kiai Noer Iskandar SQ sudah disepakati para kiai, pengungsi dan warga di kampung.
 
"Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Kiai Noer Iskandar SQ, sejumlah kiai kunci dan pihak pendamping pengungsi sudah bersepakat dan mengikatkan diri dalam tanda tangan. Inilah salah satu terobosan paling krusial dari parapihak memunculkan resolusi konflik berbasis hak, power dan kepentingan, ujar Hertasning seperti dilansir situs ABI.
 
Tapi, ketika harus melewati otoritas Gubernur Soekarwo dan Presiden SBY, keduanya mengelak dan menepis setiap inisiatif seperti tak juga ingin menyelesaikan masalah kemanusiaan yang menjadi pekerjaan rumahnya.
 
Pengungsi secara pasti benar-benar mengalami relokasi tanpa harus disebut sebagai relokasi. Damai dan keinginan rukun warga di kampung kalah oleh keinginan pemerintah yang selalu menganggap dan mengatakan kondisi masih tidak aman dan karenanya pengungsi berkali-kali dilarang kembali ke kampungnya.
 
Kita tidak pernah tahu persis bagaimana, kapan dan dengan cara apa sebenarnya pemerintah berusaha menyelesaikan masalah dan menciptakan kondisi aman. Apa sebenarnya rencana pemerintah untuk mengembalikan pengungsi ke kampung halamannya agar kembali hidup rukun bersama warga yang juga kerabat mereka, dan jelas-jelas merindukan kepulangan mereka.
 
Jika pemerintah sebenarnya tak tahu dan tak bisa menyelesaikan masalah, atas dasar moral apa pemerintah melarang dan tak menggubris setiap inisiatif masyarakat sipil, pengungsi, dan warga kampung untuk mencoba menyelesaikan masalah mereka sendiri? Apakah karena penderitaan 300-an warga pengungsi Syiah hanya statistik dari sebuah kaum minoritas yang tersesat?
 
Padahal hingga kini tudingan sesat itu tidak pernah terbukti.Hasil penelitian Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama baru-baru ini menyatakan tidak ada yang salah dengan paham Syiah yang dianut warga Sampang, Madura. Menurut Peneliti Balitbang Kementerian Agama Wahid Sugiarto, hal ini juga sesuai dengan Deklarasi Amman yang menyatakan ajaran Syiah sah.
 
Dari hasil penelitian tersebut, kata Wahid, Balitbang mengeluarkan rekomendasi agar warga Syiah Sampang bisa diterima. Selain itu, rekomendasi juga menyatakan perlu adanya proses penyadaran bagi para ulama di Sampang untuk melaksanakan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, di antaranya sikap toleransi.
 
Lebih dari itu, negara memiliki kewajiban untuk melindungi setiap warganya dan memperlakukan mereka sama di hadapan hukum. Jadi apa lagi alasan mereka dilarang pulang ke kampung halamannya sendiri di saat upaya rekonsiliasi sudah dilakukan berbagai pihak dan sebagian besar masyarakat menerimanya. Apakah negara lebih memilih mendengarkan suara segelintir kaum intoleran ?
Israel Sengaja Gunakan Peluru Tajam di Tepi Barat
Militer rezim Zionis Israel sengaja menggunakan peluru tajam dalam menghadapi protes di Tepi Barat, Palestina.
 
Kantor berita Maan, yang dekat dengan otoritas Palestina di Ramallah, Sabtu (26/7) mengutip para dokter dan pakar politik, melaporkan bahwa tentara Israel sejak pecahnya protes di Tepi Barat untuk menentang kejahatan di Gaza hanya menggunakan peluru tajam untuk membunuh dan melukai warga Palestina.
 
Menurut laporan Maan, penggunaan peluru tajam oleh Israel bertujuan untuk menciptakan cacat permanen bagi pemuda Palestina di wilayah itu sehingga mereka tidak bisa lagi turun ke jalan-jalan.
 
"Tentara Israel sebelumnya juga menggunakan peluru plastik di Tepi Barat dan tujuan penggunaan peluru tajam sejak agresi ke Gaza adalah untuk mengurangi jumlah pemuda Palestina, yang memprotes kebijakan dan kejahatan Zionis," tambahnya.
 
Militer Israel pada hari Jumat menggugurkan tujuh pemuda Palestina di utara dan selatan Tepi Barat dan juga melukai puluhan lainnya dengan tembakan peluru tajam.
Obama: Imigran Ilegal akan Dipulangkan
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan kepada para pemimpin Amerika Tengah, Jumat (25/7) bahwa mereka memikul tanggung jawab untuk menghentikan aliran imigran ilegal di perbatasan selatan Amerika, yang mencakup ribuan anak tanpa pendamping.
 
Sebagaimana dilaporkan Press TV, Sabtu, Obama dalam pertemuannya dengan presiden Guatemala, Honduras dan El Salvador di Gedung Putih, mengklaim bahwa AS mencintai anak-anak terutama anak-anak imigran, tapi mereka yang tidak memiliki alasan yang tepat untuk tinggal di Amerika akan ditolak dan mereka akan dikirim kembali ke negara asal mereka.
 
Dia menuturkan bahwa kasus imigran ilegal anak-anak telah menjadi tantangan yang memprihatinkan. "Masalah pengendalian anak-anak tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab bersama negara-negara Amerika Tengah," tegas Obama.
 
Lonjakan arus imigran ilegal membuat dinas-dinas terkait di AS tidak lagi memiliki kapasitas yang cukup untuk menangani semua kasus. Masalah ini memunculkan tekanan baru bagi Obama dan Kongres untuk mereformasi undang-undang imigrasi.
 
Sepanjang sembilan bulan lalu saja, lebih dari 57 ribu anak telah ditangkap di dekat perbatasan AS dan Meksiko, khususnya di Texas. Angka ini dua kali lipat lebih besar dibanding tahun 2013.
 
Para pejabat AS menghadapi banyak kendala untuk menampung gelombang baru anak-anak imigran.
Keabsahan Presiden Terpilih Tunggu Putusan MK
Pengamat hukum tata negara, Margarito mengatakan, keabsahan presiden dan wakil presiden terpilih masih akan ditentukan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) karena adanya pasangan calon yang mengajukan gugatan ke lembaga tersebut.
 
Meski KPU telah menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pasangan yang memenangkan Pemilihan Presiden 9 Juli 2014, namun kata Margarito kepada pers di Jakarta, Jumat, capres-cawapres tersebut baru bisa dinilai sah, apabila MK telah memutuskan sidang perselisihan hasil pilpres dan menyatakan Jokowi-JK yang menang.
 
Menurut dia, jika keputusan MK lain, yaitu memenangkan Prabowo-Hatta karena ditemukan bukti yang menguatkan, maka apapun yang diputuskan MK menjadi sah.
 
"Jadi, menurut saya, apa yang ditetapkan KPU itu sah, tapi belum final sebab pasangan Prabowo-Hatta mengajukan gugatan ke MK dengan membawa sejumlah bukti tentang kecurangan pelaksanana pilpres dan lain-lain. Kita tunggu saja putusan akhir MK," katanya.
 
Dengan pengajuan gugatan yang akan diajukan pasangan Prabowo-Hatta ke MK, kata Margarito, bisa dikatakan bahwa pasangan Jokowi-JK adalah presiden dan capres terpilih sementara. Karena bisa saja hal itu berubah, jika bukti-bukti kecurangan yang diajukan pasangan Prabowo-Hatta sangat kuat dan MK dalam putusannnya memenangkan Prabowo-Hatta.
 
"Dalam situasi seperti ini, segalanya bisa mungkin," katanya.
 
Margarito mengingatkan seluruh masyarakat bahwa putusan MK itu final dan mengikat. Jika MK sudah memutuskan soal perselisihan hasil pilpres ini, maka semua pihak harus menerima dengan lapang dada, karena itulah mekanisme dan prosedur yang diatur dalam UU.
 
Seperti dikemukakan Anggota tim hukum Koalisi Merah Putih, Mahendradatta bahwa pasangan Prabowo-Hatta akan mengajukan permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ke MK pada Jumat (25/7).
 
Sementara itu, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M Taufik mengatakan, gugatan ke MK sangat penting mengingat pasangan Prabowo-Hatta banyak dirugikan karena kecurangan yang dibiarkan oleh KPU.
Asosiasi Pilot Jerman masih Takut Terbang ke Israel
Asosiasi Pilot Jerman memprotes keputusan untuk memulai kembali penerbangan maskapai Lufthansa ke wilayah Palestina pendudukan mulai hari Sabtu (26/7).
 
Juru bicara Asosiasi Pilot Jerman, Jorg Handwerg mengkritik langkah Lufthansa, dan mengatakan, "Keputusan itu tidak dapat dimengerti dari aspek keamanan, karena menurut informasi belum ada perubahan tentang ancaman yang ada di kawasan."
 
Menurut Handwerg, maskapai penerbangan Lufthansa mungkin berada di bawah tekanan Israel sehingga memutuskan memulai kembali penerbangan mereka ke kawasan atau mungkin karena perusahaan lebih memprioritaskan kepentingannya.
 
Operator penerbangan Jerman, Lufthansa dan Air Berlin sejak Selasa lalu, menghentikan layanan mereka ke Israel setelah sebuah roket jatuh di dekat bandara Ben Gurion, Tel Aviv.
 
Kedua maskapai itu mengumumkan bahwa penerbangan mereka akan dibuka kembali mulai hari Sabtu.
 
Para pejuang Palestina menargetkan tempat-tempat sensitif di Israel, termasuk bandara internasional Ben Gurion sebagai balasan atas serangan brutal rezim Zionis ke Jalur Gaza.
Ramadhan, Musim Semi Munajat (Bagian 25)
Keyakinan akan Ma'ad atau Hari Kebangkitanmerupakan bagian dari Usuluddin Islam. Banyak ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kematian dan Ma'ad serta mengingatkan manusia akan keduanya. Sejatinya, ada lebih dari dua pertiga ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang kematian dan kiamat. Lalu pertanyaannya, apa makna di balik semua peringatan tentang kematian dan kiamat? Imam Ali as menjawab pertanyaan ini dengan ucapannya, "Sebelum badan kalian keluar dari dunia, hati kalian telah terlebih dahulu keluar. Karena kalian diciptakan untuk akhirat dan berada di dunia untuk diuji..."
 
Menurut Rasulullah Saw, mengingat mati punya peran konstruktif dalam kehidupan manusia. Ketika ada yang bertanya kepada beliau tentang siapa yang paling cerdas, beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat kematian dan lebih siap menghadapinya." Lalai dari mati membuat dunia tampak begitu berharga di mata manusia, sehingga akalnya tidak lagi dapat memahami hakikat dan kebenaran. Manusia yang lalai akan berusaha keras untuk meraih keinginan hawa nafsu dan duniawinya. Mengingat mati akan membebaskan manusia dari sikap lalai dan menjadikannya menyadari akan hakikat penting tentang manusia itu sendiri.
 
Tentu saja mengingat mati tidak boleh diartikan manusia telah kehilangan kegairahan dan aktivitasnya di dunia. Jangan sampai mengambil kesimpulan seperti ini dari ayat dan riwayat yang berbicara tentang mati. Bahkan melihat fenomena kematian lebih logis membuat perbuatan kita lebih terarah dan benar, sehingga bukan saja kita tidak lemah melakukan aktivitas kehidupan, yang terjadi ada semangat yang lebih besar untuk melakukannya. Para Imam Maksum as dan ulama senantiasa mengingat mati dan menyiapkan dirinya, tapi pada saat yang sama mereka menunjukkan kerja keras dan melakukan aktivitasnya dengan penuh semangat.
 
Pria itu duduk di dekatku. Kondisinya agak aneh. Ia berkata, "Aku punya satu pertanyaan dan jawabannya sangat penting buatku." Saya menjawab, "Sudah tentu, bila saya mengetahui jawabannya, dengan senang hati saya akan membantumu." Ia berkata, "Saya akan pergi." "Apa maksudnya," tanyaku. Ia berkata, "Saya akan mati." "Berapa dokter yang telah engkau datangi? tanyaku. Ia menjawab, "Semua dokter mengatakan tidak ada obat yang dapat menyembuhkanku."
 
Saya kemudian berkata kepadanya, "Allah sangat pemurah. Insya Allah engkau akan diberikan kesembuhan." Mendengar ucapanku, ia memandangku dengan penuh takjub dan berkata, "Apakah bila engkau mati berarti Allah tidak pemurah?" Saya baru menyadari pria itu cukup cerdas dan tidak bisa berbicara apa adanya. Akhirnya saya berkata, "Engkau benar, sekarang apa pertanyaanmu?" Ia kemudian mulai bercerita:
 
"Sejak mengetahui pasti mati, aku sangat sedih dan hanya berdiam diri di rumah. Sehari-hari pekerjaanku adalah menyendiri di kamar dan berkeluh kesah, sehingga suatu hari aku berkata kepada diriku sendiri, ÔÇÿSampai kapan engkau ingin menanti kematian?' Akhirnya, suatu hari di pagi hari aku keluar dari rumah dan mulai bekerja seperti orang lain, hanya saja ada perbedaan mendasar antaraaku dan orang lain. Karena saya pasti mati, sementara orang lain tidak demikian. Saya semakin pengasih dan perilaku orang yang ingin menggangguku sudah tidak kupikirkan lagi.
 
Beberapa kali mereka sengaja menipuku, tapi aku berkata kepada diriku sendiri, ÔÇÿBiarkan mereka bergembira dengan menipuku, karena saya sudah pasti akan meninggalkan dunia ini dan mereka akan tetap hidup di dunia. Sekarang saya bekerja, tapi sudah tidak ada rasa ketamakan. Aku hidup bersama masyarakat, tapi tidak berbuat zalim kepada mereka, bahkan aku mencintai mereka. Melihat sepasang pengantin menikah, hatiku senang dan berdoa agar mereka bahagia. Bertemu orang miskin, aku langsung membantunya. Aku seperti orang tua yang berharap kebahagiaan semua orang. Masalah mati membuatku menjadi orang baik dan pengasih. Pertanyaannya, saya menjadi baik karena masalah kematian dan Allah menerima kebaikanku ini?"
 
Saya menjawab, "Seperti yang saya ketahui, manusia memiliki kesempatan hingga kematian menjemputnya dan manusia menjadi baik membuatnya mulia di sisi Allah." Mendengar jawabanku ia terlihat gembira. Ia mengucapkan terima kasih dan perlahan-lahan meninggalkanku. Sebelum menjauh, saya menyempatkan diri bertanya kepadanya, "Oh iya, engkau belum mengatakan berapa waktu lagi akan meninggal?" Ia menjawab, "Tidak pasti, antara satu hingga ribuan hari lagi!!!"
 
Saya lalu menghitung sendiri dan melihat kondisiku sebenarnya tidak berbeda dengannya. Dengan penuh takjub saya bertanya lagi, "Lalu apa sakitmu?" Ia menjawab, "Aku tidak sakit!" Saya berkata, "Lalu apa?" Ia menjawab, "Aku mengetahui bahwa kematian merupakan keniscayaan. Oleh karena itu aku pergi ke dokter dan berkata, ÔÇÿApakah engkau dapat berbuat sesuatu agar aku tidak mati?' Mereka menjawab, ÔÇÿTidak ada.' Akhirnya aku tahu semua akan pergi ke dunia lain dan tidak abadi di dunia ini." Setelah itu ia tersenyum dan pergi. Saya kemudianteringat ayat al-Quran, "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (QS. an-Nisa: 78)
 
Memperhatikan munajat wali Allah dan apa yang mereka pinta memunculkan motivasi pada diri manusia untuk memohon kepada Allah seperti yang mereka lakukan. Biasanya, saat berdoa kepada Allah, kita meminta sesuatu yang diketahui nilainya dan selama kita tidak mengetahuinya, kita tidak memohonkannya dari Allah. Tapi ketika kita memperhatikan doa yang dipanjatkan wali Allah, kita lalu memahami banyak hal penting dan bernilai yang terlupakan selama ini. Munajat Arifin Imam Zainal Abidin termasuk doa yang mengingatkan kita bagaimana memohon kepada Allah dan apa saja yang kita pinta.
 
Imam Zainal Abidin as atau Imam Sajjad as di akhir munajat indah ini mengatakan, "Ilahi, betapa nikmatnya Engkau mengilhamkan pemikiran yang senantiasa mengingat-Mu. Betapa manisnya pemikiran yang bergerak menuju-Mu. Betapa enaknya rasa berteman dengan-Mu dan betapa manisnya minuman kedekatan-Mu! Oleh karenanya, wahai Allah jangan usir kami dari sisi-Mu dan beri kami tempat perlindungan. Wahai pemberi dengan kebenaran rahmat dan kebaikan! Wahai Maha Pengasih dari segala kasih!"
 
Imam Sajjad as menyebut ingat kepada Allah sebagai kenikmatan tertinggi. Bayangkan seorang pecinta dengan seluruh wujudnya mencintai sesuatu yang dicintainya dan senantiasa mengingatnya dalam pikiran. Tapi ketika ada satu masalah yang menimpa manusia, dengan segera ia akan melupakan yang dicintainya. Dalam kondisi yang demikian, yang dicinta berusaha agar pecinta kembali memperhatikannya. Isyarat yang disampaikan oleh yang dicinta bagi pecinta sangat nikmat. Sekarang bila seseorang menjadikan Allah sebagai yang dicintainya, maka tidak ada kenikmatan yang lebih dari isyarat dan ilham-Nya agar orang itu menyebut dan mengingat-Nya.
 
Dalam ayat 143 surat al-A'raf disebutkan bahwa Nabi Musa as meminta kepada Allah agar dapat melihat-Nya. Sebagai jawabannya, Allah berfirman, "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap tidak di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."
 
Bila dalam munajat ada ucapan tentang penyaksian Allah, maka yang dimaksud adalah penyaksian manifestasi-Nya, bukan melihat Allah itu sendiri. Tapi untuk dapat menyaksikan manifestasi ilahi, seseorang harus berada dalam maqam yang tinggi dan tidak semua orang dapat meraihnya. Mereka yang mendapat taufik seperti ini dari Allah sangat menghargai nikmat ini dan senantiasa bersyukur kepada-Nya. Mereka berusaha untuk tetap berada dalam nikmat ini dengan mengingat-Nya. Sama seperti cinta antara dua manusia akan membuat kehidupan pencinta menjadi bergairah, mengingat Allah, selain menciptakan kesegaran dan kegairahan, jiwa manusia akan menjadi manifestasi lain dari Allah.
Ramadhan, Musim Semi Munajat (Bagian 25)
Keyakinan akan Ma'ad atau Hari Kebangkitanmerupakan bagian dari Usuluddin Islam. Banyak ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kematian dan Ma'ad serta mengingatkan manusia akan keduanya. Sejatinya, ada lebih dari dua pertiga ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang kematian dan kiamat. Lalu pertanyaannya, apa makna di balik semua peringatan tentang kematian dan kiamat? Imam Ali as menjawab pertanyaan ini dengan ucapannya, "Sebelum badan kalian keluar dari dunia, hati kalian telah terlebih dahulu keluar. Karena kalian diciptakan untuk akhirat dan berada di dunia untuk diuji..."
 
Menurut Rasulullah Saw, mengingat mati punya peran konstruktif dalam kehidupan manusia. Ketika ada yang bertanya kepada beliau tentang siapa yang paling cerdas, beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat kematian dan lebih siap menghadapinya." Lalai dari mati membuat dunia tampak begitu berharga di mata manusia, sehingga akalnya tidak lagi dapat memahami hakikat dan kebenaran. Manusia yang lalai akan berusaha keras untuk meraih keinginan hawa nafsu dan duniawinya. Mengingat mati akan membebaskan manusia dari sikap lalai dan menjadikannya menyadari akan hakikat penting tentang manusia itu sendiri.
 
Tentu saja mengingat mati tidak boleh diartikan manusia telah kehilangan kegairahan dan aktivitasnya di dunia. Jangan sampai mengambil kesimpulan seperti ini dari ayat dan riwayat yang berbicara tentang mati. Bahkan melihat fenomena kematian lebih logis membuat perbuatan kita lebih terarah dan benar, sehingga bukan saja kita tidak lemah melakukan aktivitas kehidupan, yang terjadi ada semangat yang lebih besar untuk melakukannya. Para Imam Maksum as dan ulama senantiasa mengingat mati dan menyiapkan dirinya, tapi pada saat yang sama mereka menunjukkan kerja keras dan melakukan aktivitasnya dengan penuh semangat.
 
Pria itu duduk di dekatku. Kondisinya agak aneh. Ia berkata, "Aku punya satu pertanyaan dan jawabannya sangat penting buatku." Saya menjawab, "Sudah tentu, bila saya mengetahui jawabannya, dengan senang hati saya akan membantumu." Ia berkata, "Saya akan pergi." "Apa maksudnya," tanyaku. Ia berkata, "Saya akan mati." "Berapa dokter yang telah engkau datangi? tanyaku. Ia menjawab, "Semua dokter mengatakan tidak ada obat yang dapat menyembuhkanku."
 
Saya kemudian berkata kepadanya, "Allah sangat pemurah. Insya Allah engkau akan diberikan kesembuhan." Mendengar ucapanku, ia memandangku dengan penuh takjub dan berkata, "Apakah bila engkau mati berarti Allah tidak pemurah?" Saya baru menyadari pria itu cukup cerdas dan tidak bisa berbicara apa adanya. Akhirnya saya berkata, "Engkau benar, sekarang apa pertanyaanmu?" Ia kemudian mulai bercerita:
 
"Sejak mengetahui pasti mati, aku sangat sedih dan hanya berdiam diri di rumah. Sehari-hari pekerjaanku adalah menyendiri di kamar dan berkeluh kesah, sehingga suatu hari aku berkata kepada diriku sendiri, ÔÇÿSampai kapan engkau ingin menanti kematian?' Akhirnya, suatu hari di pagi hari aku keluar dari rumah dan mulai bekerja seperti orang lain, hanya saja ada perbedaan mendasar antaraaku dan orang lain. Karena saya pasti mati, sementara orang lain tidak demikian. Saya semakin pengasih dan perilaku orang yang ingin menggangguku sudah tidak kupikirkan lagi.
 
Beberapa kali mereka sengaja menipuku, tapi aku berkata kepada diriku sendiri, ÔÇÿBiarkan mereka bergembira dengan menipuku, karena saya sudah pasti akan meninggalkan dunia ini dan mereka akan tetap hidup di dunia. Sekarang saya bekerja, tapi sudah tidak ada rasa ketamakan. Aku hidup bersama masyarakat, tapi tidak berbuat zalim kepada mereka, bahkan aku mencintai mereka. Melihat sepasang pengantin menikah, hatiku senang dan berdoa agar mereka bahagia. Bertemu orang miskin, aku langsung membantunya. Aku seperti orang tua yang berharap kebahagiaan semua orang. Masalah mati membuatku menjadi orang baik dan pengasih. Pertanyaannya, saya menjadi baik karena masalah kematian dan Allah menerima kebaikanku ini?"
 
Saya menjawab, "Seperti yang saya ketahui, manusia memiliki kesempatan hingga kematian menjemputnya dan manusia menjadi baik membuatnya mulia di sisi Allah." Mendengar jawabanku ia terlihat gembira. Ia mengucapkan terima kasih dan perlahan-lahan meninggalkanku. Sebelum menjauh, saya menyempatkan diri bertanya kepadanya, "Oh iya, engkau belum mengatakan berapa waktu lagi akan meninggal?" Ia menjawab, "Tidak pasti, antara satu hingga ribuan hari lagi!!!"
 
Saya lalu menghitung sendiri dan melihat kondisiku sebenarnya tidak berbeda dengannya. Dengan penuh takjub saya bertanya lagi, "Lalu apa sakitmu?" Ia menjawab, "Aku tidak sakit!" Saya berkata, "Lalu apa?" Ia menjawab, "Aku mengetahui bahwa kematian merupakan keniscayaan. Oleh karena itu aku pergi ke dokter dan berkata, ÔÇÿApakah engkau dapat berbuat sesuatu agar aku tidak mati?' Mereka menjawab, ÔÇÿTidak ada.' Akhirnya aku tahu semua akan pergi ke dunia lain dan tidak abadi di dunia ini." Setelah itu ia tersenyum dan pergi. Saya kemudianteringat ayat al-Quran, "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (QS. an-Nisa: 78)
 
Memperhatikan munajat wali Allah dan apa yang mereka pinta memunculkan motivasi pada diri manusia untuk memohon kepada Allah seperti yang mereka lakukan. Biasanya, saat berdoa kepada Allah, kita meminta sesuatu yang diketahui nilainya dan selama kita tidak mengetahuinya, kita tidak memohonkannya dari Allah. Tapi ketika kita memperhatikan doa yang dipanjatkan wali Allah, kita lalu memahami banyak hal penting dan bernilai yang terlupakan selama ini. Munajat Arifin Imam Zainal Abidin termasuk doa yang mengingatkan kita bagaimana memohon kepada Allah dan apa saja yang kita pinta.
 
Imam Zainal Abidin as atau Imam Sajjad as di akhir munajat indah ini mengatakan, "Ilahi, betapa nikmatnya Engkau mengilhamkan pemikiran yang senantiasa mengingat-Mu. Betapa manisnya pemikiran yang bergerak menuju-Mu. Betapa enaknya rasa berteman dengan-Mu dan betapa manisnya minuman kedekatan-Mu! Oleh karenanya, wahai Allah jangan usir kami dari sisi-Mu dan beri kami tempat perlindungan. Wahai pemberi dengan kebenaran rahmat dan kebaikan! Wahai Maha Pengasih dari segala kasih!"
 
Imam Sajjad as menyebut ingat kepada Allah sebagai kenikmatan tertinggi. Bayangkan seorang pecinta dengan seluruh wujudnya mencintai sesuatu yang dicintainya dan senantiasa mengingatnya dalam pikiran. Tapi ketika ada satu masalah yang menimpa manusia, dengan segera ia akan melupakan yang dicintainya. Dalam kondisi yang demikian, yang dicinta berusaha agar pecinta kembali memperhatikannya. Isyarat yang disampaikan oleh yang dicinta bagi pecinta sangat nikmat. Sekarang bila seseorang menjadikan Allah sebagai yang dicintainya, maka tidak ada kenikmatan yang lebih dari isyarat dan ilham-Nya agar orang itu menyebut dan mengingat-Nya.
 
Dalam ayat 143 surat al-A'raf disebutkan bahwa Nabi Musa as meminta kepada Allah agar dapat melihat-Nya. Sebagai jawabannya, Allah berfirman, "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap tidak di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."
 
Bila dalam munajat ada ucapan tentang penyaksian Allah, maka yang dimaksud adalah penyaksian manifestasi-Nya, bukan melihat Allah itu sendiri. Tapi untuk dapat menyaksikan manifestasi ilahi, seseorang harus berada dalam maqam yang tinggi dan tidak semua orang dapat meraihnya. Mereka yang mendapat taufik seperti ini dari Allah sangat menghargai nikmat ini dan senantiasa bersyukur kepada-Nya. Mereka berusaha untuk tetap berada dalam nikmat ini dengan mengingat-Nya. Sama seperti cinta antara dua manusia akan membuat kehidupan pencinta menjadi bergairah, mengingat Allah, selain menciptakan kesegaran dan kegairahan, jiwa manusia akan menjadi manifestasi lain dari Allah.
26 Ramadhan, Muhamad khunsari Wafat
Muhamad khunsari Wafat
 
Tanggal 26 Ramadhan 1125 Hijriah, Muhammad Khunsari yang dikenal dengan Jamaluddin, salah seorang ulama besar Iran abad ke 11 dan 12 Hijriah, meninggal dunia. Dia dilahirkan dalam keluarga relijius dan pencinta ilmu, di kota Isfahan. Dia menguasai ilmu-ilmu di bidang logika, filsafat, teologi, fiqih, ushul fiqih, dan tafsir.
 
Berbekal pengetahuannnya yang luas tersebut, Jamaluddin menulis buku penjelasan atas kitab "as-Syifa" dan "al-Isyarat" karya Ibnu Sina serta kitab "Syarah Lum'ah", "al-Tahzib", dan "Mukhtasarul Ushul".
Perlawanan Bersenjata, Opsi Tunggal untuk Menghadapi Israel
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menegaskan, resistensi kuat dan bersenjata rakyat Palestina dan perluasannya hingga ke wilayah Tepi Barat adalah satu-satunya cara untuk menghadapi kebrutalan rezim Zionis Israel.
 
Hal itu disampaikan Rahbar dalam pidatonya di depan para mahasiswa dan akademisi di Tehran, ibukota Iran pada Rabu (23/7) sore. Dalam pertemuan tersebut, beliau menyinggung transformasi tragis di Jalur Gaza dan mengatakan, kejahatan luar biasa di wilayah Timur Tengah membuktikan jati diri rezim buas dan pembantai anak-anak, di mana solusi mengatasinya adalah melenyapkan rezim ilegal tersebut.
 
Ketika menyinggung musibah dan penderitaan penduduk Gaza yang tertindas, Ayatullah Khamenei menuturkan, peristiwa itu membuktikan "kebijakan kekerasan dan tangan besi" nyata rezim ilegal, di mana selama 66 tahun umurnya, rezim penjajah tersebut berulang kali melakukan kekejian di Palestina dengan angkuh dan sombong.
 
Sejak tanggal 8 Juli 2014, militer rezim Zionis melancarkan serangan brutal ke Gaza yang diblokade. Agresi itu dilakukan atas lampu hijau para pendukung rezim tersebut termasuk Amerika Serikat. Setelah dua pekan kekejian dan genosida di Gaza, para pendukung rezim Zionis masih tetap membela rezim penjajah al-Quds ini dan bahkan mereka menganggap serangan Israel ke Gaza sebagai tindakan membela diri.
 
Dukungan dan pembelaan tak tahu malu kekuatan-kekuatan arogan dunia kepada Israel yang telah menciptakan tragedi mengerikan di Gaza membuktikan kebengisan kekuatan-kekuatan hegemonik dan para pengklaim pembela Hak Asasi Manusia. Dengan dukungan kekuatan-kekuatan hegemonik dan di depan sorotan media, militer rezim Zionis membantai perempuan, anak-anak dan lansia di Gaza dengan menggunakan senjata-senjata mematikan dan bahkan beracun.
 
Mengingat tidak ada tindakan tegas terhadap kejahatan terbaru rezim Zionis di Gaza, maka misi berbagai organisasi dan lembaga internasional yang bertanggung jawab di bidang perdamaian dan keamanan internasional dan HAM menjadi dipertanyakan.
 
Kebungkaman tanpa rasa malu lembaga-lembaga internasional yang bertanggung jawab atas perdamaian dan keamanan dunia termasuk PBB dalam menyikapi transformasi di Gaza telah menyebabkan rezim Zionis semakin berani untuk melanjutkan genosida di Palestina.
 
Berbagai kekejaman Zionis di Gaza ÔÇôyang tidak mengecualikan terhadap anak-anak dan perempuan tak berdosa- telah meyakini hati setiap manusia yang menuntut kebebasan.
 
Mengingat adanya dukungan tak tahu malu dari kekuatan-kekuatan arogan dunia kepada tukang jagal Zionis dalam menciptakan kejahatan mengerikan di Gaza, maka perlawanan adalah satu-satunya cara untuk menghadapi para pembunuh biadab di abad ke-21 ini.
 
Pengalaman sejarah telah membuktikan bahwa jalur kompromi tidak mampu menjamin hak-hak dan cita-cita bangsa Palestina. Oleh karena itu, resistensi semua rakyat Palestina di berbagai wilayah termasuk di Tepi Barat adalah satu-satunya "obat" untuk mengakhiri kebuasan rezim Zionis.
 
Seperti yang telah ditegaskan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, Tepi Barat harus dipersenjatai seperti di Gaza. Perlawanan bersenjata pada perang baru yang dikobarkan oleh Israel di Gaza adalah pilihan yang efektif untuk menghadapi serangan rezim Zionis.
 
Para pejuang Muqawama untuk pertama kalinya mampu menarget kota-kota penting di Palestina pendudukan (Israel) khususnya di kota Tel Aviv dan Haifa dengan rudal dan roket. Respon telak dan konstruktif para pejuang Palestina terhadap kejahatan rezim Zionis di Gaza tersebut telah membuat para petinggi Zionis bingung dan tak berdaya.
 
Pembatalan berbagai penerbangan ke Tel Aviv dan pembangkangan tentara-tentara Israel untuk pergi ke medan tempur telah menunjukkan keefektifan perlawanan bersenjata bagi rakyat Palestina.
 
Selain itu, mengingat lembaga-lembaga internasional hanya bungkam melihat tragedi di Gaza, maka perlawanan persenjata juga perlu dilakukan di berbagai wilayah Palestina lainnya termasuk Tepi Barat untuk menghadapi serangan Israel.
 
Warga Palestina di Tepi Barat yang tidak memiliki senjata kecuali batu juga menjadi target kebrutalan Zionis. Oleh sebab itu, perlawanan bersenjata dalam hal ini adalah satu-satunya cara untuk menghadapi kebuasan Israel.