کمالوندی

کمالوندی

 

Pergerakan militer rezim Zionis Israel di perbatasan Lebanon baru-baru ini mengalami peningkatan.

Stasiun televisi Sky News, Kamis (23/7/2020) melaporkan, pergerakan militer Israel di perbatasan Lebanon mengalami peningkatan setelah Hizbullah pasca serangan Israel ke Suriah, Senin (20/7) mengumumkan gugurnya salah satu anggotanya dalam serangan tersebut.

Tahun lalu akibat serangan udara Israel ke sekitar Damaskus, Suriah yang menewaskan dua anggota Hizbullah, kendaraan militer Israel di wilayah pendudukan diledakkan Hizbullah.

 

Wakil Komandan pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat mengabarkan penarikan mundur pasukan Amerika dari Irak secara bertahap, dan penyerahan pangkalan militer Besmaya kepada angkatan bersenjata Irak dua hari mendatang.

Situs berita Irak, Al Masalah, Kamis (23/7/2020) melaporkan, Mayjend Kenneth Ekman, Wakil Komandan pasukan koalisi Amerika atau Combined Joint Task Force Operation Inherent Resolve, CJTF-OIR mengatakan, kini tidak ada lagi kekhawatiran terkait kembalinya Daesh ke Irak, dan pasukan Irak jauh lebih kuat dari Daesh.

Ekman mengabarkan sejumlah pangkalan militer Amerika sudah diserahkan kepada pasukan Irak. Menurutnya, pangkalan latihan Besmaya di dekat Baghdad, Sabtu (25/7) mendatang akan diserahkan ke pasukan Irak.

Wakil Komandan CJTF-OIR menambahkan, jumlah pasukan Amerika yang mendominasi pasukan koalisi internasional di Suriah dan Irak, secara bertahap dengan koordinasi pemerintah Irak, akan segera dikurangi.

Parlemen Irak pada 5 Januari 2020 mengesahkan draf penarikan pasukan Amerika dari negara itu. 

 

Menteri Perang rezim Zionis Israel menuduh Iran memanfaatkan kelompok perlawanan di kawasan untuk memukul Tel Aviv, dan mengatakan, Israel harus kembali ke doktrin serang langsung Iran.

Fars News (23/7/2020) melaporkan, Naftali Bennett, Rabu (22/7) malam menuduh Iran berulangkali menyerang Israel, melalui kelompok-kelompok perlawanan kawasan termasuk Hizbullah Lebanon, dan Hamas di Gaza, tapi sampai sekarang belum dibalas.
 
Situs Arutz Sheva menulis, dalam wawancara dengan i24 News, Bennett mengatakan, Israel harus kembali ke "Doktrin Gurita" atau Octopus Doctrine yang diusulkan dua tahun lalu, dan langsung berhadapan dengan Iran daripada berperang melawan kelompok-kelompok proksi negara itu di kawasan.

 

Mufti Sunni Irak Syeikh Mahdi al-Sumaidaei menekankan pengusiran pasukan pendudukan pimpinan Amerika dari negara itu.

Dikutip dari situs al-Maalomah, Syeikh Mahdi al-Sumaidaei pada Kamis (23/7/2020) mengatakan masing-masing dari perwakilan Ahlu Sunnah berkhianat kepada mazhab Sunni dan Irak jika mereka tidak mendukung pengusiran pasukan pendudukan.

Rakyat dan para politisi Irak telah lama menyuarakan penentangannya terhadap kehadiran pasukan AS di negara mereka.

Anggota parlemen Irak pada 5 Januari 2020 meloloskan sebuah resolusi tentang pengusiran pasukan AS.

Sementara itu, Wakil Komandan Pasukan Koalisi Internasional Pimpinan AS, Mayor Jenderal Kenneth Ekman mengabarkan penarikan bertahap pasukan AS dari Irak dan penyerahan pangkalan militer Besmaya kepada Angkatan Bersenjata Irak pada Sabtu depan. 

 

Anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon, Syeikh Nabil Qaouk mengatakan hari ini kubu perlawanan berada di puncak kekuatan, kemampuan, dan kesiapan.

Syeikh Qaouk dalam wawancara dengan situs al-Ahed, Kamis (23/7/2020) menambahkan musuh tidak dapat menganggap remeh kubu perlawanan.

“Letnan Jenderal Syahid Qasem Soleimani telah membagikan seluruh pengalaman jihadnya kepada pasukan perlawanan dan kami menggunakan itu untuk membela Lebanon dan mengalahkan musuh,” ungkapnya.

Komandan Pasukan Quds Iran, Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, gugur syahid dalam serangan udara yang dilancarkan pasukan teroris AS di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020. Serangan teror ini secara total menyebabkan 10 orang gugur syahid. 

 

Anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon, Syeikh Nabil Qaouk mengatakan hari ini kubu perlawanan berada di puncak kekuatan, kemampuan, dan kesiapan.

Syeikh Qaouk dalam wawancara dengan situs al-Ahed, Kamis (23/7/2020) menambahkan musuh tidak dapat menganggap remeh kubu perlawanan.

“Letnan Jenderal Syahid Qasem Soleimani telah membagikan seluruh pengalaman jihadnya kepada pasukan perlawanan dan kami menggunakan itu untuk membela Lebanon dan mengalahkan musuh,” ungkapnya.

Komandan Pasukan Quds Iran, Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, gugur syahid dalam serangan udara yang dilancarkan pasukan teroris AS di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020. Serangan teror ini secara total menyebabkan 10 orang gugur syahid. 

 

Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani menyampaikan pernyataan yang ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bahwa Iran menyiapkan pembalasan keras terhadap AS.

Ali Shamkhani di akun Twitter-nya hari Rabu (22/7/2020) menyinggung pengakuan langsung Presiden AS Donald Trump mengintruksikan aksi teror terhadap Letjen Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Mohandes.

"Orang-orang Iran dan Irak akan membalas tumpahnya darah syuhada dan mereka tidak akan beristirahat sampai para pelakunya mendapatkan balasan," tulis Shamkhani. 

Letnan Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds Korp Garada Revolusi Islam Iran (IRGC) tiba di bandara internasional Baghdad pada 3 Januari 2020 atas undangan resmi para pejabat Irak, tapi rombongannya yang didampingi Abu Mahdi al-Mohandes, Wakil Kepala Al-Hashd al-Shaabi Irak menjadi target serangan udara pasukan AS.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei, hari Selasa (21/7/2020) saat pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mostafa al-Kadhimi membahas masalah kejahatan AS terhadap para pemimpin gerakan perlawanan, terutama Syahid Solaemani, dan menekankan bahwa Republik Islam Iran tidak pernah melupaakannya, dan pasti akan membalasnya.

 

Ketua Parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf menilai aksi teror yang dilakukan AS terhadap Letjen Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran, sebagai aib besar pemerintah AS yang mencoreng wajahnya di arena internasional.

Mohammad Bagher Ghalibaf dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irak, Mostafa al-Kadimi di Tehran hari Rabu (22/7/2020) menyatakan dukungan Republik Islam Iran terhadap pemerintah dan rakyat Irak yang saat ini masih menghadapi sisa-sisa kelompok teroris Daesh. 

"Republik Islam Iran mengemban tanggungjawab untuk membantu saudara-saudara di Irak, terutama ketika negara ini menghadapi serangan kelompok teroris takfiri Daesh yang biadab," ujar ketua parlemen Irak.

Mengenai aksi teror yang dilakukan AS terhadap Syahid Qassim Soleimani di Irak, Ghalibaf menekankan perlunya mengejar kasus pembunuhan tersebut. 

"Amerika Serikat telah melanggar wilayah Irak dan membunuh orang yang selama ini meremukkan tulang terorisme. Oleh karena itu jelas ini bukan masalah kecil," tegas Ghalibaf.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak dalam pertemuan tersebut meyatakan bahwa Republik Islam Iran senantiasa mendukung rakyat dan pemerintah Irak sejak awal kemunculan kelompok teroris Daesh hinga kini. 

"Iran adalah tetangga yang penting bagi Irak, sehingga Baghdad akan terus mengembangkan hubungan dengan Tehran di berbagai bidang dari ekonomi, budaya, sosial hingga keamanan di tingkat bilateral dan internasional," jelas PM Irak.

 

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menyebut Amerika Serikat telah menjadi negara pelanggar hukum dan aturan internasional yang terus memaksakan kepentingannya terhadap negara lain.

Mohammad Javad Zarif dalam sebuah wawancara dengan Sputnik mencatat bahwa Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump telah benar-benar menjadi negara pelanggar hukum internasional. 

"Negara ini [AS] memanfaatkan beberapa kemampuannya di bidang perbankan yang mempengaruhi sistem perbankan global," ujar Zarif.

Tapi kini, tutur Zarif, komunitas internasional sedang mempertimbangkan apakah masih diperlukan untuk mengakui dominasi AS terhadap sistem perbankan dunia ataukah perlu diubah.

"Kami menyaksikan langkah-langkah yang diambil ke arah ini," tegasnya.

Ketika ditanya wartawan mengenai upaya AS untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran, menteri luar negeri Iran menjelaskan, "Amerika Serikat saat ini tidak dalam posisi untuk berbicara tentang JCPOA."

Menjelang berakhirnya embargo senjata terhadap Iran pada bulan Oktober mendatang, Amerika Serikat semakin gencar mengkampanyekan perpanjangan embargo tersebut, meskipun mendapatkan penentangan keras dari berbagai pihak

Rusia dan Cina berulangkali menyatakan oposisi mereka terhadap perpanjangan embargo senjata Iran.

 

Seorang anggota parlemen Irak menanggapi statemen Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran selama pertemuan dengan Perdana Menteri Irak, dan menilainya sebagai pesan jelas dari Republik Islam Iran ke Amerika Serikat

Mohammad al-Baldawi, wakil dari fraksi Sadequn di parlemen Irak hari Rabu (22/7/2020) mengatakan, pernyataan Ayatullah Khamenei tentang syuhada perlawanan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mengirim pesan kepada orang Amerika bahwa Iran tidak melupakan dan tidak akan melupakan kejahatan mereka.

"Ayatullah Khamenei mengingatkan Mustafa al-Kadhimi tentang insiden di bandara Baghdad dan kesyahidan para komandan gerakan perlawanan dalam melawan Daesh yang mengirimkan pesan yang jelas kepada Amerika Serikat bahwa Iran tidak pernah melupakan tindakan kriminal mereka, dan akan membalasnya dengan keras," ujar Al-Baldawi.

Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irak hari Selasa menekankan bahwa Iran akan memberikan pukulan telak bagi Amerika Serikat dalam menanggapi pembunuhan Syahid Soleimani. 

"Syahid Soleimani adalah seorang tamu di Irak dan dibunuh oleh para penjahat Amerika di tanah Irak," jelas Rahbar.

Letnan Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds IRGC tiba di Irak pada 3 Januari 2020 atas undangan resmi para pejabat Irak, tapi diserang militer AS secara pengecut hingga gugur bersama sejumlah orang lain, termasuk Abu Mahdi Al-Muhandes, wakil ketua Al Hashd Al Shaabi yang mendampinginya.