کمالوندی

کمالوندی

Sabtu, 12 September 2015 10:47

50 Teroris ISIS Lari dari Kelompok Tersebut

Lebih dari empat lusin anggota kelompok teroris Takfiri ISIS telah meninggalkan kelompok tersebut setelah pasukan pemerintah Irak yang didukung oleh para pejuang relawan dari Unit Mobilisasi Rakyat terus maju dan merebut kembali banyak daerah yang sebelumnya dikontrol ISIS.

Sejumlah sumber yang berbicara secara anonim, kantor berita al-FORAT pada Jumat (11/9/2015) mengatakan bahwa 50 teroris ISIS dari Shirqat, terletak sekitar 300 kilometer (190 mil) utara ibukota, Baghdad, telah mencukur kepala dan jenggot mereka, dan meninggalkan kota itu menuju lokasi yang tidak diketahui.

Sumber menambahkan ISIS memberlakukan jam malam di Shirqat dan melancarkan operasi untuk menangkap para desertir.

Secara terpisah, sedikitnya 36 teroris ISIS tewas dan 40 lainnya terluka selama pertempuran sengit dengan pejuang Kurdi Peshmerga dekat kota Daquq, di 180 kilometer (111 mil) utara Baghdad.

Seorang pejabat keamanan secara anonim mengatakan, para teroris ISIS meninggalkan mayat rekan-rekan mereka dan melarikan diri. Tiga pejuang Peshmerga juga tewas dan 20 orang lainnya terluka, termasuk Sekretaris Partai Komunis Kurdistan Mohammed Haji Mustafa.(

Ketua Parlemen Republik Islam Iran, Ali Larijani saat diwawancarai Koran Jerman, Frankfurter Allgemeine menyebut tujuan Iran adalah perdamaian, hidup berdampingan dengan damai dan keamanan permanen di Timur Tengah. “Banyak isu di Timur Tengah yang dapat diselesaikan melalui jalur politik,” papar Larijani.

Larijani di wawancaranya dengan Koran  Frankfurter Allgemeine  edisi Kamis (10/9) menekankan, untuk menyelesaikan isu regional harus digalang kerjasama kolektif dan opsi militer tidak akan berhasil.

Saat menjawab pertanyaan terkait persaingan Iran dan Arab Saudi, Larijani mengatakan, “Kami melihat hubungan dengan mereka bukan dalam bingkai persaingan. Arab Saudi adalah saudara kami, namun mereka jangan berharap dukungan kami atas kesalahan yang dibuatnya di kawasan.”

Ketua parlemen Iran menyebut Yaman dan Bahrain sebagai contoh kesalahan Arab Saudi di kawasan dan menekankan, Riyadh mampu menyelesaikan kendala ini melalui jalur diplomatik.

Seraya menekankan bahwa banyak kendala dan isu di kawasan yang dapat diselesaikan melalui opsi damai, Larijani mengingatkan, “Setiap solusi bagi Suriah harus memperhatikan tuntutan rakyat negara ini.”

Larijani juga memperingatkan bahwa kehancuran Suriah akan menjadi sebuah hadiah bagi teroris. Menurutnya selama sepuluh tahun terakhir, setiap peperangan dan invasi di kawasan, mulai dari Afghanistan hingga Irak dan Suriah, pasti akan muncul kelompok teroris baru dan peristiwa ini dapat terulang di Yaman yang saat ini dilanda perang.

Ketua parlemen Iran seraya menjelaskan bahwa Iran merupakan satu-satunya negara yang secara serius memerangi terorisme menambahkan, “Sejumlah negara mengatakan tengah berperang melawan terorisme, namun sejatinya mereka malah membantu fenomena buruk ini dan ada bukti yang menunjukkan bahwa sebagian negara melalui perantara telah menyalurkan bantuannya kepada teroris.”

Larijani juga menyinggung kesepakatan nuklir antara Republik Islam Iran dan Kelompok 5+1 dan menandaskan, “Kesepakatan Wina dapat diterima, tapi harus diingat bahwa pemerintah Amerika Serikat tidak pernah mengakhiri permusuhan dengan kami dan juga masih tetap memaksakan berbagai tuntutan yang tidak bukan saja tidak memiliki dasar logika, bahkan tidak juga memiliki landasan hukum serta teknis. Namun demikian Republik Islam Iran berhasil menggapai tujuannya.”

Ketika menjawab pertanyaan terkait kemungkinan hubungan Iran dan Amerika, Larijani menjelaskan, “Masalah ini berkaitan dengan AS. Seperti yang dijelaskan oleh pemimpin besar Iran bahwa kesepakatan nuklir dalam hal ini merupakan sebuah ujian.” (

Sabtu, 12 September 2015 10:45

Iran Peringatkan Ancaman Nuklir Israel

Reza Najafi, wakil tetap Republik Islam Iran di Badan Energi Atom Internasional (IAEA) saat hadir di sidang Dewan Gubernur memperingatkan ancaman senjata nuklir rezim Zionis Israel.

Usai berakhirnya sidang periodik Dewan Gubernur IAEA, Reza Najafi saat diwawancarai wartawan IRIB di Wina mengisyaratkan bahwa pembahasan pelaksanaan safeguards di Timur Tengah merupakan salah satu isu sidang hari Kamis (10/9). “Ini merupakan resolusi yang bakal digulirkan di sidang Majelis Umum IAEA pekan depan dan diambil voting,” papar Reza Najafi.

Seraya mengisyaratkan bahwa Iran sebagai ketua Gerakan Non-Blok (GNB) telah membacakan statemen berkaitan dengan masalah ini di Wina. “Di statemen ini disebutkan bahwa seluruh negara di Timur Tengah bergabung dengan NPT dan melaksanakan safeguards IAEA. Israel merupakan satu-satunya pihak yang bukan anggota IAEA dan menolak bergabung dengan NPT serta tidak bersedia menyerahkan instalasi nuklirnya berada di bawah pengawasan IAEA,” tegas Reza Najafi.

Dubes Iran di IAEA lebih lanjut mengungkapkan, “Di sidang periodik Dewan Gubernur, kami kembali menyatakan dukungan terhadap prakarsa kelompok negara-negara Arab yang juga diisyaratkan di dokumen GNB berkaitan dengan masalah ini. Dan di KTT GNB di Tehran, seluruh negara anggota mendukung digulirkanya isu kemampuan nuklir Israel di sidang umum IAEA.”

Sidang periodik Dewan Gubernur IAEA berakhir hari Kamis setelah empat hari pertemuan maraton dan padat. (

Khatib shalat Jumat Tehran (11/9/2015), Ayatulah Muhammad Ali Movahedi Kermani, kepada para pejabat [bidang] nuklir negara, mengimbau mengerahkan seluruh kemampuan dan kewaspadaan mereka untuk menyukseskan Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) sesuai dengan kepentingan rakyat Iran.

Ayatullah Kermani menyinggung proses pembahasan JCPOA di Iran dan mengatakan, “Berkat keberanian dan inovasi para ilmuwan nuklir Iran, Barat terpaksa untuk menerima pengoperasian beberapa ribu mesin sentrifugal di Iran.”

Seraya menjelaskan bahwa parlemen Republik Islam Iran harus membahas dengan teliti JCPOA dan kinerja AS di hadapan kesepakatan tersebut, Ayatullah Kermani menambahkan, “Permusuhan Amerika Serikat dengan Islam dan Iran akan tetap ada.”

Terkait pernyataan sejumlah pejabat Amerika Serikat soal upaya mempertahankan koridor sanksi anti-Iran meski tercapainya JCPOA, Ayatullah Kermani menegaskan, “Jika pihak seberang tidak mematuhi kesepakatan, Republik Islam Iran juga akan menunjukkan sikap yang sama.”

Lebih lanjut dijelaskannya, “Apa yang telah diterima Iran dalam JCPOA dapat direvisi dan Republik Islam akan teguh pada sikapnya. Orang-orang Amerika Serikat sedang mengupayakan infiltrasi di Iran islami, tanpa mereka menyadari bahwa Rahbar [Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei] telah menutup seluruh celah infiltrasi tersebut.”

Ayatulah Movahedi Kermani juga menyinggung transformasi di Yaman dan agresi Saudi, menegaskan, “Hati umat Muslim dunia terluka akibat kejahatan rezim al-Saud di Yaman.”

Terkait krisis di Irak dan Suriah, serta pengungsian ribuan warga Suriah akibat kejahatan kelompok teroris ISIS, Ayatullah Kermani mengatakan, “Klaim Amerika Serikat soal tekadnya untuk memberantas ISIS, sepenuhnya bohong, karena AS sendiri adalah pendukung ISIS.”

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Amerika Serikat harus meninggalkan perilaku arogan sehingga stabilitas dan keamanan dapat ditegakkan di dunia.

Marzieh Afkham pada Jumat (11/9/2015) sore, menambahkan jika AS mengakhiri perilaku arogan dan aksi gila perang oleh sekutu-sekutunya, maka dunia akan menjadi tempat yang lebih aman untuk hidup.

Dia juga menganggap komentar Presiden Barack Obama setelah persetujuan atas Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) di Senat AS, sebagai pernyataan kontradiktif.

Obama sebelumnya menyebut Republik Islam Iran sebagai sumber ketidakamanan di kawasan.

“Obama ingin lari dari sebuah realitas bahwa kegagalan kebijakan sanksi dan ancaman AS, telah memaksa negara itu  untuk duduk di meja perundingan,” tegasnya.

Menurut Afkham, Presiden AS sedang melakukan upaya sia-sia untuk menafsirkan hasil dari negosiasi nuklir yang menguntungkannya, tapi faktanya adalah bahwa AS terpaksa harus merelakan tuntutan yang berlebihannya di akhir perundingan.

Dia juga menyebut salah satu prestasi besar negosiasi nuklir adalah berakhirnya krisis buatan terhadap Republik Islam.

“Negara-negara lain anggota Kelompok 5+1 sedang berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Iran, tapi pemerintah AS terjebak dalam isolasi lobi-lobi Zionis sehingga membuat Washington tidak siap menerima fakta dan terus membuat kegaduhan,” tegas Afkham.

Dia menambahkan, Iran adalah poros keamanan dan stabilitas di kawasan. Dunia juga tahu bahwa akar kekacauan dan instabilitas di Timur Tengah disebabkan oleh manuver dan arogansi rezim Zionis Israel dan Washington juga bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan Tel Aviv.

“Menjual senjata modern kepada Israel dan para rezim agresor yang telah menyerang Palestina, Suriah, Irak dan Yaman, merupakan contoh dari kebijakan pemerintah AS untuk menambah kekacauan dan instabilitas di kawasan,” pungkasnya.

Asisten dan Penasehat Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, laju perubahan dan transformasi dramatis di bidang ekonomi, politik, keamanan, sosial, budaya dan lingkungan hidup bergerak cepat.

Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi mengungkapkan hal itu dalam pertemuan gabungan komite perencanaan kementerian sains dan komisi-komisi terkait, seperti ditulis ISNA, Sabtu (12/9/2015).

Ia menambahkan, dunia sedang melalui tahap bersejarah, dan Iran di Asia Barat juga sedang melewati saat-saat yang paling bersejarah.

Rahim Safavi lebih lanjut menuturkan, tampaknya perkembangan global dari sisi kualitatif telah memasukan Iran ke periode yang berbeda dari era sebelumnya.

Menurut Asisten Rahbar, harapan-harapan yang muncul dari proses untuk menciptakan tatanan dunia baru yang dipimpin oleh Amerika Serikat tidak akan berlangsung lama, dan harapan-harapan ini tergantikan oleh fenomena "kekecauan baru dunia. "

Menteri Pertahanan dan Komandan Angkatan Laut Iran meninjau proses pembuatan kapal perusak Jamaran-3, Sahand dan Sina di Bandar Abbas, Selatan Iran.

Pembuatan kapal perusak ini dimulai sejak tahun 2010 dalam kerangka “Proyek Mouj”.

IRIB News (10/9) melaporkan, Brigjen Hossein Dehghan, Menhan Iran, menilai modernisasi dan penggunaan teknologi terbaru dengan memanfaatkan tenaga dalam negeri, merupakan karakteristik produk-produk Angkatan Laut Iran.

Dalam kunjungannya ke kompleks industri wilayah kesatu AL Iran di Bandar Abbas, Dehghan menuturkan, “Hari ini AL Iran, menjadi salah satu penyedia perlengkapan, persenjataan dan peralatan militer terpenting, untuk mempertahankan perbatasan Iran.”

Menhan Iran juga meninjau dermaga bawah laut dan proses perbaikan mendasar kapal selam-kapal selam tipe Ghadir.

Sementara itu, Laksamana Habibollah Sayyari, Komandan AL Iran mengatakan, “Kemampuan memproduksi kapal perusak di Iran dimulai dengan dibuatnya Jamaran dan saat ini kapal perusak Jamaran-3 yang lebih canggih dari sisi perlengkapan pertahanannya ketimbang Jamaran-1, pembuatannya memasuki tahap akhir.”

Ia menambahkan, “Tujuan AL adalah, memproduksi perlengkapan yang dibutuhkan untuk mempertahankan wilayah laut Iran.”

Menhan Iran bersama Menteri Industri, Tambang dan Perdagangan serta Penasihat Presiden Iran untuk urusan zona bebas, Kamis pagi tiba di Kenarak, Provinsi Sistan-Baluchestan, Tenggara Iran untuk meninjau fasilitas-fasilitas di permukaan dan bawah laut.

Lembaga rating Moody menyatakan pencabutan sanksi terhadap Iran akan "memberikan dampak positif" bagi bank-bank Iran dan pada akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan signifikan di sektor perbankan Iran.

Moody dalam sebuah laporan menekankan bahwa kenaikan diantisipasi dalam perdagangan dan investasi di Iran yang dapat mendukung kualitas aset bank domestik.

Namun demikian, Moody menekankan bahwa Iran masih perlu memperkuat tingkat modal bank dan melaksanakan reformasi struktural untuk memfasilitasi pertumbuhan sektor perbankan di era pasca-sanksi.

Moody mengatakan lebih lanjut dalam laporan yang lebih rinci soal kegiatan usaha perbankan di Iran – pasca pencabutan sanksi - akan "menciptakan peluang bisnis regional baru yang berkaitan dengan perdagangan finansial, surat kredit, investasi baru dan proyek-proyek infrastruktur.”

Jika dan ketika sanksi dicabut, lebih dari separuh dari cadangan resmi yang saat ini dibekukan - diperkirakan oleh Institute of International Finance mencapai total 92 miliar dolar - dapat digunakan, misalnya, untuk rekapitalisasi bank-bank milik pemerintah atau diinvestasikan dalam membangun infrastruktur negara.(

Menteri Pertahanan Republik Islam Iran mengatakan, kehadiran pasukan Angkatan Laut negara ini merupakan mukhadimah dan mendasari pengembangan pantai Makran di tenggara Iran.

Brigadir Jenderal Hossein Dehqan mengungkapkan hal itu dalam kunjungannya ke pantai Konarak di Provinsi Sistan Baluchestan, Kamis (10/9/2015) seperti dilansir IRNA.

Ia menegaskan, AL Iran memiliki kesiapan penuh untuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga dan organisasi lain guna mengembangkan pantai Makran.

"Untungnya, dengan penempatan unit-unit produksi dan ekonomi serta partisipasi sektor swasta, diperkirakan pantai Makran akan lebih berkembang dari sebelumnya," imbuhnya.

Sementara itu, Laksamana Habibollah Sayyari, Panglima AL Iran dalam kunjungan ini mengatakan, pengadaan infrastruktur dan kehadiran kuat pasukan AL di pantai Makran akan menjamin pengembangan pantai ini dalam waktu dekat.

Menurutnya, perginya para nelayan hingga ke perairan jauh dan keamanan kapal-kapal Iran di Samudera Hindia merupakan hasil dari kehadiran kuat AL negara ini.

Menhan dan Menteri Perindustrian, Pertambangan dan Perdagangan serta Penasihat Tinggi Presiden Iran untuk Urusan Zona Bebas telah tiba di Chabahar pada Kamis.

Kunjungan tersebut untuk membuka operasi beberapa proyek penting termasuk kompleks besar baja Makran Chabahar dengan kapasitas 3,2 juta ton.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuannya dengan Presiden Kyrgyzstan, Almazbek Atambayev menilai bahwa prinsip kebijakan luar negeri Iran adalah meningkatkan hubungan antara negara-negara Islam dan kawasan.

Seperti dilaporkan kantor penerangan Rahbar, Ayatullah al-Udzma Khamenei Sabtu (5/9) di pertemuannya dengan Almazbek Atambayev menekankan, prinsip kebijakan luar negeri Iran adalah meningkatkan hubungan semua sektor dan kuat antara negara-negara Islam dan kawasan.

Rahbar di pertemuan ini menyebut penentangan terhadap pemaksaan kekuatan arogan sebagai sebuah prinsip ilahi dan islami. Beliau menjelaskan, kekuatan imperialis dan arogan senantiasa menebar konspirasi terhadap bangsa dunia, namun Islam menghendaki kemuliaan bangsa Muslim dan solusi tunggal melawan serta menepis keburukan kekuatan ini adalah resistensi dan memperkokoh hubungan negara-negara Islam.

Beliau juga menyebut peningkatan kerjasama kedua negara di berbagai sektor sebagai sebuah keniscayaan dan berdasarkan tekad menciptakan hubungan kokoh.

Sementara itu, Almazbek Atambayev di perteuan ini mengungkapkan kepuasannya atas lawatan ke Tehran dan mengatakan, Iran dan Kyrgyzstan adalah dua bangsa bersaudara dan memiliki kesamaan agama, sejarah serta budaya. Menurutnya kedua bangsa memiliki semangat kebebasan dan independensi.

Presiden Kyrgyzstan seraya mengisyaratkan penutupan pangkalan militer Amerika Serikat di Manas dan pembatalan kontrak kerjasama dengan negara tersebut menandaskan, tidak ada negara di dunia yang berhak menganggap dirinya di atas negara lain serta menjatuhkan sanksi zalim kepada pihak lain.

Seraya memuji resistensi pemerintah dan bangsa Iran terhadap Amerika Serika, Almazbek Atambayev mengatakan, Iran dihadapan sanksi bukan saja tidak goyah, namun malah semakin solid dan Republik Islam kami anggap sebagai teladan.

Di pertemuan ini, Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani juga hadir.