کمالوندی
Mafatihul Hayah: Pendahuluan
Bismillahirrahmanirrahim Wa Iyyahu Nasta'in
 
Pujian azali hanya layak disampaikan kepada Allah. Penghormatan tak terhingga sudah sepantasnya disampaikan kepada para nabi ilahi, khususnya pamungkas kenabian Saw. Salam abadi patut disampaikan kepada keluarga Thaha dan Yasin. Kami bertawalli kepada zat-zat suci ini dan berlepas tangan dari para musuh yang sangat membenci mereka.
 
Penjelasan ini merupakan pendahuluan buku Mafatihul Hayah yang merupakan hasil dari kerja keras Departemen Fiqih Pejhouhesh Ulum Wahyani Meraj. Semoga usaha keras anggota tim ini mendapat balasan dari Allah Swt dan karya bermanfaat ini akan tercatat dalam buku amal mereka.
 
Anasir penting kandungan buku ini telah disusun dalam beberapa poin, dimana sebagiannya akan dijelaskan dalam pendahuluan ini:
 
1. Peradaban masyarakat manusia muncul dari keberagamaannya dan setiap bentuk kesopanannya akan berkembang dalam koridor tahapan keempat dari perjalanan empat tahap bagi para pesalik ilahi.[1] Tahapan keempat dari hijrah dari Asfar Arba'ah (Empat Perjalanan), perjalanan dari makhluk kepada makhluk bersama al-Haq. Musafir yang melakukan perjalanannya ini senantiasa bersama al-Haq dan dari sudut pandang al-Haq, ia melihat benda mati, tumbuhan, hewan, manusia dan malaikat. Setiap kelompok makhluk ini memiliki hukum tersendiri. Masyarakat yang menjadikan kebenaran sebagai pandangan hidupnya membahas setiap makhluk hidup dengan semangat yang menguasainya, yakni hakikat yang menjadi manifestasi Haq Mutlak. Begitu juga ketika menyusun undang-undang, melaksanakannya dan penerapan kinerja pelaksananya di hadapan undang-undang. Artinya, penentuan dan penilaian terhadap bentuk segala sesuatu harus sesuai dengan intinya, yakni hakikat Hak Mutlak.
 
Contoh sempurna dari kebersamaan dengan kebenaran dapat ditemukan pada sirah Alawi dan sunnah Imam Ali as yang senantiasa mencari kebenaran. Beliau menjadi tanda yang diterima semua "Aliyun Ma'a al-Haq Wa al-Haq Ma'a Aliyyin Yaduru Haitsuma Dar... Ali bersama al-Haq dan al-Haq bersama Ali, ia mengikutinya dimana saja berputar,"[2] dan dalam atmosfir yang terbuka dan bebas, masyarakat seperti ini akan menjadi pembimbing semua pengikut kebenaran. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
 
Sumber: Mafatih al-Hayah, Ayatullah Javadi Amoli, 1391 HS, Qom, Markaz Nashr-e Esra, cet 7.
[1] . Pesalik dalam perjalanannya menuju Allah harus melewati sejumlah tahapan. Tahapan pertama dari perjalanan itu adalah mengenai dan mempercayai Allah, dimana tahapan ini disebut "Safar Min al-Khalq Ila al-Haq" (Perjalanan dari makhluk kepada Khaliq). Tahapan kedua adalah perjalanan dalam Asmaul Husna dan sifat ulya Allah Swt dan keesaan seluruh nama dan sifat ini dengan Zat Allah. Tahapan kedua ini disebut "Safar Min al-Haq Ila al-Haq Bi al-Haq" (Perjalanan dari al-Haq kepada al-Haq bersama al-Haq). Tahapan ketiga adalah "Safar Min al-Haq Ila al-Khalq" (Perjalanan dari al-Haq kepada makhluk). Bila dalam tahapan kedua seorang pesalik melakukan mikraj dari taklif (kewajiban) menjadi tasyrif (kemuliaan) dan sampai pada puncak kesempurnaan lalu mencapai jalan menuju tahapan ketiga. Pada tahapan ini percikan harapan, ampunan dan kedermawanan menjadi raihan terbaik yang didapatkan dari Allah dan menjadi modal untuk berinteraksi lebih baik dengan makhluk di bumi dan di langit. Tahapan keempat adalah "Safar Min al-Khalq Ila al-Khalq Bi al-Haq" (Perjalanan dari makhluk kepada makhluk bersama al-Haq) dan teks di atas mengacu kepada tahapan keempat ini.
[2] . al-Fushul al-Mukhtarah, hal 97 dan I'lam al-Wara, hal 159.
Keutamaan Batu Mulia Menurut Maksumin: Hadid Sin (Hematite)
Diriwayatkan, Imam Shadiq as berkata, "Aku suka setiap mukmin memakai lima cincin, [Akik, Turquoise (Pirus), Ruby (Sapphire), Hadidsin (Hematite) dan Dur Najaf] dan ketika berhadap-hadapan dan bersikap dengan musuh, aku tidak melihat kemakruhan untuk memakai cincin Hadid Sin, bahkan aku suka sehingga api kemunkaran mereka padam. Maka sesungguhnya cincin Hadid Sin menjauhkan jin dan manusia yang jahat dan bandel."* (IRIB Indonesia)
 
*Sumber: buku Sangha va Khavase Ejab Anggiz cetakan ke-18 halaman 104
Hadis Akhlak Ushul Kafi: Bangga dan Ujub
Bangga dan Ujub
 
1. Imam Shadiq as berkata, "Sesungguhnya Allah Swt mengetahui bahwa perbuatan dosa lebih baik bagi seorang muslim ketimbang ujub dan merasa bangga dengan perbuatannya. Bila tidak demikian, seorang mukmin tidak mungkin melakukan dosa selama-lamanya."[1]
 
2. Imam Shadiq as berkata, "Barangsiapa yang telah dimasuki rasa ujub berarti dia akan binasa."[2]
 
Sumber: Vajeh-haye Akhlak az Ushul Kafi, Ibrahim Pishvai Malayeri, 1380 Hs, cet 6, Qom, Entesharat Daftar Tablighat-e Eslami.
 
Muhammad di Mata Kaum Cendikiawan 2
Seperti perkataan kaum cendikiawan, matahari menyinari alam semesta dan akibatnya muncullah siang dan malam, maka di sektor sosial pun muncullah seorang nabi dan dengan cahayanya ia menampakkan kebenaran secara nyata. Fenomena siang dan malam sama halnya dengan pembaharuan dan dimulainya kehidupan. Dalam pandangan kaum cerdik pandai, para nabi juga memainkan peran dalam memperbaharui manusia dan berperan aktif dalam memperkokoh sebuah masyarakat. Sama seperti matahari menjadi pusat gravitasi galaksi dan sumber gerakan dalam tata surya, para nabi pun menjadi pusat gravitasi manusia dan sumber perubahan serta kesempurnaan.
 
Oleh karena itu, turunnya ayat dan wahyu terhadap nabi terakhir, Nabi Muhammad Saw merupakan pemicu gerakan besar di umat manusia dan sumber kejayaan manusia. Dalam bayang-bayang ajaran Rasulullah, bangsa jahiliyah dan tidak beradabmengalami perubahan 180 derajat. Nabi Muhammad berhasil mendidik sebuah bangsa yang kejam dan tidak beradab menjadi sebuah bangsa yang beradab, penuh pengorbanan, penyayang serta berhasil menaklukkan negara dan peradaban lain di dunia.
 
Dalam sejarah disebutkan, di sebuah pertempuran sejumlah tentara Muslim menderita luka-luka. Salah satu pejuang yang sehat membawakan air bagi mereka, setiap dari mereka yang terluka menolak meminum air dan menganjurkan yang lain terlebih dahulu meminumnya, akhirnya seluruh korban yang terluka tersebut gugur syahid setelah menderita rasa dahaga.
 
Berkat ajaran Rasulullah, terperciklah semangat untuk belajar menulis dan membaca di tengah masyarakat sehingga umat Islam saat itu berhasil menggapai berbagai ilmu pengetahuan dan sains. Sedikit demi sedikit didirikanlah sekolah dan pusat-pusat riset ilmiah. Iran sendiri bangkit berkat ajaran mulia dan tinggi Islam. Menyusul era penaklukan umat Muslim, berbagai ilmu pengetahuan juga mengalir ke Timur dan Selatan Eropa. Selanjutnya akibat perang Salib dan bersentuhannya Eropa dengan ideologi, manuskrip dan ilmu pengetahuan modern di peradaban Islam, akhirnya sumber-sumber ilmu pengetahuan mengalir ke Eropa. Tak diragukan lagi sumber kejayaan ilmu manusia ini adalah ajaran al-Quran dan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw.
 
Ketika kita membukan lembaran sejarah, kita menemukan adanya pergerakan anti Rasulullah. Mereka yang menjahui dasar-dasar akal dan rasio serta moral, mulai melecehkan dan menghina kepribadian agung Rasul. Harapan mereka adalah mencegah pengaruh luas agama Islam yang dibawa oleh beliau. Di sisi lain, ada sekelompok manusia berakal dan cerdik. Mereka ini sangat menghormati kepribadian Nabi Muhammad Saw yang dihiasai dengan akhlak mulia.
 
 
Di antara kelompok ini terdapat penulis dan pengamat terkenal di dunia. Meski mereka non Muslim, namun mereka mencitrakan kepribadian Nabi dengan adil kepada masyarakat Barat tanpa tendensi tertentu. Cahaya Islam yang bersinar terang di dunia dan pengaruh besar al-Quran membuat setiap pemikir dan cendikiawan tunduk serta sangat menghormati kepribadian Rasulullah Saw.
 
R.F. Boodli, sejarawan Kristen Barat sangat terpengaruh dengan dakwaan sesamanya terhadap al-Quran dan Nabi Muhammad Saw. Di bukunya "Kehidupan Muhammad" Boodli menulis, "Temasuk keajaiban alam, kita saksikan di tengah masyarakat dunia muncul kecurigaan umum yang tanpa dasar terhadap Muhammad Saw. Padahal kehidupan nabi Islam ini sangat transparan. Saya menulis sebuah buku tentang kehidupan Muhammad dan menyerangnya kemudian saya kembali membaca ulang buku tersebut. Saya sendiri menemukan banyak tulisan yang tidak etis dan rasional. Di buku tersebut, saya juga tidak menjelaskan bagaimana sosok seperti Muhammad mampu membawa ajaran yang membawa manusia ke puncak kesempurnaan?"
 
Masih menurut Boodli, "Bagaimana Muhammad mampu mendidik manusia dalam tempo yang cukup singkat dan meletakkan dasar-dasar peradaban Islam yang jaya dan dalam waktu yang singkat bangsa-bangsa besar bergabung dengan dirinya?" Ia menambahkan, "Menundukkan bangsa Arab Badui adalah pekerjaan besar Muhammad. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan Muhammad ini tak kalah dengan mukjizat terbesarnya. Ia mampu menciptakan persatuan di antara kabilah. Manusia yang bersedia untuk berfikir dan merenungkan dengan dalam, akan terpesona dengan hikmah dan kecakapan Muhammad. Mereka ini akan senantiasa menyaksikan Muhammad selalu hidup di setiap zaman dan tidak pernah mati."
 
Thomas Carlyle, cendikiawan asal Inggris menilai pelecehan terhadap kesucian Nabi Muhammad Saw akibat dari kelemahan rasio. Ia mengatakan, "Ini adalah aib sangat beasr bagi manusia beradap saat ini yang bersedia mendengarkan dan menuruti klaim bahwa Muhammad seorang penipu. Sudah waktunya kita memerangi pendapat kosong dan memalukan seperti ini, karena ajaran dan agama yang dibawa Muhammad selama berabad-abad tetap bersinar terang."
 
Carlyle menambahkan, "Saudara-saudaraku! Apakah kalian dapat menerima seorang pembohong mampu membuat agama universal seperti ini dan menyebarkannya ke seluruh dunia? Saya berani bersumpah bahwa dakwaan seperti ini sangat mengherankan. Karena orang bodoh bahkan tidak mampu membangun sebuah rumah. Bagaimana ia mampu membawakan agama seperti Islam kepada masyarakat?"
 
Cendikiawan Inggris ini lebih lanjut menandaskan, "Ini adalah sebuah penderitaan besar di mana masyarakat dunia tanpa memperhatikan akal dan dalih dengan mudah menerima dakwaan seperti ini. Saya katakan bahwa mustahil pribadi agung seperti Muhammad berkata bohong. Sejarah kehidupannya menunjukkan sejak mudanya, Muhammad adalah pribadi yang pintar dan cerdas. Seluruh kehidupan Muhammad baik pekerjaan dan sifat mulianya didasarkan pada kesucian dirinya dan kebenaran. Kalian perhatikanlah setiap perkataan Muhammad! Apakah kalian menemukan setiap perkataannya mengandung wahyu dan mukjizat? Muhammad adalah pembawa pesan dari sumber yang tak pernah putus bagi kita semua. Tuhan telah menganugerahkan ilmu dan hikmah-Nya kepada pribadi agung ini."(
Muhammad di Mata Kaum Cendikiawan 1
Tak diragukan lagi bahwa para cendikiawan dan intelektual yang adil tak dapat mengingkari kepribadian luhur dan pengaruh Rasulullah Saw, karena semakin mereka meneliti jejak-jejak nabi Islam  maka mereka akan menemukan ketinggian akhlak beliau, kemajuan budaya dan peradaban manusia berkat perjuangan beliau. Terkait misi Nabi Muhammad, al-Quran surat al-Ahzab ayat 45-46 menyatakan, "Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi."
 
Dari sebuah wilayah yang menyatukan benua Asia, Afrika dan Eropa diutuslah para nabi yang menyeru manusia kepada kebahagiaan. Lima nabi besar yang dikenal dengan sebutan Ulul Azmi di sebuah wilayah strategis dunia yang saat ini disebut Timur Tengah dengan beragam metode menyampaikan satu pesan dan memiliki satu tujuan. Mereka menyebarkan dakwah dan menyeru manusia untuk menyembah Tuhan Yang Esa dan berupaya menerapkan keadilan di dunia serta memerangi kezaliman.
 
Ketika bahtera Nabi Nuh as kandas di gunung Judi selepas badai topan hebat, Nuh beserta pengikutnya yang sedikit itu bertekad membangun dunia baru serta memulai sejarah manusia. Selanjutnya seruan tauhid dan penyembahan terhadap Tuhan Yang Esa Nabi Ibrahim as memenuhi wilayah Babil. Nabi Musa as dengan tongkatmukjizatnya dengan tabah menghadapi Fira'un guna menyelamatkan umatnya dari cengkeraman diktator Mesir tersebut. Fira'un sendiri menyebut dirinya Tuhan dan rakyat dianggap budak-budaknya.
 
Setelah Nabi Musa as, Nabi Isa diutus di tengah-tengah jeritan kaum tertindas. Beliau menyeru umatnya untuk menyembahTuhan Yang Esa dan memberi kabar gembira akan kedatangan nabi akhir zaman. Akhirnya setelah kegelapan dan kemusyrikan berkuasa di tengah masyarakat dan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah Arab, diutuslah nabi akhir zaman, Muhammad Saw di kota Mekah. Nabi Muhammad Saw membawa pesan-pesan tertinggi terkait kemuliaan manusia, hak asasi manusia dan kebebasan sepanjang sejarah.
 
Nabi Muhammad Saw merupakan manifestasi kesempurnaan sepanjang sejarah para nabi dan auliya Allah. Menurut Ayatullah Khamenei, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, "Ketika kita menyebut nama Rasulullah, maka seluruh kepribadian besar Ibrahim, Nuh, Musa, Isa, Luqman dan seluruh hamba-hamba saleh terkumpul dalam kepribadian nabi akhir zaman ini."
 
Di peradaban modern saat ini, bersamaan dengan meluasnya Islam, gerakan anti agama samawi yang paling sempurna ini oleh kubu ekstrim dan jumud mulai marak. Gerakan Islamphobia ini sangat terorganisir. Tahun 2006, sentimen anti Islam menemukan dimensi barunya dengan aksi pelecehan terhadap kesucian Rasulullah Saw oleh Koran Jyllands-Posten cetakan Denmark. Pada tahun 2011, Terry Jones, pendeta fanatik Amerika menyatakan berencana membakar al-Quran dan ulahnya tersebut menambah deretan gerakan Islamphobia di Barat. Selanjutnya disusul dengan pembuatan dan pemutaran film Film Innocence of Muslims yang sangat melecehkan Nabi Muhammad Saw kian membongkar gelombang Islamphobia.
 
Sementara itu, pribadi agung Rasulullah yang dihiasi dengan akhlak dan sifat-sifat mulianya tetap bersinar cemerlang serta tidak ada debu yang mampu menutupinya. Sejarah telah membuktikan bahwa pelecehan terhadap kesucian Nabi Muhammad hanya dilakukan oleh mereka yang  tidak berpendidikan serta didorong oleh fanatisme tinggi yang mereka miliki. Abbas Lajevardi, sutradara film dokumentar Iran beberapa waktu lalu melawat Barat untuk membuat film "Which freedom".
 
Abbas Lajevardi pun dilawatannya tersebut berhasil mewawancarai pendeta Terry Jones dan Kurt Westergaard, karikaturis Denmark meski penjagaan ketat terhadap keduanya diterapkan oleh pasukan keamanan. Lajervardi kepada mereka menanyakan, Apakah Anda membaca al-Quran? Keduanya menjawab, Tidak! Keduanya tidak pernah membaca al-Quran dan tanpa pengetahuan serta informasi keduanya menyerang habis-habisan kitab suci tersebut dan Nabi Muhammad Saw.
 
Dalam kesempatan kali ini kami akan membawakan pandangan Goethe, penyair kondang Jerman terkait, Nabi Muhammad Saw. Adakah kata-kata yang lebih mengabadi selain syair atau puisi? Banyak kata yang dimuntahkan filsuf, pemikir atau nabi, namun ÔÇô setelah kitab suci- syair selalu menjadi media komunikasi antargenerasi yang paling efektif. Ini dibuktikan oleh pencipta syair, yang meskipun mereka sudah tiada namun karyanya tetap berbicara, senandungnya senantiasa mendengung, kepak sayap syairnya selalu mendarat di telinga pendengarnya.
 
Van Goethe, penyair Jerman terkemuka abad-18 yang karyanya mengabadi hingga kini, berhasil merekam kemunculan Muhammad yang dianggapnya sebagai ÔÇÿseorang promotor revolusi sosial yang membawa nilai keadilan dan persaudaraan'. Kata-kata Muhammad begitu bertuah siapa mendengarnya berbicara, kawan dan lawan akan tunduk membenarkan. Muhammad melebihi semua penyair dan raja yang mendahuluinya. Ketika Muhammad mengibarkan panji Quran, Goethe dengan lantang mengakui: "Kitab ini akan tetap mendapat tempat melampaui seluruh masa dan mempunyai pengaruh yang kuat."
 
Goethe sendiri terpengaruh. Bukan hanya pada seorang Muhammad, tapi juga pada sastra timur yang dikaguminya itu. Akhirnya pada 1771 dan 1772, ia berinteraksi langsung pada Alquran dan mulai fasih berbicara dengan Islam dan Muhammad. Sampai-sampai sebagian pemikir Jerman menganggapnya benar-benar masuk Islam, karena tulisannya yang banyak memuja nabi umat Islam itu. Tak aneh jika lantas mereka menuduh Goethe ÔÇÿpunya hubungan khusus', lebih dari sekadar hubungan pribadi dengan Muhammad.
 
Terbukti pada tahun yang sama, Alquran berhasil diterjemahkan oleh Frederich Megerlin ke dalam bahasa Jerman dan untuk pertama kalinya terbit. Reaksinya begitu cepat, salah satu halaman edisi ÔÇÿkritikus sastra Frankfurt' memuat kritik tematis terhadap pusat penerjemahan Alquran itu. Dilihat dari gaya bahasa dan cara pengungkapannya, penulis yang protes itu ternyata Goethe.
 
Protes gencar tersebut membuktikan, Goethe secara eksplisit mengikrarkan diri pada kekecewaannya terhadap penerjemahan yang serampangan itu. Barangkali karena Goethe punya persepsi lain tentang Alquran, jauh lebih banyak dari gambaran yang diungkapkan penerjemah itu. Terlebih lagi Megerlin menulis tentang Alquran dan Nabi tidak dengan sebenarnya. Goethe begitu intens mempelajari bahasa dan sastra Arab, baik yang tertulis dalam antologi karya sastranya atau buku ilmiah yang ia tulis. Salah satu bukunya West-Ostlicher Divan yang berarti Sastra Timur Oleh Pengarang Barat, sebagai contoh. Selain ditulis dalam bahasa Jerman, juga ditulis teks Arabnya Al-Diwan Al-Sharq Li Al-Mu'allif Al-Gharbi.
 
Demikian juga dengan judul puisi yang ia tulis, hampir semuanya berbahasa Arab. Maka tak heran hampir di tiap karya Goethe akan ditemukan judul seperti: Moganni Nameh yang berarti Al-Mughanni (Sang Penyanyi), Uschk Name yang berarti kitab al-'Usyq (bab cinta), Tefkir Nameh yang asalnya kitab al-Tafkir (bab perenungan), dan ratusan judul yang berbau Arab lainnya.
Hadis Akhlak Ushul Kafi: Berakhlak Mulia
Berakhlak Mulia
 
1. Imam Shadiq as berkata, "Orang mukmin yang sempurna dari sisi keimanan adalah yang terbaik akhlaknya."[1]
 
2. Rasulullah Saw bersabda, "Tidak ada sesuatu yang diletakkan di timbangan seseorang di Hari Kiamat yang lebih baik dari akhlak mulia."[2]
 
3. Rasulullah Saw bersabda, "Orang yang berakhlak baik mendapat pahala seperti orang yang berpuasa dan melakukan salat malam."[3]
 
4. Imam Shadiq as berkata, "Allah Swt mewahyukan kepada sebagian nabi-Nya tentang akhlak mulia yang dapat mencairkan kesalahan sebagaimana matahari mencairkan es."[4]
 
5. Imam Shadiq as berkata, "Akhlak merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya dimana sebagiannya telah tertanam dalam diri manusia berupa fitrah dan sebagian lainnya berupa niat."[5]
 
Penjelasan:
Niat dapat dihasilkan dengan kehendak dan latihan, sementara sesuatu yang tertanam dalam diri manusia lebih bersifat sekunder, karena yang terpenting adalah kehendak manusia itu sendiri.
 
6. Seorang sahabat Imam Shadiq as bertanya, "Apa definisi dari akhlak yang baik?" Beliau menjawab, "Hendaknya engkau bersikap rendah hati, berbicara dengan baik dan menghadapi saudaramu dengan wajah ceria."[6]
 
Sumber: Vajeh-haye Akhlak az Ushul Kafi, Ibrahim Pishvai Malayeri, 1380 Hs, cet 6, Qom, Entesharat Daftar Tablighat-e Eslami.
 
Lapan: Dana Ristek Rp10 Triliun, Indonesia Bisa Mandiri
Rencana penambahan anggaran Rp10 triliun untuk dana riset yang diungkapkan oleh Hatta Rajasa dalam debat calon wakil presiden, Minggu 29 Juni lalu, bak hembusan angin surga bagi lembaga yang membutuhkan dana segar dalam kegiatan risetnya. Salah satunya adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
 
Ketua Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan hal itu tentu bisa membuka peluang bagi Indonesia untuk menciptakan teknologi yang dapat mendorong kemandirian bangsa.
 
"Saat ini, anggaran litbang untuk keseluruhan IPTEK itu 11,7 triliun. Bila itu ditambah berarti dua kali lipatnya, tentu itu akan menjadi pendorong yang signifikan," ujar Thomas ketika dihubungi VIVAnews, Selasa 1 Juli 2014.
 
Namun, bila dilihat dari cita-cita IPTEK itu sendiri, Thomas menjelaskan yang sesuai adalah satu persen dari Gross Domestic Product (GDP). "Saat ini kan masih 0,1 persen dari GDP," imbuhnya.
 
Problematika yang dihadapi oleh lembaga riset itu, ungkap Thomas, sering terganjal dengan kurangnya anggaran dan sumber daya manusia yang tersedia.
"Untuk tahun ini, anggaran Lapan sekitar Rp690 miliar," keluhnya.
 
Hal itu merupakan total anggaran yang semulanya Rp789 miliar kemudian harus dipotong Rp99 miliar. Pemotongan ini dilakukan sebagai bagian dari penghematan anggaran negara oleh pemerintah.
 
Padahal, menurutnya, di zaman modern sekarang ini teknologi antariksa memiliki peranan penting dalam perkembangan dan pendapatan bangsa ke depannya dari berbagai sektor.
 
"Misalnya pertanian, untuk memantaunya tentu kita harus menggunakan satelit. Begitu juga perbankan yang membutuhkan satelit untuk informasinya," ucap Thomas.
 
Dengan sains dan teknologi yang diciptakan dari tangan-tangan anak negeri, ungkap Thomas, Indonesia akan menjadi negara yang mandiri yang tidak selalu bergantung dengan buatan luar negeri.
 
Dia mengakui, teknologi antariksa memang memiliki high cost (harga tinggi), high tech (teknologi tinggi), dan high risk (resiko tinggi).
 
"Jadi harapan kami, idealnya sebagai negara maju, tahun depan untuk pemerintahan baru bisa menganggarkan Rp1 triliun per tahun bagi Lapan," kata Thomas.
 
Dana itu akan digunakan sebagai penunjang riset Lapan dari penerapan satelit, roket, yang keduanya saat ini masih dalam tahap eksperimen. Lalu, teknologi penerbangan di tempat terpencil (pesawat terbang N-219), dan penginderaan jauh.
 
"Teknologi antariksa yang meliputi satelit, roket, dan pengineraan jauh menjadi prioritas bagi kami. Berharap Lapan ke depannya bisa punya satelit dan roket sendiri," harapnya.
3 Ramadhan, Syaikh Mufid Wafat
Syaikh Mufid Wafat
 
Tanggal 3 Ramadhan 413 Hq, Muhammad bin Nu'man yang dikenal dengan nama Syaikh Mufid, seorang ulama besar Islam, meninggal dunia. Beliau merupakan ulama terkemuka di bidang fiqih, ushul fiqih, teologi, hadis, dan sejarah al-Quran. Beliau dianggap sebagai pengembang ilmu teologi, karena telah membahas masalah-masalah teologi dengan metode pendekatan logika.
 
Syaikh Mufid sering hadir dalam majelis-majelis ilmu dan menjelaskan masalah fiqih kepada penganut berbagai mazhab dengan penjelasan yang tak terbantahkan. Karena besarnya manfaat dari majelis-majelis kelimuannya itulah Muhammad Nu'man dijuluki Syaikh Mufid.
 
Karya-karya Syaikh Mufid mencapai 200 jilid buku, di antaranya berjudul "al-Kalam fi Dalail al-Quran", "al-Arkan", dan "Kasyfus-Sarair".
 
Ibnu Khashshab Wafat
 
Tanggal 3 Ramadhan tahun 413 Hqh, Ibnu Khashshab, peneliti dan penulis muslim terkenal abad ke-6 Hijriah, meninggal dunia. Dia dilahirkan pada tahun 492 Hijriah di Irak dan sejak kecil telah mulai menuntut ilmu-ilmu yang berkembang di zamannya. Secara bertahap, Ibnu Khashshab menguasai ilmu mantiq, hadis, sastra, nahwu, dan bahasa.
 
Selain itu, karena kemampuannya dalam memahami dan membaca al-Quran, dia dianggap sebagai salah seorang qari' besar pada masa itu.Ibnu Khashshab juga meninggalkan banyak karya penulisan.
2 Ramadhan, Fathu Makkah, Pembebasan Kota Mekah
Fathu Makkah, Pembebasan Kota Mekah
 
Sebagian sejarawan menyebutkan terjadinya Gazwah al-Fath atau Fathu Makkah oleh Rasulullah Saw dan para sahabat pada tanggal 2 Ramadhan, sementara yang lain ada yang menyebut 13 dan 20 Ramadhan. Kemungkinan pada tanggal 2 Ramadhan merupakan persiapan perang dan pada 13 Ramadhan kota Mekah dibebaskan.
 
Penyebab terjadinya Fathu Makkah kembali pada sikap Kafir Quraisy yang melanggar syarat-syarat dari perjanjaian Hudaibiyah. Ketika itu ada seseorang dari kabilah Bani Bakr yang menjadi pendukung Quraisy membaca sebuah syair yang mengejek Rasulullah Saw. Pada waktu itu seorang dari Bani Khuza'ah, pendukung Muslimin mendengar syair itu dan berusaha mencegah pria dari Bani Bakr itu, tapi tidak berhasil. Akhirnya mereka saling baku hantam yang menyeret kabilah keduanya dalam kondlik.
 
Berita ini akhirnya sampai kepada Rasulullah Saw. Beliau berkata, "Bila saya tidak membela Khuza'ah, maka saya tidak mendapatkan kabar kemenangan."
 
Oleh karena itu, beliau segera meminta agar pasukan segera dibentuk dan mengirim utusan kepada musuh. Beliau kemudian berkata, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt, maka hendaknya hadir di Madinah pada awal Ramadhan. Setiap orang muslim yang berada di Madinah telah siap berperang dan dipersanjatai.
 
Akhirnya waktu yang telah ditentukan tiba dan kota Mekah dibebaskan oleh umat Islam. Sejak saat itu, Islam kokoh dan menyebar ke seluruh dunia.
 
Zujaji Nahawandi Wafat
 
Tanggal  2 Ramadhan 340 Hq, Abdul Rahman Zujaji Nahawandi, seorang sastrawan, ahli bahasa, dan ahli fiqih abad ke-4 hijriah, meninggal dunia di Damaskus. Dia menuntut ilmu fiqih dan bahasa dari ulama-ulama terkemuka di zamannya, di antaranya Ibnu Durayd.
 
Abdul Rahman Zujaji Nahawandi banyak meninggalkan karya penulisan, di antaranya berjudul "al-Idhah".
Rouhani: Wadah Sanksi Telah Pecah!
Presiden Iran, Hassan Rouhani menyatakan, sanksi unilateral Barat terhadap Iran telah gagal.
 
Mehr News melaporkan, Rouhani pada Selasa (1/7) pada peringatan Hari Industri dan Pertambangan Iran di Tehran. Seraya menyinggung bahwa sejumlah sanksi akan dicabut segera dan menambahkan, wadah sanksi telah pecah dan tidak ada pihak yang mampu mengembalikannya  ke kondisinya yang semula.
 
Rouhani menekankan berlanjutnya jalan Republik Islam Iran dan menambahkan, Kementerian Luar Negeri Iran dan tim juru runding nuklir sepenuhnya kompeten dalam memperjuangkan hak-hak bangsa Iran di hadapan enam kekuatan dunia. "Kami tahu ini sulit akan tetapi jalan hingga keberhasilan akhir akan terus berlanjut," katanya.
 
Presiden Iran juga menekankan pentingnya perluasan kerjasama dengan negara-negara tetangga dan menegaskan, "Hubungan yang baik dan bersahabat akan menguntungkan bangsa-bangsa regional."
 
Rouhani menjelaskan bahwa Republik Islam Iran akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mewujudkan stabilitas dan mencegah perang karena ekstrimisme dan kekerasan tidak akan menguntungkan satu pun negara di kawasan.
 
Pada bagian lain pernyataannya, Presiden Iran juga menyinggung sarana unggul yang dimiliki Iran untuk melangkah di jalur industri seraya mengemukakan pertanyaan mengapa Iran tidak mampu mencapai posisi yang ideal di bidang industri meski memiliki sarana dan berbagai keunggulan? Dikatakannya, "Jika tidak ada persaingan di samping dukungan, maka dukungan tersebut akan merusak."(



























