کمالوندی
Aboul Gheit Peringatkan Kejahatan Rezim Zionis
Sekretaris Jenderal Liga Arab mengatakan bahwa "penindasan Zionis Israel" terhadap Palestina semakin intensif "dengan cara yang mengancam akan meledakkan situasi" di wilayah Palestina.
Hak-hak rakyat Palestina yang tertindas telah dihancurkan di bawah injakan rezim Zionis selama lebih dari tujuh puluh tahun. Selama ini, rezim pendudukan Al-Quds telah melakukan kejahatan paling brutal terhadap warga Palestina.
Menurut laporan Russia Today hari Jumat (25/11/2022), Ahmed Aboul Gheit, Sekjen Liga Arab mengatakan, Krisis global yang muncul seharusnya tidak membayangi masalah dan krisis di kawasan Arab, dan di atas itu, masalah Palestina, yang tidak dapat dipinggirkan atau diabaikan.
Liga Arab
Menyinggung bahwa rakyat Palestina menderita dari rezim pendudukan, yang hanya dapat digambarkan sebagai apartheid, Aboul Gheit menambahkan, Agresi dan represi Israel semakin meningkat sedemikian rupa sehingga menjadi peringatan untuk meledaknya situasi di Wilayah Pendudukan, dan ini akan terjadi di depan penglihatan masyarakat Internasional. Masyarakat internasional yang tampaknya telah melalaikan tanggung jawabnya untuk menelaah prospek pembentukan dua negara melalui perundingan.
Liga Arab: Krisis Ukraina Berdampak Negatif terhadap Negara-Negara Arab
Sekretaris Jenderal Liga Arab meminta negara-negara Eropa untuk mengakui negara Palestina di perbatasan tahun 1967 dengan Al-Quds Timur sebagai ibu kotanya.
Israel Ketakutan akan Meletusnya Intifada Ketiga
Mantan ketua dinas intelijen militer rezim Zionis Israel menyatakan bahwa ada indikasi yang jelas terkait dimulainya intifada ketiga Palestina.
Seperti dilaporkan Rusia al-Youm Jumat (25/11/2022), Tamir Hayman mengatakan, ada indikasi jelas yang tidak dapat dipungkiri terkait meletusnya intifada ketiga Palestina yang sampai saat ini belum pernah kita saksikan. Kondisi Palestina tengah meledak, di luar bayangan kita. Kita harus memandang operasi teroris yang terjadi di Quds dan juga operasi penculikan jenazah Tiran Fero sebagai indikasi potensi ledakan situasi.
Rabu lalu terjadi dua ledakan di Quds yang menewaskan satu orang Israel dan melukai puluhan lainnya.
Media-media Israel menyatakan, transformasi beberapa bulan terakhir di Tepi Barat sebuah intifada yang berbeda dengan intifada dekade 80 dan tahun 2000, dan di intifada ini kita menyaksikan kekerasan lebih besar terhadap militer.
Media ini menyatakan, Israel menghadapi fenomena yang mengkhawatirkan. Sejak intifada kedua tahun 2007 hingga kini, kita belum menyaksikan transformasi seperti ini.
Gili Cohen, analis politik di Televisi Kan Israel mengatakan, para pemimpin keamanan Israel sangat khawatir ledakan situasi di dalam kota-kota Palestina.
Media ini mengutip sebuah sumber terpercaya dari pertemuan antara pejabat tinggi Israel dan Barbara Leaf, kepala bidang Timur Tengah di Kemenlu AS, menyatakan bahwa Amerika sangat khawatir atas peristiwa di Tepi Barat.
Selain itu, Koran Yediot Aharonot mengkonfirmasi kesiapan militer rezim Zionis untuk memperluas domain serangannya di Tepi Barat Sungai Jordan.
Koran ini menulis, Kementerian Peperangan Israel ingin pembelian segera 50 kendaraan lapis baja untuk digunakan di Tepi Barat.
PBB Tekankan Dukungan Lebih terhadap Pengungsi Palestina di Lebanon
UNRWA menuntut dukungan lebih besar untuk membantu keluarga pengungsi Palestina yang rentan di Lebanon.
Seperti dilaporkan Xinhua Jumat (25/11/2022), UNRWA menuntut dukungan lebih besar untuk membantu lembaga ini guna membantu keluarga pengungsi Palestina yang rentan menghadapi kondisi finansial Lebanon yang buruk.
Komisaris jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini seraya merilis statemen pers di akhir kunjungannya pada 22-24 November ke Lebanon, memperingatkan bahwa kondisi kemanusiaan pengungsi Palestina di Lebanon sangat mengkhawatirkan.
Lazzarini di Lebanon mengunjungi kamp-kamp pengungsi Palestina, dan menghadiri sebuah pertemuan dengan pejabat Lebanon dan Palestina untuk membicarakan kondisi buruk pengungsi Palestina di Lebanon.
Ia mengatakan, rakyat di Lebanon termasuk pengungsi Palestina menderita dan mereka membayar apa yang tidak mereka buat.
Komisaris Jenderal UNRWA juga menekankan kondisi hidup yang sulit di Lebanon di tengah-tengah meningkatnya kemiskinan, pengangguran dan penyebaran wabah kolera.
Pejabat PBB ini mengingatkan, permintaan UNRWA bagi bantuan internasional kepada pengungsi Palestina di Lebanon di bulan lalu mendorong Jerman untuk menyumbang 6 juta dolar, jumlah yang memungkinkan lembaga ini untuk menguangkan sebelum dimulainya musim dingin untuk mendistribusikan kepada keluarga Palestina yang paling rentan.
Kemenlu Iran Kecam Resolusi anti-Iran Dewan HAM PBB
Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengeluarkan pernyataan sekaligus mengutuk resolusi anti-Iran Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan menyebutnya sebagai tindakan anti-Iran oleh sekelompok kecil negara Barat dan ditolak sepenuhnya.
Pada hari Kamis (24/11/2022), Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyetujui resolusi anti-Iran tentang apa yang disebutnya sebagai situasi hak asasi manusia di Iran.
Resolusi ini diratifikasi dengan 25 suara setuju, 6 suara menentang dan 15 abstain.
Dewan HAM PBB mengadakan pertemuan di Jenewa dengan tujuan mengutuk situasi hak asasi manusia Iran dalam mendukung kerusuhan baru-baru ini, sekalipun banyak negara Barat memberlakukan standar ganda dan mengkritik kebijakan hak asasi manusia Iran, tetapi beberapa negara menuding dewan ini untuk mempromosikan "standar ganda".
Menurut laporan IRNA, Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran dalam pernyataannya mengumumkan, Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk keras tindakan anti-Iran dari beberapa negara Barat dalam memaksakan resolusi anti-Iran di Dewan Hak Asasi Manusia.
Dewan HAM PBB
Pernyataan ini menambahkan, Sangat disayangkan bahwa Dewan Hak Asasi Manusia sekali lagi disalahgunakan untuk keuntungan jangka pendek beberapa negara.
Kementerian Luar Negeri Iran kembali menyampaikan penyesalannya atas kematian tragis mendiang Mahsa Amini, dan mengingatkan bahwa dengan meninggalnya Mahsa Amini, seluruh pejabat tinggi Republik Islam Iran, dengan perspektif kemanusiaan. dan kepatuhan sejati terhadap hak asasi manusia, yang berakar pada ajaran agama, konstitusi progresif Republik Islam Iran memiliki budaya beradab Iran, mereka mengambil pendekatan yang bertanggung jawab atas insiden yang tidak menguntungkan ini.
"Pendekatan Republik Islam Iran ini menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab pejabat tinggi negara, badan terkait dan lembaga terkait, selain mengadopsi pendekatan ini berdasarkan tanggung jawab nasional, hukum internal, prinsip kemanusiaan, serta rasa hormat dan kepatuhan terhadap kewajiban keanggotaan dalam mekanisme internasional," tambah pernyataan Kemenlu Iran.
Disebutkan dalam pernyataan Kemenlu Iran, Meskipun beberapa pengunjuk rasa menggunakan perilaku kekerasan dan menciptakan gangguan berdasarkan penyalahgunaan serta provokasi dan intervensi terorganisir asing dalam dua bulan terakhir, dan beberapa individu dan kelompok bersenjata melakukan tindakan teroris dalam berbagai bentuk, tetapi pasukan keamanan Iran menahan diri secara maksimal untuk menindak para perusuh dan puluhan polisi serta penjaga keamanan tewas dan beberapa ribu orang luka-luka.
Kemenlu Iran menekankan, Tidak diragukan lagi, tindakan rezim Jerman dan pengagas pertemuan khusus Dewan Hak Asasi Manusia lainnya adalah kesalahan sejarah dan berasal dari tujuan politik multidimensi.
Amir-Abdollahian: Jerman Melanggar HAM Selama Bertahun-tahun
Menurut Kemenlu Iran, Pemerintah Jerman dan beberapa pemerintah Barat terlibat dalam penyampaian resolusi ini, dan berdasarkan perhitungan yang salah dan di bawah tekanan lobi politik tertentu dan berita palsu dari beberapa media anti-Iran terkenal, mereka telah membuat kesalahan strategis dan berlalunya waktu akan menunjukkan kepicikan politik ini dan akan merugikan kepentingan mereka.
Kementerian Luar Negeri Iran menyebut resolusi yang disahkan di Jenewa terhadap Iran adalah akibat langsung dari penggunaan informasi palsu untuk memajukan tujuan anti-Iran dari beberapa negara Barat di forum internasional.
"Mengingat adanya komite khusus untuk menyelidiki kematian Mahsa Amini, serta adanya komite investigasi nasional yang terdiri dari pengacara dan dengan partisipasi perwakilan independen dalam komposisi utamanya dan sehubungan dengan perkembangan terakhir di negara itu, Republik Islam Iran menilai pembentukan mekanisme baru apa pun untuk memeriksa masalah dua bulan terakhir di Iran tidak perlu dan merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan nasional negara itu dan tidak mengakui misi yang ditugaskan dalam hal ini," pungkas pernyataan Kemenlu Iran.
Iran Gelar Pertemuan Konsultatif Politik dengan India
Pertemuan konsultatif politik Iran dan India digelar di New Delhi dengan dihadiri Deputi bidang politik menlu Iran, Ali Bagheri Kani, serta akan membahas mekanisme peningkatan hubungan kedua pihak.
Ali Bagheri Kani bersama rombongan yang berkunjung ke New Delhi untuk mengikuti pertemuan konsultatif politik para deputi menlu Iran dan India, bertemu dengan berunding dengan deputi menlu India.
Seperti diberitakan FNA, selama pertemuan ini dibahas isu-isu yang diminati kedua negara di bidang bilateral, regional dan internasional. Selain itu, kedua pihak juga membicarakan mekanisme perluasan hubungan politik antara mereka termasuk pertukaran delegasi tinggi, pertemuan mendatang komisi bersama kerja sama ekonomi dan India serta dewan dagang kedua negara dengan tujuan meningkatkan level perdagangan dan investasi india di Chabahar.
Kedua pihak juga membicarakan isu-isu regional termasuk kondisi Afghanistan, perang melawan terorisme dan narkotika, koridor utara-selatan, serta mekanisme memperkuat kerja sama multilateral dalam koridor Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).
Bagheri Kani di pertemuan ini menyebut kerja sama bilateral dan multilateral Republik Islam Iran dan India telah memperkokoh perdamaian dan stabilitas di kawasan serta melawan unilateralisme dan intervensi negara-negara trans-regional di urusan kawasan.
"Lobi berkelanjutan Iran dan India di berbagai isu dan kerja sama kedua pihak di bidang-bidang yang diminati khususnya di isu kawasan, bukan sebuah pilihan tapi sebuah urgensi yang tidak dapat dipungkiri untuk menjamin kepentingan nasional kedua negara, serta dalam praktiknya berhasil merebut peluang dari pihak asing yang berusaha memanfaatkan kevakuman kerja sama antar negara kawasan untuk memaksakan penataan kawasan berdasarkan kepentingan ilegal dan pendekatan rakus mereka terhadap negara-negara kawasan," tegas Bagheri Kani.
Mencermati Pertemuan Rahbar dengan Pelajar
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei pada 13 Aban, Hari Nasional Iran Melawan Arogansi Global dan Hari Pelajar, bertemu dengan para siswa dan pelajar Iran.
Selama pertemuan ini Artin Saraidaran yang kehilangan tiga anggota keluarganya di insiden teror di tempat ziarah Shah Cheragh, Shiraz menjadi tamu istimewa Rahbar.
Rahbar menyebut 13 Aban sebagai hari bersejarah dan memberi pengalaman. Sejarah yang memberi pelajaran dan pengalaman karena di hari ini terjadi sebuah peristiwa yang abadi di sejarah dan tidak pernah terlupakan. Karena respon atas peristiwa ini menjadi pelajaran, dan oleh karena itu, peringatan hari besar ini membuat Amerika geram. Ayatullah Khamenei saat menyebut alasan masalah ini mengatakan, "Mengapa ? karena hari ini selain manifestasi kejahatan Amerika, juga manifestasi pukulan telak yang diterima AS dan menunjukkan bahwa negara ini bukannya tak terkalahkan."
Musuh dan mengenal musuh secara umum, dan isu Amerika secara khusus, merupakan isu yang sering diulang di pidato Rahbar. Dapat dikatakan bahwa di pemikiran Rahbar, isu Iran dan Amerika adalah masalah yang berakar dan mendalam. Menurut pandangan beliau, Iran dari sisi agama dan keyakinan, dari sisi pengalaman sejarah dan juga dari sisi politik dan diplomatik memiliki jarak dari Amerika.
Ayatullah Khamenei selama pertemuannya dengan para pelajar menyebutkan akar sejarah peristiwa 13 Aban. Peristiwa pertama adalah pengasingan Imam Khomeini. Imam Khomeini menolak undang-undang kekebalan hukum ribuan warga Amerika yang tingga di Iran, undang-undang yang diratifikasi di parlemen atas perintah Shah Reza Pahlevi. Imam Khomeini di sebuah pidatonya menguak masalah ini dan pidato pencerahan Imam ini menjadi alasan pengasingan beliau.
Peristiwa kedua adalah pembantaian pelajar di depan universitas yang terjadi pada tahun 1978 dan peristiwa ketiga terjadi satu tahun kemudian, yakni pada tahun 1979 yang terjadi setelah kemenangan Revolusi Islam. Di peristiwa ini pada mahasiswa menyerbu kedubes AS di Tehran dan menemukan dokuman yang menurut Rahbar menunjukkan apa saja yang dilakukan Amerika selama bercokol di Iran, yakni misalnya antara tahun 1328-1329 Hijriah Syamsiah, konspiasi dan pengkhianatan apa saja yang dilakukan Amerika.
Salah satu kasus konspirasi Amerika pada 19 Agustus 1953 dan penggulingan Mosaddegh. Rahbar mengatakan, "Mosaddegh optimis tentang Amerika, dia mempercayai mereka, dia bahkan menyukai mereka, dan dia berpikir bahwa pemerintah Amerika akan mendukungnya melawan Inggris. Tapi mereka menikamnya dari belakang."
"Pemerintahan Mosaddegh sebuah pemerintahan nasionalis...Ia bukan seorang agawaman dan juga tidak mengklaim Islamisme; Masalah sebenarnya adalah minyak. Minyak saat itu berada di tangan Inggris. Ia mengatakan minyak harus berada di tangan kita. Ini satu-satunya kesalahan Mosaddegh. Amerika kemudian mengkudetanya," ungkap Rahbar. Ayatullah Khamenei menyebut ini sebagai awal tantangan dengan Amerika dan mengatakan sejak saat itu, Amerika melakukan apa yang mereka bisa.
Pertemuan Rahbar dengan pelajar pada 13 Aban
Karakteristik anti-arogansi yang dimiliki Revolusi Islam telah menutup segala bentuk penyalahgunaan asing terhadap kepentingan nasional, dan meningkatkan tekad musuh untuk menghancurkan tujuan independensi pemerintahan Islam. Ayatullah Khamenei menyebut munafik klaim dukungan Amerika terhadap Iran dan mengatakan, dukungan Washington terhadap berbagai kelompok separatis di awal-awal revolusi, kudeta pangkalan Syahid Nojeh Hamedan, dukungan terhadap terorisme MKO yang menggugurkan ribuan orang di berbagai wilayah Iran, dukungan penuh kepada Saddam Husein selama perang Irak-Iran, serangan rudal dan penembakan terhadap maskapai sipil Iran di zona udara Teluk Persia dan gugurnya 300 orang, serta penghargaan kepada komando kapal perang yang menembak jatuh pesawat sipil Iran ini, termasuk konspirasi Amerika.
Ayatullah Khamenei mengatakan, selama fitnah tahun 2009 (1388 Hs), kalian terang-terangan mendukung pengobar fitnah; Sebelumnya Barack Obama menulis surat kepada Saya meminta kita saling bekerja sama, kami sahabat kalian, menurut pribahasa kami "Saya bersumpah tidak berencana menumbangkan kalian, tapi ketika fitnah 88 (2009) meletus, mereka mulai mendukung fitnah dengan harapan mungkin melalui fitnah ini mereka dapat mencapai hasil, membuat rakyat Iran tunduk, mengakhiri pemerintahan Republik Islam; Demikian kalian memperlakukan bangsa Iran.
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa dalam sebagian besar insiden anti-Iran, terlihat jejak kaki Amerika, kesyahidan Jenderal Qassem Soleimani, sebagai contoh, bahwa Amerika mengakui dan bangga membunuhnya, ia bukan pahlawan nasional, tetapi pahlawan regional, dan juga dengan mendukung para pembunuh ilmuwan nuklir dan membekukan miliaran dolar aset Iran di Amerika dan negara-negara lain, mereka merampas bangsa Iran dari menggunakan aset mereka untuk mengurangi masalah mereka. Beliau menambahkan: "Lalu Anda berbohong sepenuhnya dengan penghinaan total dan mengklaim bahwa kami bersimpati dengan bangsa Iran?"
Ayatullah Khamenei
Mencermati peristiwa baru-baru ini di Iran, Ayatullah Khamenei mengingatkan: "Amerika hari ini sama dengan Amerika kemarin. Amerika hari ini adalah Amerika yang sama pada tanggal 28 Mordad, Amerika yang sama yang membantu Saddam, Amerika yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, dengan satu atau dua perbedaan penting; Salah satunya adalah bahwa metode musuh menjadi lebih rumit; Kita harus memperhatikan ini, permusuhan adalah permusuhan yang sama, tetapi cara melakukan permusuhan telah berubah dan menjadi lebih rumit ... Kedua, pada hari itu - 28 Mordad dan sejenisnya - dan bahkan sampai awal dari revolusi, Amerika adalah kekuatan dominan di dunia, tetapi tidak hari ini;... Banyak analis politik di dunia percaya bahwa Amerika sedang menurun."
Ayatullah Khamenei menilai tanda-tanda penurunan yang jelas ini dalam masalah internal Amerika yang belum pernah terjadi sebelumnya di bidang ekonomi, sosial dan moral dan perpecahan berdarah dan berkata: "Menurut pendapat saya, salah satu tanda kemerosotan Amerika adalah berkuasanya orang-orang seperti presiden saat ini dan sebelumnya. Sebuah negara berpenduduk tiga ratus juta, tiga ratus beberapa juta, bunuh diri, seorang presiden, seperti Trump, yang oleh seluruh dunia menyebutnya gila; Kemudian dia lengser, seseorang yang menggantikannya juga sama, sekarang Anda tahu faktanya. Inilah penyebab kemunduran suatu bangsa; Inilah penyebab kemunduran sebuah peradaban.
Dari sudut pandang pemimpin Revolusi Islam, tidak ada yang lebih tinggi dari kemerosotan moral, kekejian dan kejahatan daripada orang-orang Barat yang mengajarkan aksi-aksi perusakan dan kerusuhan serta mengajarkan pembuatan bom molotov melalui media mereka. Tetapi: “Pemuda saat ini bersifat analitis; Ini adalah poin yang sangat penting, sangat terlihat. Anak-anak dan remaja kita memiliki suara dan ini adalah karakteristik Revolusi Islam; ... Jika tidak ada revolusi Islam, orang-orang muda kita - bukan remaja dan anak-anak sekarang; bahkan orang muda; Kaum muda, misalnya, berusia dua puluh hingga keatas, begitu sibuk dengan kesembronoan dan nafsu sehingga mereka tidak ingat untuk memikirkan masalah dasar negara.
Pemimpin Revolusi Islam menyerukan kepada kaum muda untuk merasa bertanggung jawab melawan pemboman besar-besaran dan berulang kali terhadap pikiran kaum muda Iran dengan hal-hal palsu dan berkata: Kalian harus merasa bertanggung jawab atas program musuh ini dan berusahalh untuk membedakan kebenaran dari kebohongan. Ayatullah Khamenei seraya mengingatkan kasus Shah Cheragh Shiraz, dan kemartiran siswa dalam kejahatan ini, kesedihan berat seorang anak berusia enam tahun yang kehilangan orang tua dan saudara laki-lakinya, dan kemartiran seorang santri muda di bawah siksaan, berkata: "Ini adalah bukan anak-anak kita, ini bukan anak muda kita, mereka ini siapa? Dari mana mereka mendapatkan instruksi? Mengapa orang-orang yang mengklaim hak asasi manusia ini tidak mengutuk mereka? Mengapa mereka tidak mengutuk kasus Shiraz? Mengapa mereka mengulangi kasus palsu, insiden palsu, ribuan kali di platform informasi mereka di internet, tetapi melarang nama Arsham di internet agar tidak muncul di platform internet? Mengapa? mereka pendukung hak asasi manusia? Inilah mereka. Mari kita kenali mereka; Kenalilah mereka."
Di bagian lain dari pidatonya, Pemimpin Revolusi Islam menunjuk tanda-tanda perubahan tatanan dunia dan menganggap garis dasar pertama dari orde baru adalah isolasi Amerika dan mengatakan bahwa dalam tatanan baru, Amerika tidak memiliki tempat penting dan terisolasi dan harus menarik tangan dan kakinya dari negara lain. Garis mendasar kedua; transfer kekuatan politik dan ekonomi serta budaya dan bahkan ilmiah dari Barat ke Asia.
Rahbar menambahkan, "Di tatanan baru, kondisi ini akan berpindah dari Barat ke Asia. Asia akan menjadi pusat keilmuan, pusat ekonomi, pusat kekuatan politik, pusat kekuatan militer; Kita berada di Asia. Garis dasar ketiga adalah ideologi muqawama dan front muqawama dalam melawan kekuatan arogan akan meluas, di mana inspiratornya adalah Republik Islam...Orang pertama di dunia yang mengatakan "tidak Timur dan tidak Barat" adalah Imam Khomeini. Saat itu kekuatan dunia terbagi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Beliau mengatakan tidak ini dan tidak itu. Seluruh negara terpaksa bergabung dengan blok ini atau blok itu. Mereka menyadari dirinya terpaksa membuat pilihan ini. Tapi Imam Khomeini mengatakan tidak ini dan tidak itu. Spirit ini, logika ini, ucapan kuat dan kokoh ini akhirnya menyebar. Hari ini di kawasan kita banyak yang menganggap dirinya berafiliasi dengan front muqawama, mereka kelompok muqawama, yakin atas resistensi dan mereka juga melakukan perlawanan.
Ayatullah Khamenei seraya melontarkan pertanyaan apa yang dikerjakan Iran di dunia baru dan apa posisinya, menyeru para pemuda untuk berpikir dan mempersiapkan diri menyambut dunia baru. Rahbar mengatakan, Iran yang tercinta dapat menempati posisi unggul di tatanan baru karena memiliki karakteristik unggul seperti sumber daya manusia yang cerdas dan potensial, sumber alam yang beragam dan besar, posisi geografi yang sensitif dan ungul serta yang terpenting logika tinggi pemerintahan dan peradaban.
Militer Suriah Tangkis Serangan Udara Rezim Zionis
Unit pertahanan udara militer Suriah menangkis serangan udara terbaru rezim Zionis.
Rezim Zionis berulang kali melanggar wilayah udara Suriah dalam beberapa tahun terakhir dengan melancarkan serangan rudal yang menargetkan berbagai wilayah negara Arab ini.
Kantor berita Suriah, SANA mengutip statemen pejabat keamanan Suriah hari Sabtu (19/11/2022) melaporkan, "Sekitar jam 9:50 pagi Sabtu pagi, militer Israel menembakkan roket dari Laut Mediterania di sebelah barat Banias, yang menargetkan daerah-daerah di daerah Al Wasta dan Al -Sahalia,".
Pertahanan udara Suriah mampu mencegat sebagian besar rudal ini.
Meskipun demikian, sebagian rudal menewaskan empat tentara Suriah dan melukai sejumlah lainnya.
Turki Tolak Permintaan Rezim Zionis Usir Pemimpin Hamas
Pemerintah Turki kembali menolak permintaan rezim Zionis untuk mengusir para pemimpin Hamas dari negaranya.
Kementerian Luar Negeri Turki dalam statemen yang dikeluarkan hari Sabtu (19/11/2022) menyatakan, "Kami tidak menerima permintaan Israel dalam masalah pengusiran para pemimpin Hamas,".
Sebelumnya, Menteri Perang Rezim Zionis Benny Gantz meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mendeportasi para pemimpin Hamas yang tinggal di negara ini selama kunjungannya ke Ankara, tapi pemerintah Turki dengan tegas menolak permintaan tersebut.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu hari Rabu pekan lalu mengatakan bahwa Turki menentang pelaksanaan permintaan rezim Zionis untuk mengusir para pemimpin Hamas dari negara itu.
Cavusoglu dalam statemennya yang disampaikan di parlemen Turki menjelaskan,"Ankara tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. Oleh karena itu menolak permintaan untuk mengusir mereka dari Turki."
Diplomat senior Turki ini menambahkan, "Kami tidak menanggapi permintaan apa pun dari Israel mengenai Hamas karena kami tidak menganggapnya sebagai gerakan teroris."
Rahbar: Isfahan, Kota Ilmu, Seni dan Jihad
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan warga Isfahan hari ini menekankan, "Isfahan adalah kota ilmu, seni dan jihad,".
Bertepatan dengan peringatan epik dan pengorbanan 370 Syuhada Isfahan, sekelompok orang dari provinsi ini bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam hari Sabtu (19/11/2022) di Hosseinieh Imam Khomeini Tehran.
Rahbar dalam pertemuan ini mengatakan, "Isfahan adalah kota ilmu, seni dan jihad, serta kota yang tetap hidup,".
Ayatullah Khamenei dalam pertemuan ini menyinggung sejumlah masalah seperti air, dengan mengungkapkan, "Masalah air Isfahan adalah masalah penting. Ini harus jadi perhatian para pejabat pemerintah yang terhormat. Saya memerintahkan untuk bekerja sesegera mungkin yang bisa dilakukan, dan tidak mengenal siang malam. Sebab, orang -orang Isfahan benar-benar layak untuk mendapatkannya,".
Rahbar: Seluruh Kejahatan Ini Pasti akan Dibasmi Habis
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menilai tujuan asli para dalang kerusuhan terbaru di Iran, adalah memprovokasi masyarakat untuk turun ke jalan. Menurutnya, seluruh kejahatan ini pasti akan dibasmi habis, dan rakyat Iran akan terjun untuk melanjutkan kemajuan negara dengan tenaga yang lebih besar dan semangat yang lebih baru.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Sabtu (19/11/2022) dalam pertemuan dengan ratusan warga Isfahan mengatakan, "Kejadian-kejadian dan kejahatan serta perusakan ini telah menciptakan permasalahan bagi masyarakat dan pelaku usaha, akan tetapi para pelaku dan orang-orang di balik kejahatan ini jauh lebih hina untuk bisa merusak sistem Republik Islam."
Rahbar menambahkan, "Masalah utama kubu imperialis terhadap Republik Islam adalah, jika negara ini maju dan muncul di arena internasional, maka logika demokrasi liberal Barat akan terbantahkan."
Ia menegaskan, "Oleh karenanya kekecewaan dan kemarahan ini menyebabkan orang-orang Amerika Serikat dan Eropa terjun dengan seluruh fasilitas yang dimilikinya, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa, sebagaimana sebelumnya juga gagal, dan di masa depan pun akan gagal."
Ayatullah Khamenei juga menyinggung penipuan yang dilakukan negara-negara Barat atas nama kebebasan dan demokrasi, terhadap kebebasan dan demokrasi di negara-negara lain.
"Afghanistan adalah contoh yang dekat dan jelas, orang-orang Amerika menyerang Afghanistan dengan dalih karena pemerintah negara ini tidak demokratis, akan tetapi setelah 20 tahun melakukan kejahatan dan perampokan, pemerintahan yang dilawannya, berkuasa dan mereka keluar dari sana dengan hina," papar Rahbar.
Menurut Ayatullah Khamenei, dalam pertarungan antara Iran dan imperialis, AS berada di garis depan, dan Eropa berdiri di belakang AS.
Ia menjelaskan, "Selama bertahun-tahun setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, seluruh Presiden AS mulai dari Jimmy Carter, Bill Clinton, hingga Barack Obama dari Partai Demokrat, Ronald Reagen, George Bush, dan Republikan bodoh sebelumnya, hingga Presiden saat ini yang pingsan itu, dan katanya ingin menyelamatkan rakyat Iran, semuanya berdiri melawan Republik Islam Iran, dan meminta bantuan dari siapa pun termasuk Rezim Zionis sebagai anjing gila yang dirantainya, serta beberapa negara kawasan."
Rahbar menganggap kemampuan mengubah ancaman-ancaman menjadi peluang sebagai bagian alamiah dari sebuah bangsa beriman.
"Pengalaman mengubah ancaman menjadi peluang yang dilakukan rakyat Iran selama era Perang Pertahanan Suci, menyebabkan hari ini setiap kali musuh berpikir untuk menggunakan opsi militer, mereka menyadari bahwa bangsa Iran tak bisa dikalahkan, sebagaimana berulangkali disampaikan kepada AS dan para penentang rakyat Iran, 'kedatanganan Anda atas kehendak Anda sendiri, tapi tidak dengan kepergian Anda', dan jika melakukan agresi, maka Anda akan menderita dan binasa," pungkasnya.



























