کمالوندی
Permintaan Erdogan untuk Bertemu Obama Ditolak
Surat kabar Cumhuriyet, Turki membocorkan berita penolakan Barack Obama, Presiden Amerika Serikat untuk bertemu dengan Recep Tayyip Erdogan sejawatnya dari Turki.
Situs surat kabar Cumhuriyet, Senin (24/8) menulis, Erdogan dalam kerangka kerja sama Ankara-Washington untuk memerangi kelompok teroris ISIS, mengajukan permintaan untuk bertemu Obama pada bulan Agustus 2015, namun ditolak oleh pihak Gedung Putih.
Koran Turki itu menegaskan berlanjutnya perundingan Washington-Ankara dalam masalah-masalah khusus transformasi Suriah, akan tetapi tidak menyebutkan alasan penolakan Obama tersebut.
Surat kabar Cumhuriyet adalah milik Partai Republik Rakyat Turki (CHP), partai oposisi pemerintah terbesar di negara itu.
Teroris Serang Kantor Al-Alam di Damaskus
Kelompok teroris menembakkan mortir ke kantor televisi Al-Alam di Damskus, ibu kota Suriah.
Televisi al-Alam dilaporannya menyebutkan, anasir bersenjata Ahad (23/8) menyerang sejumlah kawasan di Damaskus termasuk gedung kantor televisi ini. Akibat serangan mortir tersebut gedung yang ditempati kantor al-Alam mengalami kerugian besar. Sementara itu, tembakan mortir kelompok teroris tidak melukai staf dan pegawai al-Alam.
Sementara itu, Hossein Morteza, kepala kantor televisi al-Alam di Damaskus hari Sabtu ketika meliput bentrokan dengan teroris di Provinsi Daraa, selatan Suriah menjadi target tembakan teroris dan menderita luka-luka.
Departemen Dalam Negeri Suriah mengumumkan, serangan mortir hari Ahad ke penjara di kota Damaskus menewaskan sepuluh warga sipil dan menciderai 53 lainnya. Sejumlah korban cidera dilaporkan dalam kondisi kritis.
ISIS Hancurkan Kuil di Palmyra
Kelompok teroris Takfiri ISIS meledakkan sebuah kuil kuno di situs bersejarah yang terdaftar di UNESCO, di kota Palmyra, kata pejabat lembaga peninggalan sejarah negara.
"ISIS menempatkan bahan peledak dalam jumlahbesar di kuil Baal Shamin dan kemudian meledakkannya yang menyebabkan banyak kerusakan pada kuil tersebut," demikian dilaporkan AFP mengutip Maamoun Abdulkarim, Ahad (23/8/2015).
ISIS yang mengontrol sebagian wilayah di Suriah dan Irak, menyerbu kota bersejarah di provinsi Homs pada 21 Mei.
"Area cella (area belakang di rumah itu) telah dihancurkan dan pilar-pilar sekitarnya runtuh," kata Abdulkarim.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia juga mengkonfirmasi penghancuran kuil Baal Shamin.
Kuil tersebut dibangun di 17 AD dan berlanjut hingga kekuasaan Kaisar Romawi Hadrian pada 130 AD.
Setiap Saat Enam Warga Yaman Tewas karena tak Dapat Pengobatan
Kementerian Kesehatan Publik Yaman mengumumkan, sebagian besar masyarakat negara itu tidak mendapat pelayanan pengobatan.
Kantor berita Saba, Senin (24/8) mengutip Ghazi Ismail, Deputi Menteri Kesehatan Publik Yaman melaporkan, jaringan pelayanan kesehatan dan pengobatan Yaman terputus total akibat agresi militer Arab Saudi dan sekutunya.
Ismail mengatakan, “Salah satu masalah Yaman adalah habisnya sebagian obat dan menipisnya persediaan sebagian jenis obat lainnya. Masalah lain adalah kesulitan dalam penyaluran obat-obatan ke beberapa provinsi karena berlanjutnya perang.”
Ia menambahkan, “Keluarnya dokter-dokter asing dari Yaman dan langkanya darah serta kamar operasi, menyebabkan masalah pelayanan kesehatan di negara ini semakin pelik.”
Menurut Ismail, setiap saat lima hingga enam pasien atau korban luka tewas akibat tidak adanya ruang perawatan khusus, dan lembaga-lembaga internasional juga tidak membantu.
“Sejumlah rumah sakit sudah tutup dan beberapa lainnya juga terancam tutup karena tidak punya bahan bakar,” ujarnya.
Johannes van der Klaauw, Koordinator urusan kemanusiaan PBB di Yaman mengatakan, “Sekitar 15 juta warga Yaman, karena berlanjutnya perang dan kelangkaan dokter, bahan bakar serta obat-obatan, tidak mendapat pelayanan pengobatan yang layak.”
Tamim Al Shami, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Publik Yaman juga mengumumkan jumlah korban tewas di negara itu mencapai lima ribu orang dan korban luka lebih dari 12 ribu orang.
Laporan terbaru menyebutkan, pengungsi Yaman mencapai 1,4 juta orang.
Irak Minta Kurdistan Jelaskan Penjualan Minyak ke Israel
Kementerian Perminyakan Irak meminta penjelasan pemerintah wilayah Kurdistan terkait penjualan minyak ke rezim Zionis Israel.
Kantor berita Irak (24/8) mengutip Asem Jihad, Menteri Perminyakan Irak melaporkan, wilayah Kurdistan, Irak harus menjelaskan soal berita terkait penjualan minyak wilayah tersebut ke Israel.
Asem Jihad mengatakan, “Wilayah Kurdistan, Irak harus membantah berita penjualan minyak ke Israel dengan bukti kuat atau membenarkannya.”
Surat kabar Financial Times baru-baru ini menulis, “Israel memasok 75 persen kebutuhan minyaknya dari wilayah Kurdistan, Irak.”
Financial Times menambahkan, “Kilang minyak-kilang minyak Israel sejak awal Mei hingga 11 Agustus 2015 membeli lebih dari 19 juta barel minyak dari wilayah Kurdistan, Irak.”
“Harga paket minyak yang dijual Kurdistan, Irak ke Israel dalam kurun waktu tersebut, bernilai satu milyar dolar AS,” katanya.
Wilayah Kurdistan, Irak menyalurkan hasil produksi minyaknya lewat pipa ke pelabuhan Jihan, Turki dan dari sana dibawa ke negara-negara pembeli dengan kapal tanker.
Ribuan Warga Yaman Gelar Demonstrasi Kecam Kejahatan Saudi
Ribuan warga Yaman menggelar demonstrasi untuk mengecam kelanjutan kejahatan-kejahatan Arab Saudi.
Seperti dilansir jaringan al-Masirah, ribuan warga Yaman menggelar unjuk rasa di Sanaa, ibukota negara ini pada Senin (24/8/2015) untuk memprotes agresi dan kejahatan rezim Al Saud.
Mereka meneriakkan berbagai slogan dan menegaskan kelanjutan untuk melawan agresi Arab Saudi ke Yaman.
Para pengunjuk rasa juga menyerukan masyarakat internasional untuk mengakhiri kebungkamannya terhadap agresi Arab Saudi dan pembunuhan ribuan orang tak berdosa di Yaman.
Sementara itu, Ketua Persatuan Ulama Yaman menegaskan dukungan mereka kepada militer dan komite-komite rakyat untuk menghadapi serangan Arab Saudi.
Serangan militer Arab Saudi ke Yaman yang dimulai dari 26 Maret 2015, telah memporak-porandakan infrastruktur penting Yaman.
Agresi militer rezim Al Saud selama 150 hari lalu telah merenggut nyawa 4.602 orang dan melukai 11.652 lainnya.
Serangan militer Arab Saudi juga telah memaksa 1,3 juta warga Yaman mengungsi.
Israel Pasang Alat Spionase Canggih di Perbatasan dengan Lebanon
Sumber-sumber Zionis mengabarkan penyeberan sistem spionase militer rezim Zionis Israel di dekat perbatasan dengan Lebanon.
Seperti dilansir Qudsna, radio rezim Zionis menyebutkan, militer Israel telah menempatkan sistem spionase canggih di dekat perbatasan dengan Lebanon sehingga mereka dapat memantau situasi di wilayah ini.
Sistem canggih tersebut selain dilengkapi dengan perangkat perawatan, juga digunakan sejumlah balon untuk mengambil gambar.
Sistem spionase itu rencananya akan dipasang di seluruh perbatasan Palestina pendudukan (Israel) dengan Lebanon dan Suriah pada bulan-bulan mendatang.
Selama ini, militer Israel selalu melanggar Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB dengan menerbangkan pesawat tanpa awak ke zona udara Lebanon untuk mengumulkan informasi yang diperlukan.
Presiden Suriah: Teroris, Alat Israel Lancarkan Agresi
Presiden Suriah mengatakan, rezim Zionis Israel memperalat kelompok-kelompok teroris untuk melancarkan agresinya, oleh karena itu untuk memerangi Israel maka kita harus menumpas kelompok-kelompok teroris itu.
"Kelompok-kelompok teroris adalah alat dan instrumen terpenting agresi ke Suriah," kata Bashar al-Assad dalam wawancara dengan jaringan televisi al-Manar Lebanon seperti dilansir Tasnim, Selasa (25/8/2015).
Ia menambahkan, untuk melawan Israel, terlebih dahulu kita harus memberantas alat-alatnya (kelompok-kelompok teroris) di dalam Suriah.
Assad lebih lanjut menjelaskan, pengalaman Suriah serupa dengan pengalaman Lebanon, sebab seperti halnya di Lebanon, di Suriah ada kelompok-kelompok yang berinteraksi dengan musuh dan berusaha terlibat dengannya.
Zarif: Dialog Selain Masalah Nuklir Tergantung Sikap AS
Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, perilaku Amerika Serikat menjadi penentu untuk masuk ke dalam dialog terkait berbagai masalah lain.
Mohammad Javad Zarif, Menlu Iran (24/8) dalam wawancaranya dengan kantor berita YJC, Iran menjawab soal, jika Amerika membawa masalah hak asasi manusia, apakah ada kemungkinan perundingan terkait masalah ini ?
Zarif menjelaskan, “Harus dilihat apakah Amerika mampu menunjukkan rekam jejak yang bisa membuat pemerintah Iran merasa dialog dengan Washington akan menguntungkan pihaknya atau tidak.”
Menlu Iran menambahkan, “Hingga kini masalah yang dirundingkan Iran dan Amerika, masih seputar nuklir dan masalah-masalah lainnya tidak masuk dalam agenda kerja.”
Ia menegaskan, “Perundingan dengan Amerika bukan garis merah Iran dan sebagaimana dijelaskan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, perilaku Amerika dan cara melaksanakan komitmennya akan diamati.”
“Setelah itu baru akan diambil keputusan apakah perundingan terkait masalah-masalah selain nuklir juga akan menguntungkan Iran atau tidak. Jika tiba waktunya, pejabat tinggi negara akan memutuskan,” pungkasnya.
Terkena Pecahan Mortir Teroris, Wartawan IRIB di Suriah, Koma
Wartawan lembaga penyiaran nasional Iran (IRIB) di Suriah terluka ketika sedang meliput berita di wilayah Latakia.
Mohammad Hassan Hosseini, salah seorang wartawan IRIB ketika meliput operasi militer Suriah di dataran tinggi Latakia, Barat negara itu, Senin (24/8) terluka akibat terkena pecahan mortir para teroris.
IRIB News (24/8) melaporkan, Mohammad Hassan Hosseini saat ini dirawat di rumah sakit Latakia dan rencananya akan dibawa ke Damaskus untuk melanjutkan pengobatannya.
Stasiun televisi Alalam juga melaporkan, wartawan IRIB yang terluka di bagian kepala dan wajah itu saat ini dirawat di rumah sakit Latakia dan koma karena mengalami pendarahan berat.
Anasir-anasir teroris Suriah, Senin (24/8) juga menyerang sejumlah wilayah berbeda di kota Aleppo, Utara negara itu, dengan mortir.
Stasiun televisi Al Mayadeen, Lebanon mengabarkan, dalam serangan mortir tersebut, delapan warga sipil Suriah termasuk tiga anak-anak, tewas.
Kelompok teroris bersenjata Suriah, Ahad lalu menyerang gerbang penjara kota Damaskus dengan mortir. Serangan itu menewaskan 12 orang dan melukai 50 lainnya.



























