
کمالوندی
USS Donald Cook Tiba di Perairan Suriah
Sebuah media Amerika mengatakan bahwa potensi serangan rudal AS ke Suriah menguat.
CNN pada hari Selasa (10/4/2018) melaporkan bahwa USS Donald Cook dengan 60 rudal Tomahawk telah berlabuh pada jarak 100 kilometer dari pelabuhan Tartus di barat Suriah.
Beberapa pejabat Washington mengatakan, pemerintah AS sedang mempertimbangkan respon militer multinasional terhadap dugaan serangan kimia di Suriah.
"Inggris dan Perancis serta beberapa negara sekutu AS di Timur Tengah akan menjadi mitra potensial pemerintahan Trump dalam serangan militer ke Suriah," kata mereka.
Presiden Donald Trump pada Senin malam mengatakan bahwa ia secepatnya akan membuat keputusan sebagai reaksi terhadap serangan kimia di Douma.
Menurut para pengamat, AS dan sekutunya akan menyerang instalasi yang dikaitkan dengan serangan kimia tersebut. Pangkalan udara al-Zamir di Damaskus yang menjadi rumah bagi helikopter Mi-8 Suriah, akan menjadi salah satu target serangan.
"Serangan potensial ke Suriah akan fokus pada target yang terkait dengan program senjata kimia negara itu," kata seorang pejabat Amerika.
Tentara Zionis Tembaki Warga Palestina untuk Hiburan
Media Zionis merilis rekaman video di mana militer Zionis dengan senang hati mengumumkan momen ketika pemuda Palestina di timur Gaza menjadi sasaran tembakannya.
Mehr News melaporkan, dalam rekaman video itu tampak pasukan Israel bergembira mendengar bahwa seorang tentara Zionis berhasil membidik pemuda Palestina, seolah tidak sedang menargetkan manusia tidak bersalah, serta sedang bermain dan bersenang-senang.
Dalam rekaman video itu juga dapat disaksikan tentara Israel yang gagal menarget pemuda yang berada di dekat tembok keamanan, hingga membuatnya marah marah dan mengucapkan cacian kepada pemuda Palestina tersebut.
Penembakan oleh pasukan Zionis terhadap para warga Palestina yang berpartisipasi dalam aksi "Pawai Hak untuk Kembali" serta penentangan rezim ini terhadap penyelidikan internasional terkait pembunuhan para demonstran, telah memicu kritik organisasi-organisasi hak asasi manusia internasional.
Melawan Ekstremisme dengan Peningkatan Pendidikan dan Kerukunan Beragama
Profesor Singapura yang menghadiri seminar ilmiah tentang "Pengaruh Ekstremisme di Asia" menyatakan bahwa meningkatkan sistem pendidikan dalam masyarakat Muslim harus dibarengi dengan peningkatan kerukunan beragama guna melawan arus ekstremisme.
Menurut laporan IRNA pada hari Selasa (10/4/2018), seminar ilmiah sehari tentang "Pengaruh Ekstremisme di Asia", yang juga dihadiri oleh Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran untuk Kuala Lumpur, digelar di Selangor dengan kerjasama Institut Studi Penelitian Asia (ASIAWE), Pusat Studi Dunia di Universitas Nasional Malaysia (ikhmas) du Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM).
Profesor Fakultas Sosiologi di Universitas Nasional Singapura, Farid al-Attas, berbicara soal potensi ekstremisme di dunia Islam.
Profesor Singapura itu mengatakan bahwa sejumlah kebijakan sejumlah negara bagian melarang ide dan pemikiran yang beragam, menjadi landasan munculnya ekstremisme.
Rusia: AS Menolak Menerima Kenyataan di Suriah
Rusia mengatakan Amerika Serikat menolak menerima kenyataan atas dugaan serangan kimia di dekat ibu kota Suriah, Damaskus, di mana Moskow menyatakan tidak ada bukti dalam hal ini.
“Anda menyaksikan sikap tidak konstruktif yang diambil sejumlah negara termasuk AS. Mereka menolak menerima kenyataan,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan, Selasa (10/4/2018).
"Tidak satu pun di antara mereka yang berbicara tentang perlunya penyelidikan yang tidak bias," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Rusia memperingatkan agar tidak melakukan tindakan provokatif terhadap dugaan terjadinya serangan kimia, di tengah meningkatnya ancaman militer oleh AS dan sekutunya terhadap pemerintah Damaskus, yang mereka tuding bersalah atas insiden yang diklaim tersebut.
Dalam sebuah percakapan telepon pada hari Senin, antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Angela Merkel membahas situasi di Suriah, termasuk tuduhan oleh sejumlah negara Barat terhadap Damaskus yang dituding menggunakan senjata kimia.
Pemerintah Harus Kontrol Media Sosial
Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ma’ruf Amin menilai bahwa lembaga penyiaran dan media sangat penting dan strategis di tengah keberadaan media sosial (medsos) yang sudah menguasai kehidupan masyarakat sekarang ini.
Menurut Kantor Berita ABNA, Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ma’ruf Amin menilai bahwa lembaga penyiaran dan media sangat penting dan strategis di tengah keberadaan media sosial (medsos) yang sudah menguasai kehidupan masyarakat sekarang ini. Menurutnya, pemerintah harus punya kontrol terhadap medsos.
“Sekarang menjadi media strategis menyampaikan pesan dan mengedukasi masyarakat karena bisa mengkomunikasikan berbagai apa yang kita harapkan sampai ke masyarakat. Dan Sekarang ini masyarakat sudah sangat medsos minded,” katanya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, pada Senin (2/4).
Kiai Ma’ruf mengingatkan para pengguna medsos agar mewaspadai setiap informasi yang ada di dunia maya. Apalagi informasi yang berisi konten merusak dan meresahkan masyarakat, seperti hoaks dan adu domba. Pemerintah juga perlu mengambil langkah tegas seperti melakukan pembatasan, penutupan situs, hingga menghukum pemilik akun yang menyebarkan informasi hoax dan berdampak luas bagi masyarakat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri, lanjut dia, sudah mengeluarkan fatwa tentang bermuamalah melalui medsos supaya masyarakat tidak mudah percaya terhadap setiap berita yang datang. “laa yadkhulul jannata nammamun: tidak masuk surga (bagi orang yang) pengadu domba,” ucapnya.
Ulama dan pemerintah harus bersama-sama mengawal perilaku pengguna Medsos agar tidak mudah termakan hoaks, adu domba, dan fitnah. “Bahayanya luar biasa, orang tidak bersalah difitnah, dimaki-maki, kemudian dibuat berita bohong,” ujarnya.
“Kita (ulama) dari sisi pemahamannya, aspek moralitasnya, dan pemerintah menindak. Artinya mengambil hukuman,” tambah Kiai Ma’ruf.
Terkena Serangan Jantung, Ustad Hasan Abu Ammar Hembuskan Nafas Terakhir
Hasan Abu Ammar menuntut ilmu keislaman di kota Qom Iran sejak tahun 1981 dan sampai akhir hayatnya masih tetap berstatus sebagai santri di Hauzah Ilmiah Qom dan telah mendapat gelar Hujjatul Islam wa Muslimin.
Menurut Kantor Berita ABNA, umat Islam khususnya pengikut Ahlulbait Indonesia diliputi suasana duka dengan tersiarnya berita telah wafatnya Santono bin Aswi yang lebih dikenal dengan panggilan Ustad Hasan Abu Ammar di kota Qom Republik Islam Iran. Disebutkan almarhum meninggal dunia pada Sabtu (7/4) di rumah sakit Hurami Qom pukul 11.35 waktu setempat di usia 56 tahun.
Hasan Abu Ammar menuntut ilmu keislaman di kota Qom Iran sejak tahun 1981 dan sampai akhir hayatnya masih tetap berstatus sebagai santri di Hauzah Ilmiah Qom dan telah mendapat gelar Hujjatul Islam wa Muslimin. Lebih dari separuh usianya ia baktikan untuk mempelajari dan mengajarkan ilmu-ilmu Ahlulbait as. Sejumlah karya ilmiahnya telah diterbitkan dan mengalami cetak ulang berkali-kali diantaranya, buku "Rasionalisme dan Alam Pemikiran Filsafat dalam Islam" terbit pertama kali tahun 1993, Ringkasan Logika Muslim, Imam Mahdi menurut Ahlusunah wal Jamaah dan ratusan artikel ilmiah lainnya. Ratusan rekaman ceramahnya dalam berbagai bidang ilmu keislaman telah beredar dalam tiga dekade.
Memanfaatkan kemajuan tekhnologi informasi, dengan menggunakan akun Sinar Agama di Facebook, ia melayani diskusi dengan netizen untuk menjawab persoalan-persoalan dalam masalah agama. Materi diskusi dan tanya jawab yang berlangsung di media sosial tersebut dibukukan dan telah terbit dalam 13 jilid buku dengan judul, "Tanyalah kalau Mau, Barangkali Aku dapat Membantu." Dibantu murid-muridnya, ia mengelola
Menurut diagnosa dokter, almarhum terkena serangan jantung, dan telah menghembuskan nafas yang terakhir sebelum sempat mengalami perawatan medis. Jenazah rencana dimakamkan di Pemakaman Beheste Ma'sumah kota Qom setelah sebelumnya disemayamkan di Masjid Imam Hasan Askari dan disalati di Haram Sayidah Maksumah sa pada Ahad (8/4) pukul. 15.00 waktu setempat.
Ucapan belasungkawa mengalir dari sejumlah ulama Iran, lembaga-lembaga pendidikan Iran, pejabat KBRI Tehran, tokoh-tokoh Islam Indonesia, organisasi-organisasi Ahlulbait di Indonesia, termasuk ucapan belasungkawa dari Najaf Irak. Himpunan Pelajar Islam (HPI) Iran dalam selebaran yang dimuat di site http://www.hpiiran.com/ turut mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya ulama kharismatik tersebut. Sejumlah organisasi dan yayasan Ahlulbait di Indonesia mengadakan majelis tarhim dan doa bersama untuk almarhum, tidak terkecuali HPI-Iran yang mengadakan majelis tarhim tiga malam berturut-turut, yang diikuti seratusan pelajar Indonesia di kota Qom.
Musuh Khawatirkan Peningkatan Kekuatan Iran
Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei menilai penyebab terjadinya peningkatan serangan musuh, karena mereka merasa terancam dengan kekuatan Iran yang semakin besar.
Menurut Kantor Berita ABNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei menilai penyebab terjadinya peningkatan serangan musuh, karena mereka merasa terancam dengan kekuatan Iran yang semakin besar.
Rahbar dalam pertemuan dengan sejumlah komandan senior angkatan bersenjata Iran hari Minggu (8/4) menjelaskan mengenai otoritas, keamanan, kewibawaan dan kekuatan yang memadai dalam waktu yang dibutuhkan sebagai tujuan utama angkatan bersenjata.
"Hasil dari aktivitas dan aksi yang dilakukan angkatan bersenjata demi meraih tujuan yang telah ditetapkan," ujar Ayatullah Khamenei.
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menekankan urgensi kaderisasi dan peningkatan sumber daya manusia.
Beliau menilai saat ini sebagai periode kebanggaan bagi Republik Islam Iran.
"Serangan terus-menerus saat ini terhadap pemerintahan [Republik] Islam disebabkan terjadinya peningkatan kekuatan negara ini. Kini musuh merasa terancam, sehingga mereka terus meningkatkan serangan," papar Ayatullah Khamenei.
"Meskipun musuh melancarkan berbagai konspirasi, tapi pemerintahan Islam kian hari semakin kuat," tegas Rahbar.
Di awal pidatonya, Rahbar dalam pertemuan dengan sejumlah komandan angkatan bersenjata menyampaikan selamat atas masuknya bulan Rajab yang dilanjutkan dengan Sa'ban dan Ramadhan. Menurut beliau, ketiga bulan mulia ini sebagai bulan penuh berkah yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas spiritual.
Sebelum Pemimpin Besar Revolusi Islam menyampaikan pidatonya, Kepala Staf Gabungan Angkatan bersenjata Iran, Mohammad Bagheri memberikan laporan mengenai aktivitas angkatan bersenjata negara ini selama setahun terakhhir.
"Di tahun lalu, kami meningkatkan segenap daya dan perjuangan untuk mewujudkan tujuan [nasional]," tegas Bagheri.
Mengapa Barat Ingin Merundingkan Kehadiran Iran di Timteng?
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, menyatakan bahwa bangsa Iran selalu siap memberikan pelajaran kepada para agresor, dan menekankan bahwa kehadiran Iran di kawasan tidak ada urusannya dengan Amerika Serikat dan Eropa.
Menurut Kantor Berita ABNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, menyatakan bahwa bangsa Iran selalu siap memberikan pelajaran kepada para agresor, dan menekankan bahwa kehadiran Iran di kawasan tidak ada urusannya dengan Amerika Serikat dan Eropa.
Rahbar mengemukakan hal itu pada hari Kamis (08/3/2018) dalam pertemuan dengan para penyair dan pelantun puisi Ahlul Bait as, di Tehran.
Menyinggung tuntutan para pejabat Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk berdialog dengan Republik Islam soal kehadirannya di kawasan, Rahbar mengatakan, di saat Amerika Serikat hadir di semua wilayah dalam rangka menebar fitnah dan menimbulkan kerusakan, mereka kini bersikeras menciptakan keraguan soal kehadiran Iran di kawasan.
Menjawab permintaan sejumlah pejabat Eropa soal perundingan dengan Iran untuk membicarakan kehadirannya di kawasan, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran ini balik melontarkan pertanyaan, "Apa urusan orang-orang Eropa dengan kehadiran Iran di kawasan? Kawasan (Timur Tengah) ini milik kami atau kalian?"
Republik Islam Iran pasca kemenangan Revolusi Islam tampil sebagai pemain independen dan di luar jangkauan pengaruh Amerika Serikat atau Eropa. Selama itu, Iran aktif menindaklanjuti kepentingan strategisnya dan juga bangsa-bangsa wilayah Asia Barat. Dengan bersandarkan pada asas kerukunan bertetangga dan itikad baik, Iran merangkul bangsa-bagnsa di kawasan untuk berdialog membicarakan transformasi politik dan keamanan regional.
Dialog regional itu digelar dalam kerangka perwujudan keamanan permanen tanpa campur tangan negara-negara transregional. Ini telah menjadi pedoman utama dalam politik luar negeri Republik Islam Iran. Usulan Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif untuk membentuk dewan dialog regional, juga dikemukakan untuk menyelesaikan berbagai masalah dan krisis di kawasan. Ini merefleksikan kehadiran konstruktif dan positif Iran di wilayah Asia Barat.
Kegagalan kelompok teroris Daesh untuk membangun rezim khilafah di Irak dan Suriah, juga merupakan berkat kehadiran bertanggungjawab dan berpengaruh Republik Islam di Asia Barat. Sementara itu, kerjasama dan dialog dengan pemerintah Irak dan Suriah, juga menggagalkan makar dan propaganda Barat khususnya Amerika Serikat terealisasi.
Perhatian kepada bangsa-bangsa regional dan bantuan kepada mereka menghadapi barisan musuh, merupakan tanggungjawab esensial Iran sebagai negara berpengaruh di kawasan. Keberhasilan front muqawama dari mulai di Lebanon, Suriah, Irak hingga Yaman, merupakan contoh baik kerjasama progresif regional.
Tampaknya kerjasama tersebut telah membuat Amerika Serika dan Eropa gusar karena kepentingan regional mereka di kawasa terancam. Karena itu pula, mereka sekarang menuntut perundingan dengan Republik Islam.
Barat khususnya Perancis, Inggris dan Amerika Serikat, sekarang mengklaim bahwa peran Iran di kawasan destruktif, di saat kelompok-kelompok teroris yang aktif di Irak dan Suriah, mendapat dukungan finansial dan senjata dari mereka. Tidak hanya itu, perang dan perusakan berkepanjangan di Yaman juga berlanjut karena lampu hijau dari Barat.
Yang jelas kehadiran Republik Islam Iran di kawasan benar-benar efektif dalam mewujudkan keamanan sehingga negara-negara "pebisnis krisis" Barat merasa eksploitasi mereka di kawasan sedang terancam.
Donasi atas Nama Rakyat Suriah, Banyak yang Bohong
Ulama Suriah, Syeikh Syarif Adnan Al-Sawwaf mengkonfirmasi kepada MUI Pusat, banyak donasi yang mengatasnamakan bantuan untuk rakyat Suriah, namun malah diserahkan ke pemberontak yang semakin 'membakar' Suriah.
Menurut Kantor Berita ABNA, simpang siur berita tentang perang Suria mendapat sorotan banyak pihak. Mulai dari ulama Mesir, ulama-ulama Suria dan berbagai pihak lainnya. Bahkan Alumni Syuria juga mengklarifikasi hoax yang beredar di Indonesia.
Dalam kunjungannya ke MUI pusat, Jumat (9/3), Ulama Suria itu ditemui oleh KH Muhyiddin Junaidi ketua bidang hubungan internasional MUI.
Syeikh Syarif Adnan Al-Sawwaf, Ulama sekaligus Rektor Universitas Negeri Syam mengharapkan MUI dapat membantu membendung kabar hoax dan meneliti lembaga donasi yang mengakku akan menyalurkan dana ke Suriah. “Donasi kepada lembaga yang tidak kredibel hanya akan membahayakan rakyat Suriah,” kata Syeikh Syarif Adnan Al-Sawwaf.
Al-Sawwaf yang berada di Indonesia dalam rangka a Silaturahmi Nasional Al Syami Indonesia ke-6 yang digelar Ikatan Alumni Al-Syami (Asyami), mengapresiasi keberadaan MUI dalam menyatukan umat Islam Indonesia, di saat banyak muslim di negara lain yang terpecah belah dan mudah diadu domba.
Menurut Al-Sawwaf, problem umat Islam dunia saat ini adalah adu domba antar ormas, sekte, dan pembenturan antara umat Islam dengan pemerintahannya, dengan propaganda pemerintah yang tidak syar’i ataupun toghut atau tidak sesuai dengan ajaran agama.
“Padahal di negara tersebut mereka terang menikmati kebebasan beribadah dan presidennya muslim. Bukankah Nabi pernah hidup di Mekah di bawah pemerintahan kafir, dan beliau menjadi warga yang taat,” tutur Al-Sawwaf.
Pada kesempatan itu, KH Muhyiddin menanyakan tentang apa yang bisa dibantu oleh Indonesia untuk Suriah. Saat itulah Al-Sawwaf mengharapkan agar MUI dapat membantu dan berperan aktif membendung berita hoax tentang Suriah dan meneliti lembaga donasi yang mengaku akan menyalurkan ke Suriah.
Menurutnya, kabar hoax menyebarkan fitnah dan propaganda yang memperkeruh suasana Suriah. Adapun asal memberikan donasi mengatasnamakan Suriah bisa berdampak amat berbahaya, karena selama ini banyak donasi yang justru disalurkan kepada pemberontak untuk membeli senjata yang akan terus digunakan ‘membakar’ Suriah.
Saat ditanya terkait bantuan ke Ghouta, Al-Sawwaf menjelaskan bahwa saat ini tidak ada jalan untuk memasukkan bantuan ke Ghouta. Bahkan terowongan bawah tanah (nafaq) yang biasa digunakan sudah tidak berfungsi.
Satu-satunya lembaga kemanusiaan yang bisa masuk ke Ghouta adalah Hilal Ahmar Internasional (Bulan Sabit Merah). Itu pun sangat sulit, Menurut Al-Sawwaf, sudah 100 relawan Hilal Ahmar Internasional yang meninggal dunia saat menyalurkan bantuan akibat terkena tembakan dari sniper.
“Bahkan untuk mengeluarkan warga di Ghouta ke Damaskus pun hampir tidak mungkin,” kata Al-Sawwaf. Padahal jarak kota itu ke Ibu Kota Damaskus seperti jarak antara Jakarta dan Bekasi.
Sebelum kunjungan berakhir, KH Muhyiddin menyampaikan rencananya untuk mengundang Syeikh al-Sawwaf pada konferensi internasional yang akan dihadiri presiden dan 50 ulama dunia, tentang Islam moderat, pada bulan Mei di Bogor, untuk bercerita tentang kondisi di Suriah yang sebenarnya.
Mendengar tawaran tersebut Syeikh al-Sawwaf balik mengundang MUI untuk datang ke Suriah, “Anda harus melihat Suriah secara langsung, sebelum menyelenggarakan acara yang akan membahas Suriah”, katanya.
Pertemuan berlangsung selama satu jam, dan diakhiri dengan saling bertukar hadiah, Syeikh al-Sawwaf memberi Jubah Khas Suriah untuk KH Muhyiddin, dan KH Muhyiddin memberi cinderamata MUI kepada al-Sawwaf.
Hukum Hanya Hukumnya Allah
Rasulullah Saw senantiasa memaafkan bila masalahnya terkait dengan pribadi beliau dan tidak mempermasalahkan perilaku buruk orang lain. Namun bila masalahnya terkait dengan urusan sosial dan agama, maka beliau benar-benar menunjukkan reaksinya. Agar hak umat Islam tidak terabaikan dan sunah Allah tidak terinjak-injak.
Pada masa pembebasan kota Mekah [Fathu Mekah] dan kemenangan umat Islam, sampailah sebuah kabar kepada Rasulullah Saw bahwa salah seorang wanita Quraisy mencuri. Rasulullah Saw berkata, berdasarkan hukum Allah tangan pencuri harus dipotong. Bawa kepadaku perempuan itu agar aku laksanakan hukum Allah terkait dengannya.”
Namun para sahabat dan orang-orang yang berada di sekitar beliau masing-masing mengatakan sesuatu. Seseorang berkata, “Sekarang bukan waktu yang tepat untuk melaksanakan hal ini. Kita baru saja datang ke kota ini. Kita harus mengambil hati masyarakat.
Yang lainnya berkata, “Perempuan ini adalah putrinya seseorang yang terkenal. Sebaiknya Anda abaikan saja kesalahannya.” Dan lain sebagainya.
Tapi Rasulullah Saw berkata, “Apakah kalian mengatakan, aku harus mengabaikan undang-undang Islam? Bila perempuan ini adalah perempuan yang tidak punya siapa-siapa, kalian juga akan mengatakan seperti ini? atau kalian mengatakan, aku harus menghukumnya supaya menjadi pelajaran bagi yang lainnya?”
Kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah bahwa undang-undang Allah tidak bisa ditafsirkan dan tidak bisa diliburkan.” Dan beliau memerintahkan agar tangan perempuan itu dipotong.
Salam Dari Surga
Agama Islam sangat memperhatikan adab pergaulan. Rasulullah senantiasa mengatakan, “Bila dua orang muslim berjumpa atau masuk pada sebuah perkumpulan sebaiknya mengucapkan salam. Supaya rajutan kasih sayang semakin kokoh di antara mereka.”
Dan di tempat lain beliau bersabda, “Mengucapkan salam bisa menjauhkan seseorang dari takabbur [kesombongan]...Bila ada seseorang mengucapkan salam maka yang orang yang dituju hendaknya menjawab dengan intonasi yang lebih baik...”
Tentunya terkait mengucapkan salam ada banyak hadis dan riwayat dan salah satunya adalah “Mengucapkan salam hukumnya sunnah dan menjawabnya wajib...”
Di hari-hari pertama pengutusan kenabian, masyarakat ketika berjumpa dengan yang lainnya, mengucapkan selamat pagi, selamat sore dan selamat malam. Sampai ketika Rasulullah Saw mendatangi mereka dan mengatakan, “Jibril turun kepadaku dan menyampaikan ucapan Allah seraya berkata, “Jangan mengucapkan salam dengan yang lain dengan cara tradisi Jahiliyah.”
Kemudian bersabda, “Allah telah memberikan hadiah yang lebih baik untuk kita dan memerintahkan kita untuk mengucapkan salam dengan yang lain dengan cara para penghuni surga. Oleh karena itu, untuk selanjutnya, ketika berjumpa dengan saudara-saudara seagama ucapkanlah “Salamun ‘Alaikum” dan dengan mengucapkan salam dan jawabannya, hadiahkan keselamatan pada saudara-saudara kalian!”
Allah Merindukan Pertemuan Denganmu
Di Akhir usianya, Rasulullah Saw sakit parah dan akibatnya adalah beliau meninggal dunia. tiga hari sebelum wafat, Jibril datang menemui beliau dan berkata, “Hai Ahmad! Allah mengutusku kepadamu untuk menyampaikan salam-Nya dan kukatakan bahwa Dia mengetahui kondisimu.”
Tapi sekarang katakan bagaimana dengan kondisimu sendiri?
Rasulullah Saw berkata, “Hai Jibril, aku sedih dan suntuk.”
Tiga hari kemudian [di detik-detik terakhir usianya] Jibril datang menemui Rasulullah bersama Izrail dan seorang malaikat bernama Ismail dan tujuh puluh ribu malaikan lainnya. Jibril berkata, “Hai Ahmad, aku diutus Allah kepadamu untuk menyampaikan salam-Nya kepadamu dan kukatakan bahwa Dia mengetahui kondisimu. Tapi sekarang katakan bagaimana dengan kondisimu sendiri?
Rasulullah Saw berkata, “Hai Jibril, aku sedih dan suntuk.”
Jibril berkata, “Hai Ahmad, ini adalah malaikat maut. Dia datang untuk mengambil nyawamu dan dia meminta izin kepadamu. Padahal selama ini dia tidak pernah meminta izin kepada seseorang untuk mengambil nyawanya. Setelah ini juga tidak akan meminta izin kepada siapapun.”
Rasulullah Saw berkata, “Atas namaku, izinkan dia!”
Jibril memberikan izin kepada Izrail dan Izrail maju dan berdiri di depan Rasulullah Saw seraya berkata, “Hai Ahmad, Allah telah mengutusku kepadamu dan Dia memerintahkanku untuk menjalankan perintahmu. Bila engkau mengizinkan, maka akan aku bawa ruhmu. Bila tidak, maka aku tidak akan melakukannya.”
Kemudian Jibril berkata, “Hai Ahmad, Allah merindukan pertemuan denganmu.”
Rasulullah Saw tersenyum dan dengan gembira berkata, “Hai malaikat maut, Lalukanlah apa yang diperintahkan kepadamu!”(Emi Nur Hayati)
Sumber: “Sad Pand va Hekayat” Nabi Muhammad Saw