Makin Tajamnya Ujung Tombak Muqawama Palestina

Rate this item
(0 votes)

Saat ini, slogan para pejabat Palestina setelah pemisahan Jalur Gaza dari Tepi Barat Sungai Jordan, adalah perwujudan rekonsiliasi nasional, urgensi nasional dan mekanisme strategis yang tidak dapat ditawar bagi bangsa Palestina.

 

Oleh karena itu, Pemimpin Otorita Ramallah, Mahmoud Abbas, setelah bertahun-tahun meniti perundingan damai yang tiada ujungnya dengan Israel, sekarang menunjuk Rami Hamdallah, untuk membentuk pemerintahan persatuan Palestina.

 

Rami Hamdallah yang saat ini menjabat sebagai PM Otorita Ramallah di Tepi Barat, menyatakan siap untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional dan akan langsung memulai pemilihan para menteri dalam pemerintahan barunya.

 

Kabinet persatuan dan rekonsiliasi nasional Palestina akan dibentuk dengan kerjasama dan partisipasi Abbas serta para pejabat Hamas dan kelompok-kelopok lain. Menurut rencana, Ezzam al-Ahmad, perwakilan dari Front Fatah akan berada di Jalur Gaza pada hari Ahad (25/5) untuk merundingkan penentuan nama-nama menteri dalam pemerintahan baru.

 

Kedua kelompok yang bersaing itu mengakhiri perselisihan mereka pada 23 April 2014, dan menandatangani kesepakatan final rekonsiliasi nasional guna mengakhiri friksi politik keduanya. Berdasarkan kesepakatan tersebut, pemerintahan persatuan nasional harus terbentuk lima pekan setelah kesepakatan itu ditandatangani. Enam bulan kemudian, dilaksanakan pemilu parlemen.

 

Menjelang pembentukan pemerintahan persatuan nasional Palestina akhir pekan depan, tekanan dari Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel terhadap Mahmoud Abbas semakin meningkat. Kedua sekutu itu tampak sangat agresif untuk mengagalkan terwujudnya persatuan di bumi Palestina.

 

Tidak diragukan, pembentukan pemerintahan interim persatuan nasional akan menjadi pendahulu pelaksanaan pemilu secara menyeluruh di Palestina untuk membentuk parlemen dan setelah itu, pemerintah juga akan menyiapkan pelaksanaan pemilu pemimpin Palestina mendatang.

 

Otorita Ramallah sejauh ini telah mengambil langkah-langkah penting demi memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina termasuk keanggotaan di lebih dari 20 lembaga dan organisasi internasional yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa serta penandatanganan empat konvensi Jenewa.

 

Bersamaan dengan keputusan final Palestina untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional, Amerika Serikat memberikan ultimatum kepada Mahmoud Abbas dan mengumumkan penentangan keras Washington terhadap kesepakatan itu. Mengapa? Karena demi mendukung Israel, Gedung Putih tidak ingin kasus Palestina ini dilimpahkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.

 

Apalagi pada peringatan pendudukan Palestina ke-66, dunia telah memandang Israel sebagai perampas hak bangsa Palestina serta mengutuk pembangunan permukiman Zionis di wilayah Palestina.

 

Pembentukan pemerintahan persatuan nasional Palestina juga berarti efektivitas perlawanan, perjuangan, dan koordinasi semua kelompok di bumi terjajah itu dalam melawan dan mematahkan setiap makar rezim Zionis Israel. Ujung tombak perjuangan diplomatik Palestina juga semakin tajam menghujam jantung rezim penjajah Israel.

Read 1606 times