Sikap Tak Menentu NATO soal Afghanistan

Rate this item
(0 votes)
Sikap Tak Menentu NATO soal Afghanistan

Menjelang KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Wales, Inggris yang akan membahas isu Afghanistan serta program organisasi ini terkait Kabul, Departemen Luar Negeri Belanda mengkonfirmasikan pengiriman seratus militernya ke Afghanistan dan penempatannya di Mazar Sharif. Pasukan Belanda yang mengemban misi di Afghanistan ini berada di bawah komando Jerman.

Meski negara-negara Barat menjustifikasi penambahan atau mempertahankan jumlah pasukannya di Afghanistan dengan beragam alasan seperti pelatihan militer Afghanistan, namun pemerintah Kabul berulang kali menyatakan bahwa mereka selanjutnya tidak membutuhkan kehadiran pasukan asing. Kabul untuk saat ini lebih membutuhkan bantuan logistik dan peralatan militer.

Menurut keterangan petinggi militer Afghanistan, kelompok teroris memiliki persenjataan yang lebih canggih dari militer Afghanistan. Ini artinya, NATO dan Amerika Serikat meski mengklaim selama 13 tahun bercokol di Afghanistan tidak melakukan langkah mendasar untuk membantu memperkuat serta mempersenjatai militer dan polisi nasional Afghanistan. Dan kini setelah berakhirnya tahun 2014 dan berdasarkan program sebelumnya, sebagian besar pasukan asing harus meninggalkan Afghanistan. Namun begitu, Amerika dan NATO dengan beragam alasan tengah berupaya mempertahankan serta memperkuat pasukannya di Afghanistan.

Tidak ditandatanganinya pakta keamanan antara Amerika dan Afghanistan, ketidakjelasan hasil pemilu presiden Kabul serta tudingan ketidakmampuan militer dan polisi Afghanistan dalam menghadapi Taliban oleh elit Barat termasuk alasan NATO dan Amerika untuk mempertahankan atau malah menambah pasukannya di negara ini.

Sementara itu, pemerintah Afghanistan dengan menyodorkan menteri pertahanannya untuk ikut serta dalam KTT NATO di Wales berencana mengajukan bantuan sebesar 4 miliar dolar, sehingga pemerintah Kabul mampu menjamin keamanan negaranya. Di sisi lain, operasi gabungan antara militer dan polisi Afghanistan di sepuluh negara bagian mengindikasikan bahwa pasukan keamanan negara ini mencapai kemajuan dan keberhasilan yang cukup memuaskan, di mana mereka mampu melakukan operasi di seluruh wilayah Afghansitan secara independen.

Meski demikian pemerintah Kabul mengharapkan NATO membantu melengkapi peralatan pasukan udaranya. Tapi sepertinya kebijakan umum Amerika dan NATO adalah tetap menjaga agar Afghanistan memiliki militer dan polisi nasional yang lemah sehingga negara ini dari sisi keamanan akan terus bergantung kepada mereka. Posisi strategis Afghanistan di kawasan membuat Amerika merancang kebijakan jangka panjang untuk terus bercokol di Kabul.

Bagaimana pun juga, rakyat Afghanistan mengharapkan NATO dan Amerika Serikat menjalankan kesepakatan sebelumnya terkait penarikan sebagian besar pasukannya dari negara ini serta tidak berusaha menambah pasukannya dengan beragam alasan. Hal ini dikarenakan kebijakan NATO dan Barat bukan saja membuat terorisme di Afghanistan semakin marak, namun juga mengindikasikan bahwa petinggi Barat tidak mengindahkan independensi serta kedaulatan nasional Kabul. Mereka ini berupaya secara tidak langsung menjajah Afghanistan.

Kubu radikal mensyaratkan kerjasama mereka dengan pemerintah Afghanistan serta partisipasi mereka dalam proses rekonsiliasi nasional dengan penarikan pasukan penjajah. Dengan demikian berlanjutnya pasukan NATO telah merusak seluruh upaya Kabul untuk menciptakan keamanan dan perdamaian di negara ini dengan melibatkan seluruh kubu milisi bersenjata. Oleh karena itu, KTT NATO yang bakal digelar hari Kamis dan Jumat mendatang di Wales, Inggris akan menunjukkan seberapa besar organisasi ini dan AS komitmen dengan janji-janjinya untuk keluar dari Afghanistan.

Read 1728 times