Kejahatan Israel di Bawah Bayangan Kegagalan Gencatan Senjata

Rate this item
(0 votes)
Kejahatan Israel di Bawah Bayangan Kegagalan Gencatan Senjata

Serangan brutal militer rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza dilanjutkan setelah kegagalan perundingan antara Palestina dan rezim penjajah tersebut untuk mecapai gencatan senjata permanen.

Jet-jet tempur rezim Zionis kembali membombardir wilayah pemukiman penduduk di Gaza. Dalam serangan terbarunya, pesawat tempur Israel meluluhlantakkan sebuah apartemen di pusat wilayah yang diblokade tersebut.

Serangan pasukan Israel pada Sabtu (23/8) telah menyebabkan puluhan warga Palestina gugur syahid dan terluka. Agresi militer rezim Zionis di Gaza selama lebih sebulan setengah ini juga telah merusak dan menghancurkan ribuan rumah penduduk, termasuk tempat-tempat ibadah dan rumah sakit.

Sejak berakhirnya gencatan senjata sementara pada Selasa pekan lalu hingga sekarang, sedikitnya 81 warga Palestina gugur syahid. Sementara serangan brutal tentara Israel ke Gaza sejak tanggal 8 Juli 2014 hingga sekarang telah menyebabkan 2.103 orang gugur syahid dan lebih dari 10.660 lainnya terluka.

Serangan rezim Zionis yang begitu dahsyatnya telah mendorong PBB untuk memperingatkan kejahatan rezim itu. Lembaga internasional tersebut telah memberikan laporan-laporan terkait serangan ke Gaza dan menyatakan bahwa rekonstruksi di wilayah yang diblokade Israel sejak Juni 2007 itu memerlukan waktu sekitar 18 tahun.

Berlanjutnya serangan membabi buta rezim Zionis di Palestina membuktikan bahwa gencatan senjata sementara tidak dapat mencegah kejahatan rezim penjajah al-Quds tersebut. Di masa pelaksanaan kesepakatan penghentian sementara konflik, Tel Aviv tetap melanggar perjanjian tersebut, dan setelah berakhir kesepakatan itu, Israel juga langsung melanjutkan kejahatan-kejahatan mengerikannya di Gaza, bahkan gencatan senjata sementara digunakan rezim Zionis untuk menutupi tindakan-tindakan anti-kemanusiaannya.

Selama diberlakukannya beberapa kesepakatan penghentian sementara konflik dalam kerangka negosiasi untuk mencapai gencatan senjata jangka panjang, Israel selalu melanggarnya dan bahkan gencatan senjata sementara yang telah beberapa kali diperpanjang itu tidak mampu menciptakan ketenangan relatif. Di masa tersebut, militer Israel tetap melanjutkan kejahatannya.

Para analis politik meyakini bahwa jika akar utama krisis Gaza tidak diperhatikan, maka gencatan senjata sementara tidak akan mampu membantu penyelesaian krisis tersebut. Ketidakpercayaan rezim Zionis terhadap mekanisme pengurangan kekerasan telah menyebabkan kegagalan kesepakatan penghentian sementara konflik, dan sikap tersebut menunjukkan dengan jelas tentang sifat penghasut perang yang dimiliki oleh rezim ilegal itu.

Menariknya, selama konfrontasi dengan kelompok-kelompok Muqawama Palestina di perang terbaru ini, rezim Zionis menghadapi kekalahan luas. Namun rezim tersebut terus berusaha untuk menutupi kegagalannya, dan bahkan berusaha membalas dendam terhadap Muqawama dengan memaksakan gencatan senjata dengan persamaan Amerika-Israel. Melalui cara ini, Israel ingin menunjukkan bahwa pihaknya adalah pemenang dalam perang tersebut.

Hal yang pasti adalah konspirasi politik dan militer yang dikejar oleh Amerika Serikat dan Israel melalui mekanisme kesepakatan penghentian sementara konflik telah menjadi penyebab utama kegagalan pencapaian kesepakatan gencatan senjata permanen.

Rakyat Palestina menyatakan bahwa segala bentuk gencatan senjata di Gaza harus menjadi peluang untuk merealisasikan semua tuntutan mereka terutama penghentian serangan militer rezim Zionis dan diakhirinya blokade Gaza.

 

Gerakan Jihad Islam Palestina menegaskan, rezim Zionis menolak untuk memenuhi semua tuntutan rakyat Palestina, tetapi Muqawama dan rakyat pada akhirnya akan mampu memaksa Israel untuk melaksanakan gencatan senjata dan memperhatikan tuntutan-tuntutan Palestina.

Read 1644 times