Seruan Perang Melawan Terorisme dari al-Azhar

Rate this item
(0 votes)
Seruan Perang Melawan Terorisme dari al-Azhar

Konferensi Internasional perang melawan terorisme dan pemikiran takfiri yang digelar atas inisiatif  universitas Al-Azhar Mesir di Kairo berakhir  hari Kamis, 4 Desember 2014. Pertemuan dua hari tersebut menghadirkan 700 ulama dan intelektual dari 120 negara dunia. Di akhir acara, para peserta konferensi membacakan deklarasi yang menegaskan penolakan terhadap segala bentuk ekstremisme, dan menyebut segala bentuk kelompok yang menggunakan kekerasan sebagai para kriminal yang tidak memiliki tempat dalam Islam sebagai agama damai.

 
 

Konferensi al-Azhar juga menegaskan mengenai persaudaraan antara Muslim dan Kristen regional. Para peserta menyerukan kepada seluruh ulama dan pemimpin agama negara-negara Arab dan Islam untuk meredam konflik sektarian di kawasan. Selain itu, mereka juga menekankan persatuan untuk menghadapi gerakan takfiri.

 

Ulama Iran yang hadir dalam pertemuan internasional ini menyampaikan pandangannya bahwa terorisme merupakan musuh bersama seluruh negara kawasan. Wakil Iran yang hadir dalam konferensi Kairo menilai teroris tidak membedakan targetnya baik Sunni, Syiah maupun Kristen. Oleh karena itu, perlu kerjasama seluruh negara untuk menyusun sebuah strategi kolektif dalam menumpas terorisme hingga akar-akarnya. Statemen tersebut mengemuka di saat Sheikh al-Azhar, Ahmad al-Tayyib menyatakan bahwa terorisme dan separatisme yang mengancam kawasan tidak memiliki tujuan lain, kecuali untuk memecah belah negara-negara Islam demi memenuhi kepentingan negara-negara asing.

 

Kini terorisme yang merajalela di Suriah, Irak dan menjalar hingga menembus negara-negara di kawasan Afrika Utara seperti Libya, Mesir dan Tunisia memiliki target untuk merongrong kehidupan harmonis antarbangsa, antarsuku, mazhab dan agama yang berbeda-beda. Sheikh al-Azhar menilai ekstremisme yang diusung kelompok teroris semacam ISIS menyimpang dari ajaran agama Islam.

 

Mufti Lebanon, Sheikh Abdul Latif Daryan di sela-sela konferensi internasional yang berlangsung dua hari di Kairo menyerukan untuk menghindari pidato provokatif, dan menegaskan penguatan persatuan dalam menghadapi terorisme. Mufti terkemuka Lebanon ini menilai kesadaran dalam menghadapi faktor memicu fitnah sebagai sebuah prinsip penting untuk menciptakan kehidupan harmonis di berbagai negara Muslim.

 

Poin penting lainnya yang ditegaskan oleh para peserta konferensi Kairo adalah urgensi reformasi wacana agama dan pengembangan metode pendidikan dan pemahaman yang benar terhadap konsep ajaran Islam seperti jihad dan lainnya. Salah satu prinsip yang berkaitan dengan masalah ini adalah larangan menumpahkan darah sesama muslim dan orang-orang yang tak berdosa. Penyerangan terhadap Kristen dan warga sipil termasuk Sunni dan Syiah bukan termasuk ajaran Islam.

 

Selama beberapa tahun terakhir kelompok teroris ISIS melakukan berbagai kejahatan keji di Irak dan Suriah. Aksi kriminalitas mereka tidak hanya melanggar ajaran agama Islam, bahkan bertentangan secara penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, konferensi perang menghadapi terorisme dan pemikiran takfiri, memandang perlawanan terhadap ISIS sebagai sebuah tindakan serius yang melibatkan negara-negara kawasan.(

Read 1570 times