9 Dey: Sebuah Epik Memuat Pesan Global

Rate this item
(0 votes)
9 Dey: Sebuah Epik Memuat Pesan Global

Dalam sejarah Revolusi Islam Iran, tercatat hari-hari penting dan bersejarah yang memiliki nilai politik sangat tinggi. Partisipasi rakyat Iran dalam pawai akbar 9 Dey tahun 1388 Hijriah Shamsiah, atau bertepatan dengan 30 Desember 2009, merupakan salah satu di antara hari-hari tersebut. Rakyat Iran turun ke jalan-jalan mereaksi rangkaian gerakan fitnah pasca pilpres periode ke-10 Republik Islam Iran. Gerakan kolosal itu mampu mengakhiri fitnah yang memiliki dimensi luas, karena di sela-sela fitnah yang dikenal juga dengan ÔÇ£Fitnah 88ÔÇØ itu, terekam jejak Amerika Serikat dan Inggris, baik secara nyata maupun terselubung, yang beraktivitas melalui berbagai kedutaan besar Barat.

Gerakan distorsif pasca pemilu yang keluar dari jalur hukum dan mekanisme yang telah ditentukan di Republik Islam Iran, praktis menimbulkan berbagai peristiwa tidak menyenangkan pasca pemilu dalam bentuk keributan di jalan-jalan, yang sampai pada puncaknya dengan penistaan sakralitas hari-hari duka di bulan Muharram khususnya pada hari Asyura.

Dari satu sisi, di antara elemen utama pembentukan gerakan bersejarah 9 Dey, adalah spontanitas kebangkitan dan partisipasi masyarakat yang menjunjung tinggi agama dan lahirnya kembali solidaritas dan persatuan rakyat Iran. Animo epik rakyat Iran dalam pawai akbar 9 Dey dan kecaman mereka terhadap gerakan menyimpang, serta pernyataan lepas diri dari para perusak dalam masyarakat dan para penista nilai-nilai agama itu, merupakan pelajaran besar bagi musuh sekaligus menggagalkan seluruh makar mereka.

Partisipasi sadar rakyat Iran dalam pawai akbar 9 Dey, yang berporos pada persatuan dan wilayah (kepemimpinan), menunjukkan kedewasaan politik rakyat Iran menghadapi fitnah musuh. Ini juga menjadi bukti bahwa Republik Islam memiliki kekuatan besar yaitu persatuan rakyatnya dalam menghadapi perang lunak dan berbagai interferensi dari pihak musuh.

Dari sisi politik, terdapat berbagai elemen yang berperan dalam pembentukan epik 9 Dey, yang jika dikategorikan secara keseluruhan, elemen-elemen itu berasal dari dua sumber internal dan eksternal. Pada saat yang sama, memiliki keterkaitan jelas dan berarti antara dua faktor tersebut.

Dengan menelusuri secara global berbagai peristiwa pasca pilpres periode ke-10 Iran, akan tampak jelas bahwa gerakan epik 9 Dey pada hakikatnya adalah reaksi terhadap berbagai rangkaian peristiwa yang sebenarnya bukan hal baru di Iran. Karena di sela-sela peristiwa pasca pemilu tersebut, terdapat gerakan-gerakan fitnah dan kudeta lunak dengan menggunakan kedok protes atas kecurangan dalam penghitungan suara yang merugikan kandidat kalah (Hossein Mousavi).

Gerakan ini mendapat dukungan luas dari jaringan satelit dan pemberitaan asing. Tujuannya adalah mengubah partisipasi 85 persen rakyat dalam pemilu menjadi panggung pementasan yang mereka istilahkan dengan ÔÇ£protes sipil dan politikÔÇØ dengan memilah-milah pemikiran dan golongan dalam masyarakat Iran.

Cara-cara seperti ini yang masuk dalam kategori kudeta lunak, sebelumnya muncul di sejumlah negara dengan nama dan sebutan seperti revolusi berwarna atau revolusi beludru. Pola perilaku abnormal dalam gerakan fitnah dengan mengkiblat pada revolusi beludru, dalam kerangka gerakan yang telah terorganisir untuk menghancurkan nilai-nilai agama serta penistaan sakralitas pada hari Asyura, menunjukkan bahwa gerakan ini terekayasa. Dalam hal ini, pusat-pusat think-tank, media massa dan kedutaan besar Barat, adalah sentra-sentra yang mengikuti semua gerakan dari dalam fitnah itu.

Pelaksanaan IranÔÇÖs Closed Fist oleh Brookings Institution yang berbasis di Amerika Serikat menunjukkan bahwa Fitnah 88 pada hakikatnya adalah proyek ter-upgrade dari gerakan yang digulirkan tahun-tahun sebelumnya dengan perencanaan matang dan rapi pihak-pihak asing. Dalam hal ini sejumlah analis Barat menulis berbagai artikel tentang ÔÇ£Revolusi Lunak di IranÔÇØ dan bahkan mereka juga menguak dukungan finansial dan konsultatif Barat.

Barat beranggapan bahwa untuk menggulirkan proyek penggulingan pemerintahan Islam dari dalam, mereka perlu kondisi internal yang kondusif dan oleh karena itu mereka merencanakan fitnah dan masa pemilu dinilai sebagai waktu yang paling tepat untuk hal ini. Proyek besar itu dimulai untuk menggulingkan pemerintahan Republik Islam Iran dan melukai afeksi rakyat Muslim Iran dan pada akhirnya ditujukan untuk menyoal pokok pemilu di Iran.

Proyek-proyek yang telah digulirkan di lembaga-lembaga Barat dalam beberapa tahun mendekati tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 60 lembaga dan organisasi yang beraktivitas berkaitan dengan ÔÇ£perang lunak di IranÔÇØ. Markas penginformasian intelijen dan terorisme yang berafiliasi dengan Dinas Rahasia Israel (Mossad) termasuk di antara lembaga-lembaga yang memonitor transformasi dan pemberitaan pasca pilpres periode ke-10 Iran. Seluruh data dan informasi yang terkumpul dipublikasikan dalam laporan bertajuk ÔÇ£Spot Light on IranÔÇØ.

Lembaga ini dalam laporan strategisnya pada 28 Khordad 1388 atau Juni 2009, menilai situasi di Iran kondusif dan menawarkan berbagai mekanisme untuk meningkatkan instabilitas di Iran. Sebagian dari mekanisme tersebut disebutkan pada sebuah laman dengan tajuk, ÔÇ£Para Pemimpin Israel Mendukung Kebangkitan Rakyat Iran.ÔÇØ

Dukungan terhadap Fitnah 88 berdasarkan pada asumsi bahwa skenario kudeta terhadap Iran harus mengandalkan elemen dalam negeri dengan format perang lunak. Berdasarkan teori ini, pendanaan untuk gerakan-gerakan perusak tatanan di dalam negeri Iran menjadi fokus perhatian yang akhirnya memuncak dalam fitnah pasca pilpres. Akan tetapi peritungan itu gagal.

Mungkin karena alasan itulah sejumlah media seperti Washington Post dan Wall Street Journal menolak terjadinya kecurangan dalam pemilu Iran dan mengakui keabsahan hasil pemilu Republik Islam. Paul Roberts, mantan wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat dalam hal ini mengatakan, ÔÇ£Kecurangan dalam pemilu Iran adalah kebohongan dan semua kekacauan yang terjadi di Iran pasca pilpres, adalah makar Amerika Serikat untuk menyudutkan dan mencoreng kredibilitas Iran.

Akan tetapi, rakyat Iran dengan terjun ke medan tepat waktu dan secara sadar dalam mewujudkan epik politik historis, telah menepati tanggung jawab mereka. Epik ini dengan jelas membuktikan bahwa rakyat Iran awas, menyadari dan memahami maksud musuh untuk mengguncang nilai-nilai dan prinsip bangsa ini. Oleh karena itu, dalam analisa tentang epik 9 Dey, semua elemen dan faktor yang telibat harus diperhatikan, mengingat gerakan spontan bersejarah dan berpengaruh ini sebagai sumber kekuatan lunak, mampu keluar dari sebuah fenomena dan transformasi periodik menjadi sebuah gerakan mengakar dan determinan dalam perjalanan Revolusi Islam. 

Ini adalah pengalaman yang telah terulang berkali-kali dalam tiga dekade pasca kemenangan Revolusi Islam, dan dipastikan bahwa setiap kali identitas masyarakat dan pemerintah Islam terancam bahaya, rakyat Iran dengan rasa tanggung jawab mereka akan secara spontan terjun ke medan.

Noam Chomsky, penulis ternama Amerika Serikat berpendapat bahwa permusuhan, makar dan penentangan AS serta negara-negara Barat terhadap Iran tidak akan pernah berhenti karena Iran independen dan tidak bersedia tunduk di hadapan imperialisme AS dan Barat. Ini merupakan fakta yang ditunjukkan bangsa Iran selama perjalanannya pasca Revolusi Islam.(

Read 1585 times