Iran, Nuklir dan Traktat NPT

Rate this item
(0 votes)
Iran, Nuklir dan Traktat NPT

Menteri Luar Negeri Iran menilai senjata nuklir sebagai ancaman terbesar umat manusia, dan pemusnahannya menjadi prioritas utama bagi publik internasional. Muhammad Javad Zarif dalam acara pembukaan konferensi peninjauan kembali traktat non proliferasi nuklir (NPT) hari Senin (27/4) menyampaikan pidato mewakili negara anggota GNB. Zarif mengatakan perlucutan senjata nuklir merupakan prioritas utama negara-negara anggota gerakan non-blok. Menlu Iran menegaskan urgensi jaminan terwujudnya tujuan traktat NPT, dan keberhasilan jangka panjangnya serta penguatan perdamaian dan keamanan internasional. Oleh karena itu, isi traktat NPT harus diterapkan secara penuh dan tanpa diskriminasi.

Diplomat senior Iran dalam pidatonya menyinggung sejumlah komitmen yang tidak dijalankan negara-negara nuklir, terutama traktat non-proliferasi nuklir. Menurut Zarif, negara-negara tersebut alih-alih memusnahkan senjata nuklir, mereka justru membuat program baru untuk meremajakan cadangan hulu ledak nuklirnya.

Menlu Iran menyampaikan kekhawatiran mendalam negara anggota GNB mengenai tidak diterapkannya traktat NPT oleh negara-negara nuklir. Zarif mengungkapkan bahwa berlanjutnya masalah ini akan mengancam kredibilitas dan tujuan NPT. Kepala jawatan diplomatik Iran menyinggung keputusan Mahkamah Internasional mengenai komitmen negara-negara nuklir untuk berunding membahas perlucutan senjata nuklir. Menlu Iran mendesak pelaksanaan komitmen tersebut oleh negara-negara nuklir, dan segera dimulainya perundingan tentang konvensi komprehensif non-proliferasi nuklir dalam bentuk program gradual mengenai pemusnahan senjata nuklir. Zarif menegaskan bahwa segala bentuk ancaman penggunaan senjata nuklir oleh negara nuklir kepada negara lain merupakan kejahatan anti-kemanusiaan dan melanggar piagam PBB, serta hukum internasional dan kemanusiaan.

Di bagian lain pidatonya, menlu Iran menyinggung hak penggunaan energi nuklir sipil untuk tujuan damai. Zarif menegaskan bahwa gerakan non-blok mendukung penerapan secara penuh, efektif dan non-diskriminatif, traktat NPT pasal 4 mengenai hak seluruh anggota untuk pengembangan, riset, produksi dan penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.

Konferensi peninjauan kembali traktat NPT digelar di New York sejak 27 April hingga 22 Mei 2015. Pertemuan tersebut secara periodik digelar lima tahun sekali untuk mengkaji penerapan dan peninjauan traktat non-proliferasi nuklir. Perwakilan dari 189 negara dan sekitar 25 menlu dari negara anggota traktat NPT akan membahas sejumlah isu penting seperti perlucutan senjata nuklir, larangan perluasan dan penyebaran senjata nuklir, jaminan keamanan dari negara nuklir untuk tidak akan mengancam dan menggunakan senjata nuklir terhadap negara non-nuklir, Timur Tengah bersih dari senjata nuklir, dan hak penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.

Read 1828 times