Wina; Babak Baru Negosiasi Nuklir

Rate this item
(0 votes)
Wina; Babak Baru Negosiasi Nuklir

Tim juru runding nuklir Republik Islam Iran Selasa (12/5) pagi dilaporkan tiba di Wina, Austria untuk melanjutkan penyusunan teks kesepakatan nuklir komprehensif antara Iran dan Kelompok 5+1.

Babak baru negosiasi nuklir di bawah koridor program aksi bersama, dihadiri oleh Sayid Abbas Araqchi dan Majid Takht-e Ravanchi, keduanya deputi menlu Iran dan Helga Schmid, deputi ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa dan digelar di Wina.

Ini merupakan babak ketiga penyusunan draf kesepakatan final nuklir. Selama dua babak sebelumnya tim pakar nuklir Iran dan Kelompok 5+1 di New York, mengkaji teks kesepakatan final nuklir. Mereka berunding hampir 200 jam. Kesimpulan dari babak perundingan ini harus dikatakan bahwa berdasarkan statemen tim juru runding Iran, kini kedua pihak memiliki teks yang sebagian besar isinya disepakati bersama, namun masih ada bagian yang diperselisihkan.

Rencananya para deputi dan kepala diplomasi negara-negara Kelompok 5+1 akan bergabung di negosiasi ini pada hari Jumat. Iran di perundingan ini telah menunjukkan itikad baiknya dan berkerja serius. Harapan Tehran adalah pihak seberang juga harus komitmen melaksanakan janji-janjinya.

Harapan ini mengisyaratkan pada pencabutan seluruh sanksi harus tertulis, namun mengingat bahwa sejumlah sanksi anti Iran berkaitan dengan Dewan Keamanan PBB dan sebagian lain dari AS serta Eropa, maka proses pencabutan sanksi akan menjadi sangat rumit.

Sementara itu, sikap Iran dalam masalah ini sangat transparan dan Araqchi sebelumnya telah menekankan bahwa seluruh sanksi ekonomi dan finansial harus dicabut ketika kesepakatan dijalankan. Amerika Serikat di negosiasi nuklir berusaha mencitrakan proses kesepakatan ini dibarengi dengan friksi antara Kongres dan Gedung Putih. Selain itu, ditingkat regional dan internasional, Amerika menyebut hal ini sebagai proses untuk mengakhiri kekhawatiran di tingkat internasional terkait program nuklir Iran.

Oleh karena itu, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengundang pemimpin enam negara Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC) ke Camp David untuk memberikan jaminan kepada mereka terkait kekhawatiran hipotesis kesepakatan nuklir. Pertemuan Camp David ini rencananya digelar Rabu dan Kamis pekan ini.

Meski sejumlah pemimpin Arab negara anggota P-GCC termasuk Raja Salman bin Abdulaziz, pemimpin Arab Saudi dan Sultan Qaboos, pemimpin Oman menyatakan tidak akan menghadiri pertemuan ini, dan hanya mengirim utusan. Terlepas dari isu yang bakal dibicarakan di Camp David, berbagai indikasi menunjukkan, jika pihak seberang memiliki tekad serius, hingga bulan Juni maka kesepakatan kemungkinan besar akan dicapai.

Tapi hingga kini belum juga ada kejelasan bahwa peluang ini seberapa besar dimanfaatkan untuk mencapai kesepakatan final. Karena mengingat pergerakan dan aksi sabotase di Kongres Amerika Serikat terkait kesepakatan nuklir yang mungkin diraih, maka seluruhnya tergantung tekad dan itikad baik Barat.

Read 1525 times