Laporan Baru Amano dan Klaim Usang Anti-Iran

Rate this item
(0 votes)
Laporan Baru Amano dan Klaim Usang Anti-Iran

Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano Jumat (29/5) sore merilis laporan terbarunya terkait aktivitas nuklir Republik Islam Iran dan menyerahkannya kepada 35 anggota Dewan Gubernur untuk dikaji. Amano di laporannya seraya mengisyaratkan proses kerjasama Republik Islam Iran dan IAEA menyatakan, organisasi ini membenarkan tidak adanya penyimpangan dalam aktivitas nuklir Tehran.

Laporan Amano membenarkan bahwa Iran melaksanakan komitmennya terkait program aksi bersama yang dikenal dengan kesepakatan Jenewa dan statemen bersama Iran-IAEA yang ditandatangani pada November 2013. Amano juga menekankan seluruh aktivitas nuklir Iran berada di bawah koridor perlindungan komprehensif (safeguards) sepenuhnya berstatus sipil dan tidak ada penyimpangan.

Terkait jawaban Iran terhadap pertanyaan yang diajukan IAEA, juga ditekankan dilaporan terbaru Amano bahwa di tujuh langkah kerjasama timbal balik, Iran telah memberikan informasi yang diperlukan serta bekerjasama dengan baik. Dirjen IAEA di laporannya juga mengisyaratkan pertemuannya dengan Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif di New York pada 27 April 2015 dan mengingatkan bahwa pertemuan tersebut fokus pada mekanisme percepatan penyelesaian masalah yang tersisa dan pengawasan terhadap pembuktian (verifikasi) IAEA terhadap langkah-langkah yang berkaitan dengan nuklir berdasarkan program aksi bersama.

Meski demikian, Amano di sebagian laporannya dengan tema transparansi masalah yang belum terpecahkan menggulirkan berbagai klaim soal pelaksanaan protokol tambahan oleh Iran dan dimensi baru kemungkinan penyelewengan program nuklir Iran ke arah militer (Possible Military Dimensions/PMD). Amano dalam hal ini menunjukkan sikap dualismenya dan memunculkan keraguan serta ambiguitas.

Sebagian besar laporan Amano berkisar mengenai data parsial dan tidak penting berkaitan dengan lokasi, jumlah dan ragam mesin sentrifugal, jumlah bahan baku, laman bahan bakar yang diproduksi, investigasi berulang serta pengambilan sampel. Informasi yang diberikan kepada anggota Dewan Gubernur IAEA dan khususnya perilisannya di media kerap diprotes Republik Islam Iran.

Reza Najafi, wakil Republik Islam Iran di IAEA  seraya mengkritik pola laporan ini menandaskan, telah berulang kali dinyatakan bahwa sikap seperti ini menuai protes berkali-kali dari Gerakan Non-Blok (GNB), namun IAEA masih saja melanjutkan ulahnya tersebut.

Selain itu, Amano di bagian lain laporannya mengisyaratkan tidak dilaksanakannya protokol tambahan oleh Iran, padahal pada dasarnya sampai saat ini protokol tambahan belum juga diterima oleh Iran dan Tehran menyatakan, resolusi Dewan Keamanan PBB terkait urgensitas menerima protokol tambahan adalah ilegal.

Salah satu poin klaim Amano yang kerap diulang dalam berbagai laporan sebelumnya adalah kemungkinan dimensi militer di program nuklir Iran dan penebaran ambiguitas dalam kasus ini. Seraya menjelaskan bahwa IAEA terus melanjutkan verifikasi tidak adanya penyimpangan bahan baku nulir yang telah diumumkan Iran di berbagai situs nuklir serta lokasi di luar reaktor nuklir, Amano mengklaim, IAEA bukan pada posisi memberikan laporan terkait jaminan kebenaran soal tidak adanya aktivitas dan bahan baku nuklir yang belum dijelaskan. Oleh karena itu, menurut Amano, IAEA tidak dapat mengambil kesimpulan bahwa seluruh bahan baku nuklir di Iran dimanfaatkan untuk kepentingan sipil.

Laporan Amano dari satu sisi membenarkan kerjasama berkesinambungan Iran dengan IAEA khususnya dalam koridor kesepakatan Jenewa dan statemen bersama Tehran-IAEA, dan dari sisi lain, terus menebar keraguan serta ambiguitas dengan mengulang klaim sebelumnya. Sikap dualisme ini kian menurunkan kredibilitas IAEA dan laporan yang dirilis oleh dirjen organisasi atom tersebut.

Wakil Iran di IAEA menilai laporan terbaru Amano dan isyaratnya terhadap kemungkinan dimensi militer di program nuklir Iran sebagai bentuk pengulangan klaim sebelumnya dan membuat laporannya tak dapat dijadikan sandaran.

Amano sebelumnya juga mengklaim kemungkinan uji coba nuklir untuk kepentingan militer di Iran. Klaim Amano ini digulirkan tanpa memberikan bukti yang menguatkannya. Di saat negosiasi nuklir antara Iran dan IAEA serta dengan Kelompok 5+1 terus berlanjut, menurut keterangan Zarif, kredibilitas IAEA di proses ini tengah diuji secara serius dan keberhasilannya membutuhkan perhatian besar petinggi organisasi atom tersebut serta langkah praktis dan seruis dari mereka.

Read 1594 times