Perundingan Nuklir yang Berliku

Rate this item
(0 votes)
Perundingan Nuklir yang Berliku

Menjelang pertemuan antara menteri luar negeri Iran dan tiga negara Eropa anggota kelompok 5+1 di Luxembourg, Menlu Prancis Laurent Fabius dijadwalkan akan bertemu dengan sejawatnya dari Iran, Mohammad Javad Zarif pada hari Senin (22/6) untuk membahas perkembangan perundingan nuklir Iran dan kelompok 5+1. Fabius menyatakan, Paris menghendaki sebuah kesepakatan yang kuat dan teruji. Dijadwalkan, pertemuan tersebut akan digelar di sela-sela sidang tingkat menteri luar negeri Uni Eropa.

Setelah pertemuan tersebut, Menlu Iran akan bertemu dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, Menlu Inggris dan Prancis dan diperkirakan Menlu AS. Tampaknya perundingan ini menghadapi jalur yang berliku-liku dan rumit. Iran dan kelompok 5+1 mengambil langkah berimbang untuk mencapai kesepakatan nuklir final yang logis dan realistis. Sejak kesepakatan sementara tercapai di Lausanne, Swiss, kedua pihak berharap akan tercapai kesepakatan final hingga 30 Juni mendatang.

Tapi perundingan ini dibayangi sejumlah masalah, terutama indikasi kuat kebijakan sepihak seperti peningkatan sanksi dan ancaman maupun permintaan yang tidak lazim dari satu pihak. Inilah yang masih menjadi agenda pembicaraan alot antara delegasi Iran dan kelompok 5+1.

Pekan lalu, Menlu AS, John Kerry di salah satu wawancaranya setelah keluar dari rumah sakit karena patah tulang, menyatakan bahwa Washington siap untuk mencabut sanksi Iran tanpa perlu melakukan penyelidikan terhadap jejak program nuklirnya. Di mata analis politik, pandangan ini mewakili sikap seorang pemimpin jawatan diplomasi AS.

Menlu Rusia, Sergei Ryabkov dalam wawancara dengan wartawan hari Sabtu (20/6) menyatakan pihaknya sedang mempertimbangkan opsi pencabutan sanksi Iran dalam perundingan nuklir. Diplomat senior Rusia ini menegaskan Moskow sedang mengkaji rangkaian aksi untuk mencabut sanksi Iran. Meski demikian, masih ada lima masalah yang masih diperselisihkan dan membutuhkan keputusan politik di tingkat menteri untuk menyelesaikannya.Selasa pekan lalu, Ryabkov mengungkapkan bahwa penerapan sanksi terhadap Iran tidak bisa diterima, dan mitra dalam perundingan nuklir pun menerima masalah tersebut.

Rangkaian statemen para diplomat tersebut mengindikasikan adanya optimisme lebih tinggi terhadap penyelesaian masalah dalam perundingan nuklir Iran dan kelompok 5+1.Kini, atmosfir perundingan lebih kondusif dibandingkan dengan dua tahun lalu.Tapi di sisi lain muncul friksi yang juga tidak kecil. Ke depan kita akan melihat hasil perundingan dan lobi yang dilakukan para diplomat dari kedua belah pihak. Sejatinya, Iran saat ini tidak sedang menawar dalam perundingan nuklir dengan kelompok 5+1 dan Tehran telah menjelaskan garis merahnya dalam perundingan tersebut.

 
Read 1712 times