Mustafa Al-Kadhimi di Iran-Mohammad Zarif di Rusia, Garis Peta Pertarungan vs AS

Rate this item
(0 votes)
Mustafa Al-Kadhimi di Iran-Mohammad Zarif di Rusia, Garis Peta Pertarungan vs AS

 

Mustafa al-Kadhimi, PM Irak, berada di Iran pada hari Selasa, 21/7/2020, dan menemui petinggi Teheran, terkhusus Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Revolusi Islam.

“Irak tidak akan pernah membiarkan kedaulatannya dijadikan ancaman untuk Iran. Baghdad benar-benar ingin merajut kerjasama murni nir-intervensi,” tegas PM Mustafa al-Kadhimi dalam pertemuannya dengan Sayid Ali Khamenei.

Ditambah lagi, kedua pemimpin Negara Iran-Irak, Hassan Rouhani dan Mustafa al-Kadhimi menekankan bahwa Teheran dan Baghdad mengimpikan peningkatan kerjasama hingga 20 miliar dolar.

“Ini adalah pukulan telak terhadap manuver Saudi dan AS yang ingin memotong tali relasi Iran di Irak di bawah kesepakatan energi. Washington dan Riyadh berupaya mempercepat proyek resolusi listrik antara Irak dan negara-negara Teluk Persia,” tulis al-Mayadeen menyorot lika-liku Teluk Persia akhir-akhir ini.

Salah seorang analis ternama Lebanon, Anis al-Naqqash kepada al-Mayadeen menjelaskan, “Perdana Menteri Irak sangat fokus pada keputusan pemerintah untuk mengusir pasukan AS. Siapapun yang mengatakan bahwa Mukawamah di Irak semakin lemah pasca teror Shahid Soleimani dan al-Muhandis, ia salah berfikir.”

Menurut Anis al-Naqqash, pihak manapun yang telah membuka kran peran politik AS di Timteng, seharusnya ia menutupnya cepat-cepat.

“Rusia dan Iran adalah dua pihak yang menegaskan akan menjerat Gedung Putih, karena Amerika bukanlah negara yang meyakini kedaulatan sebuah bangsa. Mereka juga intervensi urusan dalam negeri orang.”

Ehsan al-Shammari, salah seorang pakar politik, kepada al-Mayadeen juga mengatakan, “Irak bisa menentukan siapa kawan dan siapa lawan. Irak tidak dalam perjalanan untuk mencari musuh dan al-Kadhimi juga bergerak demi upaya menarik Baghdad dari konflik Kawasan. Dia berupaya menciptakan stabilitas regional.”

Benar memang, kata Ehsan, bahwa al-Kadhimi tidak terjun menengahi pihak-pihak Kawasan. “Gerak Baghdad tertuju pada politik netral yang akan berdampak besar pada stabilitas dalam negeri Irak.”

Mohammad Javad Zarif di Rusia: Kerjasama Rusia-Iran diperpanjang hingga 20 tahun ke depan

Tak lama sebelum kunjungan al-Kadhimi, Menlu Zarif telah mendarat di Moskow, Rusia. Mohammad Javad Zarif juga mengadakan jadwal tatap muka dengan petinggi Moskow, termasuk Presiden Putin dan Menlu Lavrov.

Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak sepakat menambah jangka waktu kerjasama hingga 20 tahun ke depan.

Di tengah embargo buta AS, Rusia-China-Iran berhasil merajut tali persaudaraan. Dan tentu hubungan itu dibangun dalam satu konsep netralisir efek boikot dan penguatan relasi segitiga.

Viacheslav Matozov, mantan Diplomat Rusia, mengamati langkah Zarif di Rusia dan menegaskan nilai istimewa dari strategi Iran.

“Ini adalah langkah baru di bawah payung konvergensi dua negara. Suasana hangat menyelimuti pertemuan Zarif dan petinggi negara Rusia.”

“Kebijakan-kebijakan Amerika untuk mengasingkan Iran, Rusia dan China berasal dari pemikiran retrogresif atau mundur karena hubungan Rusia-Iran semakin dalam lebih dari sebelumnya,” tegas Matozov.

Di akhir, al-Mayadeen menjelaskan, “Politik dan ekonomi baru internasional dalam menghadapi mata unilateralisme AS sudah semakin kuat dan mengakar. Hubungan AS dengan negara-negara, bahkan dengan sekutunya sekalipun mengalami problem. AS tidak lagi menjadi polisi dunia.”

Read 702 times