Drone Shahed Iran; Replika RQ-170

Rate this item
(0 votes)
Drone Shahed Iran; Replika RQ-170

 

Salah satu mekanisme penting menggapai teknologi maju militer dan pertahanan adalah rekayasa terbalik peralatan militer dan senjata modern serta kesuksesannya.

Peluang ini terbuka lebar di bidang drone pada tahun 1390 Hs (2011) bagi unit kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), meski sebelumnya Sepah Pasdaran juga dengan menjatuhkan sejumlah drone AS telah melakukan rekayasa terbalik.

13 Azar 1390 Hs (4 Desember 2011) sebuah drone RQ-170 milik Amerika Serikat yang melanggar zona udara Iran berhasil dijatuhkan unit dirgantara Sepah Pasdaran. Dengan demikian Iran berhasil meraih salah satu teknologi paling rahasia milik militer dan Dinas Intelijen AS (CIA),yakni RQ-170.

RQ-170
Komando pasukan dirgantara IRGC setelah pembongkaran data drone Amerika ini yang berhasil dilakukan secara penuh tahun 1391 (2012) menyatakan, proyek rekayasa terbalik tengah berjalan. Proyek ini diragukan oleh para pengamat militer Barat. Mereka menilai Iran tidak memiliki kemampuan rekayasa terbalik untuk membuat replika drone ini. Meski ada keterkejutan dan bahkan pengingkaran oleh Amerika, kini setelah sembilan tahun berlalu, Iran menunjukkan proyek produksi dan dimulainya proyek replika tersebut.

Berdasarkan informasi terbaru yang baru-baru ini dirilis dalam sebuah video pendek dari jenis pengembangan drone RQ-170 di Iran, sedikitnya ada enam jenis replika drone canggih Amerika ini yang dibikin Iran. Pasukan dirgantara Sepah Pasdaran pada awalnya membuat percontohan 15 persen dari drone RQ-170 untuk pelatihan dan pengembangan guna mempelajari metode pembuatan, perincian dan jaringan kabel (pengkabelan) drone ini.

Selanjutnya pada tahun 1393 (2014) Sepah Pasdaran menginstruksikan pembuatan 40 persen drone ini dengan nama drone Shahed 161 dan 141. Perbedaan antara drone Shahed 141 dan 161 adalah Shahed 161 menggunakan motor jet dan Shahed 141 menggunakan motor piston yang lebih canggih. Shahed 161 berfungsi sebagai drone pengawas pertempuran dan mampu terbang hingga 500 km dengan ketinggian 25000 kaki.

Sementara kecepatan maksimum drone ini adalah 275 km dengan bobot 170 kg dan mampu membawa dua bom cerdas Sadid dengan bobot 50 kg. Sepah Pasdaran memproduksi dua drone ini tahun 2014. Pertama-tama drone tersebut dimaksudkan untuk melengkapi informasi pengetahuan dan menguasai teknologi dinamika penerbangan serta konfigurasi sayap pesawat, kemudian drone tersebut digunakan untuk misi pengawasan dan identifikasi serta operasi pertempuran.

Jelas, modelnya adalah mesin piston murah dan berbiaya rendah dengan biaya penerbangan rendah, dan mengingat keunggulan desain pesawat, ia benar-benar membentuk generasi baru drone di unit dirgantara Sepah Pasdaran.

Tahun 1394 (2015) diproduksi model percontohan 60 persen drone RQ-170 dengan nama Shahed 181 dan Shahed 191. Drone Shahed 191 menggunakan motor jet, sementara Shahed 181 menggunakan mesin piston. Shahed 191 memiliki tiga misi, indentifikasi, pertempuran dan pengawasan dengan jelajah 1500 km dan dapat terbang selama 4,5 jam. Drone ini mampu terbang di ketinggian 25000 kaki dengan kecepatan 350 km perjam. Bobot drone ini sekitar 500 kg.

Selama operasi tempur, drone ini mampu membawa beban sekitar 100 kg. Maket ini dilengkapi dengan sirkulasi internal yang mampu membawa dua bom. Hal ini mencegah pantulan dari peningkatan radar dengan membawa senjata di luar badan pesawat.

Sejumlah drone ini secara serentak pernah digunakan dalam operasi anti Daesh (ISIS) di timur Suriah pada Oktober 2018 (Mehr 1397 Hs). Serangan membuat Iran sebagai pihak yang memiliki teknologi operasi kelompok drone (Drone swarm technology) dan pengguna metode ini pertama di dunia.

Setelah membuat 40 dan 60 persen sampel, selanjutnya pembuatan 100 persen atau one by one RQ-170 di tahun 2017 bernama Shahed 171 atau Simorgh. Jangkauan drone ini sekitar 4400. Drone ini menggunakan motor turbofan dan dengan misi pengintaian dan pengawasan. Selain itu, drone ini terbang dengan ketinggian 36000 kaki dan terbang selama 10 jam.

Bobot maksimum drone ini sebesar 3070 kg dan kecepatannya 460 kg. Untuk pertama kali Iran menggunakan motor turbofan di dronennya dan ini menunjukkan Tehran memiliki teknologi produksi dan desain motor jet canggih.

Karakteristik drone Shahed 171 dapat disebut sebagai drone Iran paling signifikan. Dari sisi jangkuan, drone ini setingkat dengan Shahed 129. Jangkauan operasi drone ini sekitar 2200 km,yakni di jangkauan ini, drone tersebut mampu melakukan sejumlah operasi. Selain itu, drone Shahed 171 dapat disebut sebagai drone paling berat Iran.

Shahed 129
Sejatinya yang dapat menyaingi drone ini adalah Drone Fotros, yang sepertinya kecil kemungkinan bobot maksimumnya mencapai tiga ton. Dengan demikian sepertinya drone Shahed 171 memiliki kapasitas untuk dimanfaatkan sebagai platform pengembangan drone tempur karena ukuran tubuhnya yang sesuai, meskipun saat ini sedang melakukan misi pengintaian.

Masalah lainnya adalah Shahed 171 adalah drone Iran pertama dengan mesin turbofan. Tentu saja, mengingat mesin turbofan asli Jahesh-700 diproduksi pada tahun 1399 (2020), tetapi tahun pembuatan Shahed 171 adalah tiga tahun lalu, IRGC mungkin menggunakan mesin turbofan lain di dalamnya.

Masalah lainnya ketinggian terbang drone saat ini lebih unggul dari mayoritas drone Iran. Sejatinya selain drone Karar  yang memiliki ketinggian 4000 kaki, yakni sekitar 11 persen lebih banyak ketimbang Shahed 171, mayoritas drine Iran memiliki penerbangan yang lebih rendah.

Poin lain adalah drone Shahed 171 memiliki daya terbang yang lebih lama dan rata-rata lebih lama dari drone Iran yang bermesin jet.

Drone Simorgh dari sisi kecepatan terbang berada di bawah drone Karar dan Kian, berada diurutan ketiga. Drone Shahed 171 mengingat bahan pembuatannya dan mengingat bentuk luarnya yang menyerupai pesawat pembom siluman AS, B-2 Spirit, tidak memiliki permukaan dengan sudut siku-siku serta jarang terdeteksi radar. Drone ini termasuk dalam kelompok drone siluman.

Karakteristik ini membuat Shahed 171 sukses melakukan misi mata-mata di wilayah musuh. Drone ini kini juga dimanfaatkan di misi sipil seperti pemupukan awan dan Iran kini menjadi negara kedua pembuat serta pengguna drone (UAV) di dunia.

Read 671 times