Ungkapan Kecintaan Muallaf Jepang kepada Imam Ridha As

Rate this item
(0 votes)
Ungkapan Kecintaan Muallaf Jepang kepada Imam Ridha As

Reza Nakaneh, seorang muslim berkebangsaan Jepang menyatakan ungkapan kerinduan dan kecintaan dari hatinya kepada Imam Ridha As melalui sepucuk surat yang dikirimkannya ke Masyhad, Iran.

Hujjatul Islam Nashir Salehi, direktur Hauzah Ilmiah Hadhrat Wali ÔÇÿAshr menyatakan, ÔÇ£Reza Nakaneh adalah seorang warga negara Jepang yang baru saja masuk Islam. Ia menulis surat yang ditujukannya kepada Imam Ridha As yang menunjukkan betapa besar kecintaannya kepada Ahlul Bait Nabi Saw dan keyakinannya yang kuat akan mazhab dan agama yang dipilihnya.ÔÇØ

ÔÇ£Beliau saat ini sedang kuliah di jurusan Bahasa dan Sastra Persia tingkat magister. Dari gaya bahasa yang dituliskannya menunjukkan keseriusannya dalam mempelajari sastra Persia yang dikenal dengan diksi bahasa yang sangat indah.ÔÇØ Lanjutnya.

ÔÇ£Muslim Jepang ini, sebelum menjatuhkan pilihannya untuk memeluk agama Islam, sebelumnya mengkaji beragam agama dan aliran kepercayaan. Sampai akhirnya, diantara salah satu perjalanannya menuju Masyhad, beliau kemudian mendapatkan percikan hidayah yang kemudian mengubah jalan hidupnya. Sehabis berziarah di makam Imam Ridha As, ia kemudian memantapkan hati untuk memilih Islam sebagai agama dan keyakinannya yang baru.ÔÇØ Tambahnya lagi.

Reza Nakaraneh, masuk Islam lewat bimbingan Imam JumÔÇÖat Hujjatul Islam Nashir Salehi yang disaksikan ribuan jamaÔÇÖah JumÔÇÖat di kota Masyhad tahun lalu. Ia memilih nama Reza sebabai nama hijrahnya. Tahun ini di hari wiladah Imam Ridha As, mewakili dirinya yang tidak bisa menziarahi makam Imam Ridha As secara langsung, ia menuliskan sebuah surat kerinduannya.

Berikut, surat yang dituliskan Reza Nakaneh yang menggambarkan kecintaannya pada Imam Ridha As dan Ahlul Bait Nabi secara keseluruhan.

Bismillahirrahmanirrahim

Disetiap malam di kota Masyhad yang kudus, kemanapun kakiku melangkah, dan apapun yang kuperbuat, lentera Haram senantiasa terlihat. Dan cahaya yang terpancar adalah engkau.

Cahaya yang penuh cinta dan ketenangan. Cahaya yang tanpa batas dan menerpa apapun. Meskipun aku melangkah jauh sampai keperbatasan dunia timur. Sekalipun aku memejamkan mata, cahayamu justru semakin memesona. Dan seketika semua kegelisahan dan kegundahanku menjadi sirna.

Akupun turut larut dalam kekudusan dan keagunganmu, yang membuatku jatuh terperosok dalam jurang kerinduan yang dalam dan tak bertepi.

Wahai Imam pengetahuan, dengan cahayamu, terangilah jalanku.

Wahai Imam para pecinta, lewat cahayamu, jagailah diriku.

Read 1930 times