Manifestasi Al-Quran dalam Kebangkitan Imam Husein (3)

Rate this item
(0 votes)
Manifestasi Al-Quran dalam Kebangkitan Imam Husein (3)

Imam Husein sebagai pemimpin umat Islam dan hujah Allah swt di muka bumi menjadikan kehidupannya sebagai pelayan masyarakat, terutama orang-orang yang membutuhkan dan ditindas. Selain itu, beliau juga berjuang untuk menjalankan nilai-nilai al-Quran.

Salah satu prinsip gerakan Qurani Imam Husein yang diperjuangkan dari awal hingga kesyahidannya adalah amar makruf dan Nahi Munkar. Pada saat meninggalkan kota Mekah dan Madinah itu, Imam Husein menulis sebuah surat wasiat kepada saudaranya, Muhammad al-Hanafiyah.

Dalam surat itu, Imam Husein menulis, "Ini adalah surat wasiat Husein bin Ali kepada saudaranya Muhammad al-Hanafiyah. Husein bersumpah tidak ada yang disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba- dan utusan-Nya yang diangkat dengan kebenaran. Sesungguhnya surga dan neraka adalah benar adanya dan begitu juga dengan kiamat. Allah akan membangkitkan semua manusia dari alam kubur."

Setelah mengumumkan isi pemikiran dan keyakinannya, Imam Husein kemudian menjelaskan tentang tujuan perjalanannya itu. Beliau menulis, "Sesungguhnya aku tidak bangkit karena egois dan mengikuti hawa nafsu. Tidak juga untuk melakukan kerusakan. Aku melakukan ini demi memperbaiki urusan umat kakekku,".

Imam Husein melanjutkan penjelasannya, "Aku ingin menjalankan Amar Makruf dan Nahi Munkar. Aku bergerak sesuai dengan teladan dari perilaku kakekku, Rasulullah Saw, dan ayahku, Ali bin Abi Thalib. Barang siapa yang menerima kebenaran yang aku bawa, berarti ia lebih layak mendapat kebenaran. Sementara siapa saja yang menolakku, maka aku akan bersabar, sehingga Allah memutuskan antara aku dan umat ini. Karena Allah adalah hakim yang terbaik."

Imam Husein telah menjelaskan motivasi dan tujuan utama kebangkitannya yaitu, melawan kerusakan yang tersebar secara luas di tengah umat Islam dan menentang perilaku anti-kemanusiaan yang dipertontonkan oleh pemerintah Yazid.

Gerakan yang dilakukan Imam Husein berpijak pada al-Quran, salah satunya adalah surat Ali-Imran ayat 104, yang menjelaskan, "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."

Dalam berbagai keadaan Imam Husein senantiasa mengingatkan masyarakat dan menyadarkan mereka mengenai pesan-pesan Al-Quran termasuk prinsip Amar Makruf dan Nahi Munkar.

Ketika berada di tengah perjalanan ke Kufah, Imam Husein mengutip sebuah hadis dari Rasulullah Saw. Beliau mengatakan, "Wahai manusia! Sesungguhnya Rasulullah Saw telah bersabda? Barangsiapa yang menyaksikan seorang penguasa yang jahat, menghalalkan yang diharamkan Allah, melanggar perjanjian Allah, melawan Sunnah Rasulullah Saw dan bersikap zalim kepada hamba-hamba Allah, tapi ia tidak mengubahnya baik dengan perbuatan atau ucapan, maka Allah berhak memasukkannya ke tempat yang seharusnya."

Perjuangan Imam Husein untuk menegakkan kebenaran, keadilan, dan terwujudnya nilai-nilai agama Allah, dan menciptakan pemerintahan Islam serta menghancurkan kezaliman. Tujuan gerakan beliau adalah meneruskan jalan Nabi Muhammad Saw dan para Nabi yang lain.

Sebagai Ahlul Bait Rasulullah Saw, nilai-nilai perjuangan Imam Husein senantiasa berpijak pada al-Quran. Ketika Imam Husein dan rombongan meninggalkan kota Madinah pada tanggal 28 Rajab 60 Hijriyah atau bertepatan dengan tanggal 7 Mei 680 Masehi, beliau membacakan ayat 21 surat al-Qasas.

Ayat tersebut mengisahkan tentang perjalanan Musa bin Imran ke Mesir dan persiapannya untuk berperang melawan Firaun. Allah Swt berfirman, "Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa, "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu." Ayat ini dijadikan dasar oleh Imam Husein untuk melawan Yazid bin Muawiyah.

Imam Husein tiba di Mekah pada tanggal 3 Sya'ban dan tinggal di rumah Abbas bin Abdul Muthalib. Ketika sampai di kota suci itu, beliau membacakan ayat 22 surat al-Qasas yang berbunyi, "Dan tatkala ia menghadap ke arah negeri Madyan, ia berdoa (lagi), ?Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar."

Tujuan Imam Husein membacakan kedua ayat tersebut adalah untuk menunjukkan keterasingannya di tengah umat Islam, sebab mayoritas penduduk Madinah tidak mengindahkan peringatan berulangkali yang beliau sampaikan kepada mereka tentang kepemimpinan lalim Yazid, dan mereka membiarkan beliau sendiri terjebak dalam berbagai peristiwa.

Imam Husein meninggalkan kota kelahirannya dan berlindung di sebuah tempat lain demi mewujudkan cita-cita yang mulia. Beliau datang ke Mekah untuk sebuah tujuan besar dan tidak akan terealisasi tanpa petunjuk dan pertolongan dari Allah swt.

Menurut Tarikh al-Tabari, Imam Husein setelah tiba di Mekah, menulis sebuah surat kepada para pemimpin Basrah ,dan mengatakan, "Saya mengajak kalian untuk mengikuti kitab Ilahi dan sunnah Rasulullah Saw. Sebab, bid'ah dan penyimpangan agama kembali hidup. Jika kalian mendengar pesan ini dan menerimanya, saya akan membimbing kalian ke jalan kebahagiaan." Dalam surat itu, mereka juga diharapkan tidak lalai terhadap kondisi yang terjadi di tengah masyarakat.

Kebangkitan melawan kelaliman merupakan salah satu tugas para Nabi dan aulia Allah swt yang ditegaskan dalam al-Quran, sebagaimana dilakukan oleh Nabi Musa yang bangkit menghadapi Firaun. Al-Quran surat Taha dengan baik merekam peristiwa yang penuh pelajaran ini. Surat Taha ayat 24 menjelaskan, "Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas".

Berdasarkan ayat ini, salah satu alasan mengapa Imam Husein bangkit melawan Yazid karena penguasa bani Umayah ini sudah melampaui batas. Selain tidak menjalankan ajaran Islam, bahkan menunjukkan penentangan terhadap hukum Islam seperti minuman keras, Yazid juga berlaku zalim kepada rakyatnya.

Peristiwa Asyura dengan segenap penderitaan dan dukanya memberikan pelajaran penting mengenai perjuangan Imam Husein bersama keluarga dan pengikut setianya tentang konsekuensi sebagai Muslim sejati yang menerima al-Quran sebagai sumber ajaran agamanya, juga Rasulullah dan Ahlul Baitnya sebagai pedoman menjalankan nilai-nilai Qurani.

Read 1006 times