Di Mana Letak Kita di Antara Derajat Para Pecinta Allah Swt?

Rate this item
(0 votes)

سَأَلَ أَعْرَابِيٌّ عَلِيّاً «عليه السلام» عَنْ دَرَجَاتِ الْمُحِبِّينَ مَا هِيَ قَالَ«عليه السلام» أَدْنَى دَرَجَاتِهِمْ مَنِ اسْتَصْغَرَ طَاعَتَهُ وَ اسْتَعْظَمَ ذَنْبَهُ وَ هُوَ يَظُنُّ أَنْ لَيْسَ فِي الدَّارَيْنِ مَأْخُوذٌ غَيْرُهُ فَغُشِيَ عَلَى الْأَعْرَابِيِّ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ هَلْ دَرَجَةٌ أَعْلَى مِنْهَا قَالَ نَعَمْ سَبْعُونَ دَرَجَةً

 

Suatu hari seorang Arab Badui bertanya kepada Ali (as) tentang derajat muhibbin (para pecinta), Imam berkata: derajat terendah muhibbin adalah orang yang menggap kecil ketaatannya, dan membesar-besarkan dosanya, dan dia mengira bahwa di dua dunia (dunia dan akhirat) Allah Swt hanya akan menghukumnya. Maka Badui itu pingsan. Ketika tersadar, dia bertanya: apakah ada derajat yang lebih tinggi dari itu? Imam berkata: iya, ada tujuh puluh derajat.

Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan, "Sekarang jika kalian ingin mengetahui apakah kalian termasuk di antara muhibbin atau tidak, Imam Ali as telah menunjukkan ciri-ciri derajat terendah orang yang mencintai Allah Swt. Mereka yang mengklaim mencintai Allah Swt, harus mencocokkan diri dengan parameter yang telah ditunjukkan Imam Ali as."

"Terkadang—nauzubillah—kebalikan dari ucapan Imam Ali ini yang disaksikan pada diri manusia. Maka celakalah orang yang menilai amalnya sangat besar dan menganggap maksiatnya kecil. Dia hanya mengingat amalnya tapi lupa akan maksiatnya."

"Ini adalah sebuah parameter. Jika kalian melihat seseorang yang hanya mengingat amalnya akan tetapi di sisi lain dia melupakan dosanya, maka ketahuilah bahwa dalam pandangan orang itu dosa sangat kecil dan amal sangat besar."

"Sekarang bagaimana kita tahu posisi kita? Kita dapat memahaminya melalui riwayat ini. Jika—nauzubillah—kalian ingin mengungkapkan amal kalian maka ketahuilah bahwa kalian sedang berlawanan dengan riwayat tersebut. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa jika seseorang beramal, akan tetapi ketika dia mengungkapkannya, maka semua pahala amalnya akan hilang. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa jika dia kembali memamerkan amalnya untuk kedua kali, maka bukan saja pahalanya terhapus, maka dia akan mendapat catatan perbuatan riya'. Maka celakalah orang yang sampai pada derajat ini."

"Saya ingin mengatakan bahwa manusia harus membangun diri dari dalam dan menyelamatkan dirinya dari hawa nafsu serta harus berhati-hati dengan masalah amalnya, jangan sampai mengandalkan amalnya saja tapi melupakan dosanya, karena ini yang akan menghancurkan seseorang.

مستدرك الوسائل ج1 ص133

Read 2515 times