Abdullah bin Hasan: Demi Allah! Aku Tidak akan Berpisah dari Pamanku!

Rate this item
(0 votes)

Abdullah adalah anak Imam Hasan as. Ibu Abdullah adalah anak dari Syalil bin Abdullah Bajali.(1)

Syeikh Mufid menukil, setelah Malik bin Nasr Kindi menebas kepala kepala Imam Husein as dengan pedangnya, Imam kemudian mengikat kepalanya dengan kain dan sorbannya diikat menutupi kopiahnya. Syimr bin Dziljausyan dan mereka yang ada di medan perang kembali ke posisinya. Beberapa waktu berlalu, sehingga Imam Husein as kembali ke medan tempur. Mereka juga kembali ke medan perang dan mulai mengepung Imam Husein as.

Abdullah bin Hasan al-Mujtaba as waktu itu belum sampai usia balig. Ia bersama perempuan di kemah. Ketika ia mengetahui musuh sedang menyerang Imam Husein as, ia dengan cepat keluar dari tenda dan berlari sekuat tenaga ke arah Imam Husein as. Sesampainya di sana, ia berdiri di samping Imam Husein as. Begitu melihatnya, Imam Husein as berkata kepada Sayidah Zainab as, "Saudariku! Tahan dia."

Abdullah berusaha melepaskan diri dari pegangan bibinya dan berkata, "Demi Allah! Aku tidak akan berpisah dengan pamanku!"(2)

 

Syahadah Abdullah

Tiba-tiba Abjar bin Kaab mengarahkan pedangnya ke arah Imam Husein as. Melihat itu Abdullah berteriak, "Wahai anak perempuan kotor! Celakalah engkau! Apakah engkau ingin membunuh pamanku?"

Abjar ingin sekali membunuh Imam Husein as dengan pedangnya. Tak terduga, Abdullah menjulurkan tangannya untuk menepis pukulan pedang itu, tapi apa daya tangan kecil itu. Tangan Abdullah putus hingga tergantung, karena kulitnya masih menempel.

Abdullah berteriak, "Yaa Ummatah! Wahai ibu!"

Imam Husein as yang melihat kejadian itu dari dekat langsung mendekapnya ke dadanya dan berkata, "Wahai anak saudaraku! Bersabarlah atas apa yang terjadi padamu. Jadikan ini sebagai perbuatan baikmu. Karena Allah Swt akan mengumpulkan engkau dengan ayah-ayahmu yang saleh."(3)

Imam Husein as mengangkat tangannya ke langit dan berkata, "Ya Allah! Jangan turunkan hujan untuk mereka! Jangan berkahi tanah mereka! Ya Allah! Bila Engkau memberikan waktu untuk mereka, maka buat mereka selalu saling berselisih. Buat satu dari mereka memilih jalan berbeda dari lainnya. Jangan sampai para pemimpin rela dengan mereka. Karena mereka telah mengundang kami untuk menolong kami, tapi kemudian mereka berbalik memusuhi kami dan membunuh kami."(4)

Abul Faraj berkata, "Akhirnya Abdullah gugur syahid di tangan Harmalah bin al-Kahil al-Asadi.(5)

Dalam Ziarah Nahiyah Muqaddasah disebutkan:

"Assalamu Ala Abdillah bin al-Hasan bin Ali az-Zaki", dan setelah itu menyebut nama pembunuhnya, Harmalah bin Kahil al-Asadi, disertai kutukan terhadapnya.(6)

Sumber: Yaran Sheidai Husein bin Ali as, Ustad Morteza Agha Tehrani.

 

Catatan:

1. Abshar al-Ain, hal 73.

2. Al-Irsyad, 2/110.

3. Ibid.

4. Ibid, hal 111.

5. Maqatil at-Thalibin, hal 89

6. Iqbal al-A'mal, 3/75.

Read 1923 times