Definisi dan Penggunaan Peringatan Allah dalam Al-Quran

Rate this item
(3 votes)

Kata peringatan dalam al-Quran sering digunakan dalam dua bentuk;Indzar dan Tahdzir. Dalam buku Lisan al-Arab kata Indzar adalah menginformasikan sesuatu sambil menakut-nakuti.(1) Sementara Raghib al-Isfahani memaknai Indzar sebagai berita yang disertai upaya menakut-nakuti.(2)

 

Kata Tahdzir yang berasal dari Hadzaraberarti menakuti-nakuti dengan sesuatu yang menakutkan.(3)

 

Dengan meneliti al-Quran akan dapat ditemukan kata turunan dari dua kata Indzar dan Tahdzirsehingga dapat dipahami bahwa ada beberapa hal yang diperingatkan oleh Allah dengan menggunakan dua kata ini:

 

1. Peringatan akan Hari Kiamat dan azab akhirat.

 

Banyak ayat yang menakut-nakuti manusia tentang kiamat. Dalam surat Maryam ayat 39 Allah Swt berfirman, "Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan ..."(4)

 

Dalam ayat 57 surat al-Isra disebutkan, "... Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti."

 

2. Peringatan akan azab dunia.

 

Allah dalam surat Fussilat ayat 13 berfirman, "Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud".

 

3. Peringatakan akan Allah

 

Dalam ayat 235 surat al-Baqarah disebutkan, "... Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya ..."

 

Begitu juga dalam ayat 28 surat Ali Imran, "... Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya ..."(5)

 

Mencermati penggunaan kata turunan Indzar dan Tahdzir secara langsung menunjukkan bahwa Allah menakut-nakuti hamba-Nya dengan akhirat dan azab-Nya. Bila dalam sebagian ayat diungkapkan tentang Allah menakuti-nakuti manusia akan diri-Nya itu pada hakikatnya mengingatkan manusia akan dosa yang dilakukannya agar di Hari Kiamat mereka tidak menghadapi kemurkaan Allah Swt.(6)

 

Di sebagian ayat telah diperingatkan kepada orang-orang Munafik dan sebagian istri dan anak.(7) Peringatan itu disampaikan karena mereka mempengaruhi manusia lain dan menyimpangkan mereka yang akhirnya membuat mereka menyesal di akhirat dan mendapat siksa ukhrawi. Pada hakikatnya, peringatan yang disampaikan dalam al-Quran kembali pada peringatan akan Hari Kiamat dan azab ukhrawi.

 

Dalam pembahasan peringatan Allah dalam al-Quran ini juga akan mencakup ayat-ayat yang memberikan pemahaman tentang peringatan.

 

Ada beberapa parameter dalam upaya memahami peringatan Allah dalam al-Quran:

 

1. Penggunaan kata laknat terhadap sebagian manusia seperti orang kafir, zalim, pelanggar janji dan penuduh.

 

2. Penggunaan kata Wail yang berarti celakalah bagi sebagian manusia seperti untuk orang musyrik, pembohong dan pengejek.

 

3. Janji neraka dan azab kepada orang munafik, kafir dan mereka yang bunuh diri.

 

4. Adanya larangan keras terkait satu keyakinan, tradisi dan perbuatan tertentu. Sekaitan dengan tema ini juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian;

 

a. Larangan langsung kepada Muslimin atau Mukminin, seperti larangan tidak menghormati kedua orang tua atau lari dari medan perang.

 

b. Larangan yang keluar dari lisan para nabi, seperti larangan berputus asa dari rahmat Allah yang disampaikan oleh Nabi Yaqub as kepada anak-anaknya.

 

c. Larangan yang langsung terhadap non Muslim, seperti larangan berlebih-lebihan dalam agama kepada Ahli Kitab.

 

d. Isyarat tegas akan keharaman sesuatu, seperti haramnya menikahi muhrim. Peringatan ini lebih banyak terkait dengan masalah keluarga.

 

e. Celaan terhadap satu perbuatan, seperti celaan kepada orang yang makan barang haram atau berbisik-bisik.

 

f. Isyarat tegas tentang satu orang atau kelompok yang tidak selamat, seperti orang-orang zalim.

 

g. Penyebutan akibat buruk dunia bagi sebuah pekerjaan, seperti bersikap kasar yang membuat orang menjauhinya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

 

Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.

 

Catatan:

1. Ibnu al-Manzhur, Lisan al-Arab, Beirut, Dar Ihya at-Turats al-Arabi, 1408 Hq, cet 1, jilid 14, hal 100.

2. Raghib al-Isfahani, Mufradaat alfazh Quran, Beirut, ad-Dar as-Syamiah, 1423 Hq, cet 3, hal 223.

3. Ibid.

4. Lihat juga surat al-An'am ayat 130, Ibrahim ayat 44, az-Zumar ayat 71, Ghafir ayat 15, Syura ayat 7.

5. Ungkapan takut kepada Allah tidak terbatas dalam kata ini. Karena makna semacam ini diungkapkan dalam al-Quran dengan kata-kata yang lain seperti taqwa dan khasyah.

6. Syeikh Thusi di akhir ayat 28 dari surat Ali Imran menjelaskan bahwa kata Nafsahu atau diri-Nya itu berarti azab-Nya. (Abu Jakfar Muhammad bin Hasan at-Thusi, at-Tibyan fi Tafsir al-Quran, Tashih: Ahmad Habib Qashir Amili, Beirut, Dar Ihya at-Turats al-Arabi, 1415 Hq, cet 1, jilid 2, hal 435) Allamah Thabarsi juga mengatakan, "Dalam ayat ini maksudnya adalah azab Allah. Sama sepertik kita mengatakan "Takutlah akan singa' dan yang kita maksudkan adalah kebuasannya. Jadi, maksud ayat ini adalah balasan Allah. (Fadhl bin Hasan Thabarsi, Majma al-Bayan fi Tafsir al-Quran, Tehran, Naser Khosrou, 1372 Hs, cet 3, jilid 2, hal 730)

7. Lihat surat al-Munafiqun ayat 4 dan surat at-Taghabun ayat 14.

Read 7704 times