
کمالوندی
Rahbar: Rakyat Iran Ingin Parlemen yang tidak Takut Amerika
Rahbar menilai kehadiran luas rakyat Iran dalam pemilu Dewan Ahli Kepemimpinan dan Parlemen negara itu, sebagai faktor penting untuk memperkuat pemerintahan Islam dan menggagalkan konspirasi-konspirasi musuh.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Rabu (24/2) pagi bertemu dengan warga kota Najafabadi.
Rahbar menuturkan, ketika musuh menyaksikan, setelah 37 tahun, di bawah tekanan dan sanksi-sanksi menindas serta propaganda tendensius dan merusak, tidak mampu mengganggu kesetiaan rakyat pada pemerintahan Islam, keagungan Revolusi di mata mereka semakin jelas.
Rahbar menegaskan, salah satu senjata dan kebohongan musuh yang selalu diulang dalam pemilu, adalah adanya parlemen pro-pemerintah dan anti-pemerintah, di Iran.
Akan tetapi, kata Rahbar, rakyat Iran tidak menginginkan keduanya, rakyat ingin parlemen yang berani dan taat agama, mengenal kewajiban dan tidak takut Amerika Serikat.
Ayatullah Khamenei menambahkan, bangsa Iran mendambakan sebuah parlemen yang mengetahui cara mengobati penderitaan masyarakat, sebuah parlemen yang taat agama, memegang komitmen dan berani.
"Parlemen yang tidak mudah termakan tipuan musuh, yang menganggap penting kemuliaan dan independensi. Berani melawan ketamakan kekuatan-kekuatan yang tangannya terputus dari Iran dan ingin kembali," lanjut Rahbar.
Rahbar menjelaskan bahwa Amerika pasca perundingan nuklir, menyusun rencana-rencana busuk di kawasan dan Iran.
Ia menegaskan, hal ini jelas bagi kita, untuk dalam negeri, musuh menggunakan infiltrasi, oleh karena itu semua harus mewaspadai infiltrasi dan mencegah perpecahan yang dibuat musuh.
Rahbar Sambut Perluasan Kerjasama Ekonomi Iran-Swiss
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyambut perluasan hubungan dan kerjasama di sektor ekonomi dan sains antara Republik Islam Iran dan Swiss.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengungkapkan hal itu dalam pertemuan dengan Johann Schneider-Ammann, Presiden Swiss di Tehran, ibukota Iran, Sabtu (27/2/2016).
Dalam pertemuan tersebut Rahbar menyinggung sejarah hubungan antara Iran dan Swiss dan cerminan positif dari perilaku pemerintah Bern dalam opini publik Iran.
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menilai Swiss yang tidak memiliki keterlibatan dengan sejumlah negara Barat dalam menekan dan mengembargo Iran sebagai salah satu hal yang menjadi pertimbangan untuk peningkatan kerjasama.
Ayatullah Khamenei menuturkan, volume perdagangan antara Iran dan Swiss rendah dan tidak seimbang. Oleh karena itu, para pengusaha dan investor Swiss yang menyadari kapasitas besar Iran, bisa memperbaikinya.
Rahbar juga menyinggung pengalaman rakyat Iran dalam perang yang dikobarkan sejumlah negara Eropa termasuk langkah mereka yang memberikan rudal dan jet tempur kepada rezim Saddam Irak untuk mengagresi Iran selama delapan tahun.
"Perilaku ini telah menyebabkan munculnya gambaran negatif dalam benak masyarakat Iran, namun gambaran seperti itu terkait Swiss tidak ada di Republik Islam Iran," tuturnya.
Ayatullah Khamenei lebih lanjut menekankan dukungan ekonomi dan jaminan hukum pemerintah Iran atas perjanjian-perjanjian Tehran-Bern.
"Hal yang penting adalah perjanjian-perjanjian itu akan menjadi langkah yang nyata dan konkret melalui kerjasama serius dan dengan tekad yang kuat," pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Swiss dalam pertemuan tersebut menyinggung sejarah panjang hubungan persabataan antara Bern dan Tehran.
Schneider-Ammann juga mengungkapkan kepuasan atas kunjungannya ke Iran.
"Dalam lawatan ke Iran telah dibicarakan mengenai peta jalan kerjasama luas antara Bern dan Tehran. Penandatanganan peta jalan ini bisa mendorong perluasan hubungan bilateral," ujarnya.
Inilah Pesan dan Ucapkan Terimakasih Rahbar kepada Rakyat Iran
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, rakyat Iran yang penuh kesadaran dan tekad telah menunjukkan "demokrasi religius" kepada dunia melalui partisipasi luas mereka dalam pemilu parlemen dan pemilu Dewan Ahli Kepemimpinan.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengungkapkan hal itu dalam sebuah pesan yang dirilis pada Minggu (28/2/2016) petang, seperti dilansirIRNA.
Dalam pesannya, Ayatullah Khamenei mengucapkan terimakasih kepada rakyat Iran atas partisipasi luas mereka dalam pemilu parlemen dan pemilu Dewan Ahli Kepemimpinan Iran.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran lebih lanjut menyebut "kemajuan komprehensif dan tumbuh dari dalam" sebagai tujuan yang mendasar.
Rahbar menuturkan, parlemen mendatang akan memikul tugas dan tanggung jawab berat, dan diharapkan, semua akan menyaksikan pertanggung jawaban mereka dihadapan Tuhan dan rakyat.
Dalam pesan tersebut, Ayatullah Khamenei mengingatkan kepada para pejabat negara, baik para calon anggota parlemen dan Dewan Ahli Kepemimpinan, maupun para pemegang posisi eksekutif di berbagai lembaga lainnya bahwa rasa terimakasih yang layak harus mereka wujudkan melalui pelayanan jujur kepada rakyat, negara dan pemerintah Islam.
Selain itu, Rahbar juga meminta mereka agar menjadikan beberapa hal di bawah ini masuk ke dalam program permanen mereka di masa menjalankan tugas dan tanggung jawab dan jangan sampai melanggarnya dengan cara apapun.
Beberapa hal yang dimaksud adalah kesederhanaan, kejujuran, mendahulukan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan faksi, perlawanan berani terhadap intervensi asing, respon revolusioner terhadap peta musuh dan pengkhianat, karakter jihad dalam berpikir dan bertindak, dan dalam satu kalimat; yaitu "bekerja untuk Tuhan dan melayani ciptaan-Nya. "
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menilai kemajuan negara sebagai tujuan mendasar. Menurut Rahbar, menjaga martabat dan identitas nasional tidak akan tercapai kecuali dengan kemajuan komprehensif dan tumbuh dari dalam.
Pemilu parlemen ke-10 dan pemilu Dewan Ahli Kepemimpinan Iran ke-5 digelar pada Jumat, 26 Februari.
Tangkal Rudal Iran dan Hizbullah, Israel Tempatkan Sistem Baru
Rezim Zionis Israel mengabarkan penempatan sistem rudal barunya bernama, David's Sling (ketapel Daud) di pangkalan-pangkalan udaranya.
Associated Press (1/3) melaporkan, Kementerian Peperangan Israel, Selasa (1/3) mengumumkan, operasi penyerahan sistem rudal baru David's Sling ke pangkalan-pangkalan udara rezim itu membutuhkan waktu beberapa pekan.
Sistem rudal baru Israel itu adalah produk bersama perusahaan sistem pertahanan canggih Rafael dan Raytheon Missile Systems, Amerika Serikat.
Sistem rudal itu dirancang untuk mengejar rudal-rudal berdaya tempuh 70-300 kilometer, yang biasa digunakan oleh Hizbullah.
Israel juga menempatkan sistem pertahanan anti-rudal Arrow untuk menangkis ancaman-ancaman rudal jarak jauh Iran.
Dua Kapal Perang Rusia Lewati Perairan Turki
Dua kapal perang Rusia, baru-baru ini melewati Selat Dardanelle di perairan Turki, menuju Laut Mediterania.
Kantor berita Dogan (DHA), Jumat (19/2) melaporkan, seiring dengan meningkatnya pergerakan militer di kawasan, dua kapal perang Rusia, Alexander Otrakovsky dan Novocherkassk, hari ini, Jumat (19/2) melewati Selat Dardanelle, Turki menuju pesisir pantai Suriah di Laut Mediterania.
Ketika melewati perairan Turki, kedua kapal perang Rusia itu dikawal oleh kapal patroli Turki.
Menyusul langkah Turki menembak jatuh jet tempur Rusia yang dituduh melanggar zona udara negara itu, ketegangan dua negara terus memburuk.
Hingga kini alasan diberangkatkannya kedua kapal Rusia itu ke Mediterania masih belum diketahui, dan petinggi Rusia juga Turki belum berkomentar terkait masalah ini.
Para pengamat menilai lewatnya kapal-kapal perang Rusia di Selat Dardarnelle, Turki, penting dan efektif di tengah krisis Suriah saat ini.
Eropa Desak Rusia Berhenti Serang Teroris di Suriah
Para petinggi Eropa mendesak Rusia untuk berhenti membombardir kelompok-kelompok bersenjata Takfiri di Suriah.
Kantor berita Reuters (19/2) melaporkan, para petinggi Uni Eropa, Jumat (19/2) medesak Rusia menghentikan serangan atas kelompok-kelompok bersenjata Takfiri dukungan Barat di Suriah.
Petinggi Eropa menuduh Moskow berusaha merusak perdamaian di Suriah dengan melanjutkan serangannya dan sengaja menciptakan gelombang pengungsi ke Eropa.
Permintaan petinggi Eropa itu disampaikan sepekan pasca dicapainya kesepakatan negara-negara adidaya dunia untuk menghentikan perang di Suriah, negara yang meminta Rusia ikut membantu menumpas kelompok teroris.
Para petinggi Eropa setelah menggelar pertemuan mengumumkan, Dewan Eropa meminta pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya berhenti menyerang kelompok-kelompok bukan teroris, karena bisa membahayakan masa depan perdamaian dan memperburuk krisis pengungsi.
Petinggi Uni Eropa mengatakan, penghentian total kekerasan di Suriah harus segera dilakukan.
Jika Diserang, Pejuang Palestina Siap Lawan Israel
Deputi Biro Politik Hamas mengatakan, para pejuang Palestina memiliki kesiapan penuh untuk melawan ancaman dan kemungkinan agresi militer Israel ke Jalur Gaza.
Laman Tasnimnews melaporkan, Ismail Haniyeh dalam khutbah Jumat di Gaza, menegaskan bahwa pejuang Palestina punya pertahanan yang sempurna untuk menghalau serangan rezim Zionis.
Menurutnya, langkah Israel menggelar manuver-manuver militer mengindikasikan ketakutan Zionis dari pejuang Palestina.
Pada kesempatan itu, Haniyeh menekankan berlanjutnya resistensi anti-Zionis dan menambahkan bahwa Brigade Qassam telah menemukan sebuah peralatan untuk memantau gerakan dari tunel milik pejuang Palestina.
Iran akan Beli Jet Tempur Canggih, Sukhoi-30
Menteri Pertahanan Republik Islam Iran mengabarkan pembicaraan dengan Rusia untuk membeli jet tempur canggih Sukhoi-30 dari negara ini.
"Mengingat Angkatan Udara memerlukan jet tempur, maka pembicaraan dengan Rusia untuk membeli Sukhoi-30 talah dilakukan dan bahkan jumlahnya juga telah ditetapkan," kata Brigadir Jenderal Hossein Dehqan dalam wawancara khusus televisi nasional Iran, Selasa (9/2/2016) malam seperti dikutip Tasnim.
Ia juga mengabarkan tentang produksi dan peluncuran tank canggih Iran bernama Karrar.
"Tank canggih ini –jika memang tidak lebih baik dan lebih maju dari tank Rusia T-90– namun berada pada level yang sama," ujarnya.
Menhan Iran lebih lanjut menyinggung informasi terbaru terkait pembelian sistem rudal S-300 dan produksi sistem rudal Bavar-373.
"Berdasarkan kontrak, sistem rudal S-300 akan diserahkan kepada Republik Islam Iran dalam dua bagian, di mana bagian awal telah siap dan kita harus memikirkan untuk pemindahannya ke Iran. Bagian ini akan diserahkan pada kuartal pertama tahun ini. Sementara bagian kedua sistem rudal S-300 akan diserahkan pada tahun ini," jelasnya.
Terkait dengan sistem rudal Bavar-373, kata Dehqan, berbagai bagian dari sistem ini telah siap dan insya Allah sampel pertamanya akan diluncurkan hingga akhir tahun 1395 Hs.
Menurut Dehqan, sistem Bavar-373 dilengkapi dengan teknologi mutakhir dunia dan sepenuhnya produksi Iran.
Di bagian lain pernyataannya, Menhan Iran juga menyinggung rancangan dan pembuatan rudal Emad-2 di masa mendatang.
"Model baru dari rudal balistik ini akan dirancang dan diproduksi di masa mendatang dengan lebih akurat untuk menarget sasaran. Dan tentu saja, rudal Emad-1 akan diproduksi secara massal," pungkasnya.
Rouhani: Pengorbanan Keluarga Syuhada, Penyebab Kemuliaan Iran
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, bangsa Iran selalu terlibat untuk mempertahankan nilai-nilai Revolusi Islam.
Hassan Rouhani mengatakan hal itu dalam pertemuannya dengan keluarga syahid Hasan, Husein dan Mahdi Sheikh Sha'bani, Selasa (16/2/2016) petang.
Ia menilai iman, kesabaran dan pengorbanan keluarga para Syuhada "Perang Pertahanan Suci" (perang yang dipaksakan rezim Saddam Irak terhadap Iran selama delapan tahun) sebagai hal yang membanggakan dan menyebabkan kemulian bangsa Iran.
Presiden Iran lebih lanjut memuji pengorbanan keluarga para Syuhada dan veteran perang. Menurutnya, pengorbanan keluarga para Syuhada adalah akar pohon revolusi yang penuh buah ini.
"Iman, kesabaran, tawakal keluarga para Syuhada dan veteran perang melipatgandakan nilai pekerjaan mereka," ujarnya.
Hari ini, kata Rouhani, bangsa Iran dengan sukarela datang dan berkorban di jalan nilai-nilai Revolusi Islam.
Ayatullah Araki: Musuh Mencegah Penyebaran Islam Murni
Sekjen Forum Dunia Pendekatan Antarmazhab Islam, Ayatullah Mohsen Araki menyatakan, musuh mencegah penyebaran Islam yang murni di dunia.
Hal itu dikemukakan Kamis (18/2) oleh Ayatullah Araki dalam acara Festival Internasional Studi Syeikh Tusi ke-18 di kota Qom, di hadapan para santri dan mahasiswa Universitas Jamiah al-Mustafa.
Menyinggung upaya musuh untuk merusak citra Islam, Ayatullah Araki mengatakan, "Musuh sedang berupaya memanfaatkan segala macam cara untuk mencegah perluasan dan penyebaran Islam yang murni di dunia."
Festival Internasional Studi Syeikh Tusi ke-18 ditutup pada hari Kamis dengan pengumuman karya-karya terbaik yang diikutsertakan dalam festival tersebut.
Sebagian besar karya yang diikutsertakan terkait Iran, Afghanistan, Pakistan, India dan Irak.
Festival tahun ini digelar dengan fokus dialog Islam dan dunia moderen, mengambil inspirasi dari surat Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei kepada para pemuda Eropa dan Amerika Utara. Lebih dari 900 karya milik para santri dan mahasiswa dari 30 negara diikutsertakan dalam festival tahun ini.