کمالوندی
Jack Straw: Pesan Rahbar Iran Luar Biasa
Mantan Menteri Luar Negeri Inggris menilai pesan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar untuk para pemuda Eropa dan Amerika Utara, luar biasa.
IRNA (7/2) melaporkan, Jack Straw, mantan Menlu Inggris menyoroti urgensitas posisi agama Islam di Barat dan menyambut baik pesan Rahbar untuk pemuda Barat. Ia mengatakan, ÔÇ£Pesan ini memiliki urgensitas yang luar biasa dan dengan memperhatikan kondisi saat ini, sangat tepat untuk disampaikan.ÔÇØ
Mantan Menlu Inggris menegaskan bahwa sekarang ini penyampaian agama Islam yang benar menjadi hal yang darurat.
Jack Straw memprotes keras minimnya tanggapan sebagian media Barat atas pesan Rahbar untuk pemuda Eropa dan Amerika Utara.  
Ia menambahkan, ÔÇ£Atmosfer politik di Iran sangat hidup dan dinamis.ÔÇØ
Terkait perbedaan sikap dirinya dengan politisi-politisi Barat lain soal Iran, Jack Straw mengatakan, ÔÇ£Sebuah prinsip dasar dalam diplomasi adalah hubungan internasional yang harus memahami keinginan-keingingan negara lain dan sejarah negara tersebut.ÔÇØ ┬á
Mantan Menlu Inggris juga menyinggung masalah kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam perundingan nuklir Iran dan Kelompok 5+1. Menurutnya, kondisi saat ini positif bagi dicapainya kesepakatan nuklir.
ÔÇ£Kemungkinan kegagalan perundingan adalah sebuah tragedi,ÔÇØ ujarnya.
Ia juga menegaskan hak Iran untuk menggunakan energi nuklir damai.
Jack Straw mengaku cemas dengan meningkatnya Islamphobia di Barat. Ayatullah Khamenei, pasca insiden teror terbaru di Perancis dan kejadian-kejadian serupa di beberapa negara Barat lain, menulis sebuah pesan untuk para pemuda Eropa dan Amerika Latin.
ÔÇ£Sejak dua dekade lalu sampai kini, kurang lebih setelah tumbangnya Uni Soviet, banyak upaya dilakukan untuk memposisikan agama besar Islam menjadi sebuah musuh menakutkan,ÔÇØ tulis Rahbar dalam pesannya.
Rahbar menuturkan, ÔÇ£Sejarah Eropa dan Amerika dipenuhi dengan perbudakan, penjajahan dan penindasan atas kulit berwarna serta non-Kristen, yang memalukan.ÔÇØ
Abu Bakr Al Baghdadi Lari dari Suriah ke Irak
Sumber-sumber media mengabarkan larinya Pemimpin ISIS bersama sejumlah petinggi kelompok teroris itu dari kota Raqqa, Suriah menuju Provinsi Ninawa, Irak.
Situs berita Irak, Al Sumaria News (7/2) melaporkan, sebuah sumber lokal di Ninawa, Utara Irak mengumumkan, ÔÇ£Informasi-informasi akurat membenarkan larinya Abu Bakr Al Baghdadi, Pemimpin ISIS ke Ninawa, Irak pasca meningkatnya serangan-serangan udara koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat ke beberapa pangkalan ISIS di Raqqa, Suriah.
Beberapa waktu lalu sejumlah media mengabarkan, Abu Bakr Al Baghdadi bersama lebih dari 100 teroris ISIS lain, melarikan diri dari Mosul, Irak ke Suriah.
Isu Nuklir Iran dan Konferensi Keamanan Munich
Hotel Bayerischer Hof pada hari Jumat (6/2/2015), menjadi tuan rumah untuk pembicaraan nuklir Iran dan Kelompok 5+1 bersamaan dengan dibukanya Konferensi Keamanan Munich.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry bertemu timpalannya dari Iran, Mohammad Javad Zarif untuk mendiskusikan perkembangan perundingan nuklir antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman.
Penjajakan Kerry dan Zarif bertujuan untuk menetapkan proses perundingan nuklir dan berlangsung selama 2,5 jam. Setelah pertemuan ini, Zarif juga melakukan pembicaraan dengan mitranya dari Jerman, Frank-Walter Steinmeier. Menlu Iran juga bertemu dengan rekannya dari Oman, Yusuf bin Alawi di sela-sela Konferensi Keamanan Munich. Sebelumnya, Oman menyelenggarakan satu putaran perundingan nuklir Iran dan Kelompok 5+1.
Pada Sabtu (7/2/2015), Zarif akan melanjutkan penjajakannya dengan menlu Inggris, Rusia, dan juga sekjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Menurut agenda, Zarif pada hari Ahad, akan menghadiri sebuah acara diskusi dengan melibatkan Menlu Perancis Laurent Fabius, Menlu AS John Kerry, dan Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier di Konferensi Keamanan Munich.
Para Deputi Menlu Iran, Abbas Araqchi dan Majid Takht-e-Ravanchi turut menemani Zarif selama kunjungan di Munich.
Selama beberapa bulan terakhir, menlu Iran melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan pejabat dari AS, Inggris, Jerman, Rusia, dan Cina. Sebelumnya, menlu Iran dan AS juga telah melakukan dialog di sela-sela Konferensi Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Pertemuan tersebut tentu saja rumit dan kompleks. Akan tetapi dapat menjadi peluang untuk bergerak ke arah tujuan dengan menghapus hambatan-hambatan utama untuk mencapai kesepakatan final. Oleh karena itu, pembicaraan antara Zarif dan Kerry mendapat sorotan luas banyak pihak.
Para pejabat Washington sedang berupaya untuk mempertahankan rezim sanksi sebagai sebuah instrumen untuk menekan Tehran. Kebijakan itu berangkat dari apa yang mereka sebut sebagai ÔÇ£keprihatinan terhadap program nuklir Iran.ÔÇØ Mereka akan menggunakan isu ini sebagai alat politik dalam perundingan nuklir.
Sebagian dari tindakan itu diambil setelah melakukan koordinasi dengan lobi Zionis di Kongres AS. Kebijakan ini jelas bertentangan dengan isi kesepakatan Jenewa.
Selain menerapkan tekanan dan mengajukan tuntutan yang berlebihan, AS juga melihat urgensitas untuk merampungkan perundingan tersebut. Dapat dikatakan bahwa perundingan itu bertujuan untuk mencapai sebuah kesepakatan yang menjamin hak-hak Iran dalam masalah nuklir. Di samping itu, kedua pihak ingin membangun kepercayaan tentang aspek damai program nuklir Iran.
Negosiasi itu membutuhkan sebuah sikap yang seragam yaitu, tekad untuk mencapai kesepakatan final. Tentu saja, sebuah perjanjian yang mengakui hak-hak dan wibawa bangsa Iran. Namun, pertanyaannya di sini adalah, apakah kedua pihak dapat mencapai kesepakatan sesuai dengan tenggat waktu yang sudah disepakati bersama?
Para pejabat Washington tampaknya bergerak lebih agresif setelah dicapainya kesepakatan Jenewa. Akan tetapi, dinamisasi politik itu lebih terfokus untuk mempertahankan sikap-sikap masa lalu dan meneruskan sanksi. Sebenarnya, kebijakan itu telah menghalangi kedua pihak untuk mencapai kesepakatan final.
 
Menlu Iran dalam satu komentarnya di Munich, mengatakan bahwa apa yang mereka (Kelompok 5+1) sampaikan adalah keinginan untuk menyukseskan perundingan, tapi perlu kita lihat apakah mereka juga memiliki tekad politik sehingga keinginan itu sejalan dengan keputusan politik.
Kurdistan Ingin Punya Persenjataan Berat untuk Lawan ISIS
Pemimpin wilayah Kurdistan, Irak mengabarkan bahwa pihaknya tidak memiliki persenjataan berat untuk memerangi kelompok teroris ISIS.
Masoud Barzani, Pemimpin Kurdistan, Irak dalam wawancaranya dengan surat kabar Al Hayat, terbitan London menjelaskan, ÔÇ£Jika Peshmerga harus ikut serta dalam pertempuran menentukan dalam mengalahkan ISIS, maka mereka membutuhkan persenjataan berat.ÔÇØ
Menurut Barzani, warga Arab Ahlu Sunnah di Irak adalah orang-orang yang paling dirugikan oleh perang ISIS. Pasalnya, pertempuran ini berlangsung di wilayah-wilayahnya dan menyebabkan kerusakan kota serta desa mereka.
Pemimpin Kurdistan, Irak menambahkan, ÔÇ£Perang melawan ISIS lebih sulit ketimbang pertempuran warga Kurdi melawan Saddam Hussein, dan ISIS sangat berbahaya.ÔÇØ
ÔÇ£Kelompok teroris ISIS melakukan banyak kerusakan di sejumlah negara, dan perwira-perwira tinggi militer veteran Pakistan, Uzbekistan, Kazakhstan, juga rezim Partai Baath bergabung dengan kelompok teroris itu,ÔÇØ katanya.
Pemimpin wilayah Kurdistan, Irak juga memuji bantuan-bantuan Iran kepada Kurdistan, Irak dalam perang melawan ISIS.
Khatib Jumat Tehran: Rakyat Iran Setia pada Revolusi Islam
Khatib Jumat Tehran, menjelang peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran, menilai kehadiran luas masyarakat dalam perayaan kemenangan Revolusi Islam sebagai indikasi kecintaan dan kesetiaan rakyat Iran kepada pemerintahan serta Revolusi Islam.
Ayatullah Ahmad Jannati, Khatib Jumat Tehran, menjelang peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran ke-38 dan tibanya Pekan Fajr mengatakan, "Rakyat Iran, dengan hadir di berbagai arena revolusi khususnya partisipasi mereka di acara-acara Pekan Fajr, menjaga dan melindungi Revolusi Islam dari konspirasi musuh."
Khatib Jumat Tehran menambahkan, "Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran, dengan menumbangkan pemerintahan Syah Pahlevi, berhasil mendirikan pemerintahan Islam dan demokratis di Iran."
Ayatullah Jannati juga menekankan keseriusan dalam masalah ekonomi perlawanan oleh rakyat dan pemerintah Iran. "Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menganggap perlawanan ekonomi sebagai jalan untuk mengalahkan sanksi dan mematahkan tekanan-tekanan," ungkapnya.
Khatib Jumat Tehran menegaskan pemanfaatan kekayaan dan potensi dalam negeri para pemuda Iran dalam memerangi dan menggagalkan sanksi-sanksi sepihak Barat. "Kita tidak boleh berharap pada Barat, pasalnya mereka tidak bekerja untuk kepentingan rakyat Iran," ujarnya.
Di bagian lain khutbahnya, Ayatullah Jannati menganggap pesan Rahbar untuk para pemuda Eropa dan Amerika Utara agar mengenal Islam secara mendalam, adalah sebuah langkah bernilai dan bersejarah. Ia menuturkan, "Pengaruh pesan ini akan segera tampak."
Ayatullah Jannati menambahkan, "Barat dan Amerika Serikat ketakutan akan kecenderungan masyarakat dunia terhadap Islam. Karenanya mereka sedang berusaha melancarkan konspirasi atas Islam."
Khatib Jumat Tehran juga menyinggung soal operasi militer Hizbullah, Lebanon terhadap konvoi pasukan rezim Zionis Israel di wilayah pendudukan, Selatan Lebanon. Ia menjelaskan, "Pasukan Hizbullah, selain telah menuntut balas atas darah para syuhada perlawanan, juga membuktikan bahwa mereka tidak akan pernah diam menghadapi serangan-serangan Israel."
Iran dan Rusia Modernisasi Sistem Rudal Tor-M1
Asisten CEO perusahaan senjata Izhevsk (Izhmash) Rusia, Vyacheslav Kartashov menekankan, Moskow tengah berunding dengan Tehran terkait modernisasi sistem rudal Tor-M1.
Seperti dilaporkan Young Journalist Club (YJC), Vyacheslav Kartashov Kamis (29/1) dalam wawancaranya dengan Ria Novosti menambahkan, Rusia dan Iran tengah melakukan negosiasi terkait modernisasi sistem rudal Tor-M1. ÔÇ£Iran banyak memanfaatkan sistem anti rudal Tor-M1 bikinan Rusia,ÔÇØ tambah Kartashov.
Menurut dia, Moskow memberikan suku cadang dan teknisi pelatih kepada Iran serta melanjutkan kerjasama di antara mereka.
Pejabat Rusia ini mengungkapkan, peralatan ini memiliki kemampuan tinggi saat perang. Masih menurut Kartashov, sistem anti rudal Tor didesain untuk mengidentifikasi dan mematahkan senjata modern termasuk rudal Cruise dan misile.
ÔÇ£Sistem anti rudal ini digunakan Iran untuk menjaga instalasi pemerintah dan militer,ÔÇØ ungkap Kartashov.
Rusia pada Januari 2007 merampungkan penyerahan 29 sistem anti rudal Tor kepada Iran. Pada September 2009, Rusia bergabung dengan sanksi PBB terhadap Iran dan hampir seluruh transaksi militernya dengan Tehran dihentikan.
Rahbar Menziarahi Makam Pendiri Republik Islam Iran dan para Syuhada
Iran: Siapa pun Pelaku Serangan Teror di Sinai Sedang Membantu Israel
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Brigadir Jenderal Sayid Hasan Firouzabadi, menilai operasi teror di Semenanjung Sinai, utara Mesir, menguntungkan rezim Zionis.
Fars News melaporkan, Brigjen Firouzabadi menilai serangan ke pangkalan militer Mesir di Sinai itu mencurigakan dan mengatakan, ÔÇ£Para penyerang Semenanjung Sinai, siapapun mereka, sadar atau tidak, telah membantu rezim Zionis Israel.ÔÇØ
Pejabat tinggi militer Iran ini menegaskan, ÔÇ£Para pejuang Islam berada di gurun Sinai untuk mencegah agresi rezim Zionis ke wilayah-wilayah Islam termasuk Semenanjung Sinai yang strategis, dan merupakan kebodohan jika mereka menjadi sasaran serangan.ÔÇØ
Para teroris pada Kamis petang (29/1) menyerang markas polisi di kota el-Arish di utara Sinai. Disebutkan bahwa dalam serangan teror tersebut lebih dari 120 orang tewas dan terluka.(
Rahbar: Iran Harus Lanjutkan Kemajuan Nanoteknologi
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan, Iran harus terus membuat kemajuan lebih banyak di bidang nanoteknologi dan bioteknologi, yang dapat berfungsi sebagai model untuk kemajuan di sektor lain.
Rahbar mengemukakan pernyataan itu dalam kunjungan ke sebuah pameran yang menampilkan prestasi nanoteknologi terbaru Iran, Sabtu (31/1).
Ayatullah Khamenei menambahkan bahwa mempertahankan unsur-unsur yang telah membawa kemajuan diperlukan untuk terus mencapai lebih banyak prestasi.
Rahbar juga menegaskan bahwa "perencanaan yang akurat" dan "stabilitas dalam manajemen" merupakan salah satu faktor yang dapat berkontribusi pada kemajuan berkesinambungan dalam nanoteknologi.
Ayatollah Khamenei menambahkan bahwa motivasi politik tidak boleh mempengaruhi bidang ilmiah dan penelitian di negara itu.
Pemimpin lebih lanjut menyinggung permusuhan kekuasaan intimidasi kepada bangsa Iran karena independensi politik, sosial dan pendekatan intelektualnya seraya mengatakan, "Permusuhan ini terungkap dengan sendirinya di berbagai bidang. Jadi, kita harus membuat diri kita kuat setiap hari untuk mencapai kekuatan yang diperlukan."(
Diplomat AS: Israel Bodoh Serang Hizbullah di Quneitra
Seorang diplomat Amerika Serikat menyebut aksi militer rezim Zionis Israel menyerang pejuang Hizbullah, Lebanon di wilayah Quneitra, Selatan Suriah atas perintah langsung Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim itu, sebagai sebuah kebodohan.
Surat kabar Lebanon, Al Safir (31/1) melaporkan, seorang diplomat Amerika yang enggan mengungkap identitasnya, baru-baru ini dalam wawacara dengan petinggi Lebanon mengatakan, "Benyamin Netanyahu, PM Israel melakukan kesalahan strategis dengan melakukan serangan ke Quneitra."
Diplomat Amerika ini juga memprotes langkah Netanyahu dan menambahkan, "Ada kemungkinan kebijakan PM Israel akan berujung dengan pecahnya perang baru di kawasan yang tidak mungkin dicegah."
Serangan mengejutkan Rabu pekan lalu yang dilakukan para pejuang Hizbullah atas konvoi kendaraan lapis baja Israel di wilayah pertanian Sheeba, Selatan Lebanon, menewaskan dan melukai sejumlah tentara Israel.



























