کمالوندی

کمالوندی

Pusat kebudayaan Republik Islam Iran di Kuala Lumpur menyampaikan rasa simpatinya kepada korban banjir di negarabagian timur laut Malaysia.

Akibat banjir besar akibat hujan deras dan gelombang pasang air laut di wilayah timur laut Malaysia, sedikitnya 21 orang tewas, 20 lainnya hilang dan ratusan ribu warga kehilangan rumah. Bencana ini tercatat paling parah selama 30 tahun terakhir.

Warga di lima negara bagian, Kelantan, Perak, Perlis, Trengganu dan Pahang Malaysia merupakan daerah terparah akibat hujan deras dan banjir.

Menurut laporan IRNA, Ali Akbar Ziyaie, atase kebudayaan Republik Islam Iran di Malaysia Jumat (2/1) merilis staemen menyatakan rasa simpati kepada para korban bencana banjir di negara ini serta berdoa semoga korban banjir yang mengalami cidera segera disembuhkan oleh Allah Swt.

Wakil Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatamul Anbiya Republik Islam Iran mengatakan, kemampuan rudal-rudal Iran sebanding dengan ancaman-ancaman musuh.

"Kemampuan rudal Iran berjalan sebanding dengan berbagai ancaman, dan prestasi ini adalah hasil produksi dalam negeri seperti prestasi-prestasi Iran lainnya, "kata Brigadir Jenderal Ali Reza Sabahi, Wakil Komandan Pangkalan Udara Khatamul Anbiya di depan para staf pangkalan ini dan pertisipan dalam manuver militer dengan sandi "Muhammad Rasulullah (Saw)," Kamis (1/1) seperti dikutip IRNA.

Ia juga mengapresiasi kehadiran luas para staf Pangkalan Udara Khatamul Anbiya dan semua militer Iran yang berpartisipasi dalam manuver "Muhammad Rasulullah (Saw)" yang digelar selama sepekan.

Sabahi menambahkan, pertahanan udara militer Iran akan memantau gerakan musuh, dan angkatan bersenjata negara ini  memiliki agenda baik untuk menciptakan keseimbangan terkait hal ini.

Wakil Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatamul Anbiya lebih lanjut menegaskan, identifikasi drone tercanggih dan pesawat-pesawat siluman oleh jaringan terpadu Pertahanan Udara Khatamul Anbiya menunjukkan kekuatan dan kemampuan yang diinginkan dari jaringan ini.

Militer Iran telah menggelar latihan besar-besaran dengan sandi "Muhammad Rasulullah (Saw)" selama sepekan yang berakhir pada 31 Desember 2014.

Prestasi-prestasi terbaru Iran di sektor militer dan pertahanan khususnya drone "bunuh diri" di tampilkan dalam manuver tersebut.

Relawan Basiji Sunni Iran dan guru Syiah gugur syahid dalam serangan teroris di provinsi Sistan va Baluchestan.

Serangan teror terjadi di kota Sarbaz Kamis malam (1/1), kata kepala polisi provinsi Brigadir Jenderal Hossein Rahimi.

"Tadi malam, dua pengendara sepeda motor bertopeng melancarkan serangan teroris di kota Sarbaz, menewaskan dua orang," kata komandan polisi, Jumat (2/1).

Dikatakannya bahwa korban pertama adalah relawan Basiji Sunni ditembak mati perjalanan pulang dari belanja, menambahkan bahwa serangan kedua terjadi ketika teroris menembaki guru Syiah sekitar 200 meter dari lokasi serangan pertama.

Orang-orang bersenjata melarikan diri setelah insiden teror.

Rahimi mengatakan bahwa polisi, pasukan dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) serta Kementerian Intelijen berusaha mengidentifikasi pelaku.

Provinsi Sistan va Baluchestan telah menjadi tempat sejumlah serangan teroris dalam beberapa tahun terakhir.(

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menekankan pentingnya evaluasi realistis atas hasil-hasil dari upaya yang sudah dilakukan dalam menyebarluaskan budaya shalat.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pesannya di pertemuan nasional tentang shalat ke-23 menyoroti upaya-upaya bernilai dalam menyebarluaskan budaya shalat.

Rahbar menekankan pentingnya evaluasi realistis atas hasil dari upaya-upaya ini dalam perilaku orang-orang yang melaksanakan shalat khususnya pemuda, juga evaluasi langkah para pejabat terkait dalam menyediakan fasilitas bagi masyarakat untuk menjalankan shalat.  

Dalam pesan yang dibacakan Hujatulislam Qaraati, Ketua Lembaga Pelaksanaan Shalat pada hari Rabu (31/12) di pertemuan nasional shalat yang digelar di Ahvaz, disebutkan, diselenggarakannya pertemuan tentang shalat adalah langkah penuh berkah dan konstruktif.

Akan tetapi supaya langkah bernilai ini semakin sempurna, harus dievaluasi secara realistis dan cerdas, selain itu ia memerlukan tekad yang kuat dan upaya terus-menerus.

Pertemuan nasional shalat dan upaya meningkatkan budaya masa kini ke-23 dibuka dengan dibacakannya pesan Rahbar dan akan berlangsung selama dua hari.

Seorang diplomat senior Iran mengatakan, Amerika Serikat berpura-pura memerangi kelompok teroris ISIS sebagai trik untuk memajukan kebijakannya di wilayah Timur Tengah.

"Faktanya adalah bahwa AS tidak bertindak untuk menghancurkan ISIS. Mereka bahkan tidak tertarik melemahkan ISIS, mereka hanya ingin mengelolanya," kata Deputi Menlu Iran untuk Urusan Arab dan Afrika, Hossein Amir-Abdollahian, seperti dikutip Press TV, Jumat (2/1/2015).

Sejak Agustus 2014, AS dan beberapa sekutunya telah melakukan serangan udara terhadap apa yang mereka sebut posisi ISIS di Irak. Beberapa anggota koalisi yang dipimpin AS juga mulai membombardir 'target ISIS'  di wilayah Suriah pada bulan September.

Akan tetapi, serangan tersebut sejauh ini gagal untuk menghancurkan kelompok teroris ISIS.

"Di medan tempur, di mana AS harus mengambil tindakan serius, tidak ada tindakan serius yang diambil. AS tidak berbuat apa-apa," kata Amir-Abdollahian.

Menurutnya, saban hari mereka mendukung ISIS, tapi di hari lain mereka melawan terorisme.

Kelompok ISIS mengontrol beberapa wilayah di Irak dan Suriah. Mereka terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan di kedua negara tersebut. ISIS telah meneror dan membunuh orang-orang dari semua lapisan masyarakat, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi dan Kristen.

Kelompok oposisi Suriah yang didukung Barat memulai pertemuan tiga hari untuk membahas sejumlah isu termasuk, proposal perdamaian yang dimediasi Rusia untuk mengakhiri krisis di negara Arab itu.

Pada hari Jumat (2/1/2015), para anggota yang disebut Koalisi Nasional Suriah memulai pertemuan tertutup di Kota Istanbul. Demikian dilansir Press TV.

Menurut sejumlah laporan, berbagai isu akan menjadi agenda pertemuan Istanbul termasuk pemilihan presiden baru untuk kelompok oposisi Suriah dan usulan Rusia untuk menengahi perundingan antara pemerintah Damaskus dan oposisi yang didukung asing.

Sejauh ini belum jelas apakah oposisi Suriah akan mengambil bagian dalam pembicaraan damai yang ditengahi Kremlin atau tidak. Mereka menekankan bahwa setiap solusi untuk krisis Suriah mengharuskan pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad dan pembentukan pemerintahan transisi. Pemerintah Damaskus menolak syarat tersebut.

Sementara itu, Presiden Assad menyuarakan dukungan atas upaya Rusia untuk memediasi perdamaian di Suriah.

Putaran terakhir perundingan antara delegasi pemerintah Suriah dan oposisi yang dimediasi PBB digelar pada Februari 2014 di Jenewa, Swiss. Pembicaraan itu berakhir tanpa hasil yang nyata.

Suriah telah bergulat dengan konflik berdarah sejak Maret 2011. Kekerasan yang dikobarkan oleh kelompok Takfiri sejauh ini telah menewaskan lebih dari 200.000 orang. Data baru menunjukkan bahwa lebih dari 76.000 orang termasuk ribuan anak-anak, tewas di Suriah tahun lalu.

Berdasarkan data PBB, lebih dari 7,2 juta warga Suriah juga menjadi pengungsi akibat krisis tersebut.

Seorang Senator senior Amerika Serikat menekankan dukungan tegas Kongres terhadap rezim Zionis Israel.

Sebagaimana dilaporkan AFP, Senator Republik Lindsey Graham, Jumat (2/1/2015) mengatakan, rakyat Iran perlu mengetahui bahwa sanksi terhadap mereka tidak akan dihapus dengan mudah.

Senator Graham adalah pendukung utama penerapan sanksi terhadap Republik Islam Iran.

Graham juga menekankan bahwa Kongres tidak akan mendukung pemberian sanksi terhadap Israel atas isu-isu seperti pemukiman, yang harus diselesaikan dalam negosiasi dengan Palestina.

"AS juga harus menjatuhkan sanksi kepada semua negara yang menyerukan sanksi terhadap Israel," tambahnya.

Dia mengklaim bahwa saat ini anggota Kongres dari Republik dan Demokrat sepakat bahwa sanksi telah menyeret Iran ke meja perundingan dan rakyat Iran perlu mengetahui sanksi tidak akan dicabut kecuali dicapai kesepakatan penting dalam masalah itu.

Jumat, 02 Januari 2015 00:00

AS Diam-diam Berusaha Mendekati Rusia

Pemerintahan Obama diam-diam berupaya untuk membangun hubungan baru dengan Rusia meskipun ketegangan meningkat antara Washington dan Moskow terkait krisis Ukraina.

Dalam sebuah laporan Bloomberg View, tiga pejabat senior pemerintah AS mengatakan bahwa Dewan Keamanan Nasional bulan lalu telah menyelesaikan tinjauan komprehensif tentang kebijakan AS terhadap Rusia. Demikian dikutip Press TV, Jumat (2/1/2015).

Menurut mereka, kajian itu mencakup beberapa pertemuan dan masukan-masukan dari Departemen Luar Negeri AS, Departemen Pertahanan dan instansi lainnya.

"Saya tidak berpikir bahwa perbaikan hubungan secara penuh mungkin dilakukan saat ini, tapi kita harus melihat apakah Rusia tertarik untuk memperbaiki hubungan atau tidak," kata seorang pejabat tinggi pemerintah.

"Presiden Barack Obama pada akhirnya akan mengambil keputusan untuk membahas cara-cara membangun kerjasama dengan Rusia di beberapa isu bilateral dan internasional serta menemukan solusi untuk krisis Ukraina," tambahnya.

Sumber tersebut mengatakan, Gedung Putih telah meminta seorang teman lama Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membantu meningkatkan hubungan yang memburuk antara kedua negara.

Gedung Putih telah meminta mantan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger untuk menelepon Putin dan membahas masalah itu secara langsung dengannya.

AS dan Uni Eropa memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia atas tuduhan bahwa Moskow memainkan peran dalam krisis di Ukraina Timur. Moskow telah berulang kali membantah tuduhan itu.

Obama telah menandatangani undang-undang sanksi baru terhadap Rusia pada 18 Desember lalu.

Khatib Shalat Jumat Tehran menilai penangkapan Sheikh Ali Salman, sekjen Gerakan al-Wefaq Bahrain sebagai langkah ilegal dan tak bermoral.

Hojjatul Islam Kazem Seddiqi seraya mengisyaratkan penangkapan Sheikh Ali Salman menambahkan, ÔÇ£Bukan minoritas Sunni di Bahrain melawan Syiah, karena mereka ini bukan Syiah dan juga bukan Sunni, mereka adalah pesuruh Amerika yang menganggap mampu meredam revolusi rakyat dengan perilaku bengis dan perusakan terhadap masjid.ÔÇØ

Hojjatul Islam Seddiqi seraya memperingatkan para pemimpin rezim al-Khalifa untuk segera membebaskan Sheikh Ali Salman mengatakan, selama empat tahun lalu meski rezim ini menerapkan beragam represi, namun mereka gagal menundukkan tekad rakyat.

Khatib Shalat Jumat Tehran dalam khutbahnya seraya memuji upaya militer Republik Islam Iran dalam menggelar manuver bersandi Muhammad Rasulullah Saw menambahkan, dalam manuver ini dipamerkan keagungan dan kekuatan mengalahkan musuh. Manuver ini membawa pesan kepada negara tetangga untuk tidak bergantung pada asing, masih ada kekuatan di kawasan dan militer Iran memiliki kemampuan untuk meredam setiap pergerakan busuk.

Hojjatul Islam Seddiqi terkait penyelenggaraan Konferensi Shalat di Iran menandaskan, ÔÇ£Konferensi Shalat merupakan persitiwa penuh berkah yang selama 23 tahun digelar dan pesan Pemimpin Besar Revolusi Islam atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam hal ini sangat konstruktif.ÔÇØ

Khatib Shalat Jumat Tehran juga mengisyaratkan soal pemimpin Fitnah dan  menandaskan, sejumah universitas menjadi tempat aman bagi para penyebar fitnah.

ÔÇ£Perang melawan fitnah belum berakhir dan hingga kini akar fitnah belum terkikis,ÔÇÖ tandas Hojjatul Islam Seddiqi.

Salah satu Marji Besar Syiah di kota Suci Qom menilai Takfiri sebagai buah tak menyenangkan dari sekte Wahabi.

Ayatullah Naser Makarem Shirazi, ulama besar Iran dan Marji taklid terkemuka Syiah pada Ahad (28/12) mengatakan, salah satu cara terbaik untuk menghadapi Wahabisme adalah menjelaskan hubungan antara Takfiri dan Wahabi kepada masyarakat dunia.

Ia menambahkan, Wahabi tidak memiliki tempat dalam opini publik dunia, sebab sekte ini bersandar pada logika lemah dan tidak manusiawi.

Menurut Ayatullah Makarem Shirazi, Wahabisme dengan kekayaan Arab Saudi berusaha memaksakan dirinya kepada dunia, namun upaya itu tidak akan pernah berhasil.