کمالوندی
Menguak Jaringan Terorisme di Indonesia
Warga di Jalan Nusantara, Beji, Depok, Jawa Barat, dikagetkan dengan suara ledakan keras pada Sabtu (8/9) malam. Ledakan pada pukul 21.22 itu membuat rumah yang menjadi lokasi kejadian hancur berantakan. Tiga orang terluka akibat kejadian di rumah kontrakan yang dipasangi spanduk Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara itu.
Mereka kemudian diangkut polisi dengan mobil bak terbuka. Salah satu korban yang tangannya nyaris putus, mencoba kabur. Namun polisi bertindak sigap. Ia berhasil dibekuk dan diangkut pula ke dalam mobil polisi.
Salah satu korban, Mulyadi bahkan menyaksikan, 5 menit sebelum ledakan, dua orang pria buru-buru meninggalkan rumah itu. Salah satunya pergi dengan menaiki sepeda motor. Sementara satu orang lagi, saking terburu-burunya, melompati pagar dan berlari meninggalkan rumah. Tak lama setelah itu, ledakan keras terjadi. Mulyadi pun terkapar, terkena pecahan bekas ledakan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, menyatakan bahwa kedua pria yang kabur sebelum ledakan itu sebenarnya juga sudah terluka di tangan. Karena itu, Boy mengingatkan klinik dan rumah sakit agar melapor ke polisi jika menemukan ada orang yang terluka di tangan minta perawatan.
Kejadian yang mengagetkan warga itu tak berselang lama setelah penggerebekan terduga teroris si Solo, Jawa Tengah. Sebelum ledakan di Depok, sebuah rumah di kawasan Tambora, Jakarta, pun digerudug warga. Rumah yang sempat mengeluarkan asap tebal berbau mesiu itu didobrak warga. Ternyata di dalam rumah milik Muhammad Toriq (30) itu ditemukan bahan pembuat bom.
Aksi diam-diam para terduga teroris di tiga lokasi itu akhirnya terkuak ke publik. Bahkan, proses perakitan bom yang dilakukan di dua rumah terpisah di Jakarta telah gagal dan menimbulkan tanda tanya publik. Adakah keterkaitan aksi di tiga lokasi itu?
Terkait tiga insiden tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, menegaskan bahwa saat ini pihak kepolisian masih mendalami kaitan antara kejadian di solo dan penemuan bahan peledak di kawasan Tambora serta Beji.
"Sampai sekarang belum bisa menyimpulkan apa ada kaitan dengan Tambora. Yang pasti Pemerintah mengutuk keras siapapun yang menyebabkan ledakan, apalagi yang menimbulkan korban. Tindakan ini sangat bertentangan upaya menjaga kedamaian," ujar Djoko dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Ahad (9/9).
Perlu Waktu Ungkap Jaringan Teroris
Juru bicara Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, mengatakan sedang mengumpulkan fakta hukum dan data yang akurat dalam mengungkap keterkaitan terorisme. Kata Boy, polisi tidak bisa asal mengaitkan antara jaringan satu dengan lainnya.
"Ada titik terang keterkaitan bila para pelaku sudah tertangkap dan menjalani pemeriksaan," kata Boy dalam pertemuan dengan Forum Komunikasi Alumni Afganistan Indonesia di Jakarta, Ahad, 9 September 2012. Saat ini, polisi belum bisa menarik kesimpulan apakah pelaku teroris di Solo, di Depok, dan Tambora adalah jaringan yang sama.
Menanggapi adanya temuan dokumen tertulis pasca aksi penyergapan oleh tim Densus Antiteror 88, menurut Boy, temuan tersebut hanya menguatkan dugaan motif. Dari dokumen yang ada, penyidik belum mendapati keterkaitan antara terorisme di Solo, Depok, dan Tambora.
Sementara itu, pengamat terorisme, Nasir Abbas, menilai kelompok teroris Solo dan beberapa pelaku terduga teroris di Depok serta Tambora masih memiliki keterkaitan dengan jaringan sebelumnya, seperti Imam Samudra atau Noordin M. Top. "Kalaupun tidak ada hubungan, setidaknya ada transfer ilmu atau rasa solidaritas antar mereka," ujarnya.
Sedangkan dari sisi pemahaman, para pelaku terorisme relatif sama satu dengan lainnya. Perbedaannya, kata Nasir, ada pada teknis pelaksanaan. "Seperti membuat kelompok kecil, terdiri dari tiga sampai lima orang," kata Nasir.
Dalam pertemuan antara Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Untung S. Radjab dengan Forum Komunikasi Alumni Afganistan Indonesia, Nasir mengutuk keras setiap tindak terorisme.
Pertemuan yang bertajuk "Indonesia Damai" ini dihadiri sejumlah orang yang pernah berjuang dalam peperangan di Afganistan atau sering disebut alumni Afganistan. Hadir dalam pertemuan itu juga pejabat-pejabat dari Polda Metro Jaya dan juru bicara Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar. Pertemuan digelar di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
Kapolda Untung memandang pertemuan ini merupakan momen tepat untuk bersilahturahmi. "Mereka ini saudara saya," kata Untung.
Kelompok Teroris Masih Ingin Unjuk Eksistensi
Pengamat terorisme, Al Chaidar menyebut kelompok teroris masih akan melanjutkan aksinya. Penyergapan teroris Solo termasuk penemuan bahan peledak di Tambora, Jakarta, membuktikan kuatnya jaringan terorisme di Indonesia.
"Ini memang sudah merebak terorisme. Ada sembilan kelompok teroris, masing-masing kelompok berusaha menunjukkan eksistensi masing-masing. Dari Darul Islam ada empat, dari Jamaah Islamiyah ada lima," tutur Al Chaidar ketika dihubungi detikcom.
Unjuk eksistensi kelompok teroris ini bisa dilakukan dengan berbagai cara termasuk melakukan penyerangan terhadap lembaga negara. "Cara menunjukkan eksistensinya bisa lewat peledakan bom, penembakan aparat, dan kantor lembaga negara," sebutnya.
Serangan terhadap lembaga negara sebut Al Chaidar dimaksudkan untuk menekan pemerintah. "Menciptakan situasi delegitimasi negara," ujarnya.
Sementara itu pengamat intelijen Wawan Purwanto mengatakan ancaman terorisme ini sulit diatasi bila aparat terkait hanya mengandalkan upaya penindakan.
"Penangkapan dan penindakan hanya timbulkan dendam baru, tidak cukup seperti itu. Jadi kita perlu merumuskan metode proses pengendalian mengatasi teroris, supaya efektif," kata Wawan dihubungi terpisah.
Aksi teror yang kebanyakan dilandasi karena keyakinan pelaku yang salah, harus diredam dengan proses deradikalisasi. "Karena ancaman ini masih nyata, proses deradikalisasi harus dilakukan dan upaya lain untuk mengubah pola pikir atas keyakinan yang salah. Tapi butuh ketekunan dari pemerintah dan pihak terkait," jelas dia. (Gatra/Tempo/Detik)
Kurdistan Irak Tidak Gubris Pemerintah Pusat, Ekspor Minyak ke Turki Berlanjut
Pemerintah semi-otonom Kurdistan Irak memulai perdagangan minyak dan gas langsung dengan Turki, sementara pemerintah pusat Baghdad telah menyatakan ketidakpuasannya atas proses tersebut.
Setiap harinya pemerintah Kurdistan Irak mengirim sedikitnya 15 truk berisi bahan bakar cair bi-produk kondensat dari sebuah zona gas terpencil di Kurdistan ke kota pelabuhan Mersin di pantai Mediterania Turki selatan. Demikian dilaporkan Reuters Ahad (9/9).
Sebagai imbalannya, Ankara mengirim kembali sebagian kecil dari truk tersebut setelah mengisi tangkinya dengan bahan bakar solar dan minyak tanah untuk pembangkit listrik di wilayah Kurdistan Irak.
"Ini sederhana namun awal simbolis untuk perdagangan minyak langsung antara Pemerintah Regional Kurdistan [Irak] (KRG) dan Turki - dan masih banyak lagi yang akan mengalir," kata seorang pejabat Irak yang menolak menyebutkan nama menambahkan, "Kedua pihak tidak ingin berhenti. "
Perdagangan langsung minyak dan gas antara Kurdistan dan Turki ini terjadi di saat ketegangan antara pemerintah Kurdi dan pemerintah pusat di Baghdad semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Baghdad menilai proses perdagangan tersebut ilegal dan harus dihentikan.
Meski demikian, Turki mendukung pertukaran bahan bakar yang telah dimulai sejak dua bulan lalu. Taner Yildiz, Menteri Energi Turki mengatakan bahwa volume pertukaran itu akan ditingkatkan secara bertahap hingga menjadi 200 truk per hari atau sekitar 40.000 barel per hari.
Pada 15 Juli lalu, Juru Bicara pemerintah Irak Ali al-Dabbagh mengatakan bahwa Ankara harus menghentikan "impor minyak tidak sah" dari wilayah Kurdistan.
Kurdistan juga menguji kesabaran Baghdad selama berbulan-bulan dengan menandatangani kesepakatan dengan perusahaan minyak asing, seperti Exxon dan Chevron. Namun, pemerintah Baghdad menolak kontrak tersebut karena dinilai ilegal dan bagian dari desakan Kurdi untuk mendapatkan kekuasaan otonomi lebih.
Baghdad berulang kali menegaskan bahwa semua kontrak minyak di negara itu, termasuk di wilayah Kurdi, harus melalui pemerintah pusat.(IRIB Indonesia/MZ)
Rahbar Apresiasi Prestasi Atlet Paralimpiade Iran
Rahbar atau PemimpinRevolusi Islam Iran Ayatullah Sayid AliKhamenei mengapresiasi atletIran atas prestasi luar biasa merekadi Paralimpiade London 2012.
Dalam pesantertulisnya pada Ahad (9/9), Ayatullah Khameneiberterima kasih kepada semua atlet yang telah mengharumkan nama bangsa Iranpada turnamen internasional tersebut.
Iran merebut 24medali, dan berada di urutan 11perolehan medali ParalimpiadeLondon 2012.
Pada hari terakhir, Ahad, tim sepak bola Iran mengalahkan Brasil 5-0 dalam playoff di posisi ketigadi Olympic Park dan mengantongimedali terakhir untuk Iran diParalimpiade London.
Iranmeraih 10 medali emas, tujuh perak, dan tujuh perunggu di ParalimpiadeLondon 2012.
Dengan demikian peringkat Iran melejit dibanding paralimpiadesebelumnya yang berlangsung diBeijing. Kala itu, Iranberada di posisi ke-22dengan lima medali emas, enam perak, dan tiga medali perunggu.
Para atletIran berpartisipasi dalam cabang olahraga panahan, atletik, balam sepeda, sepak bolalima-pemain, sepak bolatujuh-pemain, goalball, judo, angkat besi, tembak, renang, tenis meja, voli duduk, dan tenis kursi roda.(IRIB Indonesia/MZ/RM)
Romney: Kemajuan Nuklir Iran Adalah Kegagalan Terbesar Politik Obama
Mitt Romney, rival terberat Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dari kubu Republik dalam pilpres November mendatang, menyatakan bahwa kemajuan progam nuklir Iran merupakan kegagalan terbesar politik Obama.
Fars News (9/9) melaporkan, Romney dalam wawancaranya dengan NBC mengatakan bahwa politik Barack Obama mengalami kegagalan terburuknya dalam menyikapi program nuklir Iran.
Menurutnya, dibandingkan pada tahun 2008 dan ketika Obama menjabat sebagai Presiden Amerika, Iran sekarang sudah sangat mendekati pencapaian kemampuan nuklir.
Hal itu dikemukakan Romney setelah para senator Amerika John McCain, Joe Liberman dan Lindsay Graham, menuntut pemerintah memberlakukan kebijakan lebih ketat terhadap Republik Islam Iran.
Romney dalam wawancara itu mengatakan, "Mungkin kekalahan terbesar Obama, yaitu Iran bernuklir, telah berubah menjadi ancaman bagi Amerika Serikat dan dunia."
Amerika Serikat, Israel dan sekutunya di Eropa berulangkali mengklaim bahwa program nuklir sipil Iran kemungkinan mengacu pada aspek militer dan digunakan sebagai kedok untuk menutupi program produksi senjata pemusnah massal. Namun para pejabat Iran menolak klaim tersebut dengan alasan sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Tehran berhak mendayagunakan teknologi nuklir untuk kepentingan damai. Selain itu, berbagai laporan dari hasil inspeksi tim IAEA telah membuktikan status damai program nuklir Iran.
Guna menjegal program nuklir Iran, Amerika Serikat dan Israel mengancam akan menggunakan opsi serangan militer ke Iran.
Ancaman itu direaksi tegas oleh para pejabat tinggi Republik Islam Iran bahwa segala bentuk serangan akan berujung pada kemusnahan rezim Zionis Israel dan akan mengobarkan perang hingga keluar batas kawasan Timur Tengah.(IRIB Indonesia/MZ/RM)
AS dan Rusia Masih Berselisih Soal Suriah
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dalam sebuah pernyataan, menilai kecil kemungkinan negaranya dan Rusia akan mencapai kesepakatan terkait Suriah.
Kantor berita ISNA, Senin (10/9) melaporkan, Clinton dalam konferensi pers di Rusia, mengatakan "Menurut keyakinan saya, kesepakatan antara Washington dan Moskow terkait strategi untuk menyelesaikan krisis Suriah masih terlalu jauh."
"Pembicaraan saya dengan Presiden Vladimir Putin dan Menlu Sergei Lavrov tidak membawa kemajuan berarti dan perbedaan kedua negara masih berlanjut," tambahnya.
Clinton menjelaskan bahwa Rusia telah mengajukan draf resolusi baru ke Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah, namun resolusi akan sia-sia jika tidak mengikat.
"Kami berulang kali menyaksikan Presiden Bashar al-Assad tidak mengindahkan resolusi dan terus melanjutkan tindakannya," tegas Clinton.
Seraya menekankan bahwa pembicaraannya dengan Lavrov akan berlanjut di masa mendatang, Clinton menambahkan AS akan meningkatkan tekanan kepada rezim Assad sehingga kekerasan bisa diakhiri.
"Kita harus realistis dan selama kondisi itu masih berlanjut, maka mustahil mencapai kesepakatan dengan Rusia menyangkut krisis Suriah," tutupnya. (IRIB Indonesia/RM)
Kepada Presiden Tukrmenistan, Rahbar Imbau Peningkatan Hubungan Bilateral
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan Presiden Turkmenistan Gurbanguli Berdymukhamedov Kamis sore (30/8) menyatakan bahwa Republik Islam Iran mengedepankan kebijakan persahabatan dan kerjasama dengan negara-negara tetangga.Ayatolah Seyed Ali Khameneyi
"Carilah seorang seperti Khamenei yang komitmen terhadap Islam,
pengkhidmat, dan yang hatinya yang berpikir melayani bangsa ini,
tentu kalian tidak akan mendapatkannya.
Aku telah mengenalnya bertahun-tahun".
Imam Khomeini r.a
Kelahiran hingga sekolah
"Rumah ayah tempat saya dilahirkan -hingga saya berusia empat sampai lima tahun- berukuran 60 - 70 meter persegi di kawasan miskin Mashad. Rumah ini hanya memiliki satu kamar dan sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan sempit. Ketika ayah saya kedatangan tamu (karena ayah saya adalah seorang ulama dan menjadi rujukan masyarakat, beliau sering kedatangan tamu) kami pergi ke ruang bawah tanah sampai tamu itu pergi. Kemudian beberapa orang yang menyukai ayah saya membeli tanah di samping rumah dan menggabungkannya dengan rumah kami sehingga rumah kami memiliki tiga kamar". Seperti inilah beliau dibimbing dan sejak usia empat tahun Rahbar bersama kakak beliau yang bernama Sayyid Mohammad diserahkan ke maktab untuk mengenal alpabet dan belajar membaca AlQuran. Setelah itu, kedua bersaudara ini melalui jenjang pendidikan dasar mereka di sekolah Islam yang saat itu baru dibangun "Daar At-Ta'lim Diyanati".
Di Hauzah Ilmiah
Setelah mempelajari Jamiul Maqaddimat, ilmu sharf dan nahwu, beliau masuk ke hauzah ilmiah serta belajar ilmu-ilmu dasar dan sastra dari ayah beliau dan para guru lainnya. "Faktor dan alasan utama saya memilih jalan bercahaya keruhanian ini adalah ayah saya dan ibu saya yang selalu mendukung saya."
Beliau belajar ilmu tata bahasa Arab Jamiul Muqaddimat, Suyuthi dan Mughni dari para guru di madrasah Sulaiman Khan dan Navvab. Sang ayah mengawasi terus dan memantau perkembangan pendidikan anaknya. Pada masa itu Sayyid Ali Khamenei juga mempelajari buku Ma'alim. Kemudian beliau belajar kitab Syarai' Al Islam dan Syarh Lum'ah dari sang ayah dan sebagiannya dari almarhum Agha Mirza Modarris Yazdi. Untuk kitab Rasail dan Makasib, beliau menimba ilmu dari almarhum Haj Syeikh Hashim Qazveini, dan pelajaran lainnya di jenjang fiqih dan ushul, beliau dibimbing langsung oleh sang ayah. Beliau melalui tingkat dasar itu sangat cepat hanya dalam kurun waktu lima setengah tahun. Ayah beliau pada masa itu berperan sangat besar dalam perkembangan anaknya. Sayid Ali Khamenei berguru pada almarhum Ayatullah Mirza Javad Agha Tehrani di bidang ilmu logika, filsafat, kitab Mandzumah Sabzavari, dan kemudian beliau juga belajar dari almarhum Syeikh Reza Eisi.
Di Hauzah Ilmiah Najaf
Sejak usia 18 tahun Ayatullah Khamenei mulai belajar tingkat darsul kharij (tingkat tinggi) ilmu fiqih dan ushul di kota Mashad dari seorang marji' almarhum Ayatullah Al Udzma Milani. Pada tahun 1336 hijriah syamsiah (1957) beliau pergi menuju kota Najaf di Irak untuk berziarah. Setelah menyaksikan dan ikut dalam kelas darsul kharij dari para mujtahid di hauzah Najaf termasuk almarhum Sayyid Muhsin Hakim, Sayyid Mahmoud Shahroudi, Mirza Bagher Zanjani, Sayyid Yahya Yazdi, dan Mirza Bojnourdi, Sayid Ali Khamenei sangat menyukai kondisi belajar, mengajar, dan penelaahan di hauzah ilmiah Najaf. Beliau pun lantas memberitahukan niatnya untuk belajar di Najaf kepada sang ayah, namun ayah beliau tidak menyetujui hal ini. Setelah beberapa waktu, beliau kembali ke Mashad.
Di Hauzah Ilmiah Qom
Pada tahun 1337 hingga 1343 Hijriah Syamsiah (1958-1964), Ayatullah Khamenei belajar ilmu tingkat tinggi di bidang fiqih, ushul, dan filsafat, di hauzah ilmiah Qom dari para guru besar termasuk di antaranya almarhum Ayatullah Al-Udzma Boroujerdi, Imam Khomeini, Syeikh Murtadha Hairi Yazdi, dan Allamah Taba'tabai. Pada tahun 1343 Hijriah Syamsiah (1964), Sayid Ali Khamenei sangat sedih karena dalam surat menyurat dengan ayahnya, beliau mengetahui bahwa satu mata ayahnya tidak dapat melihat lagi akibat terserang penyakit katarak. Saat itu beliau bimbang antara tinggal di Qom untuk melanjutkan studi atau pulang ke Mashad. Akhirnya demi keridhoan Allah swt, beliau memutuskan pulang ke Mashad dan merawat sang ayah.Dalam hal ini Ayatullah Khamenei mengatakan, "Saya pulang ke Mashad dan Allah swt telah melimpahkan petunjuk-Nya kepada kami. Yang terpenting adalah saya telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya. Jika saya mendapatkan anugerah, itu dikarenakan kepercayaan saya untuk selalu berbuat baik kepada ayah dan ibu saya".
Dihadapkan pada dua pilihan sulit tersebut, Ayatullah Khamenei memutuskan pilihan yang tepat. Sejumlah guru dan rekan beliau sangat menyayangkan mengapa beliau sedemikian cepat meninggalkan hauzah ilmiah Qom, karena mereka berpendapat jika beliau tinggal sedikit lebih lama lagi maka beliau akan menjadi demikan dan demikian... Namun fakta di masa depan membuktikan bahwa Ayatullah Khamenei memilih pilihan yang tepat dan perjalanan hidup yang ditetapkan oleh Allah swt untuk beliau lebih tinggi dan mulia dari apa yang mereka perkirakan. Adakah orang yang menduga bahwa ulama muda berusia 25 tahun yang cerdas dan berbakat ini, yang pergi meninggalkan Qom untuk merawat kedua orang tuanya, kelak 25 tahun kemudian diangkat menjadi pemimpin umat?
Di Mashad, Ayatullah Khamenei tidak menginggalkan pelajarannya. Selain hari libur, dan pada waktu berjuang, dipenjara, atau bepergian, beliau tetap melanjutkan pelajaran tingkat tinggi fiqih dan ushul hingga tahun 1347 Hijriah Syamsiah (1768) dari para guru besar hauzah Mashad khususnya Ayatullah Milani. Tidak hanya itu, sejak tinggal di Mashad tahun 1343 Hijriah Syamsiah (1964) untuk merawat kedua orang tuanya, Ayatullah Khamenei juga memberikan pelajaran ilmu fiqih, ushul, dan maarif Islami kepada para pelajar agama muda dan mahasiswa.
Perjuangan Politik
Ayatullah Khamenei menurut keterangan beliau sendiri adalah termasuk salah satu murid Imam Khomeini dalam pelajaran fiqih, ushul, politik, dan revolusi. Namun percikan pertama aktivitas politik dan perjuangan beliau terhadap pemerintahan dzalim, dipantik oleh seorang pejuang besar yang gugur syahid di jalan Islam, Sayyid Mujtaba Navvab Safavi. Ketika itu, Navvab Safavi dan sejumlah pejuang Islam lainnya dari kelompok Fedaiyan-e Islam (Pembela Islam) pada tahun 1331 Hijriah Syamsiah (1952) pergi ke kota kota Mashad untuk menyampaikan pidatonya yang berapi-api di madrasah Sulaiman Khan soal kebangkitan Islam dan penerapan hukum Allah, serta membongkar tipu daya Rezim Syah dan Inggris terhadap bangsa Iran. Pada masa itu, Ayatullah Khamenei termasuk pelajar madrasah Sulaiman Khan dan beliau benar-benar terkesan oleh pidato Navvab. Dalam hal ini beliau mengatakan, "Saat itu juga percikan semangat revolusi Islam dibangkitkan pada jiwa saya oleh Navvab dan saya tidak ragu lagi bahwa saat itulah Navvab telah menyalakan api perjuangan dalam hati saya".
Bersama Gerakan Imam Khomeini r.a
Ayatullah Khamenai pada tahun 1341 Hijriah Syamsiah (1962), tinggal di kota suci Qom dan saat itu beliau masuk di medan perjuangan politik Imam Khomeini melawan politik anti-Islam ala Amerika Serikat (AS) yang digulirkan oleh Rezim Syah Pahlevi. Selama 16 tahun beliau berjuang dan harus melalui berbagai kondisi termasuk penjara dan pengasingan. Selama itu pula beliau tidak gentar menghadapi segala bentuk ancaman bahaya. Untuk pertama kalinya pada tahun 1338 Hijirah Syamsiah (1959), beliau diinstruksikan oleh Imam Khomeini untuk menyampaikan pesannya kepada Ayatullah Milani dan para ulama lainnya di Propinsi Khorasan soal mekanisme program dakwah para ulama dan ruhaniwan di bulan Muharram dan penyingkapan kebobrokan politik Rezim Syah dan AS, serta menyangkut kondisi Iran dan kota suci Qom. Misi itu dijalankannya dengan baik dan beliau melaksanakan tugas dakwah bulan Muharram di kota Birjand. Dalam dakwahnya, seperti yang telah dimandatkan oleh Imam Khomeini, Ayatollah Khamenei mengungkap kebobrokan Rezim Syah dan politik AS. Oleh sebab itu, pada tanggal 9 Muharram bertepatan dengan tanggal 12 Khordad 1342 (2 Juni 1963), beliau ditangkap dan ditahan semalam. Keesokan harinya beliau dibebaskan dengan syarat tidak lagi berpidato di atas mimbar. Gerak gerik beliau pun diawasi oleh aparat. Menyusul terjadinya peristiwa berdarah 15 Khordad (5 Juni 1963), beliau kembali ditangkap dan diserahkan ke penjara militer di kota Mashad. Beliau mendekam selama 10 hari dalam penjara tersebut dan selama itu pula beliau menjadi mangsa aksi penyiksaan sadis.
Penahanan Kedua
Pada bulan Bahman tahun 1342 Hijriah Syamsiah (Februari 1963) atau Ramadhan 1383 Hijriah, Ayatullah Khamenei bersama beberapa rekan beliau pergi menuju Kerman dengan perencanaan yang matang. Setelah dua atau tiga hari berpidato dan bertemu dengan ulama dan para pelajar agama di Kerman, beliau melanjutkan perjalanannya menuju kota Zahedan. Pidato beliau yang penuh semangat khususnya pada tanggal 6 Bahman (26 Januari) hari ulang tahun pemilihan umum dan referendum palsu yang digelar Rezim Syah- mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Pada tanggal 15 Ramadhan yang bertepatan dengan hari kelahiran Imam Hasan as, ketegasan dan keberanian serta semangat revolusi Ayatullah Khamenei dalam mengungkap politik setan dan ala AS Rezim Syah Pahlevi, sampai pada puncaknya. Sebab itu, para agen intelejen Rezim Syah atau SAVAK, menangkap beliau pada malam hari dan mengirim beliau ke Tehran dengan menggunakan pesawat. Beliau dijebloskan ke dalam sel perorangan di penjara Qezel Qal'eh selama kurang lebih dua bulan. Selama itu pula beliau bersabar menahan segala macam penyiksaan.
Penahanan Ketiga dan Keempat
Kelas pelajaran tafsir, hadis, dan pemikiran Islami beliau di kota Mashad dan Tehran, mendapat perhatian yang luar biasa dari para pelajar muda revolusioner. Hal inilah yang kembali membuat para agen SAVAK geram dan selalu mengawasi aktivitas Ayatullah Khamenei. Karena diawasi, pada tahun 1345 Hijriah Syamsiah (1966) Ayatollah Khamenei beraktivitas secara sembunyi-sembunyi. Setahun kemudian, beliau ditangkap dan dipenjara. Pada tahun 1349 Hijriah Syamsiah (1970), untuk keempat kalinya beliau ditangkap oleh SAVAK karena berbagai aktivitas ilmiah dan perjuangan beliau terhadap Rezim Syah.Penangkapan Kelima
Mengenai penangkapan kelimanya, Ayatullah Khamenei menulis, "Pada tahun 1348 Hijriah Syamsiah (1969), terbuka peluang untuk melakukan perlawanan bersenjata di Iran. Sensitifitas dan kekerasan agen-agen Rezim Syah saat itu terhadap pribadi saya juga semakin meningkat mengingat gerakan perlawanan bersenjata tersebut tidak mungkin terlepas dari orang-orang seperti saya. Pada tahun 1350 Hijriah Syamsiah (1971), saya kembali dipenjara. Tindakan kekerasan yang dilakukan SAVAK di penjara secara jelas menunjukkan kekhawatiran mereka terhadap menyatunya gerakan perlawanan bersenjata dengan pusat-pusat pemikiran Islam. Dan mereka tidak dapat menerima fakta bahwa aktivitas ilmiah dan dakwah saya di Mashad dan Tehran tak ada kaitannya dengan gerakan perlawanan bersenjata itu. Setelah bebas dari penjara, pelajaran tafsir untuk umum dan kelas-kelas ideologi dan lain-lain, semakin meluas."
Penangkapan Keenam
Antara tahun 1350 hingga 1353 Hijriah Syamsiah (1971-1974), pelajaran tafsir dan ideologi Ayatullah Khamenei digelar di tiga masjid yaitu masjid Karamat, masjid Imam Hasan as, dan masjid Mirza Ja'far, di kota Mashad. Ribuan warga khususnya para pemuda revolusioner memenuhi ketiga masjid tersebut untuk mendengarkan pemikiran dan pelajaran Ayatullah Khamenei. Pelajaran Nahjul Balaghah beliau juga sangat diminati. Penjelasan Nahjul Balaghah beliau yang ditulis dalam bentuk diktat berjudul "Partuee az Nahjul Balaghah" (Seberkas cahaya dari Nahjul Balaghah) diperbanyak dan disebar luas oleh para pemuda revolusioner. Mereka yang menimba pelajaran tentang hakikat dan perjuangan dari Ayatullah Khamenei, lantas menyebar ke seluruh penjuru di Iran dan menjelaskan tentang hakikat serta mempersiapkan mental warga bagi membela gerakan revolusi besar Islam.Pada bulan Dey 1353 Hijriah Syamsiah (Januari 1975), SAVAK menyerbu rumah Ayatullah Khamenei. Selain menangkap beliau, para agen SAVAK juga merampas seluruh artikel maupun catatan beliau. Ini merupakan penangkapan keenam dan masa penahanan yang paling sulit. Ayatollah Khamenei disekap dalam penjara Komite Gabungan Kepolisian hingga musim gugur tahun 1354 Hijriah Syamsiah (mendekati bulan-bulan akhir tahun 1975). Selama masa penahanan, beliau diperlakukan dengan sangat keji. Kepedihan yang dialami Ayatullah Khamenei selama masa penahanan itu menurut beliau hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang pernah merasakan kondisi yang sama. Setelah bebas, Ayatullah Khamenei kembali ke kota Mashad dan tetap melanjutkan aktivitas ilmiah dan revolusionernya. Namun kali ini beliau tidak dapat membuka kelas-kelas terbuka seperti sebelumnya.
Di Pengasingan
Rezim Syah Pahalevi pada akhir tahun 1356 Hijriah Syamsiah (1978), menangkap dan mengasingkan Ayatullah Khamenei ke kota Iranshahr selama tiga tahun. Pada pertengahan tahun 1357 (akhir 1978), menyusul semakin tajamnya perjuangan warga muslim revolusioner Iran, Ayatullah Khamenei dibebaskan dari pengasingan dan kembali ke kota Mashad. Beliau berada di barisan terdepan perjuangan rakyat Iran melawan Rezim Pahlevi dan SAVAK. Setelah 15 tahun berjuang di jalan Allah swt secara ksatria serta ketabahan dalam menghadapi segala kesulitan, akhirnya beliau dapat merasakan hasil dari perjuangan dan perlawanan tersebut yaitu kemenangan Revolusi Islam Iran dan tumbangnya rezim despotik Syah Pahlevi, serta terbentuknya kedaulatan Islam di negeri ini.
Detik Menjelang Kemenangan
Menjelang kemenangan Revolusi Islam, sebelum kepulangan Imam Khomeini r.a dari Paris ke Tehran, sesuai instruksi Imam, dibentuklah Dewan Revolusi Islam yang dianggotai oleh sejumlah tokoh pejuang seperti Ayatullah (Syahid) Mutahhari, Ayatullah (Syahid) Beheshti, Hashemi Rafsanjani, dan lain-lain. Imam Khomeini juga merekomendasikan Ayatullah Khamenei untuk menjadi anggota dewan. Pesan Imam Khomeini r.a itu disampaikan kepada Ayatullah Khamenei oleh Syahid Muthahhari, dan setelah itu Ayatullah Khamenei berangkat dari Mashad menuju Tehran.
Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei tetap melanjutkan aktivitas dan kerja keras untuk merealisasikan cita-cita revolusi. Aktivitas dan jabatan yang beliau emban sangat penting khususnya jika dilihat dengan memandang kondisi saat itu. Berikut ini adalah ringkasan aktivitas penting beliau:
● Ikut mendirikan Partai Republik Islam pada bulan Esfand tahun 1357 Hijriah Syamsiah (Maret 1979) dengan kerjasama sejumlah ulama pejuang seperti Syahid Beheshti, Syahid Bahonar, Hashemi Rafsanjani, dan lain-lain.
● Menjabat sebagai Deputi Menteri Pertahanan Iran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Pemimpin Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Imam Jum'at Tehran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Wakil Imam Khomeini r.a di Dewan Tinggi Pertahanan, tahun 1359 Hijriah Syamsiah (1980).
● Wakil warga Tehran di Majles Shura Islami (Parlemen Iran), tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Partisipasi aktif beliau dengan mengenakan seragam militer di medan perang ‘pertahanan suci' melawan Irak pada tahun 1359 Hijriah Syamsiah (1980), menyusul invasi pasukan Irak terhadap wilayah Iran. Dalam perang ini Irak diprovokasi dan dipersenjatai oleh kekuatan arogan dunia termasuk AS dan Uni Soviet.
● Gagalnya percobaan teror terhadap beliau oleh kelompok munafiqin di masjid Abu Dzar Tehran, tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981).
● Menjabat sebagai Presiden Republik Islam Iran, menyusul gugur syahidnya Muhammad Ali Rajaee, Presiden kedua Republik Islam Iran. Pada bulan Mehr tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981), Ayatullah Khamenei memperoleh lebih dari 16 juta suara warga, dan dilantik sebagai Presiden Republik Islam Iran setelah mendapat pengukuhan dari Imam Khomeini r.a. Beliau juga terpilih untuk kedua kalinya pada tahun 1364 hingga 1368 Hijriah Syamsiah (1985).
● Ketua Dewan Revolusi Kebudayaan, tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981).
● Ketua Dewan Penentu Kebijakan Negara, tahun 1366 Hijriah Syamsiah (1987).
● Ketua Dewan Revisi Konstitusi, tahun 1368 Hijriah Syamsiah (1989).
● Ditunjuk oleh Dewan Ahli untuk menjadi Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, yang dimulai sejak 14 Khordad, sepeninggal Imam Khomeini r.a. Pilihan ini sangat tepat, karena beliau memiliki kelayakan sepenuhnya untuk bukan saja membimbing warga Muslim Iran, melainkan umat Islam di seluruh dunia (1989).
Karya Tulis
1- Tarh-e Kulli-e Andishe-e Eslami dar Qor'an (Program Komprehensif Pemikiran Islami Dalam AlQuran).
2- Az Jarfha-ye Namaz (Dari Kedalaman Shalat)
3- Goftari dar Bab-e Sabr (Pembahasan tentang Kesabaran)
4- Chahar Ketab-e Asli-e Elm-e Rejal (Empat Buku Utama Ilmu Rijal)
5- Wilayat (Kepemimpinan).
6- Gozaresh az Sabeqe-e Tarikhi va Auza-e Konouni-e Hauze-e Elmiye-e Mashhad (Laporan Mengenai Sejarah dan Kondisi Terkini Hauzah Ilmiah Mashad).
7- Zendeginame-e Aimme-e Tashayyo' (Riwayat Hidup Para Imam Syiah) -belum dicetak.
8- Pishvaye Sadeq (Pemimpin yang Jujur)
9- Vahdat va Tahazzob (Persatuan dan Kepartaian)
10- Honar az Didgah-e Ayatollah Khamenei (Seni Menurut Ayatullah Khamenei)
11- Dorost Fahmidan-e Din (Pemahaman Benar Tentang Agama)
12- (Onsor-e Mobarezeh dar Zendegiy-e Aimmeh (Unsur Perjuangan Dalam Kehidupan Para Imam a.s)
13- Ruh-e Tauhid, Nafy-e Obudiyyate Gheire Khoda (Ruh Ketauhidan, Penafian Penghambaan Selain Allah swt)
14- Zarurat-e Bazgasht be Qor'an (Urgensi Kembali Kepada AlQuran)
15- Sire-ye Emam-e Sajjad (Sejarah Imam Sajjad a.s)
16- Imam Ridha as va Velayatahdi (Imam Ridha a.s dan Posisi Putra Mahkota)
17- Tahajom-e Farhangi (Serangan Budaya), disusun dari kumpulan pidato dan pesan Rahbar.
18- Hadis-e Velayat (Hadis Kepemimpinan), kumpulan pidato dan pesan Rahbar yang hingga kini telah dicetak sebanyak sembilan jilid.
Terjemah
1- Solh-e Emam Hasan (Perdamaian Imam Hasan as), karya Razi Aali Yaasin.
2- Ayandeh dar Qalamrove Islam (Masa Depan Dalam Kekuasaan Islam), karya Sayyid Qutb.
3- Mosalmanan dar Nehzat-e Azadi-e Hindustan (Muslimin Dalam Gerakan Kebebasan India), karya Abdul Mun'im Namri Nasri.
4- Eddea nameh Alahe tamaddon-e Gharb (Gugatan Terhadap Kebudayaan Barat), karya Sayyid Qutb.
Di Balik Kehadiran Ban Ki-moon di KTT GNB Tehran
Bisingnya deru mesin propaganda media massa AS dan Israel dalam menggembosi KTT GNB ke-16 di Tehran, ternyata tidak mempengaruhi keputusan para pemimpin dunia untuk menghadiri pertemuan tersebut. Pasalnya, hingga hari ini (Jumat,24/8) tercatat sudah 50 pemimpin negara dunia, termasuk presiden, wapres maupun perdana menteri yang siap menghadiri KTT GNB itu. Sebagian negara lainnya mengirimkan delegasi setingkat menteri dan ahli. Di luar mereka, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga menyatakan siap menghadiri pertemuan tersebut. Lewat juru bicaranya, Martin Nesirky,Sekjen PBB memastikan akan datang ke Tehran. Padahal Israel dan Amerika Serikat sudah mendesak Ban Ki-moon supaya membatalkan lawatannya itu.
Amerika Serikat berulangkali mengirim sinyal negatif kepada Sekjen PBB mengenai konferensi tingkat tinggi yang akan digelar di Tehran pada 26 hingga 31 Agustus.
"Fakta bahwa pertemuan berlangsung di satu negara yang melanggar begitu banyak kewajiban internasional dan mengancam negara-negara tetangga...mengirim sinyal sangat aneh berkaitan dengan dukungan bagi tatanan internasional," kata Jubir kemenlu AS, tidak lama setelah Nesirky mengungkapkan kehadiran Ban Ki-moon di KTT GNB ke-16 Tehran.
"Iran adalah tempat yang tidak cocok untuk pertemuan itu," ucap Victoria Nuland tendensius.
Gelombang tekanan terhadap Sekjen PBB untuk membatalkan kehadirannya di KTT GNB mengalir deras. Sepekan sebelumnya, Ketua komisi hubungan luar negeri Senat AS menulis surat kepada Ban Ki-moon. "Sebaiknya anda jangan mengunjungi Tehran. Sebab, Republik Islam mendukung Bashar Assad di Suriah, dan Iran tidak mematuhi ketentuan Dewan Keamanan PBB," tulis Robert Casey dalam suratnya.
"Saya khawatir kehadiran Anda di Tehran akan menaikkan kredibilitas Republik Islam. Padahal publik internasional harus seirama menentang Iran," tegas Casey, seperti dilansir majalah Foreign policy.
Wakil AS di PBB, Susan Rice juga menyampaikan kekhawatirannya kepada Ban Ki-moon dan mendesak Sekjen PBB itu mengurungkan niatnya menghadiri KTT GNB di Tehran.
Gelombang penentangan lebih keras dilancarkan Tel Aviv. Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu menyebut rencana kunjungan Ban Ki-moon untuk menghadiri KTT GNB di Iran sebagai "big mistake", bahkan jika itu demi tujuan yang baik sekalipun.
"Tempat anda bukan di Tehran !," ujar Netanyahu dengan intonasi meninggi saat menelpon Ban Ki-moon, seperti ditulis Koran Zionis Haaretz.
Kepanikan tidak bisa disembunyikan dari raut wajah Netanyahu saat mendengar keputusan sekjen PBB menghadiri hajatan akbar Iran pekan depan.
Netanyahu terus mendesak Ban Ki-moon untuk mempertimbangkan keputusannya itu. "Saya tahu, selama ini track record anda sangat baik sebagai sekjen PBB. Sebuah kesalahan besar jika Anda mengunjungi Tehran meski itu bertujuan baik. Sebab yang akan dikunjungi adalah negara yang menghendaki kehancuran Israel," ucap Netanyahu berupaya meyakinkan Ban.
Fenomena kepanikan AS dan Israel menyikapi lawatan Ban Ki-moon ke Iran memunculkan pertanyaan besar. Mengapa para pemimpin dua negara itu begitu risau Sekjen PBB menghadiri KTT GNB di Iran ?
Pertama, KTT GNB ke-16 digelar di Iran yang selama ini menjadi lawan politik AS dan Israel. Dan Washington berulangkali menggunakan Dewan Keamanan untuk menggerus lawannya itu. Kehadiran Sekjen PBB dalam KTT GNB di Tehran akan menjadi bentuk pengakuan terhadap peran Iran dalam konstelasi internasional. Ini tentu merugikan Washington dan Tel Aviv.
Selama ini AS menggunakan status dirinya sebagai "polisi dunia" yang merasa "paling tahu" dan "mewakili" masyarakat internasional. Washington menggunakan Dewan Keamanan PBB sebagai alat untuk menegaskan identitas kepentingan politik luar negerinya. Kehadiran Sekjen PBB di Tehran sedikit banyak akan melunturkan identitas "Iran sebagai musuh masyarakat internasional" yang didefinisikan oleh Washington melalui berbagai kebijakannya di PBB.
Kedua,perhelatan akbar di Tehran kali ini digelar di tengah derasnya tekanan sanksi AS dan Uni Eropa terhadap Iran. Partisipasi besar para pemimpin negara-negara dunia dan organisasi internasional semacam Sekjen PBB dalam "hajatan agreng" itu menjadi soft power bagi Iran untuk melunakkan sanksi itu.
Di sela-sela KTT GNB ke-16 digelar pertemuan bilateral antara wakil Iran dengan berbagai negara dunia untuk membicarakan berbagai hal dari politik hingga ekonomi dan budaya. Di luar agenda pertemuan tersebut, Iran menjadikan KTT GNB kali ini sebagai "ruang besar" untuk menyiasati sanksi AS dan Uni Eropa.
Secara sosiologis, masyarakat Iran adalah kaum Bazaari, masyarakat pedagang, yang punya seribu cara untuk menciptakan dan memanfaatkan peluang, termasuk di ruang politik. Mereka dikenal lihai bernegosiasi, bahkan dalam kondisi yang paling buruk sekalipun. Pengalaman lebih dari tiga dekade berada dalam tekanan sanksi Barat cukup untuk membuktikan separuh fakta itu. Bagi Iran, KTT GNB itu juga pasar yang bisa mempertemukan supply dan demand antara Iran dengan 120 negara anggota GNB. Kalau sudah begini buat apa lagi sanksi AS dan Eropa! (IRIB Indonesia)
Iran: Dunia Muak dengan Kejahatan Israel
Wakil Duta Besar Republik Islam Iran untuk PBB Eshaq AleHabib mengatakan, masyarakat internasional telah muak dengan kejahatan rezim Zionis Israel.
Hal itu disampaikan Ale Habib dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB di New York pada Selasa (4/9) sebagai kecaman atas pidato sebelumnya yang disampaikan oleh utusan Israel untuk PBB Ron Prosor.
"Perwakilan rezim Zionis kembali menyatakan tuduhan tak berdasar dan sia-sia terhadap Republik Islam Iran," imbuhnya.
Tuduhan-tuduhanitu, kata Ale Habib, dilontarkan Tel Aviv di saat masyarakat internasional telah frustrasi atas sepak terjang Israel yang anti-kemanusiaan, agresif, dan jahat, bahkan kegiatan terorisme rezim Zionis di kawasan dan bagian lain telah membuat muak publik dunia.
Pejabat Iran itu menyebut Israel sebagai penyebab instabilitas keamanan di Timur Tengah.
Lebih lanjut Ale Habib menandaskan, Israel menggunakan setiap kesempatan untuk mengalihkan perhatian masyarakat internasional atas penindasannya dan melontarkan statemen tak berdasar dengan tujuan yang sama.(IRIB Indonesia/RA)
Uni Eropa Tuding Gazprom Rusia Memanipulasi Pasar Energi
Komisi Uni Eropa mengecam perusahaan Gazprom Rusia yang dituding telah menyalahgunakan posisinya di pasar Eropa. Eropa menyatakan telah memulai penyelidikan dalam hal ini.
Russia Today (4/9) melaporkan, Komisi Uni Eropa menyatakan bahwa perusahaan Gazprom mengaitkan harga ekspor gas dengan harga minyaknya. Lonjakan harga tidak logis harga gas Rusia itu dihadapi oleh negara-negara yang menandatangani kontrak dengan Rusia di wilayah timur dan tengah Eropa. Menyusul keputusan Gazprom itu, tingkat persaingan menurun dan harga melonjak secara tidak logis. Selain itu, keamanan suplai gas dan energi di pasar Eropa juga terancam.
Sementara para analis berpendapat bahwa itu merupakan hak Gazprom untuk menentukan harga di pasar energi adapun Uni Eropa berusaha mereduksi pengaruhperusahaan Rusia itu di pasar Eropa. Ini bukan pertama kalinya, Uni Eropa melontarkan tuduhankepada perusahaan Gazprom Rusia.
Masalah yang terpenting bukan harga melainkan kehadiran Gazprom di pasar energi Eropa dan dalam hal ini Uni Eropa berniat mendikte dan mengontrol bukan hanya harga melainkan sumber-sumber energi di Rusia.(IRIB Indonesia/MZ)



























