کمالوندی

کمالوندی

 

Dengan hati yang tenang, hati yang percaya diri, dan jiwa yang bahagia dan ikhlas, mengharap rahmat Tuhan, saya akan dibebaskan dari pelayanan saudara-saudara saya, dan saya akan melakukan perjalanan ke tempat yang abadi. Dan saya sangat membutuhkan doa-doa baik Anda. Dan saya memohon kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, untuk menerima permintaan maaf saya atas kurangnya pelayanan, kelalaian dan kesalahan saya.

Ini adalah kata-kata terakhir Imam Khomeini dengan umat Muslim. Di puncak kekuasaan, kehormatan dan ketenarannya, dia tidak hanya menyebut orang-orang Iran tetapi semua Muslim sebagai saudara dan saudarinya, dan menganggap dirinya membutuhkan doa-doa baik mereka, meskipun dia telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk memenuhi tujuan-tujuan agama dan menyelamatkan umat Islam dan kaum tertindas, dia meminta maaf jika melakukan kesalahan. Ini adalah salah satu tanda agung manusia, mereka yang tidak mabuk oleh kesenangan dunia, juga tidak menderita oleh penderitaan mereka.


Hari-hari pertengahan bulan Khordad tahun 1368 Hs (1989) bagi rakyat Iran dan seluruh pecintah Khomeini mengingatkan hari-hari yang sangat sulit. Di hari-hari sulit tersebut, ketika berita sakitnya Imam Khomeini, kesedihan luas dan mendalam menyelimuti setiap jiwa, mayoritas sahabat dan pecinta pemimpin besar ini mendoakan keselamatan dan kesehatannya di masjid, huseiniyah, dan bahkan di rumah-rumah mereka. Mereka berharap "Kurangi usia kami dan tambahkan ke usia Imam kami" tapi sangat disesalkan bahwa ajal dan kematian sesuatu yang pasti dan tiba saatnya tidak dapat diundur.

Takdir Tuhan adalah Ruhullah Khomeini memenuhi panggilan Kekasihnya pada 13 Khordad malam. Benar, di malam itu Imam Khomeini dengan tenang dan hati gembira serta penuh harapan memenuhi panggilan-Nya.

یَا أَیَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ / ارْجِعِی إِلَى رَبِّکِ رَاضِیَةً مَرْضِیَّةً /

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (al-Fajr 27-28)

Kini telah berlalu 33 tahun dari kepergian Bapak Pendiri Republik Islam Iran ini, dan para pecinta Khomeini setiap tahun di hari seperti ini berkumpul di makamnya dan memperbaruhi baiat mereka. Benar, dia tidak berada di antara kita saat ini, tapi cita-cita dan harapannya senantiasa hidup di hati anak-anaknya. Ia seorang bapak dari banyak perempuan dan laki-laki kita. Maksud saya dari "Kami" bukan hanya bangsa Iran. Ia bapak dari banyak perempuan dan pria umat Islam. Umat yang tidak mengenal batas.

Ketika manusia meninggalkan dunia ini, seiring dengan berlalunya waktu, gambarnya akan semakin buram, namun di antara orang-orang ini ada orang yang gambarnya semakin terang dan jelas ketika semakin jauh dari waktu kematiannya. Orang seperti ini disebut sebagai unsur pemberi kehidupan, memberi cahaya dan kehangatan kepada bangsa dan masyarakat. Imam Khomeini termasuk orang-orang seperti ini. Kini bertahun-tahun dari kepergian manusia besar ini, tapi nama, ideologi dan keyakinannya masih menjadi penuntun dan pendorong manusia-manusia pencari kebenaran dan pejuang.

Salah satu karakteristik penting Sekolah (ajaran) Imam Khomeini adalah melawan pengaruh kekuatan asing dan tidak berdamai dengan kekuatan adidaya.


Tentu saja, sepanjang sejarah, ada banyak orang yang bangkit untuk melawan penindasan, tetapi mereka sendiri akhirnya menjadi penindas, tetapi di sekolah Khomeini, anti-penindasan disertai dengan kerendahan hati dan penyerahan diri kepada Tuhan dan perjuangan melawan hawa nafsu. Imam Khomeini tidak pernah memisahkan kedua medan perang tersebut. Di kancah sosial dan politik, ia melawan kekuatan arogansi dan memerangi hawa nafsunya. Inilah mengapa mencapai  posisi pemimpin masyarakat Islam tidak pernah menularinya dengan pencarian kekuasaan dan keduniawian.

Dia dan murid-muridnya selalu bergerak dalam nama Tuhan, untuk Tuhan dan menuju Tuhan. Salah satu siswa alirannya ini adalah pemikir syahid, Profesor Morteza Muthahhari. "Saya memahami hal-hal dari semangat Imam yang tidak hanya menambah keterkejutan saya, tetapi juga iman saya," katanya. Menurut Muthahhari, ada beberapa hal yang membuat Imam Khomeini berbeda: Pertama,; Imam percaya pada tujuannya; Jika seluruh dunia berkumpul, mereka tidak bisa menghentikannya dari tujuannya. Kedua, ia teguh dalam meraih tujuan yang telah ia pilih; Tidak ada yang bisa menghalangi dia dari ini, dan di atas segalanya, karena imannya kepada Tuhannya sangat kuat, dia melihat kekuasaan Tuhan dengan jelas dalam segala hal.

Salah satu keinginan terbesar Imam Khomeini adalah agar tidak hanya bangsa Iran, tetapi semua bangsa Muslim kembali ke asalnya dan mengetahui budaya progresif mereka yang dipengaruhi oleh Islam dan memperkenalkannya kepada orang lain dan dengan demikian menghilangkan ketergantungan intelektual mereka pada Barat. Dengan literatur revolusionernya, dia menanam benih kepercayaan diri di dalam hati, dan sebenarnya dia menanam dan mengolah benih ini dengan baik.

Tanda percaya diri adalah seseorang menganggap dirinya memiliki kepribadian dan identitas, percaya pada kemampuannya dan tidak menemukan arah aspirasinya di pangkuan orang lain. Imam Khomeini (semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian) berkata: "Hal utama adalah mempersiapkan pikiran orang-orang muda ini dan bahkan orang tua dan intelektual bahwa kita adalah manusia dan tidak demikian bahwa kita mengulurkan tangan kepada orang lain di segala hal. Jika Anda percaya bahwa kami adalah manusia dan kami memiliki kekuatan untuk berpikir, Anda akan sukses."


Imam Khomeini (ra) menganggap konfrontasi serius dengan dua budaya merosot Timur dan Barat dan perjuangan melawan kebijakan ekonomi kapitalis dan sosialis sebagai tugas setiap Muslim, terutama ulama, dan menekankan kebangkitan dan kewaspadaan bangsa-bangsa. Hari ini, Revolusi Islam Iran adalah satu-satunya revolusi independen yang muncul dengan otoritas di antara negara-negara di dunia sebagai manifestasi perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan, dan itulah sebabnya semua orang yang ingin melawan sistem dominasi dengan cara tertentu mengikuti revolusi ini. Inilah yang menjadi alasan kemarahan Amerika Serikat, Inggris dan sekutu mereka.

Imam adalah contoh nyata dari fakta bahwa hamba-hamba Tuhan tidak takut kepada siapa pun selain kepada-Nya. Dengan kebijaksanaannya, dia mengarahkan peristiwa ke arah yang diinginkan dan mempertimbangkan semua kondisi, tetapi dia tidak menunggu semua kondisi muncul dengan sendirinya, tetapi dia mencoba menyediakan kondisinya sendiri.

Imam Khomeini, dalam wasiatnya yang komprehensif, telah menggambar jalan yang menyampaikan manusia ke tujuannya. Pertama-tama Imam Khomeini menjelaskan hadis Tsaqalain yang diakui sebagai hadis shahih oleh mayoritas umat Islam. Dari sudut pandang Imam Khomeini, yang membawa pertumbuhan dan kebahagiaan bagi bangsa-bangsa dan membawa dunia meraih keadilan adalah memanfaatkan ajaran Alquran dan menyerahkan pemerintahan kepada orang-orang yang bertakwa dan layak.

Sebuah pemerintahan yang berdasarkan nilai-nilai spiritual dan agama secara inheren menentang penindasan, korupsi dan agresi, dan akan membahayakan kepentingan penguasa, tentu pemerintahan seperti itu akan menghadapi banyak tantangan dan hambatan dari musuh-musuh konspirator. Tetapi mereka yang mengikuti jalan Tuhan dan bertekun di jalan ini, akan mendapat manfaat dari pertolongan Tuhan dan kemenangan akan datang dari mereka. Dalam wasiatnya, Imam Khomeini menginstruksikan semua orang: "Dengan mengingat Allah Swt, bergeraklah menuju pengetahuan diri, kemandirian dan independensi dalam semua dimensi, yang tidak diragukan lagi bahwa Tuhan bersama Anda."


Imam Khomeini adalah kebenaran yang selalu hidup, dan melanjutkan jalannya akan memberimanusia kehidupan yang berlandaskan kemandirian, kebebasan dan kebenaran. Murid dan penerusnya yang layak, Ayatullah Khamenei, mengatakan tentang karakter Imam: "Dia menghidupkan dan menggerakkan kami, dan dengan bantuannya, kami dapat menyadari nilai historis dan geografis negara kami, dan juga menyadari kebenaran budaya masa lalu bangsa kami, dan kebenaran Alquran."

Salam kepada Khomeini, sang pembaharu yang sadar dan bertakwa. Salam kepadanya yang memori kepemimpinan solidnya, pro kebebasan dan kebenaran membuat namanya semerbak harum di setiap jiwa. Salam kepadanya yang membuat Islam kembali dikenal di dunia dan dunia menyadari kebenaran, spiritualisme dan kebebasan sejati.

 

Perjuangan membutuhkan istiqamah dan keteguhan. Tanpanya tidak ada perjuangan yang akan berhasil. Peristiwa 15 Khordad 1342 Hs (6 Juni 1963) sebuah contoh dari fakta yang menorehkan sejarah perjuangan bangsa Iran melawan rezim Shah.

Peristiwa ini dari tiga sisi sangat penting bagi perjalanan transformasi politik di Iran:

Pertama, urgensitas peristiwa bersejarah ini berkaitan dengan bagian terpenting sejarah dan peristiwa sebelum kemenangan Revolusi Islam.

Salah satu masalah penting yang menjadi cikal bakal kebangkitan 15 Khordad adalah pengesahan RUU Asosiasi Negara Bagian dan Provinsi, Kapitulasi dan seluruh arus anti rakyat, arus yang melalui pencerahan Imam Khomeini dan biimbingannya berujung pada 22 Bahman 1357 Hs. Pidato Imam 42 tahun lalu, sejatinya bentuk penghakiman rezim Shah karena kezaliman dan kejahatannya terhadap hak bangsa Iran dari 28 Mordad 1332 (Agustus 1953) hingga Revolusi Putih, RUU Asosiasi Negara Bagian dan Provinsi, serta pengguliran isu-isu di bawah bayang-bayang Revolusi Putih, yang menuai protes rakyat dan ulama karena motif kolonialismenya. Meski demikian, peluang pembentukan kebangkiatan anti kubu arogan ini telah ada sejak bertahun-tahun sebelumnya dan ketika kudeta AS-Inggris pada 28 Mordad 1332 (Agustus 1953).

Kedua, nilai penting dari kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs adalah urgensitasnya dari sisi karakteristik perjuangan revolusioner, berbasis rakyat dan memiliki pemimpin tunggal, di mana sebelumnya hal ini belum pernah terjadi.

Salah satu indeks penting dari wacana anti-arogan Imam Khomeini adalah kejelasannya. Imam Khomeini menegaskan bahwa untuk menghadapi arogansi global, seseorang harus merencanakan dan mengkaji segala cara dan gagasan. Ia secara tegas menyatakan bahwa metode perjuangan pasif dan pengaturan defensif terhadap arogansi tidak hanya tidak tepat, tetapi ide untuk menghancurkan arogansi tentu membutuhkan strategi agresif.

Beberapa hari sebelum insiden 15 Khordad, Imam Khomeini, dengan pendekatan yang sama, mengungkapkan sifat dan tujuan rezim Shah serta alasan kepatuhannya terhadap kebijakan AS dan Israel selama pidato pada kesempatan peringatan Asyura di Hauzah Faizieh di Qom. Pidato terbuka ini memicu reaksi tajam dan kekerasan dari rezim. Pada fajar pada tanggal 15 Khordad 1342 Hs/ 6 Juni 1963, tentara bayaran dari rezim yang menindas menyerbu rumah Imam di kota suci Qom, menangkapnya dan memindahkannya ke penjara di Teheran.

Menyusul berita penangkapan Imam, protes meluas terjadi di kota-kota Qom, Teheran, Varamin, Mashhad dan Shiraz. Demonstrasi berlangsung selama beberapa hari dan sejumlah orang tewas, terluka dan ditangkap. Kelanjutan protes ini menyebabkan penangkapan kembali dan deportasi Imam ke luar negeri selama 15 tahun. Rezim Shah; mengasingkan Imam  untuk sementara waktu di Turki, lalu ke Najaf dan kemudian ke Prancis. Penangkapan dan pengasingan ini serta penindasan bukan akhir dari kebangkitan 15 Khordad.

Imam Khomeini di kondisi paling sulit dan penindasan keras, kepada pemimpin kubu arogan dunia mengatakan, "Kekuatan dan kekuatan besar serta kroni-kroninya harus sadar bahwa bahkan jika Khomeini tinggal sendiri, ia akan tetap melanjutkan perjuangannya melawan kekafiran, kezaliman, syirik dan penyebahan berhala serta dengan pertolongan Tuhan, bersama dengan para Basij di dunia Islam, para diktator yang bertelanjang kaki ini akan menghapus tidur nyenyak para pemakan dunia dan pemuja yang bersikeras pada penindasan dan kekejaman mereka."

Seraya menjaga prinsip nilai-nilai Islam, beliau senantiasa berbicara mengenai nilai-nilai agama dan Islam ketimbang menyerah pada tuntutan aliansi dan kelompok tertentu. Dengan demikian Imam memobilisasi seluru muslim Iran di satu front melawan rezim Shah.

Imam Khomeini secara transpara menyatakan, "Tugas kita adalah melawan kezaliman, kewajiban kita adalah berperang menentang kezaliman, kita akan melawan, lebih baik jika kita berhasil memaksa mereka mundur, dan jika tidak mampu, kita telah menjalankan kewajiban. Kita tidak memiliki ketakutan akan kalah. Pertama, kita tidak akan kalah, Tuhan bersama kita. Dan kedua, jika diasumsikan kita mengalami kekalahan secara zahir, tapi secara batin kita tidak kalah, dan kemenangan batin milik Islam, milik umat Islam dan milik kita."

Karaktertik ini menjadi peluang bagi transformasi besar di Iran yang saat ini menjadi teladan global; Teladan yang bukan saja mengubah nasib bangsa Iran, tapi juga menentukan alur gerakan revolusi dan gerakan besar kebangkitan Islam.

Sisi ketiga dari urgensitas kebangkitan 15 Khordad adalah bersandar pada dua prinsip penting, yakni tidak tunduk dan tidak takut terhadap ancaman dan memahami secara faktual esensi dan tujuan kubu kolonialis.

Imam Khomeini selalu konsisten melawan rezim rusak dan despotik Shah di Iran dan tidak pernah takut akan ancaman, pengasingan dan penindasan, karena beliau meyakini akan arti sejati revolusi.

Imam Khomeini dengan pandangannya terkait kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs mengatakan, "15 Khordad, seperti hari Asyura, hari duka bangsa tertindas Iran, hari epik dan kelahiran baru Islam serta muslim. Memperingati hari epik 15 Khordad, memperingati nilai-nilai kemanusiaan sepanjang sejarah. Kebangkitan 15 Khordad mengalahkan legenda kekuatan Shah serta berbagai legenda lainnya. Gugurnya pemuda bijak dan perempuan serta pria di hari tersebut telah melemahkan benteng besar kekuatan setan. Darah para penghuni liar menghancurkan istana-istana penindas. Bangsa besar dengan kebangkitan dan pengorbanan darah anak-anaknya, telah membuka jalan kebangkitan bagi generasi mendatang serta hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin."

Sejumlah elemen seperti politik, sosial dan agama memainkan peran di pembentukan kebangkitan bersejarah 15 Khordad. Kebangkitan 15 Khordad dengan karakteristik ini menjadi peluang awal bagi pembentukan kebangkitan politik besar yang didasari ideologi dan tujuan Revolusi Islam.

Di Konstitusi Republik Islam Iran disebutkan kebangkitan 15 Khordad disebut sebagai peristiwa bersejarah yang kekal di sejarah Revolusi Islam. Terkait urgensitas hari menentukan ini disebutkan, "Protes keras Imam Khomeini terhadap konspirasi Revolusi Putih AS, yang merupakan langkah untuk memperkuat sendi-sendi pemerintahan despotik dan memperkokoh ketergantungan politik, budaya dan ekonomi Iran kepada imperialis global, menjadi faktor persatuan bangsa yang kemudian disusul dengan revolusi besar dan berdasar umat Islam pada Khordad 1342 Hs yang sejatinya titik balik dimulainya perkembangan kebangkitan besar dan luas ini. Kondisi ini memperkuat posisi sentral Imam sebagai pemimpin Islam dan meski beliau berada di pengasingan karena memprotes Undang-Undang Kapitulasi (kekebalan hukum penasihat militer AS di Iran), hubungan kuat umat dengan Imam terus berlanjut dan bangsa Muslim khususnya cendikiawan dan ulama pejuang melanjutkan jalan beliau dari pengasingan dan penjarah, siksaan dan eksekusi."

 Berbagai bukti menunjukkan bahwa rezim Shah tidak sendirian di aksi penumpasan dan pembantaian massal 15 Khordad. Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel juga terlibat di penumpasan berdarah ini. Kebangkitan 15 Khordad tidak pernah padam dengan penumpasan, penangkapan dan pengasingan Imam Khomeini. Imam dengan bijaksana dan ideologi politiknya, sejatinya membuat bangsa Iran terhormat dan memiliki keyakinan pada diri sendiri, serta menjauh dari rasa kalah dari Barat. Dari perspektif ini, kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs harus dinilai sebagai titik balik di jalur kehormatan dan kemenangan revolusi bangsa Iran di tahun 1357 Hs (1979).

 

Raja Yodania, Abdullah II di kontak telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron menekankan urgensi dihentikannya langkah sepihak rezim Zionis Israel yang melemahkan peluang perdamaian.

Seperti dilaporkan ISNA, Abdullah II Sabtu (4/6/2022) di kontak telepon dengan Macron membahas isu-isu terkait keamanan pangan.

Raja Yodania dan presiden Prancis membicarakan hubungan bilateral dan transformasi regional.

Abdullah II di kontak telepon ini menyinggung kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina dan menegaskan pentingnya langkah sepihak Israel yang melemahkan peluang perdamaian dihentikan.

Selama beberapa pekan terakhir, serangan militer Israel terhadap warga Palestina meningkat drastis, dan tentara rezim ilegal ini di banyak kasus menembak langsung warga Palestina.

Zionis hampir setiap hari menyerang berbagai wilayah Palestina untuk meraih ambisi ekspansionisnya dan menembak mati, melukai atau menangkap warga Palestina. 

 

Anggota senior Hamas mengatakan, jika pilar-pilar konsep keamanan internal Rezim Zionis Israel diserang, maka kehancuran rezim ini akan semakin dekat.

Selama ini Israel menunjukan seolah-olah semuanya berjalan baik, dan satu-satunya ancaman bagi rezim itu adalah nuklir Iran, padahal kenyataannya krisis internal adalah masalah utama Rezim Zionis.

Mahmoud Al Zahar, Minggu (5/6/2022) menekankan pentingya Poros Al Quds yang terdiri dari Palestina, Suriah, Lebanon dan Republik Islam Iran.

"Siapa pun yang mengira bahwa poros ini tidak menjadi target serangan Rezim Zionis Israel, maka ia sebenarnya sedang berhalusinasi," ujarnya.

Anggota senior Hamas itu menambahkan, konsep keamanan Rezim Zionis Israel bertumpu pada empat pilar, yaitu keunggulan, perang kilat, pemerintahan yang aman, dan dukungan internasional.

Menurut Mahmoud Al Zahar, jika pilar-pilar ini diserang, maka kehancuran Israel akan semakin dekat, dan jika salah satu pilar ini diserang, maka Rezim Zionis akan semakin lemah.

"Perang Pedang Al Quds membuktikan bahwa Gaza, sendirian tanpa bantuan poros perlawanan lain, mampu menyerang sistem keamanan Rezim Zionis," imbuhnya.

Pada saat yang sama, Al Zahar menegaskan bahwa dukungan internasional atas Israel tidak mutlak, dan rezim ini telah berubah menjadi permainan nyata bagi masyarakat internasional.

"Perang Wa'd Al Akhirah (nama yang dipilih Hamas untuk perang melawan Israel, dalam membebaskan Al Quds) adalah janji Ilahi kepada rakyat Palestina, untuk kebebasan Al Quds dan Palestina," pungkasnya. 

 

Stasiun televisi Rezim Zionis Israel dalam acara khusus yang mengulas kemampuan drone Iran, mengabarkan bahwa bahaya drone Iran, tak lebih kecil dari ancaman nuklir.

Kanal 11 TV Israel, Jumat (3/6/2022) malam melaporkan, saat perhatian sebagian orang begitu terpusat pada bahaya nuklir Iran, ternyata ada bahaya lain bernama pesawat tanpa awak yang bahanya tidak lebih kecil dari nuklir.
 
TV Israel menambahkan, drone itu ukurannya kecil dan berbiaya murah, tapi bisa diterbangkan dari jarak ribuan kilometer untuk menyerang target, sementara kerugian yang ditimbulkan drone-drone ini cukup besar, berbeda dengan ukurannya yang kecil.
 
Menteri Perang Rezim Zionis Benny Gantz yang berbicara di acara Kanal 11 Israel ini, menyinggung jarak tempuh rudal Iran, Shahed-136 yang mencapai 2.000 kilometer, dan menyebut Iran sebagai ancaman keamanan bagi Israel.
 
Ia menuturkan, Iran sebelumnya tidak punya keberanian untuk melakukan hal ini, dan memang saat itu tidak punya kekuatan dari sisi teknologi untuk menerbangkan drone dengan jarak tempuh 1.500-2.000 kilometer, tapi sekarang secara praktis Iran bisa melakukannya.
 
"Secara geopolitik dan strategi keamanan, ancaman drone-drone Iran, selalu menjadi ancaman yang penting bagi Israel, karena memiliki dimensi operasional, dan memaksa kami untuk selalu bersiap dari sisi intelijen, pertahanan, agresi, dan upaya menghadapinya," tegas Gantz.

 

Wakil Hizbullah di Parlemen Lebanon merespon masuknya sebuah kapal Rezim Zionis Israel ke wilayah sengketa, dan menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan Tel Aviv mengeksplorasi gas di wilayah itu.

Sebuah kapal Israel, Minggu (5/6/2022) memasuki area ladang gas Karish, di wilayah sengketa setelah melanggar Jalur 29 maritim Lebanon.
 
Salah satu anggota Dewan Politik Hizbullah, Mahmoud Qamati mengatakan, "Kami tidak akan membiarkan Israel melakukan aktivitas eksplorasi gas di wilayah sengketa."
 
Sementara Mohammed Raad, Ketua Koalisi Loyalis Hizbullah di Parlemen Lebanon kepada pemerintah Beirut mengatakan, "Mari kita pilih sebuah perusahaan menurut kehendak kita sendiri, dan mencapai kesepakatan terkait hal itu. Kita minta perusahaan ini untuk mengeksplorasi gas pada waktu dan periode tertentu di perairan kita sendiri."
 
"Siapa pun yang takut Israel mendekat ke perusahaan ini, ketahuilah kami akan memberi jawaban kepada Israel, tapi tidak baik menggadaikan negara demi ambisi menduduki beberapa posisi, kepentingan faksi politik, atau karena ketakutan dan keinginan kecil," pungkasnya. 

 

Surat kabar Rezim Zionis Israel mengabarkan, berdasarkan perkiraan lembaga-lembaga keamanan Zionis, Hizbullah Lebanon memiliki lebih dari 100.000 unit rudal.

Maariv, Minggu (5/6/2022) melaporkan, jumlah rudal yang ada di gudang Hizbullah mengalami peningkatan secara signifikan sejak perang kedua Israel-Lebanon pada tahun 2006, dan ini menyebabkan bahaya bagi front internal Israel semakin besar.
 
Menurut koran Israel, sebagian besar gudang rudal Hizbullah dipenuhi oleh rudal-rudal Katyusha, yang memiliki hulu ledak berbobot 20 kilogram, dan berjarak tempuh 40 kilometer.
 
Selain itu, katanya, Hizbullah juga punya rudal Fajr. Rudal Fajr-3 memiliki jarak tempuh 43 kilometer, dan mampu membawa hulu ledak seberat 45 kilogram. Rudal Fajr-5 yang lebih canggih juga dimiliki Hizbullah, rudal ini punya jarak tempuh 75 kilometer, dan memiliki hulu ledak seberat 90 kilogram.
 
"Hizbullah dan Iran berusaha meningkatkan akurasi rudal-rudal canggih mereka, dan hasilnya rudal Zelzal. Jarak tempuh rudal Zelzal-1 mencapai 125-160 km, dengan hulu ledak seberat 500 kg, sementara rudal Zelzal-2 lebih canggih, jarak tempuhnya mencapai 210 km, dengan hulu ledak 600 kg," tulis Maariv. 

 

Komandan milisi Kurdi, Pasukan Demokratik Suriah, SDF menyatakan kesiapan pasukannya bekerja sama dengan pasukan pemerintah Damaskus untuk melawan militer Turki.

Komandan SDF, Mazloum Abdi, Minggu (5/6/2022) mengatakan akan melawan segala bentuk agresi militer Turki, di utara Suriah.
 
Ia menambahkan, pasukan SDF siap untuk melawan pasukan Turki, dan bekerja sama dengan pasukan pemerintah Suriah, tanpa perlu mengirim pasukan tambahan.
 
Pada saat yang sama, Mazloum Abdi mengklaim bahwa pasukan Suriah harus menggunakan sistem pertahanan udaranya untuk melawan Angkatan Udara Turki.
 
Pasukan SDF adalah pasukan dukungan militer Amerika Serikat, dan sampai saat ini masih menduduki sejumlah wilayah di timur dan timur laut Suriah.
 
Sebelumnya Komandan SDF mengaku khawatir AS akan meninggalkan mereka sendiri, seperti yang dilakukannya di Afghanistan. (

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran di acara haul ke-33 Imam Khomeini ra, Pendiri Revolusi Islam Iran mengatakan, "Imam Khomeini ra spirit Republik Islam."

Menurut laporan FNA, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyebut Imam Khomeini ra sebagai spirit Republik Islam Iran dan menambahkan, "Imam Khomeini ra adalah sosok yang luar biasa dalam arti kata yang sebenarnya, dan Imam Khomeini bukan hanya Imam kemarin, tetapi juga Imam hari ini dan besok."

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran
Ayatullah Khamenei dalam pidatonya membandingkan Revolusi Islam Iran dengan Revolusi Prancis tahun 1789 dan Revolusi Soviet tahun 1917.

Rahbar menyebutkan bahwa dua revolusi Prancis dan Uni Soviet dimenangkan oleh rakyat, tetapi setelah itu rakyat tidak berperan apapun dan disingkirkan. Mereka tidak mampu berpartisipasi dalam revolusi yang mereka ciptakan dengan tubuh dan jiwanya serta dengan kehadiran mereka di jalan-jalan. Akibatnya, kedua revolusi ini dengan cepat menyimpang dari jalur rakyat pertama.

"Namun, Revolusi Islam Iran menang dengan kehadiran dan jiwa rakyat, tapi rakyat tidak disingkirkan," kata Rahbar.

Ayatullah Khamenei Memulai Pidato Memperingati Haul Imam Khomeini
Bahkan Rahbar menambahkan, "Kurang dari dua bulan pasca kemenangan revolusi, dilakukan referendum di seluruh negeri dan rakyat memilih sistem pemerintahan."

Menurut Rahbar, sekitar setahun setelah kemenangan Revolusi Islam, presiden pertama dipilih oleh rakyat, dan beberapa bulan kemudian, Majelis Syura Islam (parlemen) pertama dibentuk lewat pemilihan umum, dan hingga saat ini, hampir 50 pemilu telah diadakan, sementara rakyat hadir dalam pemilu dengan kemauannya sendiri.

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, rakyat adalah faktor yang sangat penting dan musuh tidak akan mampu menempatkan rakyat melawan pemerintahan (sistem) Islam (Republik Islam).

Hal itu ditegaskan Rahbar dalam pidato Haul ke-33 Imam Khomeini ra yang berlangsung di Kompleks Makam Pendiri Republik Islam Iran ini di Tehran pada Sabtu (4/6/2022) pagi.

Ayatullah Khamenei menekankan bahwa hari ini, kecenderungan rakyat terhadap agama dan revolusi tentu lebih dari awal revolusi. Menurutnya, hal itu tampak pada partisipasi luas rakyat dalam tasyi' jenazah para tokoh perlawanan dan ulama.

Rahbar menuturkan, kehadiran jutaan orang dalam tasyi' jenazah terpotong-potong Syahid Letnan Jenderal Hajj Qassem Soleimani dan haul tokoh revolusioner pejuang dan mujahid ini, dan tasyi" jenazah serta ekspresi kesedihan rakyat atas wafatnya Marja' Besar dan Fuqaha seperti Ayatullah Safi Golpaygani dan Ayatullah Mohammad Taqi Bahjat tidak bisa dibandingkan dengan penghormatan terhadap tokoh politik dan seni lainnya di tanah air, dan ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap ulama, agama, jihad dan perlawanan.

Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menyinggung penyebab kesalahan perhitungan musuh-musuh Iran yang terjadi berturut-turut, dan peran sejumlah penasihat pengkhianat Iran dalam menyimpulkan perhitungan itu.

Ayatullah Khamenei menuturkan, penasihat-penasihat pengkhianat ini tidak hanya mengkhianati negara mereka sendiri tetapi juga  mengkhianati para pejabat Amerika Serikat, sebab, konsultasi dan kesimpulan keliru para penasihat ini telah menyebabkan kegaggalan mereka.

Rahbar menilai salah satu faktor permusuhan terhadap Republik Islam adalah disebabkan sikap serius Imam Khomeini ra dalam menjaga jarak dengan Barat.

Ayatullah Khamenei mengatakan, mendukung Palestina dan memberikan kedutaan rezim Zionis (di Tehran) kepada rakyat Palestina, mengkritik kemunafikan dan kejahatan-kejahatan negara-negara Eropa dan Amerika adalah contoh penting dari sikap Imam Khomeini ra yang menjaga jarak dan memisahkan peradaban, pemikiran dan sistem Islam dengan peradaban dan pemikiran Barat.

Ayatullah Khamenei juga menyinggung pembajakan pemerintah Yunani terhadap kapal tanker Iran, dan mengatakan bahwa pemerintah Yunani baru-baru ini mencuri minyak Iran atas perintah Amerika Serikat, tetapi ketika para pahlawan yang berani berkorban nyawa demi Republik Islam menyita kapal minyak musuh, mereka dengan propaganda yang luas menuduh Iran sebagai pembajak, padahal mereka yang membajak minyak kita. Rahbar menuturkan, mengambil kembali harta yang dicuri, bukanlah pencurian.

Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, Imam Khomeini ra spirit Republik Islam.

"Imam Khomeini ra adalah sosok yang luar biasa dalam arti kata yang sebenarnya, dan Imam Khomeini bukan hanya Imam kemarin, tetapi juga Imam hari ini dan besok," tuturnya.

Ayatullah Khamenei membandingkan Revolusi Islam Iran dengan Revolusi Prancis tahun 1789 dan Revolusi Soviet tahun 1917, dan mejelaskan, dua revolusi Prancis dan Uni Soviet dimenangkan oleh rakyat, tetapi setelah itu rakyat tidak berperan apapun, dan disingkirkan. Mereka tidak mampu berpartisipasi dalam revolusi yang mereka ciptakan dengan tubuh dan jiwanya serta dengan kehadiran mereka di jalan-jalan. Akibatnya, kedua revolusi ini dengan cepat menyimpang dari jalurnya.

Namun, lanjut Rahbar, Revolusi Islam Iran menang dengan kehadiran dan jiwa rakyat, tapi rakyat tidak disingkirkan. Kurang dari dua bulan pasca kemenangan revolusi, dilakukan referendum di seluruh negeri dan rakyat memilih sistem pemerintahan.

"Sekitar setahun setelah kemenangan Revolusi Islam, presiden pertama dipilih oleh rakyat, dan beberapa bulan kemudian, Majelis Syura Islam (parlemen) pertama dibentuk lewat pemilihan umum, dan hingga saat ini, hampir 50 pemilu telah diadakan, dan rakyat berpartisipasi dalam pemilu atas kemauannya sendiri," pungkasnya.