کمالوندی
Hari Ini, Petugas Haji Iran Bertemu dengan Rahbar
Menjelang pengiriman jemaah haji ke tanah suci Mekah, para pengelola urusan haji Iran bertemu dengan Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran hari ini.
Pertemuan antara pengelola ibadah haji Iran dengan Rahbar berlangsung di Huseiniyah Imam Khomeini hari ini, Rabu (8/6/2022).
Jemaah haji Iran kloter pertama tahun ini akan meninggalkan Teheran menuju Bandara Madinah pada 13 Juni 2022.
Tahun ini, sebanyak 39.600 jamaah haji asal Iran akan berangkat ke tanah suci Mekah.
15 Khordad dan Cikal Bakal Revolusi Islam Iran
Perjuangan membutuhkan istiqamah dan keteguhan. Tanpanya tidak ada perjuangan yang akan berhasil. Peristiwa 15 Khordad 1342 Hs (6 Juni 1963) sebuah contoh dari fakta yang menorehkan sejarah perjuangan bangsa Iran melawan rezim Shah.
Peristiwa ini dari tiga sisi sangat penting bagi perjalanan transformasi politik di Iran:
Pertama, urgensitas peristiwa bersejarah ini berkaitan dengan bagian terpenting sejarah dan peristiwa sebelum kemenangan Revolusi Islam.
Salah satu masalah penting yang menjadi cikal bakal kebangkitan 15 Khordad adalah pengesahan RUU Asosiasi Negara Bagian dan Provinsi, Kapitulasi dan seluruh arus anti rakyat, arus yang melalui pencerahan Imam Khomeini dan biimbingannya berujung pada 22 Bahman 1357 Hs. Pidato Imam 42 tahun lalu, sejatinya bentuk penghakiman rezim Shah karena kezaliman dan kejahatannya terhadap hak bangsa Iran dari 28 Mordad 1332 (Agustus 1953) hingga Revolusi Putih, RUU Asosiasi Negara Bagian dan Provinsi, serta pengguliran isu-isu di bawah bayang-bayang Revolusi Putih, yang menuai protes rakyat dan ulama karena motif kolonialismenya. Meski demikian, peluang pembentukan kebangkiatan anti kubu arogan ini telah ada sejak bertahun-tahun sebelumnya dan ketika kudeta AS-Inggris pada 28 Mordad 1332 (Agustus 1953).
Kedua, nilai penting dari kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs adalah urgensitasnya dari sisi karakteristik perjuangan revolusioner, berbasis rakyat dan memiliki pemimpin tunggal, di mana sebelumnya hal ini belum pernah terjadi.
Salah satu indeks penting dari wacana anti-arogan Imam Khomeini adalah kejelasannya. Imam Khomeini menegaskan bahwa untuk menghadapi arogansi global, seseorang harus merencanakan dan mengkaji segala cara dan gagasan. Ia secara tegas menyatakan bahwa metode perjuangan pasif dan pengaturan defensif terhadap arogansi tidak hanya tidak tepat, tetapi ide untuk menghancurkan arogansi tentu membutuhkan strategi agresif.
Beberapa hari sebelum insiden 15 Khordad, Imam Khomeini, dengan pendekatan yang sama, mengungkapkan sifat dan tujuan rezim Shah serta alasan kepatuhannya terhadap kebijakan AS dan Israel selama pidato pada kesempatan peringatan Asyura di Hauzah Faizieh di Qom. Pidato terbuka ini memicu reaksi tajam dan kekerasan dari rezim. Pada fajar pada tanggal 15 Khordad 1342 Hs/ 6 Juni 1963, tentara bayaran dari rezim yang menindas menyerbu rumah Imam di kota suci Qom, menangkapnya dan memindahkannya ke penjara di Teheran.
Menyusul berita penangkapan Imam, protes meluas terjadi di kota-kota Qom, Teheran, Varamin, Mashhad dan Shiraz. Demonstrasi berlangsung selama beberapa hari dan sejumlah orang tewas, terluka dan ditangkap. Kelanjutan protes ini menyebabkan penangkapan kembali dan deportasi Imam ke luar negeri selama 15 tahun. Rezim Shah; mengasingkan Imam untuk sementara waktu di Turki, lalu ke Najaf dan kemudian ke Prancis. Penangkapan dan pengasingan ini serta penindasan bukan akhir dari kebangkitan 15 Khordad.
Imam Khomeini di kondisi paling sulit dan penindasan keras, kepada pemimpin kubu arogan dunia mengatakan, "Kekuatan dan kekuatan besar serta kroni-kroninya harus sadar bahwa bahkan jika Khomeini tinggal sendiri, ia akan tetap melanjutkan perjuangannya melawan kekafiran, kezaliman, syirik dan penyebahan berhala serta dengan pertolongan Tuhan, bersama dengan para Basij di dunia Islam, para diktator yang bertelanjang kaki ini akan menghapus tidur nyenyak para pemakan dunia dan pemuja yang bersikeras pada penindasan dan kekejaman mereka."
Seraya menjaga prinsip nilai-nilai Islam, beliau senantiasa berbicara mengenai nilai-nilai agama dan Islam ketimbang menyerah pada tuntutan aliansi dan kelompok tertentu. Dengan demikian Imam memobilisasi seluru muslim Iran di satu front melawan rezim Shah.
Imam Khomeini secara transpara menyatakan, "Tugas kita adalah melawan kezaliman, kewajiban kita adalah berperang menentang kezaliman, kita akan melawan, lebih baik jika kita berhasil memaksa mereka mundur, dan jika tidak mampu, kita telah menjalankan kewajiban. Kita tidak memiliki ketakutan akan kalah. Pertama, kita tidak akan kalah, Tuhan bersama kita. Dan kedua, jika diasumsikan kita mengalami kekalahan secara zahir, tapi secara batin kita tidak kalah, dan kemenangan batin milik Islam, milik umat Islam dan milik kita."
Karaktertik ini menjadi peluang bagi transformasi besar di Iran yang saat ini menjadi teladan global; Teladan yang bukan saja mengubah nasib bangsa Iran, tapi juga menentukan alur gerakan revolusi dan gerakan besar kebangkitan Islam.
Sisi ketiga dari urgensitas kebangkitan 15 Khordad adalah bersandar pada dua prinsip penting, yakni tidak tunduk dan tidak takut terhadap ancaman dan memahami secara faktual esensi dan tujuan kubu kolonialis.
Imam Khomeini selalu konsisten melawan rezim rusak dan despotik Shah di Iran dan tidak pernah takut akan ancaman, pengasingan dan penindasan, karena beliau meyakini akan arti sejati revolusi.
Imam Khomeini dengan pandangannya terkait kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs mengatakan, "15 Khordad, seperti hari Asyura, hari duka bangsa tertindas Iran, hari epik dan kelahiran baru Islam serta muslim. Memperingati hari epik 15 Khordad, memperingati nilai-nilai kemanusiaan sepanjang sejarah. Kebangkitan 15 Khordad mengalahkan legenda kekuatan Shah serta berbagai legenda lainnya. Gugurnya pemuda bijak dan perempuan serta pria di hari tersebut telah melemahkan benteng besar kekuatan setan. Darah para penghuni liar menghancurkan istana-istana penindas. Bangsa besar dengan kebangkitan dan pengorbanan darah anak-anaknya, telah membuka jalan kebangkitan bagi generasi mendatang serta hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin."
Sejumlah elemen seperti politik, sosial dan agama memainkan peran di pembentukan kebangkitan bersejarah 15 Khordad. Kebangkitan 15 Khordad dengan karakteristik ini menjadi peluang awal bagi pembentukan kebangkitan politik besar yang didasari ideologi dan tujuan Revolusi Islam.
Di Konstitusi Republik Islam Iran disebutkan kebangkitan 15 Khordad disebut sebagai peristiwa bersejarah yang kekal di sejarah Revolusi Islam. Terkait urgensitas hari menentukan ini disebutkan, "Protes keras Imam Khomeini terhadap konspirasi Revolusi Putih AS, yang merupakan langkah untuk memperkuat sendi-sendi pemerintahan despotik dan memperkokoh ketergantungan politik, budaya dan ekonomi Iran kepada imperialis global, menjadi faktor persatuan bangsa yang kemudian disusul dengan revolusi besar dan berdasar umat Islam pada Khordad 1342 Hs yang sejatinya titik balik dimulainya perkembangan kebangkitan besar dan luas ini. Kondisi ini memperkuat posisi sentral Imam sebagai pemimpin Islam dan meski beliau berada di pengasingan karena memprotes Undang-Undang Kapitulasi (kekebalan hukum penasihat militer AS di Iran), hubungan kuat umat dengan Imam terus berlanjut dan bangsa Muslim khususnya cendikiawan dan ulama pejuang melanjutkan jalan beliau dari pengasingan dan penjarah, siksaan dan eksekusi."
Berbagai bukti menunjukkan bahwa rezim Shah tidak sendirian di aksi penumpasan dan pembantaian massal 15 Khordad. Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel juga terlibat di penumpasan berdarah ini. Kebangkitan 15 Khordad tidak pernah padam dengan penumpasan, penangkapan dan pengasingan Imam Khomeini. Imam dengan bijaksana dan ideologi politiknya, sejatinya membuat bangsa Iran terhormat dan memiliki keyakinan pada diri sendiri, serta menjauh dari rasa kalah dari Barat. Dari perspektif ini, kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs harus dinilai sebagai titik balik di jalur kehormatan dan kemenangan revolusi bangsa Iran di tahun 1357 Hs (1979).
Karakteristik Kepribadian Imam Khomeini Menurut Ayatullah Khamenei
Setiap tahun di acara peringatan haul Imam Khomeini, muridnya yang tulus dan penggantinya yang layak, Ayatullah Khamenei berbicara mengenai gurunya ini.
"Imam Khomeini, spirit RepublikIslam Iran; Jika spirit ini direnggut dan diabaikan, maka yang tersisa adalah gambar di dinding (hanya simbol dan tidak ada artinya)."
Di acara haul ke-33 Imam Khomeini, bapak Pendiri Republik Islam Iran, Ayatullah Khamenei pertama-tama berbicara mengenai kerinduannya, "Hati kita merindukan Imam, dan untuk acara seperti ini yang digelar setiap tahun di kompleks makam beliau; Kita bersyukur kepada Allah Swt, di mana tahun ini acara ini dapat digelar...Pidato saya hari ini berkaitan dengan karakteristik Imam Khomeini.."
Semua yang saya katakan menggambarkan cinta
Karena aku jatuh cinta, aku malu karenanya
Menurut perspektif Ayatullah Khamenei, Imam Khomeini bukan sekedar Imam kemarin; tapi juga Imam hari ini, Imam besok. Generasi muda dan cerdas kita yang nantinya akan memikul tanggung jawab nasional dan langkah kedua revolusi serta mengatur masa depan negara ini, membutuhkan sebuah perangkat lunak sejati supaya mereka dapat meniti jalan revolusi dengan benar, di mana jalan revolusi ini akan membawa Iran dan rakyatnya ke puncak. Generasi muda ini membutuhkan sebuah perangkat lunak yang aman dan komprehensif yang nantinya dapat membantu mereka. Perangkat lunak yang dapat menjadi penggerak, pembantu dan bahkan transformasional di kondisi tertentu, adalah pelajaran Imam; pelajaran yang dapat dicari dan ditemukan di ucapan dan perilaku Imam Khomeini."
Rahbar mengungkapkan dimensi kepribadian Imam Khomeini dengan kerendahan hati sedemikian rupa sehingga mengekspresikan semangat memperbaiki diri dan pembersihan diri (tahzibun nafs). Ia berkata, "Sejatinya generasi revolusi saat ini, khususnya generasi muda kita, tidak mengenal Imam dengan benar, tidak mamahaminy, tidak mengetahui keagungan Imam, mereka membandingkan Imam dengan saya (yang rendah); Padahal ada jarak yang sangat lebar. Imam akan membawa karakteristik Iran ke puncak."
Ayatullah Khamenei menyebut Imam Khomeini sebagai pemimpin revolusi terbesar di sejarah revolusi dunia, dan seraya membandingan dua revolusi terkenal kontemporer yakni revolusi besar Pancis dan revolusi Uni Soviet dengan Revolusi Islam, berkata, "Dua revolusi Prancis dan Uni Soviet dimenangkan oleh rakyat, tetapi setelah itu rakyat tidak berperan apapun dan disingkirkan. Mereka tidak mampu berpartisipasi dalam revolusi yang mereka ciptakan dengan tubuh dan jiwanya serta dengan kehadiran mereka di jalan-jalan. Akibatnya, kedua revolusi ini dengan cepat menyimpang dari jalur rakyat pertama."
Dari sudut padang Rahbar, perbedaan utama Revolusi Islam dengan seluruh revolusi adalah adanya spiritualitas dan perhatian terhadap kebutuhan materi dan maknawi manusia. Rahbar berkata, " Revolusi Islam Iran menang dengan kehadiran dan jiwa rakyat, tapi rakyat tidak disingkirkan. Kurang dari dua bulan pasca kemenangan revolusi, dilakukan referendum di seluruh negeri dan rakyat memilih sistem Republik Islam; Sejak saat itu hingga kini, yakni 43 tahun berlalu, telah digelar hampir 50 pemilu di negara ini dan rakyat hadir di lapangan, mereka memilih dan menyalurkan suaranya; Keagungan revolusi ini adalah ini; Imam pemimpin sebuah revolusi seperti ini."
Kehadiran rakyat MusliM Iran adalah faktor penentu kemenangan Revolusi Islam, tapi menurut Rahbar, "Tangan yang kuat, kepribadian yang kokoh, hati yang percaya diri dan bahasa ala Zulfiqar yang mampu membawa samudera besar bangsa ke medan dan menimbulkan gejolak, serta menjaganya di medan tanpa putus asa dan mengajari mereka arah pergerakan, adalah Imam dan Khomeini yang besar."
Ayatullah Khamenei menilai kepemimpinan penuh arti dan makna Imam Khomeini sangat penting dalam menentukan medan perjuangan, di mana hal ini diperjelas di berbagai fase seperti pembentukan referendum dan pemungutan suara mengenai bentuk pemerintahn Islam dan melawan anti-revolusi, di era perang pertahanan suci Iran-Irak, dan bahkan menentukan tugas dan kewajaiban setelah kepergiannya melalui penulisan wasiat.
Ayatullah Khamenei menghubungkan semua keberhasilan Imam dengan karakteristik pribadinya dan hubungannya yang murni dengan Tuhan dan meyakini, "Pertama ketakwaan beliau; Imam adalah sosok yang benar-benar bertakwa dan suci. Kedua, ahli maknawi dan irfani; Ahli spiritualitas dan ahli irfan...sosok yang lembut jiwanya; Kitab spiritual Imam seperti tata cara shalat (Adab al-Salah), syarah Ḥadīth junūd al-ʿaql wa l-jahl ditulis Imam di masa muda atau usia paru bayanya –sekitar 40 tahun-;...Imam kumpulan antara spiritualitas dan irfan; Menciptakan epik dan juga memiliki makrifat dan spritualitas...dari sisi akhlak, ia benar-benar seorang pemberani....Seorang yang bijak dan rasional, penuh perhitungan dan tidak melakukan perbuatan tanpat pertimbangan dan juga tidak melakukannya tanpa adanya perhitungan. Imam tidak pernah putus asa; Benar-benar orang yang jujur, jujur dengan Tuhan dan juga dengan rakyat. Komitmen dengan janjinya...sangat disiplin dan mengormati waktu dan benar-benar orang yang bertawakal. Meyakini janji Ilahi dan yakin akan janji-Nya. وَ مَن یَتَوَکَّل عَلَی اللَهِ فَهُوَ حَسبُه. Ini adalah karakteristik kepribadian Imam."
Ayatullah Khamenei menyebut landasan seluruh aktivitas Imam sebagai Qiyam Lillah ((قیام لله dan menambahkan, "Qiyam Lillah tidak harus sama, tapi setiap kebangkitan ini (Qiyam Lillah) tujuannya hanya satu, yakni menegakkan kebenaran dan keadilan serta menyebarkan spiritualitas."
Dari perspektif Pemimpin Revolusi Islam, gerakan dan jalan Imam Khomeini selama perjuangan memiliki beberapa poin yang menonjol. Dia terbuka dengan rakyat dan mempercayai mereka, dia menghargai perjuangan rakyat dan memberi harapan di hati. Dalam model politiknya, dia juga menyelaraskan dualitas yang tampaknya kontradiktif. Sekarang banyak yang ingin tahu apakah maktab dan model yang dirancang dan didirikan Imam itu sudah terwujud?
Rahbar mengungkapkan, "Jawaban yang saya berikan didasarkan pada informasi dan keakuratan fakta di negara tersebut; Jawaban saya adalah bahwa kami mengatakan bahwa kami telah sukses besar dalam semua hal ini, ... Tentu saja, kami juga mengalami kegagalan yang tidak sedikti; Kami telah membuat kemajuan, kami memiliki kelemahan dan kegagalan. Di sini juga, Imam telah memberi kita petunjuk yang bijaksana; Dalam hal ini pula, petunjuk Imam melingkari kita. Pada tahun terakhir kehidupannya, Imam memiliki pernyataan yang ditujukan kepada anak-anak para syuhada; Imam berkata: "Rapor Anda tergantung pada usaha dan usaha Anda", semakin kamu berusaha dan berjuang, maka kamu akan menuai hasilnya. Perintah Imam berikutnya: "Kehidupan di dunia saat ini adalah kehidupan di sekolah/maktab kemauan"; mengikuti kehendak dan tekad. Di mana pun bangsa dan pejabat memasuki lapangan dengan kemauan yang kuat, maka mereka akan sukses; Di mana pun kemauan melemah, usaha berkurang, di situ ada keterbelakangan."
Pemimpin Revolusi Islam mengingatkan bahwa sebuah front besar musuh memasuki medan sejak awal Revolusi Islam. Alasannya adalah penentangan sistem Islam terhadap penindasan dan ketidakadilan: "Esensi Republik Islam yang mengatakan menentang kezaliman dan arogansi, secara alami membuat kaum zalim dan arogan menentangnya.
Ayatollah Khamenei mempertimbangkan untuk membuat jarak dan menciptakan batas antara pemikiran dan gaya hidup sistem Islam dan sistem Barat sebagai salah satu masalah utama Imam dan menambahkan: "Keuntungan besar Imam adalah bahwa ia memperkenalkan konsep muqawama tersebut kepada rakyat. Terjadi dalam banyak kasus bahwa negara-negara mencari sesuatu tetapi tidak memiliki kekuatan untuk melawan; Ketika ada tekanan, mereka mundur. Imam membebani bangsa Iran dengan cara ini, memperkuatnya dengan cara ini: dia menyuntikkan perlawanan, resistensi ke dalam bangsa ini; Oleh karena itu, bangsa Iran saat ini adalah bangsa yang sangat tangguh dan sangat kuat."
Ayatullah Khamenei menyebut keliru harapan musuh untuk menyerang negara melalui tekanan psikologis dan berharap pada protes rakyat dan berkata: "Pada awal revolusi, mereka berjanji bahwa Republik Islam tidak akan hidup lebih dari enam bulan dan akan jatuh; Kemudian, ketika enam bulan berlalu, mereka memperpanjangnya selama enam bulan, mengatakan enam bulan lagi! Selama enam bulan terakhir, lebih dari delapan puluh enam bulan berlalu, Republik Islam yang merupakan pohon muda yang ramping hari itu, kini berubah menjadi pohon yang berakar kuat, menjadi lebih kuat dari hari ke hari. Perhitungan mereka salah di sana, di sini juga salah."
Propaganda orang-orang Iran yang berpaling dari agama, ulama, dan sistem Islam adalah contoh dari kesalahan perhitungan para penasihat Amerika yang ditunjukkan oleh Ayatullah Khamenei dan beliau mengingaktan: "Jika seseorang ingin memahami kecenderungan rakyat terhadap revolusi, perjuangan dan muqawama, maka lihatnya prosesi tasyi' jenazah Syahid Soleimani yang dihadiri jutaan orang; Tubuh terpotong-potong Syahid Soleimani diantar oleh jutaan orang, seorang revolusioner, seorang pejuang dan seorang mujahid yang telah mengorbankan hidupnya untuk Republik Islam; Orang-orang menghormati dan mengagungkannya seperti ini; Ini adalah contoh; Ada banyak contoh lain; [Misalnya] Ualama, Almarhum Ayatullah Safi Golpaygani marja' taqlid, seorang ahli hukum (fiqih); Anda lihat betapa besar gerakan yang ditunjukkan orang-orang di pemakaman ulama ini... Inilah alasan dampak ajaran Imam terhadap bangsa yang besar dan mulia ini.”
Di akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei memberi sejumlah nasehat kepada para pemuda dan meminta supaya mereka tidak membiarkan kubu anti-revolusi dan musuh revolusi Islam merusak dan memisahkan identitas, dan membalik serta mencitrakan keliru hakikat revolusi. Jangan biarkan ingatan dan memori tentang Imam Khomeini pudar dari benak rakyat. Bongkarlah makar dan perang psikologis musuh.
Seraya mengisyaratkan contoh terbaru dari perang psikologis ini, Rahbar mengingatkan, "Beberapa waktu sebelumnya pemerintah Yunani atas instruksi Amerika, mencuri minyak kita, tapi ketika para pahlawan Republik Islam menyita kapal minyak musuh, melalui propaganda luasnya, mereka menuding Iran sebagai pencuri, sementara justru mereka yang mencuri minyak kita dan mengambil properti yang dicuri, bukan sebuah pencurian."
Nasehat terakhir Rahbar kepada para pemuda adalah memanfaatkan investasi iman rakyat untuk memproduksi amal saleh dan mengapresiasi para pejabat revolusioner.
Syeikh Naim Qassem: Hizbullah Siap Cegah Eksplorasi Gas oleh Zionis
Wakil Sekjen Hizbullah mengatakan, Hizbullah siap melakukan langkah apa pun yang diperlukan untuk mencegah eksplorasi gas di ladang sengketa, oleh Rezim Zionis.
Syeikh Naim Qassem, Senin (6/6/2022) malam menuturkan, "Jika pemerintah Lebanon, mengumumkan bahwa Rezim Zionis sudah melanggar perbatasan laut negara ini, maka Hizbullah siap melakukan langkah apa pun untuk menghentikan eksplorasi gas di wilayah sengketa, oleh Israel."
Ia menambahkan, " Ketika pemerintah Lebanon mengatakan Rezim Zionis sedang berusaha menguasai air dan minyak negara ini, maka Hizbullah siap mencegah pelanggaran Zionis terhadap aset minyak dan gas Lebanon."
Menurut Syeikh Naim Qassem, pemerintah Lebanon harus memberikan tekanan lebih besar, dan lebih serius dalam masalah penentuan batas laut.
"Jika perundingan tidak langsung (dengan mediasi Amerika Serikat) menemui jalan buntu, maka pemerintah Lebanon harus mengumumkannya, dan menunggu orang-orang AS adalah tindakan yang tidak realistis, serta tidak sejalan dengan hak rakyat Lebanon," imbuhnya.
Wakil Sekjen Hizbullah menegaskan, "Kami meminta pemerintah Lebanon untuk segera mengambil keputusan, dan karena Hizbullah adalah bagian dari pemerintah, kami berusaha agar sikap-sikap yang tepat diambil dalam hal ini sesegera mungkin."
Menteri Perang Rezim Zionis: Israel dan Seluruh Warganya, Pecundang
Menteri Perang Rezim Zionis merespon tidak diperpanjangnya undang-undang terkait aturan darurat distrik-distrik Zionis. Menurutnya dalam hal ini bukan hanya Kabinet Israel saja yang kalah.
Laman situs Yedioth Ahronoth, Senin (6/6/2022) bersamaan dengan kegagalan Koalisi Kabinet Rezim Zionis untuk mengesahkan draf penting di Knesset, dan permintaan partai-partai oposisi kepada PM Rezim Zionis untuk mundur, sejumlah anggota Parlemen Zionis terlibat pertikaian.
Menanggapi kegagalan pengesahan draf usulan Kabinet Israel untuk memperpanjang undang-undang terkait aturan darurat distrik-distrik Zionis di Tepi Barat, di Knesset, Menteri Perang Rezim Zionis Benny Gantz mengatakan, "Dengan tidak diperpanjangnya undang-undang ini, bukan hanya Kabinet Israel yang menjadi pecundang, tapi Israel dan seluruh warganya juga."
Partai Likud setelah kegagalan perpanjangan UU aturan darurat di distrik-distrik Zionis di Tepi Barat mengumumkan, "Kabinet Naftali Bennett harus mundur, dan Israel harus kembali ke era kekuasaan partai-partai sayap kanan."
Parlemen Irak Kecam Penghinaan Nabi Muhammad Saw di India
Parlemen Irak mengecam penghinaan yang dilakukan Juru bicara partai berkuasa India, terhadap Nabi Muhammad Saw.
Dikutip Sumaria News, Selasa (7/6/2022), Komisi Wakaf dan Suku di Parlemen Irak meminta pemerintah Baghdad, untuk memanggil Duta Besar India, dan menyampaikan nota protes atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw.
"Penghinaan ini dan aksi-aksi tendensius serta memalukan terhadap Nabi Muhammad Saw, membawa pesan berbahaya yang mungkin saja jika tidak terkendali dapat menciptakan akibat-akibat buruk yang mengancam kerukunan hidup masyarakat, dan meningkatkan ketegangan serta konflik," imbuhnya.
Parlemen Irak menegaskan, agama Islam adalah agama damai, dan Nabi Muhammad Saw pembawa panji agama ini, dan utusan Tuhan untuk umat manusia, dan setiap penghinaan serta pelecehan terhadap setiap Nabi atau agama dan keyakinan dikecam oleh seluruh aturan dan konvensi PBB, dan tidak bisa ditolerir.
Baku Hantam di Knesset, Puncak Krisis dan Keretakan di Wilayah Pendudukan
Knesset atau Parlemen rezim Zionis Israel menyaksikan baku hantam antara anggota pro dan anti-kabinet rezim Zionis hari Selasa (07/06/2022) pagi, sekaligus menunjukkan semakin rapuhnya kabinet Naftali Bennett.
Kabinet Bennett memperkenalkan rencana untuk memperluas hukum Zionis Israel kepada pemukim Zionis di Zona C Tepi Barat. Langkah itu bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari para pemukim zionis bagi kabinet Bennett dan konfrontasi lebih lanjut dengan warga Palestina, tetapi rencana kabinet ini mendapat kekalahan yang cukup besar di Knesset.
Di satu sisi, penentang kabinet Bennett yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu masih melihat diri mereka terluka oleh konspirasi yang dilakukan kelompok sayap kanan dalam aliansi dengan kelompok kiri, Arab, dan sekularis.
Selama setahun terakhir, Netanyahu telah berulang kali mencoba menggulingkan kabinet Bennett, dan pada dasarnya telah menetapkan tujuan terpentingnya ke arah itu.
Netanyahu dan sekutunya menentang rencana untuk mendukung para pemukim pada intinya tidak untuk menolak rencana itu, tapi hanya untuk menciptakan krisis terhadap kabinet Bennett.
Di sisi lain, orang-orang Arab yang tergabung dalam kabinet Bennett juga menentang rencana kabinet untuk mendukung para pemukim dan berpihak pada lawan kabinet.
Orang-orang Arab di kabinet Bennett telah menyatakan ketidakpuasannya dengan kebijakan kabinet anti-Arab dan memperingatkan bahwa mereka akan meninggalkan kabinet serta membuka jalan bagi keruntuhan kabinet.
Knesset atau Parlemen rezim Zionis Israel menyaksikan baku hantam antara anggota pro dan anti-kabinet rezim Zionis hari Selasa (07/06/2022) pagi, sekaligus menunjukkan semakin rapuhnya kabinet Naftali Bennett.
Tindakan kelompok Arab di kabinet membuktikan bahwa kabinet Bennett jelas rapuh, dan bahwa apa yang menyebabkan pembentukannya hanyalah menentang Benjamin Netanyahu, dan sekarang faktor ini kehilangan fungsinya.
Poin penting dari perkembangan Knesset Israel pada Selasa pagi adalah menunjukkan bahwa perpecahan politik mencapai level tertinggi.
Sebelumnya, keretakan ini telah menyebabkan diselenggarakannya empat pemilihan umum legislatif dalam dua tahun, tetapi sekarang telah mencapai tahap kegagalan kabinet, terlepas dari kerentanan keamanan rezim Zionis saat ini dan yang terutama adalah ketidakpuasan rakyat.
Oleh karenanya, Tamir Pardo, mantan Direktur Mossad, baru-baru ini menilai bahwa rezim Zionis telah memasuki tahap penghancuran diri di bawah bayang-bayang keretakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengunduran Diri Besar-Besaran Pejabat Lingkaran Bennett Berlanjut
Poin penting lainnya adalah bahwa perkembangan pada Selasa pagi merupakan pukulan serius bagi prestise politik rezim Zionis dan kabinetnya.
Runtuhnya kabinet lebih dekat dari sebelumnya.
Kekacauan di Knesset terjadi pada ulang tahun pertama pembentukan kabinet bergilir Naftali Bennett-Yair Lapid dan ini menunjukkan bahwa kemungkinan runtuhnya kabinet telah meningkat dan rezim Zionis kembali masuk periode kebuntuan politik serta akan memiliki kembali kabinet sementara.
"Bennett, pulanglah. Petualangan sudah berakhir. Waktunya bagi Zionis Israel kembali ke sayap kanan," ujar Benjamin Netanyahu, pemimpin partai Likud dan pemimpin partai oposisi di Knesset.
Hal itu disampaikannya dalam sebuah pernyataan singkat yang mendesak Bennett untuk mengundurkan diri.
Media-media rezim Zionis juga menggambarkan kegagalan koalisi kabinet dalam memperpanjang penegakan hukum bagi pemukiman di Tepi Barat oleh rezim Israel sebagai pukulan telak bagi kabinet Bennett, yang dapat mengakhiri kehadirannya sebagai perdana menteri.
Drone Tempur Rezim Zionis Jatuh di Gaza
Militer rezim Zionis mengumumkan bahwa pesawat tak berawak Israel jatuh di wilayah utara Jalur Gaza.
Juru Bicara Militer Rezim Zionis, Avichay Adraee hari Selasa (7/6/2022) mengatakan bahwa sebuah drone quadcopter tempur jatuh di wilayah utara Jalur Gaza.
Penyebab jatuhnya drone tempur Israel di Jalur Gaza utara masih diselidiki, dan mengklaim tidak ada kekhawatiran tentang kebocoran informasi dalam insiden tersebut.
Tidak ada rincian lebih lanjut yang dilaporkan tentang jatuhnya pesawat tak berawak rezim Zionis.
Dua pekan lalu, sebuah pesawat tak berawak Zionis Skylark jatuh di dekat kota Aita al-Shaab dan Ramish di Lebanon selatan.
Selain itu, sekitar sebulan yang lalu, Juru Bicara Militer Rezim Zionis Avichay Adree mengumumkan jatuhnya pesawat tak berawak rezim di dalam wilayah Suriah.
Hamas Kecam Serangan Zionis di Gereja Quds
Gerakan Hamas mengutuk keras serangan yang dilakukan pemukim Zionis di sebuah gereja di Al Quds.
Sejumlah pemukim Zionis hari Selasa (7/6/2022) menyerang Gereja Roh Kudus di kota Quds yang menyebabkan kerusakan di tempat ibadah umat Kristen Palestina.
Pusat Informasi Palestina melaporkan, gerakan Hamas dalam sebuah pernyataan hari Selasa mengungkapkan bahwa perilaku brutal pemukim Zionis ini mencerminkan kebencian Zionis terhadap agama lain dan tempat suci Islam dan Kristen.
Hamas meminta masyarakat internasional untuk mengutuk kejahatan keji tersebut.
Gerakan Palestina menekankan bahwa rakyat Palestina akan menghadapi kejahatan ini untuk mempertahankan tempat-tempat suci dan kebebasan beribadah di dalamnya.
Pemukim Zionis terus-menerus menyerang Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahim meskipun diprotes Kantor Wakaf Islam Quds, dan tindakan ini memicu reaksi rakyat dan kelompok Palestina.
Komandan AD Iran: Musuh Lakukan Kesalahan, Tel Aviv Rata dengan Tanah
Komandan Angkatan Darat Militer Iran mengatakan, atas perintah Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, jika musuh melakukan kesalahan apa pun, Tel Aviv dan Haifa akan rata dengan tanah.
Brigadir Jenderal Kiumars Heidari, Selasa (7/6/2022) dalam acara apel gabungan Militer Iran di markas tentara Imam Ridha menuturkan, "Seluruh peralatan militer ini adalah untuk membalas agresi-agresi bodoh musuh-musuh Revolusi Islam."
Ia menambahkan, "Atas perintah Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, setiap kesalahan yang dilakukan musuh akan kami balas dengan meratakan Tel Aviv dan Haifa dengan tanah."
Brigjen Heidari menegaskan, "Rezim Zionis menduduki wilayah-wilayah umat Islam, tapi kurang dari 25 tahun ke depan wilayah-wilayah itu akan kembali ke pangkuan Islam."
"Hari ini kemajuan-kemajuan militer, pertahanan, dan fasilitas militer Republik Islam Iran, telah menjadi ancaman bagi musuh-musuh," imbuhnya.
Komandan AD Militer Iran menandaskan, "Senjata-senjata ringan Angkatan Darat Militer Iran, sedang mengalami perubahan, modernisasi dan nasionalisasi."



























