کمالوندی
Mencermati Konferensi Pekan Persatuan Internasional ke-36
Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36 diadakan di Tehran mulai dari 9 hingga 14 Oktober 2022 dengan dihadiri ratusan tokoh mazhab dan intelektual dari Iran dan negara-negara lain.
Konferensi Persatuan Islam Internasional ke-36 diadakan di Tehran mulai dari 9 hingga 14 Oktober 2022 dengan dihadiri ratusan tokoh Islam dan intelektual dari Iran dan negara-negara lain. "Persatuan Islam, perdamaian dan menghindari perpecahan dan konflik di dunia Islam, solusi eksekutif dan langkah-langkah operasional" termasuk fokus utama konferensi. Konferensi yang diadakan setiap tahun pada hari-hari yang penuh berkah ini merupakan ajang pemersatuan para ahli yang meskipun berbeda mazhab, namun mengejar satu tujuan yaitu kehormatan dan kebanggaan umat Islam.
Dalam Konferensi Persatuan Islam, yang diadakan setiap tahun di bawah naungan "Forum Internasional Pendekatan Antar-mazhab Islam" di Iran, para pemikir dari seluruh dunia hadir untuk mengkaji bidang persatuan dan kohesi dunia Islam dan menemukan solusi yang tepat dan posisi bersama terhadap tantangan yang dihadapi saat ini.
Pembukaan Konferensi Internasional Persatuan Islam diadakan pada hari Rabu tanggal 12 Oktober dengan dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dan beberapa tokoh dunia Islam oleh Forum Internasional Pendekatan Antar-mazhab Islam. Tahun ini, suasana Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36 memiliki suasana yang berbeda. Dalam situasi di mana upaya memecah belah dari segelintir orang fanatik dan sesat membayangi masyarakat Islam, keharuman ayat-ayat wahyu yang menyenangkan membelai hati dan jiwa, dan apa yang menjadi fokus para ulama dan pemikir masyarakat Islam, martabat dan otoritas umat Islam di dalamnya adalah cahaya dari ajaran Al-Quran yang memberi kehidupan. Kitab suci yang menganggap pertengkaran dan perselisihan sebagai penyebab kehancuran keberadaan dan karakter masyarakat Islam dan mengatakan, "Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah." (Surat Anfal, ayat 46)
Ayatullah Nasser Makarem Shirazi, salah satu marji taklid mengirim pesan pada pembukaan konferensi ini dan mengatakan, "Ketika Nabi Saw mulai menyeru Islam, pohon yang kokoh ini seperti bibit kecil yang berbuah banyak. Pada saat itu, perhatian utama Nabi Saw adalah untuk mencegah perbedaan di antara umat Islam sehingga Allah juga berfirman dalam Al-Quran, "Janganlah berbantah-batahan yang meny7ebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu," (QS. Anfal: 46). Ayatullah Makarem Shirazi menekankan bahwa umat Islam, khususnya para pemikir dan pendakwah, harus peka terhadap persatuan dalam masyarakat Islam dan tidak membiarkan perpecahan, seraya menyatakan, “Salah satu cara untuk mencegah perpecahan dan mengoperasionalkan persatuan Islam adalah dengan menentang kelompok Takfiri dan arus yang menyalakan api hasutan. Selain itu, mengungkap rencana jahat musuh, terutama dalam menciptakan perpecahan dan perselisihan di dunia Islam, dapat mencegah aktivitas dan pengaruh musuh-musuh Islam.”
Hujjatul Islam Sayid Ali Fazlollah, Imam Jumat Beirut, juga menyatakan dalam konferensi ini bahwa umat Islam memiliki banyak tantangan melawan arogansi, yang tidak dapat diselesaikan kecuali dengan persatuan. Menurutnya, "Kita tidak boleh membiarkan arogansi global dan rezim yang menduduki Al-Quds mencapai tujuan mereka, dan memisahkan kita dengan menciptakan hasutan dan perpecahan di antara komunitas Islam. Kita semua memiliki agama yang sama yang harus kita imbau dan hindari perpecahan."
Ulama Lebanon terkemuka ini menunjukkan bahwa musuh-musuh Islam tahu bahwa cara untuk menghadapi kita adalah dengan menciptakan perpecahan dan mereka tidak akan menyia-nyiakan upaya apa pun untuk mencapai tujuan mereka, dan melanjutkan, "Persatuan adalah strategi utama bagi kita, yang harus khusus ditujukan. Mari bertindak, karena satu-satunya cara untuk melarikan diri dari perang, kemalasan, perpecahan, adalah persatuan. Tentu saja, persatuan tidak berarti menerima semua prinsip dan keyakinan mazhab Islam yang berbeda atau bersikeras pada keunggulan satu dari yang lain. Sebaliknya, kita harus mengandalkan kesamaan yang kita miliki, bersama dengan kesopanan dan penerimaan perbedaan."
Persatuan dan berpegangan dengan Hablullah adalah obat mujarab yang memberi kehidupan dan keharusan yang memberi mukjizat yang tampak secara hidup dan terlihat dalam lisan dan perbuatan Pemimpin Besar Revolusi Islam dan para sahabatnya, dan berlangsung hingga kini menjadi kesamaan bagi semua pecintanya di jalan jihad dan syahadah. Tinjauan terhadap strategi dan tindakan Pemimpin Besar Revolusi Islam di tahun-tahun setelah Revolusi Islam sampai sekarang, menunjukkan perhatian khusus untuk masalah "kesatuan". Ayatullah Khamenei, dalam pertemuannya dengan para petinggi dan ulama yang hadir dalam Konferensi Persatuan Islam, mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi Suci Saw dan menyatakan bahwa kebutuhan terpenting umat Islam untuk berperan dan mencapai posisi tinggi di geometri baru kekuasaan adalah kesatuan dan kohesi.
Menunjuk pada posisi yang sangat penting dari orang-orang bijak dan intelektual dan orang-orang muda dunia Islam untuk mencapai tujuan ini, Rahbar berkata, Persatuan Islam dan kehadiran yang berpengaruh di dunia baru adalah mungkin dengan syarat usaha dan pendirian praktis dalam menghadapi kesulitan dan tekanan, di mana yang merupakan contoh jelas adalah sistem Republik Islam yang tidak menyerah dan berdiri untuk kekuatan yang ada, dan sekarang telah menjadi pohon kokoh yang bahkan tidak bisa dibayangkan untuk dicerabut.
Pertemuan para pejabat negara Iran dan tamu Konferensi Persatuan Islam dengan Rahbar
Ayatullah Khamenei, mengacu pada ayat-ayat Al-Quran yang menyebut penderitaan dan kesulitan umat Islam menyakitkan bagi Nabi dan sumber kegembiraan bagi musuh-musuh Muslim, menjelaskan dan menganalisis alasan penderitaan umat Islam di dunia saat ini, dan menyatakan, "Masalah dan kesulitan Dunia Islam memiliki banyak penyebab, tetapi salah satu alasan yang paling penting adalah perpecahan dan pemisahan umat Islam dari satu sama lain." Rahbar menganggap hasil paksa dari perpecahan dan pemisahan sebagai "penghinaan" dan "jauh dari martabat" dan menekankan, "Tugas orang-orang berpengaruh di Dunia Islam adalah untuk fokus pada menciptakan cara-cara praktis dan dasar untuk persatuan di antara umat Islam karena musuh, di sisi lain, dengan membuat sel kanker di wilayah dan di tanah Palestina, atas nama rezim Zionis palsu dan pembentukan Zionis jahat, korup, pembunuh dan kejam di dalamnya, berusaha untuk menciptakan perbedaan yang terbesar antara Muslim dan negara-negara Islam.”
Pada akhir Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36, para pemikir mengeluarkan pernyataan yang menekankan perlunya pendekatan mazhab-mazhab Islam dan membentuk satu umat Islam. Di bagian lain dari pernyataan itu disebutkan, kondisi dunia saat ini membutuhkan para pengambil keputusan politik dari semua kelompok intelektual, ilmiah, dan media harus mencoba memadamkan api perang agresif dan menyediakan ruang untuk menciptakan perdamaian yang adil di seluruh planet ini. Mencapai tujuan ini membutuhkan kerja sama internasional yang tulus dan jauh dari tekanan dan ancaman, serta non-intervensi musuh yang telah menggunakan semua upaya mereka untuk menimbulkan hasutan dan perang di dunia.
Disebutkan juga di bagian lain dari pernyataan ini, “Mempromosikan konsep persaudaraan Islam di antara umat Islam di negara-negara Islam dan non-Islam adalah penting, dan generasi mendatang harus dididik berdasarkan konsep ini. Dan satu-satunya cara untuk mewujudkan kewajiban islami dan manusiawi ini adalah dengan menghilangkan dendam dari hati. Karena persaudaraan tidak bisa disatukan dengan dendam sektarian, rasisme dan keegoisan. Allah telah menyebutkan masalah ini dalam Al-Quran dan berfirman, "Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan."
Hamas: Zionis Kewalahan Hadapi Kubu Perlawanan di Tepi Barat
Juru bicara gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas mengatakan, kejahatan teror tidak akan mampu menghentikan perlawanan Palestina di Tepi Barat.
Abdul Latif Al Qanoo, Senin (24/10/2022) seperti dikutip situs Al Ahed menuturkan, "Rezim Zionis kewalahan menghadapi perlawanan rakyat Palestina di Nablus, Jenin dan kota-kota lain di Tepi Barat, oleh karena itu mereka melancarkan teror-teror rahasia melalui anasir-anasirnya."
Menurut Al Qanoo, teror pengecut terhadap Syahid Tamer Al Kilani, menjadi bukti kekalahan penjajah dalam menghadapi perlawanan Palestina, dan para pejuang Arin Al Aswad di Nablus.
Pejabat Hamas itu menambahkan, "Aksi-aksi kejahatan teror tidak akan bisa membendung gelombang perlawanan Palestina di Tepi Barat."
Pada saat yang sama ia memperingatkan, Arin Al Aswad dan kelompok perlawanan lain di Tepi Barat tidak akan diam menyaksikan teror Komandan Tamer Al Kilani, dan akan menuntut balas kejahatan terhadap Al Kilani, dan martir-martir lain.
Abdul Latif Al Qanoo menegaskan bahwa gerakan perlawanan akan terus berlangsung, dan masalah ini telah membuat Rezim Zionis kebingungan.
"Seluruh langkah Zionis dan skenario rezim ini digunakan untuk membatasi operasi-operasi perlawanan, namun pada akhirnya upaya itu akan digagalkan oleh kegigihan perlawanan rakyat Palestina," pungkasnya.
PM Israel ke PM Albania: Aksi-Aksi terhadap Iran akan Dilanjutkan
Perdana Menteri Rezim Zionis dalam pertemuan dengan PM Albania, yang negaranya menampung kelompok teroris munafik MKO, mengabarkan berlanjutnya aktivitas anti-Iran.
PM Rezim Zionis Yair Lapid, Minggu (23/10/2022) malam dalam pertemuan dengan PM Albania Edi Rama menawarkan kerja sama siber dan pertahanan kepada negara itu.
Lapid menawarkan bantuan kepada Albania, untuk menghadapi apa yang disebutnya sebagai serangan-serangan siber Iran. PM Albania hari Minggu melakukan kunjungan ke wilayah pendudukan untuk bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Rezim Zionis.
"Iran adalah ancaman bersama bagi Israel dan Albania. Kami menyaksikan hal ini dalam serangan siber terbaru Iran ke Albania. Israel akan membantu dengan cara apa pun untuk melawan Iran. Kami menganggap ini sebagai maslahat bagi Israel, dan merupakan tanggung jawab sejarah," papar Lapid.
Baru-baru ini pemerintah Albania menuduh Iran melancarkan serangan siber ke negaranya, lalu memutus hubungan dengan Iran, pada September 2022.
Kementerian Intelijen Iran Tangkap 10 Mata-Mata Mossad
Pusat Informasi Mahmakah Agung Iran mengabarkan penangkapan 10 orang yang dituduh bekerja sama dengan dinas intelijen Rezim Zionis Israel, Mossad.
"Sebagian besar mata-mata Mossad itu ditangkap di Provinsi Azarbaijan Gharbi, setelah berhasil diidentifikasi oleh Kementerin Intelijen Iran," tulis Pusat Informasi Mahmakah Agung Iran, Senin (24/10/2022).
Menurut keterangan Mahkamah Agung Iran, orang-orang ini mendapat arahan langsung dari para perwira intelijen Mossad, untuk mengenali pasukan-pasukan yang bekerja sama dengan dinas keamanan Iran, dan berusaha mengumpulkan informasi dengan menculik, mengancam serta menyiksa mereka.
Beberapa anggota kelompok tersebut diketahui menjalin kerja sama langsung dengan para perwira dinas intelijen Rezim Zionis Israel, Mossad. Orang-orang ini mendapat bayaran dari para perwira Mossad untuk pekerjaan yang mereka lakukan, yang dibayarkan tidak secara langsung.
Menurut pengakuan mata-mata Rezim Zionis ini, mereka melakukan panggilan video dengan para perwira Mossad secara langsung, dan melaporkan aksi-aksi mereka di Provinsi Azarbaijan Gharbi, Tehran dan Hormozgan.
Dalam aksi-aksinya mereka beberapa kali membakar kendaraan dan rumah sejumlah orang yang terkait dengan dinas keamanan Republik Islam Iran, lalu mengirim foto dan video aksinya ke Mossad, untuk mendapatkan bayaran.
Di beberapa kesempatan orang-orang ini bahkan berusaha menghilangkan nyawa seseorang, dan meneror aparat keamanan serta intelijen Iran, namun gagal.
Rusia akan Perkuat Kerja Sama dengan Negara-Negara Muslim
Menteri Luar Negeri Rusia dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam, OKI mengatakan tujuan Moskow adalah memperkuat kerja sama dengan negara-negara Muslim.
Sergei Lavrov, Senin (24/10/2022) seperti dikutip Sputnik mengumumkan bahwa negaranya bermaksud memperkuat kerja sama dengan negara-negara Muslim.
"Rusia dan negara-negara berperadaban Islam, sejak lama adalah mitra yang terpercaya, bekerja sama menjamin keamanan, stabilitas dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi," kata Lavrov dalam pertemuan dengan Sekjen OKI Hissein Brahim Taha.
Menlu Rusia menambahkan, "Tujuan kami adalah memperkuat kerja sama dengan negara-negara anggota OKI seoptimal mungkin di seluruh bidang, dibarengi dengan penghormatan terhadap jalur sosial-politik Anda, dan tradisi spiritual serta nilai-nilai moral."
Menurut Lavrov, Rusia mengapresiasi dan menghargai fakta bahwa negara-negara Muslim, tetap menjaga independensinya dalam situasi internasional yang rumit, tetap memegang prinsip kesetaraan kedaulatan negara-negara, mengembangkan hubungan global berdasarkan hukum internasional, dan menghormati keragaman budaya dunia modern.
Di sisi lain Sekjen OKI menuturkan, "Rusia adalah sahabat lama kami, dan saya sangat gembira berkesempatan datang ke Moskow, dan membahas kondisi hubungan dua pihak. Saat kami datang bulan Juni silam situasinya lebih sulit, tapi sekarang dapat kami katakan dunia perlahan memahami peristiwa-peristiwa ini."
Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq
Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah Saw ini, Imam Jafar Shadiq dilahirkan di kota Madinah.
Sejak usia 34 tahun, beliau menjadi pemimpin umat memegang tampuk imamah. Tampaknya, tidak ada para Ahlul Bait Rasulullah Saw yang memiliki kesempatan begitu luas seperti Imam Sadiq dalam menyebarkan ajaran Islam dan ilmu pengetahuan serta mendidik para murid.
Imam Shadiq hidup di masa ketika Dinasti Umayah sedang mengalami kemunduran, dan Dinasti Abbasiah mulai merebut kekuasaan. Di tengah pertarungan kekuasaan kedua dinasti itu, Imam Shadiq menyebarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan Islam. Periode kehidupan Imam Shadiq merupakan era pemikiran dan munculnya berbagai aliran dan mazhab.
Situasi dan kondisi tersebut menyulitkan masyarakat Muslim untuk menemukan ajaran-ajaran Islam yang benar dan menyeret mereka kepada jalan sesat. Namun cahaya petunjuk Imam Shadiq yang terang benderang telah menyinari sudut-sudut kegelapan pemikiran masyarakat ketika itu.
Para ulama dari berbagai mazhab Islam memandang Imam Shadiq sebagai pelopor berbagai ilmu seperti kalam, fikih, tafsir, akhlak dan disiplin ilmu lainnya. Dilaporkan tidak kurang dari empat ribu orang dengan semua perbedaan yang mereka miliki, telah menimba ilmu kepada Imam Shadiq dan menulis berbagai karya. Selain itu, beliau juga dikenal dengan ketinggian akhlaknya.
Bertepatan dengan peringatan pekan persatuan Islam kali ini, menarik kiranya untuk menggali pandangan Imam Shadiq mengenai persatuan Islam. Imam Shadiq menyebut sesama Muslim sebagai satu saudara, dan mereka tidak boleh bersikap saling memusuhi.
Dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq disebutkan bahwa "Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya. Seorang Muslim adalah cermin dan panduan Muslim lainnya. Seorang Muslim tidak akan pernah mengkhianati, menipu dan menindas Muslim lainnya, dan tidak berbohong kepadanya serta tidak mengghibahnya."
Imam Shadiq selalu berpesan kepada para pengikut Ahlul Bait untuk menjalin hubungan baik dengan para pengikut mazhab Islam lain. Perilaku, perbuatan dan perkataan beliau telah menarik perhatian para pemimpin dan para pengikut berbagai mazhab lainnya. Beliau berkata, “Satu sama lain harus saling mencintai. Mereka berbuat kebaikan kepada sesamanya dan saling menyayangi”.
Imam Shadiq memberikan nasehat kepada para pengikutnya supaya saling mengasihi sesama Muslim. Imam Shadiq berkata, “Sampaikan salam kepada para pengikutku dan katakan kepada mereka Allah swt merahmati hamba-Nya yang mencintai sesama,”.
Di bagian lain statemennya, Imam Shadiq menegaskan solidaritas dan persaudaraan seagama yang berpijak pada tiga faktor. Pertama meninggalkan kedengkian untuk mencegah dan menghindari lemahnya masyarakat Islam, sehingga umat Islam tidak terpecah belah dan tercerai-berai. Faktor kedua, saling meningkatkan ikatan persaudaraan dan solidaritas. Faktor ketiga saling membantu sehingga meningkatkan kemuliaan umat Islam.
Kemuliaan akhlak dan ketinggian ilmu Imam Shadiq telah menarik perhatian Abu Hanifah dan para pemimpin mazhab Ahlus Sunnah lainnya sehingga mereka berbondong-bondong mendatangi beliau untuk memanfaatkan kekayaan ilmu cucu Rasulullah Saw ini.
Abu Hanifah, pemimpin mazhab Hanafi hadir di kelas-kelas Imam Shadiq selama dua tahun. Terkait hal ini, ia berkata, "Kalau bukan karena dua tahun [menimba ilmu dari Imam shadiq], maka Nu`man (Abu Hanifah) telah celaka." Malik bin Anas, pemimpin mazhab Maliki mengenai Imam Shadiq berkata, "Belum ada mata yang melihat dan belum ada telinga yang mendengar serta belum ada manusia yang hadir dalam hati, yang lebih baik dari Imam Jafar Shadiq dari sisi keutamaan, ilmu, ibadah, wara` dan ketakwaannya."
Orang-orang yang hadir dalam majelis ilmu Imam Shadiq mengakui keunggulan beliau di bidang ilmu pengetahuan, meskipun sebagian dari mereka tidak sejalan dengan garis pemikirannya. Imam Shadiq mendidik murid-murid besar di antaranya Hisyam bin Hakam, Muhammad bin Muslim dan Jabir bin Hayan.
Sebagian dari mereka memiliki berbagai karya ilmiah yang tiada tara di zamannya. Misalnya Hisyam bin Hakam menulis 31 buku. Jabir bin Hayan menulis lebih dari 200 buku dan pada abad pertengahan, karya tersebut diterjemahkan ke berbagai bahasa Eropa.Mufadhal juga merupakan salah satu murid terkemuka Imam Shadiq yang menulis buku "Tauhid Mufadhal".
Berbagai kitab sejarah baik dari kalangan Sunni maupun Syiah menjelaskan dialog dan perdebatan ilmiah yang diikuti oleh Imam Shadiq. Menariknya, seluruh perdebatan tersebut tidak berujung debat kusir, apalagi pertengkaran. Imam Shadiq kepada para pengikutnya menekankan prinsip akhlak mulia di berbagai bidang, termasuk ketika berdialog. Beliau sangat menjunjung tinggi pesan al-Quran dalam berdialog untuk menggunakan cara yang baik, atau “Jidal Ahsan”.
Para lawan Imam Shadiq pun mengakui ketinggian akhlaknya. Ketika pihak lawan dalam debat menyampaikan pandangan, beliau mendengarkan argumentasinya hingga selesai, lalu secara singkat menanggapinya. Beliau juga menghormati dan menjaga etika berdebat, kemudian mengemukakan pandangannya dengan kalimat yang benar dan berisi, yang disampaikan secara singkat dan padat. Ketika berdebat, Imam Shadiq membela keyakinannya secara tegas dan terang-terangan, tapi disampaikan dengan cara yang bijaksana.
Imam Shadiq meminta para pengikutnya untuk menghormati sesama Muslim, dan menjaga persatuan Islam. Cucu Rasulullah Saw ini memberikan nasehat kepada salah seorang sahabatnya bernama Zaid bin Hisyam supaya menghormati Ahlusunnah.
Beliau berkata, “Datangilah masjid-masjid mereka dan shalatlah di sana. Jenguklah mereka jika sakit, dan iringilah jenazahnya ketika mereka meninggal. Bersikap baiklah kalian, sehingga mereka datang dan ikut bersama-sama shalat dengan kalian. Jika akhlak kalian demikian, mereka akan berkata inilah pengikut mazhab Jafari; Tuhan merahmati Imam Shadiq yang telah mendidik pengikutnya demikian..... Tapi jika akhlak kalian buruk, maka mereka akan memandang buruk mazhab Jafari, dan menilai sebegitu burukkah Imam Shadiq mendidik para pengikutnya”.
Suatu hari Hisyam bin Hakam menanyakan kepada Imam Shadiq alasan mengapa umat Islam diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji. Imam Shadiq menjawab, “Allah swt menciptakan makhluk supaya mereka menaati aturan agama dan menjauhi yang dilarang agama, demi kemaslahatan hidupnya di dunia. Dalam ibadah Haji terdapat sarana bagi orang-orang yang ada di timur dan barat untuk saling mengenali. Lalu kelompok dan suku yang satu mengunjungi satu kota ke kota lain, sehingga terjalin perniagaan yang menguntungkan di antara mereka... selain itu warisan Rasulullah saw lebih dikenali dan selalu teringat dan tidak akan pernah terlupakan,”
Dalam pandangan Imam Shadiq fondasi kuat dari persatuan Muslim adalah itikad baik dan berbuat baik serta saling membantu. Mengharapkan terwujudnya sebuah umat yang kuat dan terorganisir tanpa infrastruktur moral yang kokoh hanya sekedar penantian sia-sia. Akar perpecahan dan kelemahan masyarakat Muslim harus dilihat dari moralitas umat Islam sendiri.
Selain menekankan masalah akhlak dan persatuan Islam, Imam Shadiq menegaskan mengenai masalah politik dan nasib masyarakat, termasuk mengkritik kinerja buruk pemerintahan lalim yang merugikan masyarakat.
Pesan Universal Pengutusan Nabi Muhammad Saw
Muhammad Saw – beberapa tahun sebelum pengangkatan – selalu berdiam diri di Gua Hira selama satu bulan di sepanjang tahun. Ia duduk di atas bongkahan batu sambil menatap bintang-bintang dan keindahan kota Makkah. Ia duduk di sana merenungkan keagungan badan manusia, bumi, pepohonan dan tanaman, binatang, gunung-gunung dan ngarai, lautan yang luas dan gelombang yang menderu. Muhammad Saw bersujud di hadapan kekuasaan dan keagungan Sang Pencipta alam semesta.
Muhammad Saw juga gelisah dengan orang-orang yang menyembah berhala dan meninggalkan Sang Pencipta. Ia kadang memikirkan fenomena penindasan yang dilakukan oleh para pembesar kaum dan orang kaya terhadap masyarakat lemah dan miskin serta mencari solusinya. Saat rasa lelah menghadapi kondisi kala itu menderanya, Muhammad Saw akan bersimpuh di hadapan Allah Swt serta larut dalam ibadah dan munajat. Ia meminta bantuan Tuhan untuk mengakhiri penyimpangan akidah dan problema sosial dan moral masyarakat.
Setelah mengakhiri masa 'itikaf satu bulan di Gua Hira, Muhammad Saw kembali ke kota Makkah dengan hati yang tenang, wajah yang bercahaya, dan penuh optimis. Ia kemudian melakukan thawaf di Ka'bah dan selanjutnya pulang ke rumah untuk memulai rutinitas kehidupan. Muhammad Saw diutus menjadi Rasul pada usia 40 tahun ketika sedang berkhalwat di Gua Hira. Malaikat Jibril datang dan membawa wahyu kepadanya sambil berkata, "Bacalah!" "Aku tidak bisa membaca," jawab Muhammad.
"Bacalah," ulang Malaikat Jibri. Tapi Muhammad terus memberi jawaban yang sama sampai tiga kali dan akhirnya ia pun berkata, "Apa yang harus kubaca?" Jibril menjawab, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Inilah wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw dan inilah momen pengangkatan beliau sebagai Rasulullah, utusan Allah kepada seluruh umat manusia. Keagungan dan kandungan wahyu membuat tubuh Muhammad gemetar dan mengucurkan banyak keringat, dan ia pun kembali ke rumahnya.
Setelah menguasai dirinya, Muhammad menyaksikan gunung, bebatuan, dan apa saja yang dilewatinya menyampaikan salam kepadanya dan mereka berkata, "Salam atasmu wahai Muhammad. Salam atasmu wahai Wali Allah. Salam atasmu wahai Rasulullah. Berbahagialah karena Tuhan memberikan keutamaan dan keindahan kepadamu dan memuliakanmu atas segenap manusia dari yang pertama sampai yang terakhir. Orang yang utama adalah ia yang diberikan keutamaan oleh Tuhan dan orang yang terhormat adalah ia yang diberikan kehormatan oleh Tuhan. Jangan gelisah, Allah akan segera mengantarkanmu ke derajat yang paling tinggi dan kedudukan yang paling mulia." (Bihar al-Anwar, jilid 18)
Risalah kenabian Muhammad Saw memiliki keistimewaan yang khas dibanding risalah para nabi sebelumnya. Ciri khas risalah Rasul Saw adalah sebagai penutup, penghapus risalah sebelumnya, penyempurna risalah para nabi terdahulu, ditujukan untuk seluruh umat manusia, dan sebagai rahmat bagi semesta alam. Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad dan tidak dimiliki oleh para nabi sebelumnya. Risalah para nabi terdahulu hanya untuk kaum tertentu saja dan sesuai dengan kondisi pada masa itu. Sementara risalah Nabi Muhammad Saw diperuntukkan bagi seluruh umat manusia dan berlaku hingga akhir zaman.
Allah Swt mengangkat Muhammad al-Amin sebagai manusia yang paling layak dan paling sempurna. Muhammad Saw adalah sosok manusia sempurna dan moderat, di mana tidak pernah berbuat sesuatu secara ifrat (berlebihan) dan tafrit (pengurangan). Muhammad Saw diutus untuk menyelamatkan manusia yang tenggelam dalam penyembahan berhala dan kebodohan. Dengan bantuan akal dan fitrah mereka sendiri, ia membimbing masyarakat ke jalan tauhid dan meninggalkan berhala.
Pesan utama dan terpenting dari pengutusan Muhammad Saw adalah prinsip tauhid. Prinsip ini bersifat universal sehinggal Islam dikenal sebagai agama tauhid. Para nabi terdahulu juga membawa ajaran tauhid seperti yang disebutkan dalam suarat Al-Anbiya ayat 25, "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya; "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."
Tauhid tentu saja bukan satu-satunya solusi untuk menyelesaikan krisis-krisis di era Jahiliyah. Tauhid berarti membenci, menjauhi, dan menghapus segala bentuk syirik, menolak semua bentuk kezaliman, dan tidak mengandalkan semua kekuatan lain selain kekuasaan Allah. Tauhid seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh manusia modern.
Di antara misi pengutusan Nabi Muhammad Saw adalah menegakkan keadilan di tengah masyarakat. Dalam surat Al-Hadid ayat 25, Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan." Untuk menciptakan keadilan di masyarakat, pertama-tama harus mengenal keadilan itu sendiri dan kemudian motivasi untuk melaksanakannya di tengah masyarakat.
Rasulullah Saw telah memperjelas masalah keadilan baik secara teoritis maupun praktis. Semua manusia sama kedudukannya di hadapan beliau. Nabi Muhammad – tanpa alasan yang pantas – tidak pernah memuliakan seseorang dari yang lain atau merendahkan seseorang. Beliau bahkan mengarahkan pandangannya ke masyarakat secara adil. Demikian juga ketika mendengarkan pembicaraan masyarakat.
Para sahabat berkisah bahwa Rasulullah Saw menyimak pendapat kami sedemikian rupa sehingga kami berpikir beliau tidak mengerti apa-apa dan baru pertama kali mendengarnya. Padahal, beliau adalah sosok manusia sempurna yang selalu ditemani oleh Jibril.
Pendidikan dan pengajaran merupakan pilar utama kebahagiaan individu dan masyarakat. Semua nabi diutus untuk membimbing manusia ke jalan kebahagiaan dan kesempurnaan. Mereka adalah para guru dan pendidik sejati, di mana mengajarkan makrifat dan hukum-hukum Tuhan kepada manusia dengan ucapan dan amalan. Para nabi tidak pernah mengenal lelah dalam berdakwah demi menghapus kerusakan dan kebobrokan dari masyarakat.
Rasulullah Saw membaktikan seluruh hidupnya untuk mendidik dan membimbing masyarakat. Di tengah berkecamuknya Perang Uhud dan ketika beliau terluka parah dan giginya patah, sekelompok sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, kutuklah mereka! Engkau berjuang untuk membimbing dan menyelamatkan mereka, tapi mereka justru berperang denganmu!" Rasul Saw kemudian meletakkan patahan giginya di telapak tangan dan mengangkat kedua tangannya ke langit sambil berseru,"Ya Allah! Berilah mereka petunjuk, tunjuklah jalan kepada mereka. Mereka tidak mengetahui."
Dalam peristiwa Perang Badar, ketika para tawanan yang terikat rantai dibawa menghadap Rasulullah Saw, sebuah senyuman tersungging di bibir beliau. Salah satu tawanan kemudian berkata, "Seharusnya engkau tertawa karena telah mengalahkan kami dan sekarang kami menjadi tawananmu." Rasul bersabda, "Jangan salah! Senyuman saya, bukan senyuman kemenangan dan penaklukan, tapi ini karena harus mengantarkan orang-orang seperti kalian ke surga dengan rantai. Saya ingin menyelamatkan kalian dan kalian melakukan perlawanan terhadap saya, dan kalian menghunus pedang!"
Rasulullah telah mengubah gaya hidup dan hubungan kemanusiaan, budaya politik, budaya pemerintahan dan lain-lain. Beliau membuat masyarakat punya jati diri dan kepribadian, serta menjadikan mereka lebih bertanggung jawab. Rasul bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut.”
Allah Swt telah menciptakan manusia dengan berbagai potensi dan kapasitas. Akal dan fitrah adalah dua sarana internal untuk memperoleh kemuliaan material dan spiritual. Namun mengingat akal dengan sendirinya tidak cukup untuk meniti jalan menuju Tuhan, maka Dia mengutus para nabi sebagai pembimbing eksternal, dan tentu ini tidak menciderai orisinalitas akal dan kedudukannya. Rasulullah Saw juga memberikan perhatian khusus kepada akal, ilmu pengetahuan, dan orisinalitas akal.
Akhir kata, peringatan hari pengutusan Rasulullah Saw merupakan sebuah kesempatan untuk kembali mendalami ajaran-ajaran Islam – penjamin kebahagiaan – dan sejarah kehidupan Nabi Muhammad. Masyarakat modern harus kembali ke jalan Rasulullah Saw untuk menyingkirkan sifat-sifat syirik dari dalam diri dan menolak hegemoni asing.
Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq
Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah Saw ini, Imam Jafar Shadiq dilahirkan di kota Madinah.
Sejak usia 34 tahun, beliau menjadi pemimpin umat memegang tampuk imamah. Tampaknya, tidak ada para Ahlul Bait Rasulullah Saw yang memiliki kesempatan begitu luas seperti Imam Sadiq dalam menyebarkan ajaran Islam dan ilmu pengetahuan serta mendidik para murid.
Imam Shadiq hidup di masa ketika Dinasti Umayah sedang mengalami kemunduran, dan Dinasti Abbasiah mulai merebut kekuasaan. Di tengah pertarungan kekuasaan kedua dinasti itu, Imam Shadiq menyebarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan Islam. Periode kehidupan Imam Shadiq merupakan era pemikiran dan munculnya berbagai aliran dan mazhab.
Situasi dan kondisi tersebut menyulitkan masyarakat Muslim untuk menemukan ajaran-ajaran Islam yang benar dan menyeret mereka kepada jalan sesat. Namun cahaya petunjuk Imam Shadiq yang terang benderang telah menyinari sudut-sudut kegelapan pemikiran masyarakat ketika itu.
Para ulama dari berbagai mazhab Islam memandang Imam Shadiq sebagai pelopor berbagai ilmu seperti kalam, fikih, tafsir, akhlak dan disiplin ilmu lainnya. Dilaporkan tidak kurang dari empat ribu orang dengan semua perbedaan yang mereka miliki, telah menimba ilmu kepada Imam Shadiq dan menulis berbagai karya. Selain itu, beliau juga dikenal dengan ketinggian akhlaknya.
Bertepatan dengan peringatan pekan persatuan Islam kali ini, menarik kiranya untuk menggali pandangan Imam Shadiq mengenai persatuan Islam. Imam Shadiq menyebut sesama Muslim sebagai satu saudara, dan mereka tidak boleh bersikap saling memusuhi.
Dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq disebutkan bahwa "Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya. Seorang Muslim adalah cermin dan panduan Muslim lainnya. Seorang Muslim tidak akan pernah mengkhianati, menipu dan menindas Muslim lainnya, dan tidak berbohong kepadanya serta tidak mengghibahnya."
Imam Shadiq selalu berpesan kepada para pengikut Ahlul Bait untuk menjalin hubungan baik dengan para pengikut mazhab Islam lain. Perilaku, perbuatan dan perkataan beliau telah menarik perhatian para pemimpin dan para pengikut berbagai mazhab lainnya. Beliau berkata, “Satu sama lain harus saling mencintai. Mereka berbuat kebaikan kepada sesamanya dan saling menyayangi”.
Imam Shadiq memberikan nasehat kepada para pengikutnya supaya saling mengasihi sesama Muslim. Imam Shadiq berkata, “Sampaikan salam kepada para pengikutku dan katakan kepada mereka Allah swt merahmati hamba-Nya yang mencintai sesama,”.
Di bagian lain statemennya, Imam Shadiq menegaskan solidaritas dan persaudaraan seagama yang berpijak pada tiga faktor. Pertama meninggalkan kedengkian untuk mencegah dan menghindari lemahnya masyarakat Islam, sehingga umat Islam tidak terpecah belah dan tercerai-berai. Faktor kedua, saling meningkatkan ikatan persaudaraan dan solidaritas. Faktor ketiga saling membantu sehingga meningkatkan kemuliaan umat Islam.
Kemuliaan akhlak dan ketinggian ilmu Imam Shadiq telah menarik perhatian Abu Hanifah dan para pemimpin mazhab Ahlus Sunnah lainnya sehingga mereka berbondong-bondong mendatangi beliau untuk memanfaatkan kekayaan ilmu cucu Rasulullah Saw ini.
Abu Hanifah, pemimpin mazhab Hanafi hadir di kelas-kelas Imam Shadiq selama dua tahun. Terkait hal ini, ia berkata, "Kalau bukan karena dua tahun [menimba ilmu dari Imam shadiq], maka Nu`man (Abu Hanifah) telah celaka." Malik bin Anas, pemimpin mazhab Maliki mengenai Imam Shadiq berkata, "Belum ada mata yang melihat dan belum ada telinga yang mendengar serta belum ada manusia yang hadir dalam hati, yang lebih baik dari Imam Jafar Shadiq dari sisi keutamaan, ilmu, ibadah, wara` dan ketakwaannya."
Orang-orang yang hadir dalam majelis ilmu Imam Shadiq mengakui keunggulan beliau di bidang ilmu pengetahuan, meskipun sebagian dari mereka tidak sejalan dengan garis pemikirannya. Imam Shadiq mendidik murid-murid besar di antaranya Hisyam bin Hakam, Muhammad bin Muslim dan Jabir bin Hayan.
Sebagian dari mereka memiliki berbagai karya ilmiah yang tiada tara di zamannya. Misalnya Hisyam bin Hakam menulis 31 buku. Jabir bin Hayan menulis lebih dari 200 buku dan pada abad pertengahan, karya tersebut diterjemahkan ke berbagai bahasa Eropa.Mufadhal juga merupakan salah satu murid terkemuka Imam Shadiq yang menulis buku "Tauhid Mufadhal".
Berbagai kitab sejarah baik dari kalangan Sunni maupun Syiah menjelaskan dialog dan perdebatan ilmiah yang diikuti oleh Imam Shadiq. Menariknya, seluruh perdebatan tersebut tidak berujung debat kusir, apalagi pertengkaran. Imam Shadiq kepada para pengikutnya menekankan prinsip akhlak mulia di berbagai bidang, termasuk ketika berdialog. Beliau sangat menjunjung tinggi pesan al-Quran dalam berdialog untuk menggunakan cara yang baik, atau “Jidal Ahsan”.
Para lawan Imam Shadiq pun mengakui ketinggian akhlaknya. Ketika pihak lawan dalam debat menyampaikan pandangan, beliau mendengarkan argumentasinya hingga selesai, lalu secara singkat menanggapinya. Beliau juga menghormati dan menjaga etika berdebat, kemudian mengemukakan pandangannya dengan kalimat yang benar dan berisi, yang disampaikan secara singkat dan padat. Ketika berdebat, Imam Shadiq membela keyakinannya secara tegas dan terang-terangan, tapi disampaikan dengan cara yang bijaksana.
Imam Shadiq meminta para pengikutnya untuk menghormati sesama Muslim, dan menjaga persatuan Islam. Cucu Rasulullah Saw ini memberikan nasehat kepada salah seorang sahabatnya bernama Zaid bin Hisyam supaya menghormati Ahlusunnah.
Beliau berkata, “Datangilah masjid-masjid mereka dan shalatlah di sana. Jenguklah mereka jika sakit, dan iringilah jenazahnya ketika mereka meninggal. Bersikap baiklah kalian, sehingga mereka datang dan ikut bersama-sama shalat dengan kalian. Jika akhlak kalian demikian, mereka akan berkata inilah pengikut mazhab Jafari; Tuhan merahmati Imam Shadiq yang telah mendidik pengikutnya demikian..... Tapi jika akhlak kalian buruk, maka mereka akan memandang buruk mazhab Jafari, dan menilai sebegitu burukkah Imam Shadiq mendidik para pengikutnya”.
Suatu hari Hisyam bin Hakam menanyakan kepada Imam Shadiq alasan mengapa umat Islam diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji. Imam Shadiq menjawab, “Allah swt menciptakan makhluk supaya mereka menaati aturan agama dan menjauhi yang dilarang agama, demi kemaslahatan hidupnya di dunia. Dalam ibadah Haji terdapat sarana bagi orang-orang yang ada di timur dan barat untuk saling mengenali. Lalu kelompok dan suku yang satu mengunjungi satu kota ke kota lain, sehingga terjalin perniagaan yang menguntungkan di antara mereka... selain itu warisan Rasulullah saw lebih dikenali dan selalu teringat dan tidak akan pernah terlupakan,”
Dalam pandangan Imam Shadiq fondasi kuat dari persatuan Muslim adalah itikad baik dan berbuat baik serta saling membantu. Mengharapkan terwujudnya sebuah umat yang kuat dan terorganisir tanpa infrastruktur moral yang kokoh hanya sekedar penantian sia-sia. Akar perpecahan dan kelemahan masyarakat Muslim harus dilihat dari moralitas umat Islam sendiri.
Selain menekankan masalah akhlak dan persatuan Islam, Imam Shadiq menegaskan mengenai masalah politik dan nasib masyarakat, termasuk mengkritik kinerja buruk pemerintahan lalim yang merugikan masyarakat.
Persatuan dalam Lisan Nabi Pengasih dan Imam Mahdi
Baik mazhab Syiah maupun Ahli Sunnah sepakat tentang munculnya sosok yang mulia dan berkedudukan tinggi dari keturunan Rasulullah di akhir zaman dan dia akan menegakkan pemerintahan Islam yang adil di seluruh dunia. Pembaharu ilahi terakhir dapat menjadi pusat persatuan dan solidaritas dunia Islam.
Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Tuhan Muhammad Saw. Dia, Zat yang memberkati kami dan memperkenalkan Nabi-Nya kepada kami dan menurunkan Al-Quran kepadanya untuk menjadi petunjuk bagi semua orang.
Salam kepada umat Islam sedunia, salam kepada seluruh pecinta Nabi Muhammad Saw dan salam kepada Anda yang dalam beberapa hari ini, berkat rahmat Allah yang besar, kelahiran pamungkas para nabi yang diberkati, Anda telah menempatkan semboyan persatuan di puncak pekerjaanmu dan menaati perintah Allah dalam menghindari perpecahan. Selamat atas hari lahirmu wahai Nabi, penutup para nabi dan utusan rahmat dan kasih sayang.
Lima ratus tujuh puluh tahun setelah kelahiran Kristus, pada tanggal 17 Rabiul Awal, tahun yang disebut "Tahun Gajah", dunia melihat kejadian-kejadian aneh. Semua berhala jatuh tertelungkup dan dihancurkan. Istana raja Sasania, yaitu Taq Kasra, bergetar dan empat belas tiang penyanggahnya runtuh, danau tempat para penyembah api berkumpul selama bertahun-tahun mengering, dan sungai-sungai yang belum pernah terlihat air mengalir, akhirnya air sungai mengalir di sana. Kuil Api Fars, yang telah menjaga apinya tetap menyala selama seribu tahun, menjadi padam dan seberkas cahaya muncul dari sisi Hijaz, yang menyebar ke seluruh dunia.
Dunia menjadi cerah dan setan-setan ketakutan. Sihir para penyihir menjadi tidak berlaku dan pengetahuan para dukun berubah menjadi kebodohan dan tidak ada raja yang dapat berbicara pada hari itu. Selain penduduk bumi, para penduduk langit juga menciptakan peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan perintah Allah, mereka mengusir setan dari tujuh langit dan melarang mereka mendengar berita surga. Pada hari ini, semua makhluk bumi dan langit, dari malaikat hingga hewan darat dan laut, bahkan pohon, batu dan bongkahan, memuliakan Allah dan bersukacita. Pada saat inilah manusia langka menginjak bumi dan ciptaan terbaik, pemimpin para nabi dan orang-orang kudus, Muhammad bin Abdullah lahir, semoga damai dan berkah Allah besertanya.
Allah membuatnya dicintai di antara manusia dan melindunginya dari serangan musuh sampai ia mencapai kesempurnaan dan mencapai usia empat puluh, kemudian Allah menurunkan pengetahuan tentang kedua alam dari Lauh Mahfuzh-Nya di hatinya dan memerintahkannya untuk melakukan apa yang telah diterimanya ke telinga makhluk hidupa. Nabi harus mengungkapkan kebenaran dunia dan jalan menuju kebahagiaan kepada semua orang, dan dia melakukannya tanpa gagal.
Dengan mensyukuri nikmat yang Allah diberikan kepada hamba-hamba-Nya dan menyempurnakannya melalui kehadiran para Imam Suci, kita telah bersukacita bersama dengan penduduk dunia dan langit selama beberapa hari dan kita mencoba untuk mengetahui berkah besar ini dengan lebih baik. Untuk dapat menunaikan terima kasih atas pemberian nikmat Allah sebagaimana mestinya, perlu diketahui terlebih dahulu nikmat tersebut. Pengetahuan tentang nikmat besar ini tergantung pada pengetahuan Islam yang benar. Islam memiliki prinsip dan sub-prinsip, yang kesemuanya wajib diketahui oleh umat Islam, tetapi dalam beberapa hadis yang diturunkan dari Nabi Muhammad Saw dan para Imam Suci, beberapa elemen ini telah diperkenalkan sebagai rukun Islam.
Beberapa sumber Ahli Sunnah mengatakan bahwa Nabi Islam menganggap lima hal sebagai dasar Islam; Tauhid, Kenabian, Shalat, Zakat, Haji dan Puasa Ramadhan. Syaikh Kulaini, salah satu ulama Syiah terbesar, telah mengutip dari Imam Baqir as bahwa Islam didasarkan pada lima hal; Shalat, Zakat, Puasa, Haji dan Wilayah, dan keutamaan Wilayat lebih dari segalanya. Imam Shadiq as menyebut bersaksi akan keesaan Allah, percaya pada kenabian Nabi Saw dan mengakui kebenaran dari apa yang dia bawa dari Allah, membayar zakat dan menerima perwalian keluarga Muhammad Saw di antara hal-hal yang tanpanya, agama tidak ada yang diterima.
Dalam Al-Quran, Allah SWT menganggap kohesi dan persatuan sebagai penyebab pemuliaan dan perpecahan sebagai penyebab degradasi. Oleh karena itu, dalam ajaran Al-Quran, persatuan Islam adalah salah satu kewajiban yang paling penting. Dalam ayat 103 Surah Al-Imran, Allah berfirman, "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai." Allah menyeru umat Islam untuk bersatu dan Dia melarang perpecahan. Dalam ayat ini, persaudaraan antarumat Islam dianggap sebagai hal yang diinginkan dan berkah dari Allah, tetapi perpecahan dan permusuhan adalah dosa yang tidak boleh dilakukan oleh umat Islam.
Masyarakat Islam memiliki ketiga komponen pemersatu dalam dirinya sendiri. Tujuan dan keyakinan bersama semua Muslim. Pembentukan kata tauhid di tingkat dunia, dan mereka semua, Syiah dan Sunni, setuju bahwa Al-Quran adalah rencana dan kebijakan untuk mencapai tujuan ini, dan yang paling penting, bahwa semua Muslim menganggap Nabi Muhammad Saw sebagai pemandu dan pemimpin mereka. Mereka menerima atas dasar ini, persatuan umat Islam selalu diperhatikan oleh para tokoh Syiah dan ulama Sunni.
Nabi Islam selalu memerintahkan persatuan dan persaudaraan umat Islam. Dia mengatakan, "Taatilah para penguasa ilahi dan dengarkan perintahnya karena ketaatan pada kepemimpinan adalah sumber persatuan umat Islam." Menurutnya, orang-orang beriman harus seperti tiang satu sama lain, yang memberi kekuatan satu sama lain. Mereka menganggap persatuan sebagai sumber rahmat Allah dan perpecahan sebagai sumber hukuman ilahi.
Menurut Imam Ali as, kedudukan pemimpin dalam masyarakat Islam ibarat tali yang menghubungkan benih-benih tersebut. Mereka mengingatkan kaum muslimin tentang kondisi Bani Israil dan berkata, “Lihatlah bagaimana Bani Israil dulu, ketika umat berkumpul, pikiran bersama dan hati sama, tangan saling membantu dan pedang saling membantu, visi mereka dalam dan keputusan mereka adalah satu, bukankah mereka memiliki kota-kota besar di sekitar bumi dan bukankah mereka menguasai seluruh dunia?
Maka lihatlah akhir pekerjaan mereka, ketika ada perbedaan di antara mereka dan kebaikan dan kasih sayang berbenturan, kata dan hati berbeda, mereka menjadi kelompok dan jatuh ke kehidupan satu sama lain, berserakan dan saling berperang, kemudian Allah melepas pakaian kemuliaan dari mereka dan mengambil limpahan berkah-Nya dari mereka, dan yang tersisa adalah sejarah mereka untuk dijadikan pelajaran bagi mereka yang mengambil pelajaran.
Yang diingatkan oleh semua nabi dan wali adalah sunnah dari Sunnatullah yang telah dijanjikan Allah dalam ayat 43 Surar Fatir bahwa tidak akan ada perubahan di dalam Sunnatullah.
"Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu."
Merujuk pada Sunnatullah yang sama, Nabi Muhammad Saw juga berkata, "Jangan berselisih, mereka yang sebelum kamu berselisih telah binasa." Oleh karena itu, setiap muslim yang menginginkan kehormatan dan kebanggaan Islam harus berpegang teguh pada kesatuan dan prinsip-prinsipnya. Isu persatuan begitu penting sehingga Nabi Saw menganggap menghindarinya sebagai alasan untuk meninggalkan Islam. Nabi bersabda, "Siapa pun yang menjauh dari komunitas Muslim, Allah akan menghapus rantai Muslim dari lehernya." Oleh karenanya, mari mensyukuri nikmat Islam dengan menjaga persatuan dan empati serta menghindari perpecahan dan faksi serta membuat hati Nabi Muhammad Saw bahagia, sebagaimana Allah membuat seluruh dunia bahagia dengan menciptakannya.
Al-Quran telah dengan jelas menyebutkan penyebaran Islam dan leliasaam orang-orang baik di seluruh planet ini. Juga, ada banyak hadits dari Nabi Muhammad dan keluarganya tentang kepribadian luar biasa dari Imam Mahdi af sebagai penyelamat akhir zaman, di mana benar tentang kegaiban dan kebangkitannya serta pemerintahan globalnya. Dalam salah satu dari banyak hadits yang Nabi Saw sebutkan tentang dia, Nabi menggambarkannya sebagai berikut, "Seorang pria dari keluargaku akan bangkit (di akhir zaman) yang namanya sama dengan namaku dan akhlaknya seperti akhlakku, dan dia akan memenuhi dunia dengan keadilan."
Ahmad bin Hanbal, salah seorang Imam Sunni, juga membawa hadis dari Rasulullah, “Jika hanya tersisa satu hari dalam kehidupan dunia, Allah pasti akan membangkitkan seseorang dari keluarga kita pada hari itu, dan dia akan memenuhi dunia dengan keadilan, sebagaimana itu penuh dengan kekejaman." Oleh karena itu, berdasarkan ajaran Al-Quran dan hadis Nabi, semua umat Islam dapat memilih wali terakhir Allah, Imam Mahdi af sebagai pusat persatuan dan empati mereka.
Satu-satunya perbedaan pendapat dalam hal ini adalah bahwa kaum Syiah percaya bahwa ia dilahirkan dan berada dalam tabir okultisme atas kehendak Allah dan muncul atas perintahnya. Sementara mayoritas ulama Sunni percaya bahwa Imam Mahdi belum lahir. Dengan uraian ini, kedua kelompok sama meyakini tentang munculnya sosok yang mulia dan berkedudukan tinggi dari keturunan Rasulullah di akhir zaman dan tegaknya pemerintahan Islam yang adil olehnya di seluruh dunia. Mereka setuju dan pembaharu ilahi terakhir dan cita-cita ketuhanannya dapat menjadi pusat persatuan dan solidaritas dunia Islam.
Hubungan antara Persatuan dan Peradaban Baru Islam
Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut salah satu tujuan Republik Islam adalah terciptanya peradaban Islam baru, dan ia menilai bahwa tujuan penting menciptakan peradaban Islam baru tidak mungkin tercapai kecuali dengan persatuan Syiah dan Sunni. Menurutnya, "Indikator utama untuk persatuan umat Islam adalah Palestina dan semakin serius untuk memulihkan hak-hak Palestina, persatuan Islam akan diperkuat."
Pekan Persatuan adalah kelahiran utusan terakhir Allah, yaitu Nabi Muhammad Saw, yang merupakan simbol perdamaian dan persahabatan bagi pengikut sejati ajaran Islam. Salah satu sifat yang menonjol dari Nabi Saw adalah perilaku baiknya, dan dalam sejarah umat manusia, tidak ada orang yang mampu mengumpulkan kelompok-kelompok pengembara yang keras hati dan hidup di gurun pasir pada waktu itu lalu menciptakan persatuan dan harmoni di antara mereka.
Nabi Muhammad Saw mampu mengumpulkan semua orang musyrik dan orang-orang di zamannya dan menyajikan agama Islam kepada dunia dengan perilaku dan kepribadiannya yang baik. Persatuan di antara umat Islam dan persatuan di antara mazhab-mazhab Islam diperlukan. Salah satu poin penting Rasulullah Saw adalah prinsip persatuan, yang mampu mempersatukan dan mengintegrasikan umat pada masanya dengan prinsip ini. Tidak diragukan lagi, persatuan dan empati antara umat Islam, kebangkitan martabat manusia dan negasi etnisisme adalah di antara berkah Nabi Muhammad Saw.
Pengutusan Nabi Saw merupakan peristiwa sejarah besar dan titik balik besar dalam sejarah umat manusia, yang disebut Allah sebagai nikmat terbesar bagi manusia. Karena Allah telah membawa satu orang dari antara manusia ke tingkat kesempurnaan untuk menjadi hubungan antara bumi dan langit, dan jalan untuk mengajar orang mencapai pengetahuan dan kebenaran keberadaan. Peradaban Islam baru, sebagai peradaban baru berdasarkan aturan Islam, tidak akan terwujud kecuali dengan kesatuan umat Islam. Karena peradaban Islam adalah untuk seluruh umat manusia hidup di bawah bayang-bayang dalam spiritualitas dan keadilan yang lengkap.
Nabi Saw diutus untuk memimpin orang melalui kegelapan, kebodohan dan kezaliman, dan untuk menempatkan mereka di jalan menuju kesempurnaan. Padahal, tugas pertama Nabi adalah membekali manusia dengan pengetahuan dan kebenaran keberadaan, tauhid murni, pengetahuan tentang Allah dan asal usul kehidupan, sehingga di bawah bayang-bayang mereka manusia dapat mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan. Misi Nabi Muhammad Saw adalah manifestasi pencerahan di puncak kegelapan dan kebodohan, dan Nabi membimbing semua orang dari kekafiran dan kegelapan menuju cahaya dan kesalehan.
Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besari Revolusi Islam, menyebut salah satu tujuan sistem Republik Islam adalah terciptanya peradaban Islam baru, dan ia menilai bahwa tujuan penting menciptakan peradaban Islam baru tidak mungkin tercapai kecuali dengan persatuan Syiah dan Sunni. Menurutnya, "Indikator utama untuk persatuan umat Islam adalah Ini adalah Palestina dan semakin serius untuk memulihkan hak-hak Palestina, persatuan Islam akan diperkuat."
Rahbar kepada para pemuda juga mengatakan, "Pemuda Syiah dan Sunni harus tahu bahwa harmoni, koeksistensi, saling pengertian dan empati di antara mereka adalah hal yang sangat besar. Ini adalah taktik terbesar melawan musuh Iran, Islam dan Quran. Ketahui ini dan pertahankan. Hari ini, setiap langkah yang mengarah pada persatuan umat Islam diberkati, itu adalah perbuatan baik. Niat musuh-musuh Islam adalah untuk menciptakan perpecahan. Niat kita yang beriman dalam Islam harus menciptakan persatuan di dunia Islam dan di antara umat Islam.
Persatuan di antara umat Islam mencegah perpecahan dan memberikan keamanan. Persatuan menghilangkan konflik mazhab antaragama Islam; Padahal, jika tidak ada persatuan, tanah air dan wilayah akan mengalami ketidakamanan. Umat Islam harus tahu bahwa jika mereka tidak dapat menghormati kesucian satu sama lain, kehidupan, harta benda, kota, dan kehidupan mereka akan berada dalam bahaya, dan ini adalah masalah telah dialami dan terjadi di mana-mana dalam peradaban Islam, baik di era sekarang maupun dalam sejarah Islam dan era sebelumnya.
Persatuan Islam memberikan kekuatan kepada umat dan mencegah keserakahan musuh asing dan campur tangan mereka dalam urusan internal negara-negara Islam. Dalam beberapa dekade terakhir, kita telah melihat bahwa pemerintah arogan menyerang beberapa negara Islam dengan dalih keamanan, dan bukan hanya tidak menciptakan keamanan, tetapi juga menyebabkan berbagai kerusakan peradaban di berbagai bagian negara Muslim. Misalnya, di negara seperti Irak dengan sejarah peradaban beberapa ribu tahun, serangan militer Amerika bukan hanya menyebabkan banyak kehancuran, penjarahan minyak dan sumber daya nasional lainnya dan bahkan museum negara itu, tetapi juga menyebabkan kehancuran dan kematian setengah juta wanita dan anak-anak Muslim.
Ayatullah Khamenei, dalam pertemuan dengan para tamu yang berpartisipasi dalam Konferensi Persatuan Islam Internasional, pada tahun 1400 HS memperkenalkan tugas umat Islam untuk "menjelaskan dan mempromosikan kelengkapan Islam dalam semua aspek kehidupan manusia" dan berkata, "Kekuatan politik dan material dari masa lalu bersikeras bahwa Islam bukan sebagai agama yang komprehensif dan memiliki program untuk semua aspek kehidupan manusia, tetapi terbatas hanya pada perilaku individu dan keyakinan hati, dan dengan berteori lewat kata-kata dan tulisan para penulis dan intelektual, mereka menyebut Islam dalam isu-isu penting seperti " Peradaban dan pengelolaan masyarakat", "Ekonomi dan distribusi kekuasaan dan kekayaan", "Perang dan perdamaian", "Kebijakan internal dan luar negeri", "Menegakkan keadilan dan menghadapi penindasan dan kejahatan" bukanlah referensi intelektual dan panduan praktis."
Allah telah menjanjikan kemenangan kepada umat Islam dalam Al-Quran, tetapi menekankan bahwa cara untuk mencapainya adalah dengan menghindari konflik dan konflik sektarian, dan mengandalkan kesamaan dan konvergensi di antara umat Islam. Oleh karena itu, dalam ayat 46 Surah Al-Anfal, Allah berfirman, "Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Para musuh dan pemerintah arogan selalu menyimpan dendam terhadap agama Islam dan dengan menyebarkan kebohongan dan menghina Islam dan keluarga Nabi Saw mereka mencoba untuk memecah belah umat Islam dan telah mencapai banyak tujuan mereka dengan cara ini.
Isu Islamofobia, khususnya di negara-negara Barat, telah membuat perlunya persatuan dan pembentukan umat Islam terasa lebih dari sebelumnya. Pemerintah Islam, khususnya di masa kritis ini, tidak boleh membiarkan musuh-musuh Islam memecah belah umat Islam yang bersatu dengan menyebarkan perpecahan. Muslim harus menyadari bahwa mungkin ada perbedaan dalam bidang pemikiran, teori atau yurisprudensi, tetapi orisinalitas dan prinsip harus ditempatkan pada kesatuan.
Umat Islam harus bergerak di jalan persatuan dan konvergensi demi terwujudnya peradaban Islam. Tentu saja, satu hal yang perlu diperhatikan adalah berbicara tentang persatuan berarti bahwa semua agama Islam bergerak di sekitar poros kesamaan dengan tetap mempertahankan kecenderungannya. Sebagai contoh, kita dapat menunjuk pada fenomena yang memuncak dalam beberapa tahun terakhir, yaitu pawai Arbain Imam Husein, yang berbicara banyak tentang kapasitas besar pembentukan peradaban Islam.
Pawai Arbain dapat dievaluasi pada tiga tingkatan; Syiah, dunia Islam dan masyarakat manusia. Hampir 20 juta orang, termasuk Syiah dan Sunni, Muslim dan Kristen, atau dari agama lain, berpartisipasi dalam pawai Arbain. Tidak diragukan lagi, kehadiran masyarakat dan pecinta perdamaian ini membentuk identitas sosial yang berpusat pada Imam Husein as, yang menampilkan peradaban Islam. Sebenarnya, kesamaan jalan dan tujuan adalah salah satu ciri penting Arbain, yang dapat efektif dalam pembentukan peradaban Islam dan memberikan model yang stabil dan berkelanjutan bagi dunia.



























