کمالوندی

کمالوندی

Dirjen IAEA Yukiya Amano menyatakan bahwa pertemuan antara Badan Energi Atom Internasional dan Iran bisa diadakan dalam waktu yang sangat dekat.

"Kami bersedia untuk bertemu dengan mereka di dalam waktu dekat .... Saya berharap kami dapat memiliki pertemuan yang cukup lama," kata Amano dalam kunjungannya ke London pada hari Rabu (17/10).

Pernyataan Amano datang setelah para menteri luar negeri Uni Eropa pada Senin (15/10) menyetujui putaran baru sanksi terhadap Iran, meskipun Sekjen PBB mengingatkan konsekuensi kemanusiaan dari larangan sebelumnya.

Para menteri luar negeri Uni Eropa (UE) Senin (15/10) menyetujui putaran baru sanksi terhadap Iran atas program energi nuklirnya, meskipun PBB memperingatkan konsekuensi kemanusiaan dari larangan sebelumnya.

Sanksi sepihak dan ilegal ini datang di saat kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton Senin (15/10) mengatakan bahwa perundingan antara Iran dan kelompok 5 +1 bisa bergerak maju.

"Saya benar-benar berpikir ada ruang untuk negosiasi. Saya harap kami akan mampu membuat kemajuan segera, "tegas Ashton.

Para pejabat Iran telah berulang kali menggambarkan sanksi terhadap Republik Islam sebagai sia-sia dan tidak efektif. Tehran menilai langkah tersebut hanya ditujukan untuk menciptakan perang psikologis semata.

Langkah terbaru Uni Eropa ini bertentangan dengan pernyataan Sekjen PBB mengenai konsekuensi kemanusiaan dari embargo sebelumnya yang ditetapkan. Ban Ki-moon (5/10) memperingatkan bahwa sanksi Barat ini menargetkan mata pencaharian rakyat Iran.

Sanksi rekayasa ilegal yang dikenakan terhadap Iran berdasarkan tuduhan tak berdasar bahwa Tehran sedang mengejar tujuan non-sipil dalam program energi nuklirnya.

Iran menolak tuduhan tersebut. Sebagai penandatangan berkomitmen traktat Non-Proliferasi nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai. (IRIB Indonesia/PH)

Utusan Khusus PBB-Liga Arab untuk Suriah Lakhdar Brahimi menyatakan bahwa krisis Suriah bisa membakar seluruh kawasan jika gencatan senjata tidak segera dilakukan.

Brahimi mengemukan pernyataan itu pada hari Rabu (17/10) selama kunjungannya ke Lebanon.

Tiga hari sebelumnya, Brahimi menyerukan gencatan senjata sementara selama liburan empat hari hari raya Idul Adha yang dimulai pada tanggal 26 Oktober mendatang. Pemerintah Suriah telah menyuarakan kesiapan untuk membahas usulan tersebut.

Selama kunjungannya ke Lebanon, Brahimi bertemu dengan Presiden Lebanon Michel Sleiman, Perdana Menteri Najib Mikati, dan Ketua Parlemen Nabih Berri.

Kunjungan utusan khusus PBB-Liga Arab ke Lebanon adalah bagian dari safari regionalnya yang bertujuan mencari solusi untuk mengatasi krisis Suriah. Dia juga sebelumnya sudah mengunjungi Turki, Arab Saudi, Iran, Irak dan Mesir.

Direktur Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) Ezzatollah Zarghami mengecam pelarangan stasiun TV dan radio Iran dan menyebut tindakan itu sebagai "terorisme budaya."

Pernyataan tersebut disampaikan Zarghami dalam Sidang Umum Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU) di Seoul, ibukota Korea Selatan, pada Rabu (17/10) sebagaimana dilaporkan Mehr News.

Ia juga menuntut organisasi-organisasi internasional, khususnya UNESCO untuk mengadopsi peraturan konkrit guna mencegah tindakan ilegal tersebut.

Menurut Zarghami, pelarangan stasiun-stasiun media Iran dimaksudkan untuk membungkam media alternatif meskipun fakta bahwa era penyensoran pers telah berakhir.

Pada Senin, satelit Eropa penyedia layanan Eutelsat SA memerintahkan perusahaan jasa media, Arqiva, untuk mencabut saluran-saluran satelit Iran dari salah satu frekuensinya, Hot Bird.

Terdapat 19 stasiun TV Iran termasuk Press TV, al-Alam, Jam-e-Jam 1 dan 2, Sahar 1 dan 2, jaringan berita Iran, Quran TV, dan al-Kawthar yang dihapus oleh perusahaan Eutelsat dari Hot Bird.

Tindakan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kebebasan berbicara. (IRIB Indonesia/RA)

Wakil Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran urusan Arab dan Afrika Hossein Amir Abdollahian memperingatkan konspirasi baru Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel untuk memicu konflik etnis dan sektarian di kalangan umat Islam menyusul kegagalan mereka untuk melemahkan Kebangkitan Islam.

"Menjaga persatuan dan resistensi dalam menghadapi agresi Israel terhadap Palestina yang tertindas masih menjadi prioritas utama bagi dunia Islam," kata AmirAbdollahian dalam pertemuannya dengan anggota-anggota senior Front Aksi Islam Lebanon pada Rabu (17/10) sebagaimana dilansir Fars News.

Sementara itu, para pejabat Lebanon mengakui posisi Iran di kawasan Timur Tengah dan dukungannya terhadap Muqawama untuk melawan agresi rezim Zionis.

Mereka juga menegaskan perlunya untuk melakukan pertemuan, konsultasi, dan pertukaran ide di antara para ulama dan cendekiawan dari berbagai negara Islam.

Salain itu mereka mengatakan, kemunafikan musuh dalam menangani isu-isu dunia Islam bukan rahasia lagi dan menilai bahwa upaya media-media AS dan Israel untuk menyulut permusuhan dan perpecahan di antara umat Islam akan sia-sia saja. (IRIB Indonesia/RA)

Kamis, 18 Oktober 2012 08:08

Bentrokan Meletus di Libya, Belasan Tewas

Sedikitnya 11 orang tewas dan beberapa lainnya terluka setelah para mantan pemberontak Libya bersama tentara menyerang barat laut kota Bani Walid.

Massud al-waer, seorang pejabat lokal pada Rabu (17/10) mengatakan bahwa kota Bani Walid diserang dari tiga lini.


Serangan tersebut terjadi setahun setelah kota Bani Walid yang terletak di 170 kilometer tenggaraTripoli, ibukota Libya, dinyatakan bebas dari pasukan loyalis Muammar Gaddafi, mantan diktator terbunuh di negara itu.

Di sisi lain, sumber militer mengatakan bahwa tentara tidak mengeluarkan instruksi apapun untuk menyerang kota tersebut.

Bentrokan yang terus terjadi di Libya menjadi tantangan penguasa baru di negara itu dalam memulihkan keamanan dan ketertiban pasca tergulingnya Gaddafi yang telah berkuasa selama lebih dari empat dekade.

Rakyat Libya bangkit melawan Gaddafi pada bulan Februari 2011 dan menggulingkannya pada bulan Agustus 2011. (IRIB Indonesia/RA)

Pesawat tanpa awak rezim Zionis Israel untuk kedua kalinya harus mendarat darurat karena gangguan teknis padahal pesawat pengintai tersebut telah menjalani perbaikan dan optimasi.

Sebuah pesawat mata-mata Israel pada Rabu (17/10) terpaksa mendarat darurat di Tepi Barat saat kembali dari misinya. Demikian dilaporkan Fars News mengutip DPA.

Koran ZionisYediot Aharonot dalam situsnya menulis, pesawat tanpa awak dari jenis Sky Ryder ini terpaksa mendarat darurat di dekat Tepi Barat karena masalah teknis. Militer Israel langsung menuju lokasi pendaratan dan mulai menginvestigasi insiden tersebut.

Pesawat pengintai itu mengalami kerusakan kecil akibat tabrakan saat emergency landing dan militer rezim Zionis tengah meneliti penyebab kerusakan teknis untuk mencegah masalah ituterulang kembali.

Sky Ryder merupakan pesawat tanpa awak terkecil Israel yang digunakan untuk operasi pengintaian. Namun tampaknya pesawat ini tidak bekerja dengan baik. Beberapa bulan lalu dilakukan perbaikan dan optimasi akibat jatuhnya sebuah pesawat dari jenis ini, namun tak lama kemudian hal itu terjadi lagi.

Kesalahan teknis pesawat-pesawat tersebut menunjukkan ketidakefisienan produk ini padahal Israel mengklaim Sky Ryder adalah salah satu pesawat pengintai tercanggih dalam jajaran militernya. (IRIB Indonesia/RA)

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, hanya Dewan Keamanan PBB yang dapat membatasi tindakan Moskow khususnya masalah penjualan senjata ke negara-negara lain.

Putin dalam pernyataannya menegaskan bahwa tidak ada pembatasan dalam penjualan senjata Rusia ke negara-negara lain kecuali sanksi dari PBB. Demikian laporan televisi al-Alam mengutipkantor beritaAytartas, Rabu (17/10).

Ia menambahkan, tidak ada pihak yang dapat memaksakan kehendaknya terhadap Rusia dengan dalih apapun untuk mengatur tentang cara dan kepada siapa senjata-senjata Moskow dijual. (IRIB Indonesia/RA)

Hari ini, Rabu 10 Oktober 2012 menjadi hari yang tak akan terlupakan bagi provinsi Khorasan Utara dan warganya. Setelah menantikan selama beberapa minggu sejak diumumkan secara resmi, akhirnya Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Rabu pagi tiba di Bojnourd, ibukota provinsi Khorasan Utara.
Rahbar yang tiba di bandar udara Bojnourd pada pukul 9.30 pagi disambut oleh lautan manusia yang sudah menantikan kedatangan sang Pemimpin sejak beberapa jam sebelumnya. Warga dari berbagai suku Turki, Kurdi, Turkaman, Fars, dan Tat juga warga Sunni dan Syiah yang memenuhi jalan-jalan kota Bojnourd larut dalam suasana suka cita menyambut kedatangan Ayatollah al-Udzma Khamenei.
Tiba di lapangan olahraga Takhti kota Bojnourd, di depan puluhan ribu warga, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyampaikan analisanya secara komprehensif tentang kondisi negara saat ini seraya menekankan bahwa Iran telah bergerak ke arah kemajuan materi dan spiritual. Beliau menegaskan, "Berkat inayah dan pertolongan Allah dan dengan mengandalkan pengalaman dan kapasitasnya yang semakin besar, bangsa Iran akan berhasil melewati semua kesulitan dan akan kembali membuat kubu arogansi dan istikbar tertegun menyaksikan kegagalannya menghadapi bangsa ini."
Seraya mengingatkan bahwa cita-cita revolusi Islam sejak awal adalah meraih kemajuan menyeluruh yang meliputi sisi materi dan spiritual, Rahbar mengatakan, "Kemajuan seperti inilah yang diilhami oleh logika Islam dan berbeda dengan konsep kemajuan materi versi Barat."
Beliau menambahkan, kemajuan ala Barat adalah kemajuan berdimensi tunggal yang hanya mementingkan masalah materi. Sementara dalam logika Islam, kemajuan mencakup dimensi materi dan spiritual yang meliputi kemajuan di ranah ilmu, akhlak, keadilan, kesejahteraan umum, ekonomi, kehormatan, legitimasi internasional, independensi politik dan kedekatan kepada Allah Swt.
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa keistimewaan lain dari kemajuan versi Islam adalah keuniversalannya. Beliau menjelaskan, "Dalam logika Islam, program kerja di dunia mesti dibuat sedemikian rupa sehingga ufuknya meliputi generasi-generasi mendatang dan mencakup puluhan tahun ke depan. Namun di sisi lain, untuk urusan akhirat amalan harus dilakukan seakan-akan perjalanan ke alam akhirat tidak menyisakan banyak waktu lagi."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan bahwa kemajuan versi Islam meniscayakan pengenalan akan kekuatan dan kelemahan yang ada, program kerja yang sesuai dengan kondisi, evaluasi langkah menuju target tahap demi tahap, dan memberikan penjelasan kepada masyarakat akan peta jalan, kesulitan dan tantangan yang menghadang di tengah jalan. "Tugas-tugas ini ada di pundak elit masyarakat yang meliputi elit politik, keilmuan dan agama," kata beliau selanjutnya.
Setelah menjelaskan makna kemajuan versi Islam dan apa saja yang diperlukan untuk mencapainya, Rahbar menerangkan gerakan pemerintahan Islam dalam upaya mencapai kemajuan komprehensif sesuai dengan logika Islam. Beliau mengatakan, "Dalam 33 tahun ini, pemerintahan Islam selalu bergerak ke arah kemajuan, dan tentunya gerak langkah ini diwarnai oleh pasang naik dan pasang surut."
Untuk mencapai kemajuan, kata Rahbar, diperlukan tekad yang kuat, semangat, gairah, kerja keras dan kecerdasan. Jika semua itu terlaksana, maka semua kesulitan akan teratasi dan musuh akan dipaksa bertekuk lutut. Selain itu, diperlukan evaluasi yang cermat, logis dan jauh dari slogan dalam memandang kondisi negara.
"Sejak awal kemenangan revolusi Islam, bangsa Iran berhadapan dengan jaringan zionisme jahat yang di dalamnya ada sejumlah negara Barat terutama Amerika Serikat (AS) yang tak segan dalam memusuhi bangsa ini," tandas beliau.
Menyinggung kesulitan yang dialami Iran saat ini seperti melambungnya harga-harga barang dan tingginya angka pengangguran, Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan, "Kesulitan-kesulitan ini dirasakan oleh semua orang, tapi semua itu bukan masalah yang tak bisa diatasi. Sebab, dalam 33 tahun ini banyak masalah lebih besar yang berhasil diatasi oleh bangsa Iran."
Beliau mengingatkan sejumlah masalah besar yang pernah dihadapi bangsa Iran di awal kemenangan revolusi Islam seperti konflik antar suku, perang yang dipaksakan selama delapan tahun, dan beragam embargo. "Dengan resistensi dan kecerdasannya, bangsa ini berhasil menyelesaikan semua masalah itu," tegas beliau.
Mengenai embargo dan sanksi yang dijatuhkan musuh terhadap Iran, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Embargo bukan masalah yang baru. Sejak awal kemenangan revolusi Islam, sudah ada embargo. Tapi saat ini musuh berusaha mengesankan embargo sebagai masalah besar, dan sayangnya, di dalam negeri ada sejumlah kalangan yang beretorika seperti mereka."
Menurut beliau, penerapan sanksi secara bertahap terhadap bangsa Iran menunjukkan bahwa sanski ini tidak membuahkan hasil apapun. "Dengan dustanya, AS dan sejumlah negara Eropa mengaitkan embargo dengan masalah energi nuklir. Padahal sanksi seperti ini sudah ada sejak awal kemenangan revolusi Islam ketika belum ada pembahasan apapun tentang isu nuklir," kata beliau.
Menurut Ayatollah al-Udzma Khamenei, faktor utama pemicu permusuhan kubu arogansi adalah resistensi bangsa Iran yang berkat Islam dan al-Qur'an pantang menyerah kepada musuh. Masalah ini telah mendorong kubu lawan untuk memusuhi Islam dan menghujat Nabi Muhammad Saw.
Rahbar menambahkan, "Mereka berbohong ketika mengaku siap mencabut sanksi jika bangsa Iran melepaskan hak mengembangkan energi nuklir. Sebab, faktor utama yang mendasari sanksi yang tidak logis dan brutal ini adalah kebencian dan dendam mereka terhadap bangsa Iran."
Ditegaskan oleh beliau bahwa penetapan sanksi ini sama dengan perang terhadap satu bangsa. Tapi berkat taufik Ilahi, musuh juga akan menelan kekalahan menghadapi bangsa Iran dalam perang ini.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa beragam sanksi ini memang memunculkan banyak masalah, dan mungkin juga kesalahan dalam mengelola negara akan semakin menambah persoalan. Tapi yang jelas, semua kesulitan ini bukanlah masalah yang tak bisa ditangani oleh Republik Islam Iran.
Menyinggung krisis moneter dan melonjaknya nilai tukar mata uang asing di Iran yang direaksi musuh dengan kegembiraan, beliau mengatakan, "Sekitar dua atau tiga jam, sekelompok orang membakar tong-tong sampah di dua jalan kota Tehran. Tindakan itu langsung direaksi oleh para petinggi sejumlah negara Barat dengan kegembiraan ala kanak-kanak yang mengesampingkan tata krama diplomatik. Yang harus ditanyakan kepada mereka adalah, apakah kondisi perekonomian Iran lebih buruk dari kondisi negara-negara Eropa yang dilanda demonstrasi jalanan sejak setahun lalu?"
Kepada negara-negara Eropa, Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, "Kesulitan kalian lebih pelik dari kesulitan yang dialami Iran. Sebab kondisi perekonomian kalian telah terkunci dan buntu."
Beliau mengingatkan bahwa salah satu topik yang diangkat dalam kampanye pemilihan presiden di AS adalah kesulitan rakyat AS dan gerakan 99 persen.
Rahbar menambahkan, "Ketahuilah bahwa Republik Islam Iran tidak akan lumpuh dengan kesulitan yang ada saat ini. Dengan inayah Allah, bangsa ini akan mampu mengatasi kesulitannya dan akan kembali membuat musuh gigit jari."
Untuk itu beliau mengimbau rakyat dan para pejabat negara untuk bersama-sama melaksanakan apa yang menjadi kewajiban mereka dalam upaya menyelesaikan masalah yang ada.
"Salah satu tugas penting yang dipikul rakyat adalah menjaga kearifan dan bijak dalam membaca situasi," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan, "Ketika di Tehran sekelompok orang turun ke jalanan dan membuat keonaran dengan mengatasnamakan orang-orang pasar, para pelaku pasar yang terhormat segera merilis statemen yang menyatakan berlepas tangan dari tindakan kelompok itu. Ini adalah tindakan yang tepat dan arif dari para pelaku pasar."
Beliau lebih lanjut mengingatkan fitnah pasca pemilu 2009 dan mengatakan, "Setelah pemilu 2009 yang berlangsung meriah, sejumlah kalangan menentang hasil pemilu lalu sekelompok orang yang mengatasnamakan mereka memanfaatkan kesempatan untuk menebar kerusuhan. Seharusnya mereka saat itu mengeluarkan statemen yang menyatakan berlepas tangan, tapi itu tidak mereka lakukan."
Ayatollah al-Udzma Khamenei memandang penting sikap arif yang jeli dalam membaca setiap peristiwa. Kearifan itulah yang mendorong orang membuat keputusan spontan saat diperlukan.
Beliau menyeru para pejabat negara untuk mempertahankan persatuan dan kekompakan, menyusun program yang terarah, menjaga batasan konstitusional, dan memupuk rasa tanggung jawab. "Jangan limpahkan kesalahan ke pihak lain," kata beliau.
Rahbar menekankan bahwa Undang-undang Dasar sudah menentukan wewenang dan tugas parlemen, pemerintah, presiden dan lembaga yudikatif. Karena itu, semua pihak harus melaksanakan apa yang menjadi tugasnya dan menjaga solidaritas dan persatuan.
Beliau menyatakan, "Alhamdulillah, berkat inayah Allah, dalam hal ini, tak ada masalah di negara kita. Sebab, semua pejabat negara baik kepala tiga lembaga tinggi maupun pejabat teras di masing-masing lembaga punya kepedulian besar kepada nasib negara ini."
Namun beliau menggarisbawahi, tentunya mungkin ada kesalahan yang sudah dilakukan tapi kesalahan itu bisa diperbaiki. Perjalanan bangsa Iran, menurut beliau, bisa mengubah sejarah dunia sebagaimana andilnya dalam mengubah sejarah kawasan saat ini.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut transformasi di kawasan sebagai fenomena yang merugikan Barat khususnya AS dan menjadi ancaman bagi eksistensi rezim Zionis Israel. Mengenai pernyataan para petinggi Zionis beliau menegaskan, "Omong kosong mereka tak layak ditanggapi. Tapi negara-negara Eropa yang mengekor langkah AS harus tahu bahwa mengekor AS adalah langkah yang tidak bijak dan satu tindakan bodoh."
Beliau menambahkan, "Bangsa Iran tidak punya pengalaman masa lalu yang buruk dengan kebanyakan negara Eropa, kecuali Inggris. Bangsa Iran menyebutnya dengan sebutan Inggris yang keji."
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan, "Negara-negara Eropa hendaknya menyadari bahwa langkah mengikuti AS hanya akan membuat bangsa Iran membenci mereka."
Mengenai solusi mengatasi kesulitan ekonomi, beliau meyakini bahwa masalah ini bisa diatasi secara mendasar dengan mendukung produksi lokal dan membela pekerjaan dan modal Iran. Sebab, hal ini akan membuat bangsa Iran memiliki jiwa yang tidak bergantung kepada pihak lain.
Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar menyatakan gembira atas kunjungan ke provinsi Khorasan Utara yang oleh beliau disebut sebagai Bab Al-Ridha (as) atau pintu menuju Imam Ridha (as). Dalam kesempatan itu beliau menjelaskan keistimewaan menonjol yang ada pada warga provinsi ini serta potensi alam dan geografi Khorasan Utara. Menurut beliau pesona alam yang ada di provinsi ini bisa menjadi daya tarik wisata yang besar, sementara kekayaan alam serta potensi pertanian dan penernakan adalah keistimewaan yang dimiliki provinsi ini.
"Provinsi ini memiliki warga yang religius, penuh semangat, siap bekerja keras, patriotik, punya banyak potensi yang unggul, berani, toleran dan ramah di antara berbagai kelompok suku dan madzhab. Ini merupakan keistimewaan menonjol yang ada di provinsi Khorasan Utara," ujar beliau.
Sebelum pidato Ayatollah al-Udzma Khamenei, Imam Jum'ah Bojnourd Hojjatol Islam wal Muslimin Yaqubi menyampaikan kata sambutan dan mengucapkan selamat datang kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Rabu (10/10) malam dalam pertemuan dengan para ulama dan rohaniwan provinsi Khorasan Utara menyinggung kesatuan tak terpisahkan antara ulama dan pemerintahan Islam, seraya menjelaskan peluang yang diberikan oleh revolusi Islam kepada kalangan rohaniwan untuk menyebarkan ajaran Islam ke tengah masyarakat.
Beliau mengatakan, "Rohaniwan dan hauzah ilmiah harus memberikan sumbangsihnya kepada pemerintahan Islam dan memperkuatnya dengan lebih giat bekerja di bidang keilmuan, membekali diri dengan pengetahuan agama secara mendalam, mengenal pemikiran-pemikiran baru dan menjalin hubungan dengan generasi muda khususnya kalangan mahasiswa."
Seraya menyatakan bahwa jutaan audien ulama dan rohaniawan berkat berdirinya pemerintahan Islam, Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Kalangan rohaniwan adalah prajurit bagi pemerintahan ini dan tak bisa berpikir untuk berpisah darinya."
Menurut beliau, pemikiran apapun yang memisahkan rohaniwan dari pemerintahan Islam tergolong pemikiran sekular. "Hauzah ilmiah tak mungkin menjadi sekular dan tak peduli dengan pemerintahan Islam," imbuh beliau.
Menyinggung fatwa para ulama dan marji yang mengharamkan upaya apapun yang merongrong dan melemahkan pemerintahan Islam, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Ketika dinas-dinas keamanan asing yang memusuhi pemerintahan Islam termasuk Amerika, Inggris dan Rezim Zionis Israel terus mempropagandakan keterpisahan rohaniwan dari pemerintahan Islam, tak ada satupun rohaniwan yang merasa dirinya terpisah dari pemerintahan Islam ini."
Menurut beliau, pemerintahan ini punya keterikatan kuat dengan ulama. Tanpa ulama dan rohaniwan, revolusi Islam tak akan meraih kemenangan. Sebab, kaum cendekia dan aktivis politik non Islam tidak memiliki pengaruh yang kuat di tengah masyarakat.
Mengenai tugas rohaniwan di masa ini, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut Rasulullah Saw sebagai sosok yang harus diteladani. "Sama seperti kondisi di masa perang Ahzab di masa Rasulullah Saw, saat inipun semua musuh bangsa Iran di tingkat global dan regional bahu membahu untuk meruntuhkan resistensi dan tekad kuat bangsa ini. Namun, sebagaimana dalam perang Ahzab kaum mukminin tidak membiarkan rasa takut dan keraguan merasuki jiwa mereka, bangsa Iran pun dengan kerja kerasnya untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatannya akan selalu resisten menghadapi segala tekanan," kata beliau.
Rahbar menambahkan, "Dalam perang Ahzab sekelompok munafik dan orang-orang yang lemah iman berkata kepada kaum mukminin, ‘mengapa kalian tidak melunak dan mengubah langkah?' Saat itu para pembela Nabi yang setia menjawab, ‘kami tidak heran menyaksikan semua tekanan ini, tidak pula membiarkan rasa takut menggetarkan hati kami, dan kami akan terus melanjutkan langkah kami'."
Beliau mengingatkan, "Tekanan ini akan selalu ada sampai kita menundukkan kepala tanda menyerah dan mengikuti kemauan lawan. Satu-satunya cara untuk membuat tekanan ini tidak berpengaruh adalah memperkuat diri di berbagai bidang."
Terkait dengan kalangan hauzah dan rohaniwan, memperkuat diri adalah dengan memperdalam penguasaan ilmu agama. Beliau menasehati, "Seiring dengan belajar, rohaniwan harus selalu mengikat diri dengan kesalehan, akhlak, mengerjakan kewajiban dan ibadah sunnah, serta membaca al-Qur'an."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa salah satu tugas penting kalangan rohaniwan adalah menjalin hubungan yang akrab dengan para pemuda, menjawab pertanyaan mereka, dan memenuhi kebutuhan pemikiran mereka. Beliau juga menekankan untuk mengaktifkan masjid menjadi pusat kegiatan pengajaran ilmu-ilmu agama.
Di bagian lain pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung potensi besar yang ada di provinsi Khorasan Utara dengan keberadaan banyak ulamanya yang menonjol. Menurut beliau, Khorasan Utara memiliki kapasitas yang cukup untuk membangun hauzah ilmiah yang lengkap dengan pendidikan jenjang tinggi. Beliau juga mengimbau ulama dan rohaniwan yang berasal dari berbagai penjuru negeri khususnya Khorasan Utara untuk hijrah dari kota Qom ke kota dan daerah lain. "Ini adalah solusi tunggal untuk meningkatkan kwalitas dan kuantitas pembelajaran hauzah ilmiah di seluruh penjuru negeri," kata beliau.
Di awal pertemuan, Ayatollah Mehman Navaz, wakil warga Khorasan Utara di Dewan Ahli Kepemimpinan dalam kata sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam.
Sambutan lain disampaikan oleh kepala pelaksana hauzah ilmiah Khorasan, Hojjatul Islam wal Muslimin Farjam yang melaporkan aktivitas keilmuan di hauzah-hauzah ilmiah Khorasan, termasuk provinsi Khorasan Utara.
Sementara itu, Imam Jum'at Bojnourd Hojjatul Islam wal Muslimin Ya'qubi dalam kata sambutannya mengusulkan pendirian hauzah ilmiah dengan jenjang pendidikan lengkap di kota Bojnourd.

Hadis pertama:

بروا آبائکم یبرکم ابناؤکم

Birruu Aabaakum Yabirrukum Abnaaukum

Imam Ali as berkata, "Berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu, maka anak-anakmu akan berbuat baik kepadamu."

Hadis kedua:

من بر والده بره ولده

Man Barra Walidaihi Barrahu Waladuhu

Imam Ali as berkata, "Barangsiapa yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya, maka anaknya akan berbuat baik kepadanya."

Hadis ketiga:

موت الوالد قاصمة الظهر

Maut Al-Waalidi Qaashimah Al-Zhuhri

Imam Ali as berkata, "Kematian seorang ayah mematahkan tulang belakang."

Hadis keempat:

من استنکف من ابویه خالف الرشد

Man Istankafa Min Abawaihi Khaalafa Ar-Rusyda

Imam Ali as berkata, "Barangsiapa menentang orang tuanya, pada hakikatnya ia menolak jalan yang benar."

Hadis kelima:

مودة الاباء نسب بین الابناء

Mawaddah al-Aabaa Nasabun Baina al-Abnaa

Imam Ali as berkata, "Kasih sayang orang tua menjadi penghubung kekerabatan antara anak-anak." (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Ghurar al-Hikam Bab al-Aabaa