کمالوندی
Iran Reaksi Keras Komentar Menlu Perancis
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast menilai komentar menteri luar negeri Perancis terkait program energi nuklir Iran, tidak bertanggung jawab.
"Kami menganggap Perancis sebagai advokat bagi peran organisasi internasional dan lembaga-lembaga afiliasinya, tapi sekarang tampaknya pemerintah Paris telah mengambil jarak dari sikap tradisionalnya di arena internasional," kata Mehmanparast pada hari Rabu (24/10).
"Bagaimana bisa menlu Perancis berbicara tentang bahaya Iran memperoleh senjata nuklir, dengan benar-benar mengabaikan inspeksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) selama beberapa tahun terakhir, yang menegaskan tidak ada penyimpangan dalam program nuklir damai Tehran," tanya Mehmanparast.
Menlu Perancis Laurent Fabius mengatakan pada 21 Oktober bahwa Iran tampaknya berada di jalur untuk memproduksi senjata nuklir pada pertengahan 2013.
Mehmanparast berharap Fabius tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh beberapa mantan pejabat Perancis yang telah mengadopsi sikap radikal dan tidak realistis terhadap Iran. (IRIB Indonesia/RM)
AS Mentahkan Draf Rusia Soal Bani Walid
Amerika Serikat menentang sebuah draf pernyataan, yang diusulkan oleh Rusia terkait resolusi kekerasan di kota Bani Walid, Libya.
Pernyataan itu menyerukan solusi damai atas konflik. Demikian dilaporkan Mehrnews pada hari Rabu (24/10).
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin mengatakan, langkah itu "tidak bisa dianggap serius," mengingat serangan di Benghazi telah merenggut nyawa empat diplomat Amerika pada September lalu.
"Menolak draf pernyataan yang menyerukan solusi politik dan tanpa kekerasan di Libya, adalah sangat aneh," kata Churkin. "Ini adalah kasus, di mana sangat sulit untuk menjelaskan tindakan delegasi AS."
Pernyataan tersebut menyerukan pihak berwenang Libya untuk mengambil langkah-langkah mendesak guna menyelesaikan konflik dengan cara damai dan memperhatikan hak-hak semua warga Libya.
Darf itu juga menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya kekerasan yang signifikan di dalam dan sekitar kota Bani Walid dalam beberapa hari terakhir. (IRIB Indonesia/RM)
Rusia dan Cina Dukung Gencatan Senjata di Suriah
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Lakhdar Brahimi mengatakan kepada Dewan Keamanan pada hari Rabu (24/10) bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menerima gencatan senjata, meskipun pengumuman final diperkirakan akan disampaikan kemudian.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengatakan, Moskow berharap rencana Brahimi untuk gencatan senjata selama liburan Idul Adha akan berhasil. Demikian Mehrnews melaporkan.
"Kami mendukung penuh itu," tegas Churkin. "Kami bekerja sangat keras untuk mendukung Brahimi dalam memastikan ada kesempatan yang mungkin datang."
Hal senada dengan Rusia juga diungkapkan oleh Cina. Wakil Tetap Cina di PBB, Li Baodong menyatakan dukungan terhadap gencatan senjata di Suriah dan juga dukungan untuk upaya-upaya Brahimi.
Li mengatakan, "Saya pikir itu penting bagi semua pihak untuk memahami urgensitas perdamaian dan stabilitas." (IRIB Indonesia/RM)
Ketika Pesawat Tanpa Awak Iran Permalukan Iron Dome Zionis Israel
Peristiwa infiltrasi pesawat tanpa awak Hizbullah Lebanon ke dalam zona udara rezim Zionis Israel dan terbang dengan bebas di dekat instalasi nuklir Dimona Israel membuktikan kelemahan sistem pertahanan rudal Iron Dome menghadapi persenjataan Hizbullah. Kejadian ini menjadi masalah serius bagi kemampuan pertahanan strategis rezim Zionis Israel pasca Perang 33 Hari.
Peristiwa ini bermula sejak tanggal 7 Oktober ketika sumber-sumber keamanan rezim Zionis Israel mempublikasikan berita tentang masuknya sebuah pesawat tanpa awak ke zona udara Palestina pendudukan. Pesawat tanpa awak ini memasuki zona udara Israel melalui arah barat dan dari Laut Mediterania dekat Jalur Gaza. Setelah melakukan manuver selama 30 menit pesawat ini ditembak jatuh oleh sebuah jet tempur dan jatuh di gurun Negev, Selatan Palestina pendudukan di daerah yang tidak berpenghuni.
Sekaitan dengan peristiwa ini, media-media Israel langsung menunjuk Iran berada di balik pengiriman pesawat tanpa awak ini. Mereka menyebutkan, pengiriman pesawat tanpa awak canggih semacam ini membutuhkan peralatan elektronik yang sangat kuat dan Hizbullah tidak memilikinya. Sementara para pejabat rezim Zionis Israel mengambil sikap yang berbeda sesuai dengan kekalahan-kekalahan mereka yang lalu.
Miri Regev, anggota Parlemen Israel (Knesset) dan mantan anggota militer Israel kepada Radio Perancis mengatakan, "Pesawat tanpa awak ini milik Iran dan diterbangkan oleh Hizbullah."
Sementara Kementerian Peperangan Israel belum mengakui adanya hubungan antara masuknya pesawat tanpa awak ke Israel ini dengan Hizbullah
Keesokan harinya semua berubah. Para penyidik yang diturunkan untuk meneliti bangkai pesawat tanpa awak akhirnya mengumumkan, pesawat tanpa awak ini dikirim oleh Hizbullah memasuki zona udara Israel sebagai wakil dari Iran. Tujuan utama dari pengiriman pesawat tanpa awak ini adalah menguji kesiapan Israel dalam menghadapi aksi-aksi mengejutkan semacam ini."
Ehud Barak, Menteri Peperangan Israel juga ikut mereaksi infiltrasi pesawat tanpa awak Hizbullah ini dengan ucapannya, "Dalam waktu dekat Israel akan membalas masuknya pesawat tanpa awak ini ke zona udaranya."
Sekaitan dengan hal ini, koran Israel Haaretz menulis,"Aksi infiltrasi seperti pesawat tanpa awak ini, sekalipun dilakukan tanpa program dan tujuan tertentu tetap terhitung mampu menghancurkan kewibawaan Israel."
Beberapa tahun lalu rezim Zionis Israel sempat berkoar-koar bahwa zona udaranya tidak dapat ditembus. Tidak ada benda terbang apapun yang dapat memasuki zona udaranya. Karena setiap benda terbang apa saja yang mencurigakan pasti akan ditembak oleh sistem pertahanan rudal "Iron Dome". Namun peristiwa 7 Oktober lalu merupakan tamparan memalukan dari Hizbullah yang mengirimkan pesawat tanpa awak ke dalam zona udara Israel dan sempat terbang selama 30 menit. Peristiwa ini menunjukkan klaim Israel soal zona udaranya hanya bualan dan konsumsi media saja.
Pada 2006 lalu dalam Perang 33 Hari antara Hizbullah dengan rezim Zionis Israel, Hizbullah sempat menggunakan pesawat tanpa awak Ababil yang mampu membawa bahan peledak. Sekali lagi Hizbullah pada 2010 mengirim pesawat tanpa awak dan memasuki gurun Negev sebelum akhirnya ditembak jatuh oleh jet tempur Israel.
Oleh karenanya, pesawat tanpa awak yang sempat berputar selama 30 menit di udara Israel harus lebih canggih dari drone sebelumnya. Kemungkinan besar pesawat tanpa awak yang ditembak 7 Oktober lalu oleh Israel merupakan versi lebih canggih dari Ababil atau pesawat tanpa awak Mersad. Terlebih lagi ketika menurut Sayid Hasan Nasrullah, pesawat tanpa awak ini masuk dari Selatan Palestina pendudukan, sementara Lebanon berada di Utara Palestina pendudukan.
Hizbullah mengetahui bahwa militer Israel memfokuskan pertahanannya di utara Palestina pendudukan yang berbatasan dengan Lebanon. Dengan demikian, masuknya pesawat tanpa awak Hizbullah dari Selatan Palestina pendudukan dan itu berarti sejauh ratusan kilometer pesawat ini harus melalui jalur laut. Penerbangan jauh melewati laut membutuhkan kemampuan khusus bagi pesawat tanpa awak, terlebih lagi sistem kontrol darat biasanya hanya mampu mengontrol hingga jarak 200 kilometer.
Surat kabar al-Quds al-Arabiah ketika mereaksi peristiwa ini menulis, sekalipun para pejabat Iran tidak mengakui atau membantah soal pengiriman pesawat tanpa awak ini
Cara Busuk AS Kuasai Minyak Irak
Berlanjutnya kontrak terpisah antara perusahaan-perusahaan minyak asing khususnya perusahaan minyak Amerika Serikat dan pemerintah wilayah semi-otonom Kurdistan Irak telah meningkatkan friksi antara pemerintah pusat Baghdad dan pemerintah Kurdistan.
Duta Besar Irak untuk Washington Jaber Habibmengatakan, Gedung Putih harus menekan perusahaan minyak AS Exxon Mobil untuk menghentikan aktivitasnya di wilayah Kurdistan Irak. Ia menegaskan bahwa berlanjutnya kegiatan perusahaan Exxon Mobil di Kurdistan menimbulkan berbagai masalah politik dan sosial, dan hal ini harus diperhatikan dengan serius.
Tak diragukan lagi bahwa berlanjutnya kontrak terpisah antara berbagai perusahaan asing dan pemerintah Kurdistan telah mengobarkan ketegangan di Irak mengingat negara ini tengah dilanda krisis politik. Pemerintah pusat Baghdad pada dasarnya menentang kelanjutan kontrak terpisah antara perusahaan minyak asing dan pemerintah Kurdistan. Meski demikian, kedua belah pihak sebelumnya telah sepakat bahwa pemerintah Kurdistan dapat melanjutkan kontraknya dengan syarat sebagian laba dari kontrak tersebut disetorkan kepada pemerintah pusat.
Namun sayangnya kesepakatan tersebut tidak dilaksanakan oleh pemerintah Kurdistan, sementara perusahaan-perusahan minyak asing terus memperpanjang kontrak terpisahnya dengan pemerintahan ini. Menurut pemerintah pusat Irak, kontrak-kontrak terpisah itu sama halnya telah melecehkan kedaulatan nasional negara ini. Akibatnya, perselisihan tentang ekspor minyak dan pembagian distribusi penghasilan ekspor tersebut akan semakin meningkat antara Kurdistan dan Baghdad.
Sebenarnya kedua belah pihak telah berulang kali menggelar perundingan namun hingga kini tidak membuahkan hasil yang signifikan, sebab pemerintah Kurdistan terus melanjutkan kontrak-kontrak terpisahnya dengan berbagai perusahaan asing tanpa mengindahkan kesepakatan sebelumnya.
Pemerintah Baghdad sebelumnya telah memperingatkan tentang kelanjutan kontrak perusahaan minyak asing dengan pemerintah Kurdistan dan menegaskan bahwa tindakan itu telah menyepelekan kedaulatan Irak. Baghdad juga mengancam perusahaan-perusahaan asing dengan pembatalan berbagai kontrak jika mereka melanjutkan kontrak terpisah dengan Kurdistan. Namun ancaman itu tidak diperhatikan oleh perusahaan minyak Amerika.
Di sisi lain, Gedung Putih tentunya juga setuju atas berlanjutnya kontrak-kontrak terpisah tersebut, sebab kontrak itu sangat menguntungkan perusahaan minyak Amerika, bahkan meningkatknya friksi antara pemerintah pusat Baghdad dan wilayah Kurdistan akan mempermudah bagi Washington untuk menggapai ambisinya di Irak. Hal itu juga akan menguntungkan tujuan jangka panjang Gedung Putih di negara kaya minyak ini, mengingat Amerika selalu berupaya mengusai minyak dan gas Irak.
Para pejabat Washington dan pemerintah Kurdistan mempunyai hubungan khusus, bahkan Amerika mendukung penuh upaya separatisme sejumlah gerakan Kurdi di Irak. Gedung Putih juga ingin terus menekan pemerintah Baghdad dengan cara-cara seperti itu.
Berlanjutnya kontrak terpisah antara perusahaan asing dan pemerintah Kurdistan menuai protes keras dari para pejabat Irak. Abdul Salam al-Maliki, anggota Komisi Ekonomi dan Investasi Parlemen Irak mengecam perusahaan minyak Exxon Mobil dan menilai tindakan perusahaan ini telah melanggar undang-undang Irak. Ia mengatakan bahwa jika perusahaan ini terus melanjutkan kontrak terpisah dengan pemerintah Kurdistan maka pemerintah Baghdad akan memberikan sanksi berat terhadap perusahaan ini.
"Exxon Mobil akan bernasib sama dengan perusahaan Blackwater (perusahaan keamanan AS) yang beraktifitas di Irak," tegasnya.
Israel Siapkan Eskalasi Serangan
Israel mengancam akan meningkatkan serangan brutalnya terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, yang telah berada selama bertahun-tahun diblokade rezim Zionis.
Menteri Peperangan Israel, Ehud Barak mengatakan Rabu (24/10) bahwa warga Gaza akan lebih menderita akibat roket-roket yang ditembakkan dari wilayah itu ke Palestina pendudukan.
"Hamas akan menerima hukuman atas apa yang telah terjadi di sini," kata Barak, menyinggung pada Gerakan Muqawama Islam Palestina yang berkuasa di Gaza.
"Jika mereka tidak bisa tenang dan tembakan roket terus berlanjut, militer Israel akan membalas," tambah Barak mengatakan.
Sejak Selasa malam, sedikitnya empat warga Palestina gugur syahid dan sejumlah lainnya cedera akibat serangan Israel ke Gaza.
Kelompok-kelompok muqawama Palestina juga menembakkan roket sebagai balasan atas serangan rezim Zionis.
Jalur Gaza telah diblokade sejak Juni 2007, yang mengakibatkan penurunan standar hidup, eskalasi pengangguran dan angka kemiskinan.
Idul Qurban, Hari Pengorbanan dan Penghambaan
10 Zulhijjah atau hari raya Idul Adha adalah salah satu hari raya terbesar bagi umat Islam. Perayaan ini sebagai pengingat atas pengorbanan besar Nabi Ibrahim as yang mengorbankan anaknya, Ismail as, demi meraih keridhaan Allah Swt dan mencapai derajat mulia di sisi-Nya atas kesabaran, ketabahan dan keteguhan iman dalam menghadapi ujian Ilahi.
Idul Adha atau hari raya Qurban yang tiba setelah wukuf di Arafah, Muzdalifah dan Mina merupakan hari raya pembebasan dari keterikatan dunia dan hari penyerahan serta penghambaan kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta. Hari raya Qurban adalah hari di mana manusia dihadapan Allah Swt mengorbankan segala yang dimilikinya hingga iman dan amal shalehnya mengantarkan manusia kepada takwa dan penghambaan yang hakiki.
Hari Qurban adalah hari di mana para jemaah haji bersyukur atas taufik yang diberikan Allah Swt sehingga mereka dapat menunaikan ibadah haji dan menang dalam medan perang melawan setan. Mereka kemudian menyembelih keterikatan mereka terhadap selain Allah Swt dan merayakan kemenangan tersebut. Hari Qurban merupakan hari untuk "terbang" menuju Allah dengan sayap-sayap iman.
Nabi Ibrahim as dalam mimpinya melihat anak tercintanya Ismail as telah ia korbankan di jalan Allah Swt. Beliau bermimpi tentang hal itu hingga tiga kali dan memahami bahwa antara cinta kepada anak dan "menyatu" kepada Allah Swt, maka ia harus mengorbankan anaknya. Kemudian Nabi Ibrahim as memutuskan untuk melaksanakan tugas tersebut. Di sini perlu dicatat bahwa mimpi para Anbiya adalah benar dan berbeda dengan mimpi orang biasa.
Langkah pertama yang diambil oleh Nabi Ibrahim as adalah mengabarkan perihal mimpinya itu kepada anaknya terlebih dahulu. Beliau kepada Ismail as berkata, "Hai anakku! Sesungguhnya aku melihatdalam mimpi bahwa aku menyembelihmu!maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ismail as yang cinta kepada Allah Swt dan ayahnya, menjawab, "Hai bapakku,kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (As-Saffat, ayat 102).
Kebesaran hati ayah dan anak itu telah membingungkan setan. Setan kadang-kadang menggoda Nabi Ibrahim as dan terkadang istrinya atau anaknya hingga mereka membatalkan rencana tersebut. Namun ketiganya menolak bisikan setan dan justru menghantam "dada" setan. Menurut sebuah riwayat, setan mengikuti Nabi Ibrahim as dan ketika sampai ke Jumrah pertama, beliau mengusir setan dengan tujuh lemparan batu dan ketika sampai ke Jumrah kedua, setan kembali tampak dan beliau mengusirnya dengan tujuh lembaran batu. Hal itu terulang hingga ke Jumrah ketiga.
Setelah berhasil mengusir setan yang menggodanya supaya mengurungkan niat dan keputusannya, Nabi Ibrahim as kemudian menidurkan Ismail yang sangat dicintainya itu dan menempelkan pisaunya ke leher anaknya lalu menggerakkannya, namun pisau yang tajam tersebut seolah-olah tumpul dan tidak mampu menggores kulit leher Ismail sedikitpun. Ibrahim as sangat heran atas kejadian itu dan kemudian ia menggerakkan pisaunya lebih cepat namun atas berkat kekuasaan Allah Swt, pisau itu tidak mempan sama sekali.
Sementara itu, para malaikat dengan penuh kekaguman menyaksikan semua pengorbanan dan keikhlasan Ibrahim as dan anaknya. Mereka datang kepada beliau dengan membawa wahyu dari Allah Swt, kemudian Allah Swt mengirim seekor domba untuk dikorbankan sebagai pengganti Ismail as.
Peristiwa ini diabadikan dalam surat As-Saffat ayat 103, 104 dan 105 yang berbunyi, "Tatkala keduanya telah berserah diridan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya. Dan Kami panggil dia, Hai Ibrahim! Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu. Sesungguhnya demikianlahKami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya inibenar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu (Nabi Ismail)dengan seekor sembelihan(yakni dengan dombayang besar)."
Pengorbanan Ismail as menjadi pelajaran tentang sebuah keikhlasan dan penghambaan yang sebenarnya. Apa yang diperintahkan Allah Swt maka tanpa banyak bertanya langsung mengerjakannya. Nabi Ibrahim as ditugaskan oleh Allah Swt untuk menyembelih anak tercintanya dan ini merupakan tugas yang sangat berat, namun beliau dengan penuh ikhlas dan kesabaran menunaikan perintah tersebut dan akhirnya beliau lulus atas ujian besar itu. Penyembelihan ini pada dasarnya merupakan penyerahan murni Nabi Ibrahim as kepada perintah Allah Swt dan mengesampingkan selain-Nya.
Nabi Ibrahim as menjelaskan dengan indah kepada Ismail as tentang perintah penyembelihan itu dan meminta pendapatnya. Beliau ingin mengajak anaknya untuk bergabung dalam jihad besar ini hingga ia merasakan lezatnya penyerahan diri kepada Allah Swt dan mencicipi keridhaan-Nya. Selain itu, Ismail as juga ingin supaya ayahnya bertekad kuat dalam keputusannya. Ia kepada ayahnya tidak berkata "Sembelihlah aku", tetapi mengatakan, "Lakukanlah setiap tugas yang dibebankan Allah Swt kepadamu dan aku menerima perintah-Nya." Dengan demikian, Ismail as tetap menjaga tahapan "adab" di hadapan Tuhan dalam bentuk yang paling baik dan bersandar pada kehendak Allah Swt serta memohon taufik ketabahan dan kesabaran dari-Nya.
Jemaah haji di Mina sebelum mengorbankan domba atau unta, mereka membawa jiwanya ke altar cinta dan mengorbankannya terlebih dahulu. Allah Swt dalam surat al-Hajj ayat 37 berfirman, "(Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridaan Allah) tidak dapat diterima di sisi-Nya (tetapi ketakwaan daripada kalianlah yang dapat mencapai keridaan-Nya) yaitu yang dapat sampai kepada-Nya hanyalah amal saleh yang ikhlas disertai iman…"
Dengan demikian, hikmah dan manfaat dari amalan ini tidak hanya terbatas bagi para jamaah haji. Manfaat ini tidak lain adalah takwa dan kesalehan. Takwa kepada Allah Swt menempatkan para peziarah Kabah yang ikhlas di bawah wilayah Allah Swt dan menghapus kotoran-kotoran hati. Imam Jafar Shadiq as berkata, "Ketika melakukan korban, potonglah pangkal tenggorokan (leher) dan pembuluh nafsu serta ketamakan (keserakahan)."
Poin menarik dari riwayat tersebut adalah ketamakan diibaratkan seperti leher sehingga ketika berkorban maka leher ketamakan harus dipotong supaya akar-akar ketamakan itu tercabut. Mungkin karena hal inilah sehingga takwa yang bernilai terletak pada pengorbanan sehingga hari raya Qurban disebut sebagai Haji Akbar. Para peziarah Kabah setelah bersabar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan menjauhi simbol-simbol keduniaan sampailah pada tempat kediamannya yang terakhir dan merayakan Idul Qurban.
Setiap amalan dalam ibadah haji mempunyai rahasia yang bertujuan untuk mendidik jiwa manusia. Memakai pakain ihram hingga mengucapkan Labaika Allahumma Labaik ,Tawaf, Sai dari Safa ke Marwa, wukuf di Arafah, Muzdalifah dan Mina, meyembelih hewan Qurban dan lain sebagainya bertujuan untuk mendidik dan membersihkan jiwa manusia.
Setelah menyembelih hewan Qurban, para jemaah haji harus memangkas rambutnya atau memotong kukunya menjadi pendek yang disebut dengan Taqsir atau Tahliq (mencukur rambut hingga habis). Rambut adalah keindahan dan kecantikan bagi manusia. Dalam hukum Fiqih disebutkan bahwa barang siapa yang menggunduli rambut seseorang dan menghilangkan kecantikan dan keindahannya serta merusak harga diri orang tersebut maka ia harus membayar denda. Hal ini berbeda dengan para jemaah haji. Setelah mereka berkurban di Mina, mereka harus mencukur rambutnya dan mengorbankan keindahan fisiknya di jalan Allah Swt yaitu menghapus kesombongan dan kebanggaannya, kemudian kembali ke Mekah sebagai "rumah" Tuhan yang dipenuhi dengan keamanan.
Para jemaah haji di samping Kabah berkata, "Tuhanku, rumah ini adalah rumah-Mu, dan tempat suci ini adalah tempat-Mu. Hamba ini adalah hamba yang rendah dan melarikan diri dari jiwanya yang berlumuran dosa menuju kepada-Mu." Pada dasarnya, manasik haji merupakan perumpamaan yang komprehensif dari perjalanan ruh manusia menuju Allah Swt.
Imam Sajjad as mempunyai doa yang isinya sangat indah mengenai hari raya Idul Qurban. Selain mensifati Allah Swt, beliau dalam doanya hanya berharap kepada-Nya dan dengan ikhlas dan tulus bermunajat serta mengutarakan semua kebutuhannya.
Contoh kecil dari penggalan doa beliau sebagai berikut, "Ya Allah, hari ini adalah hari yang diberkati dan hamba-hamba-Mu yang mengesakan-Mu di hari ini saling berkumpul dan bersama-sama dalam satu tempat. Semua mempunyai permintaan kepada-Mu dan semua mengharap karunia-Mu serta takut akan kemurkaan-Mu. Dalam kondisi ini, lihatlah mereka dan penuhilah hajat-hajat mereka. Ya Allah limpahkanlah salam kepada Muhammad dan keluarganya dan gabungkanlah kami dalam doa terbaik dari setiap hambamu yang beriman di mana mereka pada hari ini bermunajat kepada-Mu…."
Iran Akan Tindak Perusak Pasar Valas
Menteri Perekonomian dan Kas Negara Iran, Sayid Shamsoddin Hoseini menekankan pengadaan sumber-sumber valas dari ekspor non-migas sebagai prioritas pemerintah saat ini, juga mengkonfirmasikan ketegasan pemerintah menindak para perusak pasar valas di dalam negeri.
Fars News melaporkan, hal itu dikemukakan Sayid Hoseini Rabu malam (24/10). Seraya menyinggung motif musuh dalam memberlakukan dalam memberlakukan sanksi terhadap Iran, Sayid Hoseini mengatakan, "Sekarang musuh ingin menekan pemerintah Iran di sektor ekonomi dan oleh karena itu semua pihak harus lebih fokus memulihkan sektor ekonomi."
Menyinggung pernyataan Rahbar (Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei) tentang perang ekonomi yang dilancarkan Barat, Sayid Hoseini mengatakan, "Ini adalah sebuah perang tak seimbang dan jika kita telusuri seluruh program musuh, mereka sedang menggulirkan politik konfrontatif dan perang urat syaraf terhadap Iran melalui media mainstream."
Ditambahkannya, "Perencanaan pemerintah harus sesuai untuk menghadapi langkah-langkah musuh."
Sayid Hoseini mengatakan, "Musuh telah memfokuskan strategi mereka untuk menurunkan tingkat investasi di Iran dan merusak produksi khususnya di sektor minyak dan gas."
Menteri Perekonomian dan Kas Negara Iran menejlaskan bahwa mengingat sumber alam melimpah yang dimiliki Iran, musuh berusaha membatasi atau bahkan menutup sumber-sumber tersebut."
"Mereka ingin mereduksi pendapatan pendapatan minyak dan meningkatkan pengeluaran ekonomi nasional. Di satu sisi musuh juga menggulirkan perang urat syaraf dengan berusaha mengesankan dampak buruk dari sanksi mereka terhadap Iran," katanya.
Menurutnya, musuh dengan tipudaya berusaha menciptakan perpecahan antara rakyat dan pejabat negara, namun mereka akan gagal dalam hal ini.
Imam Ali Bin Abi Taleb as
Ali bin Abi Thalib dilahirkan di kota Mekkah, tepatnya di dalam Ka’bah pada hari Jumat tanggal 13 bulan Rajab, tahun 30 dari Tahun Gajah, atau dua puluh tiga tahun sebelum hijrah. Dalam sejarah, belum pernah tercatat seorang yang dilahirkan di dalam Ka’bah selain Ali. Tentunya, ini sebagai bentuk keistiewaan yang dimilikinya dari Allah sekaligus sebuah penghormatan dan kedudukannya.
Sejumlah laqab Ali adalah: Amir Mu’minin, Ya’sub Ad-Din wa Al-Muslimin, Mubir As-Syirk wa Al-Musyrikin, Qatil (penghancur) An-Nakitsin wa Al-Qasithin wa Al-Mariqin, Maula Mukminin (pemimpin kaum mukminin), Syabih Harun (menyerupai Harun), Al-Murtadha (yang direlai), Nafs Ar-Rasul (jiwa Rasul), Akhu Rasul (saudara Rasul), Zauj Al-Batul (suami Fathimah), Saif Allah Al-Maslul (pedang Allah yang tangkas), Amir Al-Bararah (pemimpin orang-orang baik), Qatil Al-Fajarah (pembasmi orang-orang yang berlaku jahat), Qasim Al-Jannah wa An-Nar (pemisah antara surga dan neraka), Shahib Al-Liwa’ (yang memiliki bendera), Sayyid Al-‘Arab (pemimpin Arab), Khashif An-Na’l (penjahit sandal), Kassyaf Al-Kurb (penyingkap kesulitan), As-Shiddiq Al-Akbar (pembenar yang terbesar), Zulqarnain, Al-Hadi (petunjuk), Al-Faruq (pemisah antara yang hak dan batil), Ad-Da’i (pendakwah), As-Syahid (penyaksi), Bab Al-Madinah (gerbang kota ilmu), Al-Wali (pemimpin), Al-Washi (pemegang wasiat), Qadhi Din Rasulilllah (hakim agama Rasulullah), Munjiz wa’dahu (pelaksana janjinya), An-Naba’ Al-‘Azhim (kabar agung), As-Shirat Al-Mustaqim (jalan lurus) dan Al-Anza’u Al-Bitthin Sementara kunyah-nya antara lain: Abu Al-Hasan, Abu Al-Husein, Abu As-Sibthain, Abu Ar-Raihanatain, Abu Turab.
Nabi sering hilir mudik ke rumah pamannya Abu Thalib, sekalipun ia dan Khadijah telah hidup sendiri. Nabi senantiasa menumpahkan perhatian yang lebih kepada Ali bin Abi Thalib. Nabi begitu menyayanginya dan sering menggendongnya. Nabi sering menggoyang tempat tidur Ali hingga tertidur. Begitu besar perhatian Nabi kepada Ali bin Abi Thalib.
Anas bin Malik berkata, “Kenabian diturunkan kepada Muhammad saw pada hari Senin, dan Ali bin Abi Thalib melakukan Salat pada hari Selasa”.
Diriwayatkan juga dari Salman Al-Farisi dan berkata, “Orang pertama dari umat Islam yang sampai di telaga Kautsar Nabi adalah orang pertama yang memeluk Islam, dan dia adalah Ali bin Abi Thalib”.
Dari Abbas bin Abdul Mutthalib pernah mendengar Umar bin Khatthab berkata, “Jangan membicarakan Ali bin Abi Thalib kecuali tentang kebaikan. Aku sendiri pernah mendengar Rasulullah berkata, “Pada diri Ali bin Abi Thalib terdapat tiga keistimewaan”. Mendengar sabda Nabi ini, aku ingin sekali memiliki satu dari tiga keistimewaan yang dimiliki Ali itu. Setiap satu keistimewaan bagiku lebih berharga dari bumi dan seisinya. Karena aku, Abu Bakar, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah dan seorang dari sahabat Nabi menyaksikan Rasulullah saw menepuk pundak Ali sambil berkata, ‘Wahai Ali! Engkau adalah orang pertama yang memeluk Islam. Engkau adalah orang yang pertama beriman. Posisimu disisiku seperti posisi Harun di sisi Musa. Pendusta adalah orang yang mengatakan bahwa ia mencintaiku namun dalam hatinya ia membencimu, wahai Ali!”
2012 Nabi Muhammad bin Abdillah bin Abdul-Muththalib saw
Muhammad bin Abdillah bin Abdul-Muththalib saw, sang penutup para nabi dan penghulu para rasul, dilahirkan pada tanggal tujuh belas bulan Rabiul-Awwal, Tahun Gajah. Setelah kehilangan ayahnya, Muhammad kecil disusukan di Bani Sa‘d dan dikembalikan lagi pada ibunya saat ia berusia sekitar empat atau lima tahun. Ibunya meninggal dunia saat ia masih berusia enam tahun. Lalu sang kakek mengasuhnya dan ia tinggal bersamanya selama dua tahun. Kemudian setelah menyerahkan urusan pengasuhan dan penjagaan Muhammad pada paman tersayangnya, Abu Thalib, sang kakek pun meninggal dunia. Putra Abdullah ini tinggal bersama pamannya sampai masa pernikahannya.
Muhammad melakukan perjalanan ke Syam bersama pamannya saat berusia dua belas tahun, dan bertemu dengan pendeta Buhaira di suatu jalan. Buhaira pun mengenalnya dan mengingatkan Abu Thalib agar jangan sampai lengah saat menjaganya serta menerangkan kepadanya soal konspirasi kaum Yahudi terhadapnya.
Nabi saw menghadiri Sumpah Kesetiaan (Hilful-Fudhul) saat berusia dua puluh tahun yang di kemudian hari menjadi kebanggaan beliau. Beliau bepergian ke Syam dengan membawa barang dagangan Khadijah dan menikahinya saat beliau berusia dua puluh lima tahun; di mana beliau berada pada puncak masa mudanya. Sebelumnya, beliau dikenal sebagai seorang yang terpercaya dan jujur (al-Amin). Bahkan pelbagai suku yang terlibat konflik dalam memasang Hajar Aswad, semua puas dengan solusi jitu yang disodorkannya.
Beliau diutus saat berusia empat puluh tahun, dan mulai menyeru umat manusia kepada Allah Swt dalam keadaan yakin akan misinya. Beliau mengumpulkan para pengikutnya dan para penolongnya dari orang-orang yang beriman terdahulu.
Setelah berakhirnya tiga atau lima tahun dari permulaan dakwah, Allah Swt memerintahkannya untuk mengingatkan kerabat dekatnya, kemudian menyuruhnya untuk secara terbuka menyampaikan risalah (agama Ilahi) dan mengajak manusia kepada Islam secara terang-terangan sehingga orang yang mencintai Islam masuk dalam golongan kaum Muslim dan Mukmin.
Sejak saat itu, kaum Quraisy mulai menebarkan berbagai ranjau (halangan) di hadapan gerakan Rasulullah saw. Mereka berusaha membendung tersebarnya agama dengan membuntu jalan dakwah menuju Allah. Dan Nabi saw bereaksi dengan membuka jendela dakwah baru di luar Mekkah. Beliau mengirim beberapa kelompok kaum Muslim ke Habasyah setelah sebelumnya mereka mendapatkan sambutan hangat dari Raja di sana (Najasyi). Lalu mereka tinggal di sana di bawah kepemimpinan Ja‘far bin Abi Thalib dan Ja‘far tidak meninggalkan kawasan itu kecuali pada tahun ketujuh setelah Hijrah.
Kaum Quraisy tidak berhasil menghasut Najasyi (Negus) untuk memusuhi kaum Muslim. Sehingga mereka menggunakan metode baru yang berupa pemberlakuan embargo ekonomi, sosial dan politik yang berjalan selama tiga tahun. Tatkala kaum Quraisy putus asa dari usaha menundukkan Nabi saw dan Abu Thalib serta seluruh Bani Hasyim untuk kepentingan-kepentingan mereka, maka tali embargo pun terputus. Namun setelah keluar dari embargo sebagai pemenang, Nabi saw dan keluarganya diuji dengan meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah—semoga salam Allah tercurahkan kepada mereka berdua—pada tahun kesepuluh bi‘tsah (masa pengutusan Nabi saw). Dua kejadian tersebut sangat memukul Nabi saw, karena beliau kehilangan dua pendukung terkuat dalam satu tahun.
Di sini, sebagian sejarawan menguatkan terjadinya Isra dan Mikraj. Saat itu, Nabi saw berada dalam puncak kesedihan dan beliau mengalami tekanan batin yang berat. Beliau melihat resistensi dan penentangan keras kaum Quraisy terhadap risalahnya. Lalu Allah Swt membukakan cakrawala masa depan baginya dengan memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya yang agung kepadanya. Maka, keberkahan Mikraj begitu agung (luar biasa) bagi Nabi dan semua kaum Mukmin.
Kemudian Rasulullah saw hijrah ke Thaif untuk mencari basis baru tetapi beliau tidak memperoleh keberhasilan yang baru dari negeri yang bertetanggaan dengan Mekkah ini dan yang terkontaminasi dengan udaranya.
Kemudian beliau kembali ke Mekkah dan memilih tinggal di sebelah Muth‘im bin Adi. Beliau memulai aktivitas baru untuk menyebarkan agama di musim haji. Beliau memperkenalkan dirinya di hadapan pelbagai suku yang bertujuan ke Baitul-Haram untuk menunaikan manasik haji dan berdagang di pasar Ukadz. Maka, setelah berjumpa dengan penduduk Yatsrib, Allah Swt membukakan pintu kemenangan baginya. Dakwah beliau di jalan Allah berjalan terus dan Islam pun tersebar di Yatsrib hingga beliau memutuskan untuk hijrah ke sana sendirian setelah Allah memberitahukan padanya tentang makar kaum Quraisy ketika mereka sepakat untuk menghabisinya.
Akhirnya, beliau selamat dari makar buruk itu. Beliau memerintahkan Ali as untuk tidur di ranjangnya. Saat itu beliau hijrah ke Yatsrib dengan penuh kehati-hatian. Beliau memasuki kota Yatsrib saat penduduknya benar-benar siap untuk menyambutnya. Beliau sampai di Quba di permulaan Rabiul-Awwal. Dan atas perintah beliau sendiri, hijrahnya yang penuh berkah menjadi acuan permulaan sejarah Islam.
Nabi yang terakhir saw mendirikan negara Islam pertama. Beliau mengukuhkan pondasi-pondasinya sepanjang tahun pertama pasca hijrah yang dimulai dengan penghancuran berhala-berhala dan pembangunan Mesjid Nabi saw. Beliau mempersiapkan mesjid ini sebagai sentral aktivitas, dakwah dan pemerintahannya. Pondasi lain yang dibangunnya adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar, sehingga hal itu menjadi pondasi publik yang kokoh yang di atasnya negara baru berdiri. Di samping itu, beliau menulis buku rujukan yang mengatur hubungan antara satu kabilah dengan kabilah yang lain. Beliau juga menandatangani perjanjian dengan para pemuka kaum Yahudi yang mencakup garis-garis umum dari sistem birokrasi dan pemerintahan Islam pertama.
Negara Islam yang masih belia dan begitu juga dakwah Islam harus menghadapi kaum Quraisy yang bertekad untuk menghancurkan dakwah dan negara Islam. Mereka menyalakan peperangan demi peperangan terhadap kaum Muslim sehingga memaksa Nabi dan kaum Muslim untuk bertahan (membela diri).
Pembelaan terhadap negara yang baru saja berdiri ini telah dimulai dengan pengiriman brigade perang (Sariyah, yakni peperangan yang tidak menyertakan Nabi saw—peny) di bawah kepemimpinan pamannya, Hamzah, pada bulan ketujuh setelah Hijrah. Nabi saw juga mempersiapkan tiga Sariyah sampai penghujung tahun pertama dari Hijrah. Pada tahun ini banyak ayat dari surah al-Baqarah yang turun guna menjelaskan hukum-hukum yang abadi kepada Nabi saw dan negaranya serta umatnya, dan membongkar rencana-rencana kaum munafik, juga menyingkap konspirasi kaum Yahudi terhadap Sang Penutup para nabi dan negara universalnya yang baru.
Kaum Quraisy merongrong Nabi saw dan negaranya dari luar Madinah, sedangkan kaum Yahudi “membidik” negara ini dari dalam Madinah. Namun, Nabi saw memonitor semua gerakan mereka. Sebagai konsekuensinya, terjadilah delapan peperangan dan dua Sariyah (brigade perang) sepanjang tahun kedua, termasuk peperangan Badar Kubra di bulan Ramadan yang berkah. Dalam peperangan Badar itu, perintah puasa telah diwajibkan, juga terjadi perubahan arah Kiblat. Hal ini memberikan dimensi baru dalam kebebasan umat Islam dan negara Islam.
Tahun kedua dipenuhi dengan pelbagai kemenangan gemilang militer Islam. Di samping itu, telah turun undang-undang politik dan sosial. Sedangkan kaum Quraisy dan kaum Yahudi menelan kekalahan pertama yang memalukan. Dan Bani Qainuqa—setelah mereka terbukti melanggar perjanjian bersama Rasulullah saw pasca kemenangan kaum Muslim di Badar Kubra—diiusir dari Madinah. Mereka adalah kelompok Yahudi pertama yang menjadikan Madinah sebagai tempat tinggal.
Kaum Quraisy terus berusaha melakukan manuver militer untuk menentang Islam dan kaum Muslim dari luar Madinah. Dan berbagai kabilah Yahudi melanggar perjanjiannya bersama Nabi saw beberapa kali selama tiga tahun berturut-turut. Adalah lima peperangan, yaitu: Uhud, Bani Nadhir, Ahzab, Bani Quraizhah, dan Bani Musthaliq yang cukup menguras tenaga Nabi saw dan seluruh kaum Muslim selama tiga tahun ini.
Allah Swt telah menggagalkan tipu daya kaum Ahzab dan kaum Yahudi sekaligus pada tahun kelima setelah kaum Muslim menjalani ujian yang penuh berkah. Dengan hal itu Allah membentangkan jalan bagi penaklukan yang nyata, setelah kaum Quraisy berputus asa dari usaha menghancurkan kekuatan kaum Muslim. Pasca perjanjian Hudaibiyah, Nabi saw berkoalisi dengan pelbagai kabilah yang berada di sekitarnya dan mengajak mereka untuk menjadi satu kekuatan dalam menghadapi kekuatan-kekuatan syirik. Sehingga Allah Swt menaklukkan Mekkah baginya pada tahun kedelapan dan menjadikannya mampu membersihkan semenanjung Arab dari basis-basis syirik setelah beliau menundukkan para pembangkang Quraisy terhadap negaranya dan politiknya yang berkah.
Kemudian tahun kesembilan Hijrah dipenuhi dengan kedatangan pelbagai kabilah yang masuk Islam secara berbondong-bondong.
Sedangkan tahun kesepuluh adalah tahun haji Perpisahan (hijjatul-wada) dan merupakan tahun terakhir yang dilalui Nabi saw bersama umatnya. Beliau membentangkan jalan bagi negara universalnya dan bagi umatnya yang menjadi saksi atas seluruh umat.
Nabi saw, sang pemimpin, meninggal dunia pada tanggal 28 Safar tahun ke-11 Hijriah, setelah beliau mengukuhkan pilar-pilar negara Islamnya dan menentukan seorang pemimpin yang berjiwa suci baginya yang akan menggantikannya. Kepemimpinan yang berjiwa suci pasca beliau terwujud pada sosok agung, Ali bin Abi Thalib as. Ali as adalah manusia sempurna yang dididik oleh Rasul yang mulia saw dengan tangannya yang berkah, semenjak ia lahir.
Beliau mengasuhnya dengan sebaik-baik pengasuhan sepanjang hidupnya. Imam Ali bin Abi Thalib as memanifestasikan semua nilai Islam dalam pikiran, perilaku dan akhlaknya. Ali bin Abi Thalib as merupakan sosok yang paling patuh terhadap perintah-perintah dan larangan-larangan Nabi saw. Karena itu, ia layak menyandang kekuasaan yang besar (al-wilayah al-kubra), wasiat Nabi saw dan kepemimpinan (khilafah) Ilahiah. Beliau telah mengabdikan seluruh hidupnya demi tegaknya risalah Islamiah dan revolusi Ilahiah serta negara Nabawiah, hingga—sesuai dengan perintah Allah Swt—ia layak menjadi pengganti pertama Nabi saw pasca kepergiannya dari gelanggang kehidupan.
Rasul yang agung saw telah memenuhi panggilan Tuhannya setelah beliau menyempurnakan penyampaian risalah; yaitu dengan mengangkat Imam Ali bin Abi Thalib as sebagai pemberi petunjuk dan imam bagi kaum Muslim meskipun kondisi saat itu begitu sulit. Demikianlah Rasulullah saw merupakan contoh terbaik dalam ketaatan kepada Allah Swt dan kepatuhan terhadap perintah-perintah-Nya. Beliau telah menyampaikan perintah Allah secara baik dan menyempurnakan hujah (bukti) secara indah.



























