
کمالوندی
Salehi: KTT GNB Ke-16, Prestasi Besar bagi Iran
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (GNB) Ke-16 di Tehran adalah prestasi besar bagi Iran.
"Kesuksesan Tehran dalam menyelenggarakan KTT ini tampak jelas, bahkan sejumlah media Barat menyebutnya sebagai kemenangan Iran atas Barat," kata Salehi pada Ahad malam (2/9) sebagaimana dilansir IRNA.
Ia juga memuji berbagai institusi Iran seperti kepolisian dan pasukan militer yang menjaga keamanan dan ketertiban selama konferensi tersebut berlangsung.
Lebih lanjut Salehi menyinggung pertemuannya dengan 63 menteri luar negeri dari berbagai negara anggota GNB.
KTT GNB ke-16 berakhir pada Jumat (31/8) dan menghasilkan berbagai kesepakatan dalam sebuah deklarasi final, di antaranya; dukungan terhadap program nuklir sipil Iran, penolakan sanksi sepihak Amerika Serikat anti-Iran, dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina, memerangi Islamphobia, rasisme, dan pemusnahan senjata nuklir.
Iran mengerahkan 110 ribu polisi dan aparat keamanan untuk menjaga keamanan selama event besar berlangsung. Bahkan di Tehran, ibukota Iran, terdapat 360 pos pemeriksaan. (IRIB Indonesia/RA)
IRGC: Musuh-musuh Iran Tidak Berani Realisasikan Ancaman Mereka
Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari mengatakan, musuh-musuh Iran tidak berani merealisasikan ancaman militer mereka terhadap Tehran.
"Saat ini, musuh menebarkan ancaman militer terhadap Iran, tetapi mereka tidak pernah berani untuk melaksanakan ancaman itu, itulah mengapa mereka menghindari untuk berbicara tentang implementasi ancaman ini," kata Jafari pada Ahad (2/9).
Lebih lanjut ia memperingatkan perang lunak musuh-musuh anti-Iran danmengatakan, perang lunak jauh lebih berbahaya daripada perang konvensional.
Menurut Jafari, dalam perang lunak setiap elemen dan komandan harus mengambil tindakan sesuai dengan kemampuannya terhadap ancaman yang dirasakan.
"Salah satu konsekuensi dari perang delapan tahun yang dipaksakan Irak atas Iran (1980-1988) adalah kekuatan-kekuatan yang dipimpin oleh arogansi global menyimpulkan bahwa mereka tidak dapat menangani Tehran dengan kekuatan dan perang, serta tidak dapat memaksakan kehendaknyapada Iran," pungkasnya.
Pejabat-pejabat rezim Zionis Israel selama beberapa bulan terahir aktif menebarkan retorika perang terhadap Iran dan mengancam akan menyerang Tehran jika tidak menghentikan program nuklir sipilnya yang diklaim Tel Aviv telah diselewengkan untuk tujuan militer.
Sementara itu, Tehran memperingatkan bahwa jika Tel Aviv membuat kesalahan dengan melancarkan serangan terhadap Iran maka hal itu berarti kehancuran bagi Israel. (IRIB Indonesia/RA)
Kegagalan Ashton Bujuk Afrika Selatan Boikot Minyak Iran
Catherine Ashton, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Jum'at lalu melawat Cape Town, ibu kota Afrika Selatan guna mempersiapkan agenda sidang tahunan bersama Uni Eropa dan Uni Afrika yang akan digelar 18 September mendatang di Brussel. Di perundingannya dengan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Maite Nkoana-Mashabane, Ashton berusaha mengajak Afsel untuk memboikot pembelian minyak Republik Islam Iran.
Namun Menlu Afsel memberikan reaksi negatif atas permintaan Ashton tersebut. Mashabane seraya mengkritik sanksi minyak Iran mengatakan," Tidak mungkin hal ini terjadi, di mana suatu hari ketika kita bangun tidur kemudian kita mengatakan tidak akan membeli minyak Iran." Di pertemuan tersebut, Mashabane menambahkan, terkait sanksi terhadap Iran kami akan mengirim delegasi ke Brussel untuk merundingkan dampak buruk dari sanksi minyak Iran terhadap Afsel dan negara lain di Afrika dengan Uni Eropa. Afsel memenuhi kebutuhan ¼ minyaknya dari Republik Islam Iran.
Afrika Selatan terhitung negara besar dan berpengaruh di benua Afrika. Afsel juga termasuk mitra dagang besar Uni Eropa serta konsumen besar minyak Iran di benua ini. Penolakan Afrika Selatan terhadap penerapan sanksi sepihak Amerika Serikat dan Uni Eropa atas Iran menunjukkan bahwa mitra dagang mereka pun tidak bersedia bergabung dalam front anti Tehran.
Amerika Serikat dan Uni Eropa tengah berusaha menekan Iran untuk menangguhkan program nuklir sipilnya dengan menerapkan sanksi sepihak. AS dan Uni Eropa juga tak henti-hentinya menebar agitasi negatif terkait program nuklir Iran. Mereka berusaha mencitrakan program nuklir Iran sabagai ancaman bagi keamanan dunia, oleh karena itu, Amerika dan Uni Eropa membujuk para pelanggan minyak Tehran untuk ikut bergabung dengan mereka memboikot minyak Iran.
Sementara itu, kerjasama luas Republik Islam Iran dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan upayanya mempelopori pelucutan senjata nuklir di dunia telah berhasil menjinakkan propaganda busuk Barat anti Iran.
Sikap Afrika Selatan dan negara-negara kekuatan ekonomi baru seperti Cina, India dan Rusia yang menolak sanksi sepihak AS dan Uni Eropa terhadap Iran mengindikasikan bahwa era kejayaan Washington dan Uni Eropa telah berakhir. Berlanjutnya krisis ekonomi dan finansial di Barat serta makin ketalnya peran kekuatan ekonomi baru seperti Afrika Selatan di konstelasi ekonomi dan politik dunia menunjukkan berakhirnya kekuasaan Barat di dunia selama ratusan tahun ini.
Oleh karena itu, Amerika dan negara-negara imperialis dunia kini mengalami kesulitan untuk menggandeng mitra terdekat mereka guna mengamini kebijakan arogan yang mereka terapkan. Satu poin lagi, era sanksi untuk menekan dan memaksakan kehendak kubu arogan kepada negara lain telah berakhir.
Negara-negara kekuatan ekonomi baru seperti Afrika Selatan memahami dengan benar masalah ini. Oleh karena itu, negara ini tidak bersedia mengorbankan kepentingan jangka menengah dan panjangnya di sektor perdagangan dengan Iran dikarenakan kebijakan arogan Barat. Di sisi lain, mitra dagang Uni Eropa dan Iran berusaha mencari solusi untuk menjahui sanksi organisasi ini dan Amerika atas pembelian minyak Tehran.
Saat ini, sanksi sepihak terhadap Republik Islam Iran telah menimbulkan dampak negatif bagi negara-negara Eropa. Di antaranya adalah melambungnya harga produk minyak khususnya bensin di negara Eropa. Di sejumlah negara Eropa seperti Spanyol dan Italia yang termasuk konsumen tetap minyak Iran, harga bensin mencapai rekor tertinggi selama beberapa dekade lalu. (IRIB Indonesia/MF/RA)
PERNYATAAN RESMI DEWAN PENGURUS PUSAT AHLULBAIT INDONESIA
Dalam suasana kegembiraan Bangsa Indonesia yang baru saja memperingati HUT Proklamasi kemerdekaan yang ke-67, dan terkhusus bagi umat Islam yang baru saja menyempurnakan ibadah bulan Ramadhan dan merayakan Idul Fitri 1433 H bangsa besar dan berbudaya tinggi ini tiba-tiba dikejutkan oleh penyerangan terhadap warga penganut Islam Ahlulbait (pecinta Rasulullah Saw dan keluarganya) di Omben-Sampang, Madura yang kedua kalinya. Peristiwa ini dapat disebut sebagai suatu tragedi nasional di tengah-tengah keseriusan segenap komponen bangsa dalam menata kembali sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang adil dan damai.
Tragedi Sampang II, 26 Agustus 2012 yang hingga saat ini telah menelan korban jiwa (1 orang meninggal dunia), 7 orang luka berat, dan kerugian harta benda (kurang lebih 50 rumah hangus terbakar) serta ratusan pengungsi tersebut menunjukkan adanya kelalaian dalam menjaga proses pemulihan dampak-dampak dari tragedi Sampang yang pertama Desember 2011 lalu. Selain itu ada tindakan yang tidak menghormati proses hukum atas peristiwa Sampang I sedang berlangsung.
Tragedi Sampang I telah meninggalkan luka yang besar, dimana korban pembakaran, ustadz Tajul Muluk kini sedang menjalani hukuman penjara sesuai vonis 2 tahun penjara Hakim Pengadilan Negeri Sampang, sementara hanya 1 orang pelaku pembakaran pada peristiwa tersebut itupun hanya divonis 3 bulan penjara dan kini telah bebas. Ini menunjukkan bahwa upaya penyelesaian kasus tindak kekerasan tersebut tidak maksimal dan belum memenuhi prinsip-prinsip keadilan dah Hak Asasi Manusia.
Tragedi tersebut dapat menjadi hambatan yang sangat serius bagi upaya keras bangsa ini dalam mewujudkan supremasi hukum dan perlindungan hak-hak sipil bagi setiap warga negara. Oleh sebab itu Dewan Pengurus Pusat Ahlulbait Indonesia, menyatakan:
1. Belasungkawa kepada segenap korban tindak kekerasan tersebut dan mendoakan agar diberikan ketabahan dan kesabaran menghadapi cobaan ini.
2. Sangat menyesalkan dan mengecam terjadinya penyerangan terhadap Muslim Ahlulbait (pecinta Rasulullah dan keluarganya) di Sampang, dan mengutuk keras pelaku-pelakunya karena memicu berulangnya konflik horizontal yang dapat mengancam integritas bangsa dan keutuhan NKRI.
3. Penyelesaian kasus Sampang ini tidak akan selesai sebelum aparat kepolisian dapat menangkap pelaku-pelaku serta aktor-aktor intelektual di balik peristiwa tersebut. Oleh sebab itu DPP Ahlulbait Indonesia mendesak aparat kepolisian untuk segera menangkap dan menghukum pelaku-pelaku penyerangan dan aktor-aktor di balik peristiwa tersebut.
4. Mendesak pemerintah daerah setempat untuk memberikan perlindungan, jaminan rasa aman kepada warga, dan memberikan kompensasi kepada korban kekerasan tersebut.
5. Menghimbau pemerintah untuk menuntaskan proses penyelesaian kasus-kasus kekerasan atas nama agama serta perlindungan yang serius terhadap seluruh penganut agama yang dijamin Pancasila dan konstitusi negara (UUD 1945).
6. Mengingat masyarakat Ahlulbait sebagai masyarakat terpimpin maka diinstruksikan kepada masyarakat Ahlulbait (pecinta Rasulullah Saw dan keluarganya) Indonesia untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan maupun tindakan yang dapat memperkeruh hubungan antarwarga dan penganut keyakinan beragama di Indonesia yang justru dapat menyenangkan dan menguntungkan musuh-musuh kemanusiaan.
7. Mengingat bahwa keutuhan NKRI merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, maka DPP Ahlulbait Indonesia meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap provokasi dan adu domba antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut keyakinan yang dilakukan oleh kelompok takfiri (orang-orang yang dengan mudah menyesatkan dan mengkafirkan masyarakat lain di luar kelompoknya).
Semoga Allah Swt mengokohkan ukhuwah Islamiyah, dan senantiasa melindungi bangsa ini dari fitnah yang dibawa pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab serta menghendaki kerusakan masa depan bangsa Indonesia. (IRIB Indonesia)
Jakarta, 27 Agustus 2012-08-27
DEWAN PENGURUS PUSAT AHLULBAIT INDONESIA
KH. HASSAN ALAYDRUS DRS. AHMAD HIDAYAT
KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL
Financial Times: KTT NAM Event Terbesar di Iran Sejak Revolusi Islam
Financial Times menilai Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (NAM) di Tehran sebagai event internasional terbesar di Iran sejak kemenangan Revolusi Islam.
Fars News (27/8) melaporkan, koran terbitan Amerika Serikat itu dalam laporannya menyebutkan bahwa Iran berharap dapat menggunakan kesempatan ini untuk "memperjuangkan haknya memperkaya uranium."
Financial Times mengutip pidato Ali Akbar Salehi, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran bahwa Tehran tidak mengacu friksi dan tidak menginginkan sesuatu yang melampaui dari haknya.(IRIB Indonesia/MZ/RM)
Mursi Akan Tinjau Fasilitas Nuklir Iran di Sela KTT NAM
Seorang anggota parlemen Iran mengatakan Presiden Mesir Muhammad Mursi akan meninjau fasilitas nuklir Bushehr di sela-sela KTT Gerakan Non-Blok (NAM) di Tehran.
Mansour Haqiqatpour, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Ahad (26/8) mengatakan bahwa Tehran siap menerima kunjungan kepala negara NAM ke farsilitas nuklir Natanz di Isfahan dan Bushehr.
"Salah satu program di sela-sela KTT GNB di Tehran adalah mengundang kepala negara meninjau fasilitas nuklir Iran," kata Haqiqatpour.
Konferensi pembukaan KTT NAM ke-16 dimulai Ahad di Tehran dan digelar di tingkat ahli yang berlanjut hingga hari ini (Senin, 27/8).
Menurut rencana, Duta Besar Mesir untuk PBB Moataz Khalil akan menyerahkan secara resmi kepemimpinan NAM kepada Republik Islam Iran.
Haqiqatpour menegaskan bahwa kunjungan (para pemimpin negara-negara NAM) ini juga dalam rangka melawan propaganda anti-Republik Islam dan klaim tak berdasar tentang upaya Iran menggapai teknologi nuklir untuk tujuan militer.
Amerika Serikat, Israel dan sekutu mereka telah berulang kali menuding Iran mengacu tujuan militer dalam program energi nuklirnya.
Namun Republik Islam berpendapat bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota paling komitmen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Tehran berhak mengembangkan dan menikmati teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Selain itu, IAEA juga telah melakukan inspeksi ke berbagai fasilitas nuklir Iran, namun tidak pernah menemukan bukti yang menunjukkan terjadinya penyimpangan dalam program nuklir Tehran.(IRIB Indonesia/MZ)
Salehi: Anggota NAM Berpendapat PBB Harus Reformasi Strukturnya
Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menyatakan bahwa negara-negara Gerakan Non-Blok (NAM) menentang dampak merugikan dari tatanan dunia saat ini serta menekankan upaya PBB harus melakukan reformasi mendasar dalam strukturnya.
"Enam dekade sejak dibentuk, PBB memerlukan reformasi mendasar dalam beradaptasi dengan perkembangan modern global," kata Salehi dalam acara pembukaan pertemuan tingkat ahli NAM di Tehran, Ahad (26/8).
Salehi mengatakan, "Kami berpendapat bahwa Majelis Umum, sebagai badan demokrasi penting PBB, harus melaksanakan tugasnya menangani masalah yang berkaitan dengan perdamaian dan keamanan internasional."
Ditekankannya pula bahwa banyak negara yang berpendapat PBB harus serius memperhatikan pembentukan "Dewan Keamanan yang lebih demokratis" sebagai bagian penting dari upaya reformasi tersebut.
Menurut Salehi, tatanan global yang ada hanya merefleksikan ketidakadilan, diskriminasi, konflik bersenjata, penyalahgunaan kekuasaan dan segala bentuk kolonialisme dan penjajahan asing, seraya menyinggung oposisi negara-negara anggota NAM dari konsekuensi negatif itu.(IRIB Indonesia/MZ/RM)
Tafsir Al-Quran, Surat al-Baqarah Ayat 72-75
Ayat ke 72-73
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.
Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!" Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.
Pada ayat-ayat sebelumnyadijelaskan secara terperinci alasan apa saja yang diicari-cari oleh Bani Israil. Dua ayat ini kembali menyebutkan secara singkat kejadian pembunuhan dan mengatakan,"Kalian telah melakukan sebuah pembunuhan kejam dan menyembunyikan pembunuhnya, tetapi Allah menyingkap tabir pelanggaran kalian dengan mukjizatnya. Maka ketahuilah bahwa Allah mampu mengungkap dosa-dosa para pembuat dosa." Ayat ini menerangkan contoh kekuasaan Allah menghidupkan orang yang sudah mati, sehingga yang lain berpikir tentang perkara kiamat dengan melihat tanda-tanda kekuasaan ilahi dan mengetahui bahwa jika Allah berkehendak, dengan memukulkan bangkai ke mayat yang lain, muncullah kehidupan.
Ayat ke-74
Artinya:
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Dari ayat 49 hingga ayat ini diterangkan berbagai hal mengenai pelbagai mukjizat dan rahmat ilahi kepada Bani Israil, diantaranya selamat dari kekuasaan orang-orang Firaun, terbelahnya laut, diterimanya taubat mereka dari dosa akibat menyembah sapi, turunnya makanan dari langit dan awan-awan yang menaungi, dan sebagainya. Hal terakhir ialah penyingkapan pembunuh dengan cara mukjizat.
Namun meskipun mereka telah menyaksikan tanda-tanda kebesaran dan mukjizat tersebut, tetap saja mereka tidak tunduk di hadapan hukum Allah. Sikap mereka mencari-cari alasan untuk lari perintah Allah diungkapkan oleh Al-Quran dengan istilah hati yang keras atau berhati batu. Terkadang manusia sedemikian terpuruk hingga bagaikan binatang, bahkan lebih hina darinya, atau bagaikan benda padat bahkan lebih keras darinya.
Ayat ini mengatakan, batu yang keras terkadang masih terbelah dan air pun mengalir darinya, atau minimal, batu tersebut bergerak lalu menggelundung ke bawah. Namun hati sebagian manusia lebih keras dari batu, yang tidak memiliki gelora cinta dan kasih sayang yang akan membuatnya berpikir untuk melakukan kebaikan kepada orang lain. Hati yang keras ini tidak pula bergetar lantaran takut kepada Allah. Bila sudah sedemikian keras, maka hati yang semacam ini tidak akan tunduk dan pasrah di hadapan hukum-hukum ilahi.
Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Di hadapan hukum-hukum ilahi hendaknya kita tidak mencari-cari alasan dan tidak bersikap keras kepala serta tidak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak pada tempatnya untuk menghindarkan diri dari pelaksanaannya. Sebab pertanyaan tidak selalu menandakan pengkajian dan rasa ingin tahu, tetapi terkadang menunjukkan keinginan dan niat lari dari tugas.
2. Hewan yang kita sembelih di atas jalan melaksanakan perintah Allah, harus sehat dan tidak cacat, sebagaimana pada saat melakukan perjalanan haji, peziarah Baitullah harus menyembelih hewan yang sehat pada hari raya Qurban.
3. Allah mengetahui segala perbuatan kita, baik yang kita lakukan dengan terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.Jika Allah berkehendak, maka Dia mampu menyingkap rahasianya serta mencemarkan kita. Lantaran itu, janganlah kita berbuat dosa di hadapan Allah atau janganlah kita melemparkan dosa kita ke pundak orang lain.
4. Dalam beberapa kasus Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati di dunia ini, agar Dia menunjukkan kekuasaan kepada kita dan agar kita memperhatikan persoalan kiamat dengan rasio kita.
5. Seluruh eksistensi Alam, hingga batu yang keras dan tidak bernyawa tunduk dan pasrah di hadapan hukum-hukum Allahyang diletakkan untuk mengatur wujud ini Jika manusia ingkar dan melanggar perintah ilahi, maka hati dan ruhnya lebih hina dan lebih keras dari batu.
Ayat ke-75
Artinya:
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui.
Pada awal kemunculan Islam, diharapkan bahwa kaum Yahudi akan menyambut kedatangan Islam lebih bersemangat dari pada yang lain.Karena berbeda dengan musyrikin, mereka adalah Ahlul Kitab dan telah membaca ciri-ciri Nabi Muhammad Saw, yang termaktub di dalam kitab-kitab mereka. Tetapi, pada praktiknya mereka menentang muslimin dan berada di samping musyrikin.
Ayat ini memberikan keyakinan kepada Nabi Muhammad saw dan muslimin. Disebutkan, jika kalian melihat orang-orang Yahudi tidak memeluk islam dan tidak menerima ayat-ayat al-Quran serta mukjizatnya, maka kalian jangan khawatir akan ideologi kalian, dan pada prinsipnya janganlah mengharapkan hal seperti itu dari mereka. Karena mereka adalah keturunan orang-orang yang pergi ke gunung Thur bersama Nabi Musa as dan mendengar firman Allah serta memahami perintah-perintah-Nya, tetapi mereka masih saja menyimpangkan hal tersebut dan tidak setia terhadap agamanya.
Ayat ini menunjukkan, salah satu bahaya yang mengancam kalangan intelektual setiap kaum ialah pemutarbalikan kenyataan bagi masyarakat. Walaupun mereka sendiri mengetahui kebenaran dan memahaminya, tetapi mereka merubahnya sedemikian rupa sehingga masyarakat tidak mengetahui kebenaran tersebut.
Dari ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menanti orang lain beriman adalah perbuatan baik. Namun tidak semua orang akan beriman. Oleh karena itu jangan pernah menanti semua orang beriman.
2. Harapan memperbaiki masyarakat hanya angan-angan bila para ilmuwan bersikap keras kepala.
3. Dalam melakukan kritik seharusnya kita menjaga obyektifitas. Karena semua orang Yahudi bukan penyeleweng.
4. Selalu ada harapan memperbaiki orang awam yang fasid, tidak ada jalan memperbaiki ilmuwan keras kepala.
5. Harus dibedakan,mengenal hak tidak sama dengan menerimanya. Karena ada orang yang mengenal kebenaran tapi tidak sudi menerimanya.
Tafsir Al-Quran, Surat al-Baqarah Ayat 67-71
Ayat ke67
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah akan termasuk golongan orang-orang yang jahil".
Surat ini dinamakan surat al-Baqarah yang artinya sapi betina, dikarenakan adanya kisah ini. Ringkas kisah sapi betina ini dapat ditemui di antara ayat 67 hingga 73. Kisahnya demikian:
Di tengah-tengah Bani Israil, dijumpai sebuah mayat yang diyakin sebagai korban pembunuhan. Sementara siapa yang membunuh, tak seorangpun di kalangan Bani Israil yang mengetahui. Maka timbullah pertengkaran antara suku yang satu dengan yang lain, masing-masing menuduh pihak lain yang membunuh orang tersebut.
Masalah yang tidak dapat diselesaikan ini akhirnya dibawa kepada Nabi Musa as untuk diadili dan diselesaikan. Dikarenakan masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan cara biasa, maka Nabi Musa akan menyelesaikan masalah tersebut dengan jalan mukjizat, dan berkata kepada mereka, "Allah Swt memerintahkan supaya kalian menyembelih sapi dan sepotong dari badannya disentuhkan kepada si korban, Insyaallah ia akan kembali hidup dan membeberkan siapa sebenarnya yang membunuh dirinya."
Mendengar jawaban Musa ini, mereka berkata: "Apakah engkau mempermainkan kami dengan mengusulkan jalan penyelesaian yang tidak masuk akal ini?"
Musa as berkata, "Mempermainkan orang adalah pekerjaan orang-orang bodoh, dan utusan Allah tiada pernah mengerjakan hal itu. Jika kalian memang serius hendak mengetahui siapakah pembunuhnya, maka tidak ada jalan lain, kecuali kalian harus melakukan cara tersebut."
Ayat ini mengajarkan kepada kita, jika hukum Allah tidak sesuai dengan akal atau selera, maka tidak seharusnya kita mengingkarinya dan memandangnya remeh. Walaupun Allah dapat memberitahukan identitas pembunuh melalui ilmu gaib, agar Musa as mengumumkannya kepada khalayak ramai, namun perintah penyembelihan sapi betina menunjukkan bahwa di tengah-tengah kaum atau Bani Israel masih terdapat semangat menyembah anak sapi dan mengkultuskannya.
Ayat ke68
Artinya:
Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu".
Manakala Bani Israil menyadari bahwa perintah penyembelihan sapi betina itu serius, maka mereka mulai mencari-cari alasan, seperti sapi yang bagaimanakah yang harus kami sembelih? Ada kemungkinan, alasan-alasan ini datang dari pembunuh yang sebenarnya, jangan sampai rahasia perbuatan jahatnya terungkap dan masyarakat mengetahuinya.
Walaupun bertanya adalah kunci ilmu pengetahuan, namun tujuan Bani Israel mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut, semata-mata untuk lari dari tanggung jawab dan perintah Allah. Oleh karena itulah mereka mengutarakan pertanyaan-pertanyaan tanpa kesopanan dan berkata, "Wahai Musa mohonkanlah kepada Tuhanmu." Seakan-akan tuhan Musa as tidak sama dengan tuhan mereka.
Ayat ke69
Artinya:
Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya."
Kendati perintah penyembelihan sudah dua kali turun, namun sepertinya mereka enggan melaksanakan dan menunaikan perintah itu. Karena itu, mereka mengajukan pertanyaan lain lagi, yaitu apakah warna sapi betina itu? Padahal, warna sapi tidaklah berpengaruh atau berperan dalam hukum. Dan sekiranya hal itu penting, niscaya Allah sudah menyebutkan sebelumnya. Namun supaya Bani Israil tidak mempunyai peluang dan alasan untuk lari dari perintah ini, Allah swt menentukan warna kuning untuk sapi tersebut, supaya mereka tahu apa yang disembelih atas perintah Allah, haruslah binatang yang bagus dan berharga, dan berusia tidak terlalu tua, melainkan pertengahan.
Dari tiga ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Siksaan Allah tidak terbatas pada hari Kiamat.Allah Swt mengenakan siksaan dan balasan di dunia terhadap sebagian dosa untuk dijadikan pelajaran bagi manusia.
2. Janganlah kita mempermainkan hukum Allah dan memandangnya tidak beralasan dan tidak logis, kita harus pasrah seratus persen dengan perintah-perintah Allah dan yakin bahwa apa saja yang diperintahkan oleh Allah adalah baik dan menguntungkan masyarakat manusia. Walaupun penyembelihan sapi betina kelihatannya tidak berfaedah untuk menyingkap si pembunuh, namun jiwa menyembah dan mengkultuskan anak sapi tersingkir olehnya. Peristiwa tersebut juga menunjukkan kekuasaan Allah, dimana dengan memukulkan daging sapi mati, seorang manusia yang mati dapat hidup kembali.
Ayat ke 70-71
Artinya:
Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat pentunjuk."
Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.
Pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa, karena Allah memerintahkan mereka menyembelih seekor sapi untuk mengungkap pembunuhan, maka sekelompok bani Israel melontarkan berbagai alasan dan dengan tujuan mengolok-olok, mereka menanyakan warna dan umur sapi tersebut. Ayat ini juga menceritakan kelanjutan alasan-alasan yang mereka cari-cari, Meski Allah telah telah menjelaskan warna dan umur sapi tersebut, namun mereka berkata, "Wahai Musa terangkan lebih banyak ciri-ciri sapi tersebut hingga kami dapat mengenalinya."
Sewaktu Musa, dengan penjelasan-penjelasan dari sisi Allah, menjelaskan ciri-ciri sapi tersebut, maka mereka pun pasrah dan menyembelih sapi itu, sedangkan mereka sudah sempat berpikir untuk lari dan tidak melaksanakan pekerjaan ini. Ayat ini menunjukkan bahwa watak keras kepala dan sikap egois menyebabkan manusia hanya menganggap benar hal-hal yang sesuai dengan kecenderungan dan pandangannya, dan dengan sikap tidak sopan mereka berkata kepada Nabi Musa, "kini engkau telah menerangkan dengan benar." Seolah-olah sebelum itu Musa as menerangkan dengan cara yang tidak benar. (IRIB Indonesia)
Tafsir Al-Quran, Surat al-Baqarah Ayat 63-66
Ayat ke 63
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa".
Setelah Taurat diberikan kepada Musa, Allah mengambil janji Bani Israil agar mengamalkannya dan menjauhi keengganan pegalamannya, sehingga mencapai ketakwaan. Satu lagi dari mukjizat yang ditujukan Allah kepada Bani Israil sehingga mereka tetap setia pada janji mereka, ialah diangkatnya gunung Thursina di atas kepala mereka, sehingga mereka menyaksikan kekuasaan Allah sekaligus takut menentang-Nya.
Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang beragama harus serius dan berpendirian dalam menjaga prinsip-prinsip agama, bukannya mengambil hukum-hukum agama dengan gurau dan main-main. Ayat ini selanjutnya menunjukkan sikap Yahudi terhadap perintah ilahi ini.
Ayat ke 64
Artinya:
Kemudian kamu berpaling setelah (ada perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.
Meski Allah telah mengambil janji yang kuat dari Bani Israel, namun kaum yang keras kepala ini tidak mengacuhkan janji ilahi tersebut dan berpaling darinya. Tetapi Allah tetap memberikan rahmat-Nya dan membiarkan mereka demikian.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menuntut lebih dan gaya hidup hedonistis menghilangkan kemuliaan manusia dan kehinaan menjadi nasibnya sehingga bersedia meletakkan Allah di bawah kakinya supaya mencapai tujuan-tujuan duniawi yang rendah.
2. Dosa dan pelanggaran berturut-turut menarik manusia kepada kekufuran dan keingkaran, dan mewujudkan jiwa pembangkang terhadap kebenaran pada diri manusia sehingga sampai tidak bersedia menerima segala bentuk kebenaran.
3. Ketenteraman sejati hanya terdapat dalam naungan iman kepada Allah dan Hari Akhir, yang memberikan berita gembira tentang masa depan yang terang bagi orang-orang yang beriman.
4. Allah mengambil janji dari manusia melalui jalan akal fitrah juga melalui wahyu, di mana dalam akidah dan amal perbuatan hanya menjalankan kebenaran dan kebaikan serta menjauhi keburukan dan kejahatan dalam pemikiran dan amal perbuatan.
Ayat ke 65-66
Artinya:
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina".
Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang bertakwa.
Ayat ini menjelaskan satu lagi peristiwa yang dialami oleh Bani Israil, dimana Allah meliburkan kerja pada hari Sabtu untuk mereka.Namun sekelompok dari mereka yang hidup di tepi pantai, menjala ikan pada hari Sabtu dengan sejenis tipuan. Mereka membuat kolam-kolam kecil di tepi laut dan sewaktu ikan-ikan masuk ke kolam tersebut, mereka menutup jalan supaya ikan-ikan tersebut tidak dapat keluar.Keesokannya, yaitu pada hari minggu, mereka menjala atau memancing ikan-ikan yang ada di kolam tersebut, dengan cara inilah mereka merubah hukum Allah.
Sebagai balasan bagi sikap curang dan mempermainkan perintah Allah ini, Allah Swt merubah wajah mereka dari bentuk manusia menjadi kera agar merasakan sanksi ini, dan orang-orang lain dapat memetik pelajaran darinya. Namun yang perlu diingat di sini bahwa binatang tidaklah jauh dari rahmat Allah, sedangkan jatuhnya manusia dari peringkat manusia ke peringkat binatang mengindikasikan bahwa manusia tersebut telah dijauhkan dari rahmat Allah.
Dari dua ayat tadi terdapat delapan poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Manusia harus mengambil pelajaran dari sejarah.
2. Perubahan dan penyimpangan wajah agama akan berakibat pada perubahan perilaku manusia.
3. Kerja dan istirahat harus menjadi program kehidupan manusia.
4. Barang siapa yang mengambil jalan lain dari agama Allah akan mengikuti orang lain.
5. Di alam materi, perubahan dari satu makhluk menjadi makhluk yang lain adalah mungkin.
6. Hewan merupakan rahmat Allah, namun manusia menjadi hewan merupakan tanda-tanda azab ilahi.
7. Kekalahan dan kemenangan harus menjadi pelajaran bagi manusia.
8. Untuk dapat mengambil pelajaran seseorang mesti memiliki semangat takwa. (IRIB Indonesia)