کمالوندی
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Baqarah Ayat 29-30
Ayat ke 29
Artinya:
Dia-lah yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kalian, kemudian ia berkehendak pula menciptakan langit, maka Dia menjadikannya tujuh lapis. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Allah yang menciptakan kita, juga telah mempersiapkan bebagai fasilitas kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk itu Allah menciptakan bumi dan langit beserta isinya lalu menyerahkannya kepada manusia. Karena manusia adalah makhluk termulia di antara seluruh makhluk lain yang Allah ciptakan. Dan segala sesuatu, baik benda-benda mati, tumbuhan, hewan, tanah dan langit, semua diciptakan demi kepentingan manusia. Oleh karena itu, dalam ayat ini dikatakan, Allah menciptakan segala yang ada di bumi untuk kalian.
Pada ayat 13 surat al-Jaatsiyah, dikatakan, "Dia menciptakan bagi kalian segala yang ada di langit dan di bumi."
Jadi bukan hanya bumi, tetapi langit dan segala isinya, Allah ciptakan untuk kepentingan manusia. Satu lagi diantara tanda-tanda tauhid atau keesaan Allah ialah sistem yang amat rumit namun sangat teliti. Sistem ini mengatur langit dan segala isinya, dimana para ilmuwan di zaman teknologi moderen dan serba canggih ini mengakui kelemahan mereka menghadapi kehebatan alam raya ini. Bola bumi yang merupakan sumber kehidupan dan macam-macam nikmat bagi kita, tak lebih hanyalah sebuah benda langit yang sangat kecil dibanding benda-benda langit yang lain.
Al-Quran pun menyebutnya dengan satu kata bentuk tunggal, yaitu al-Ardh. Sedangkan tentang langit, di dalam banyak ayat, al-Quran menyebutnya "Sab'a Samawat" berarti bahwa Allah membentangkan langit yang berlapis tujuh. Ketujuh langit itu diciptakan berdasarkan pengelolaan dan pengaturan yang sangat cermat, yang Dia ciptakan untuk kepentingan manusia. Tujuh langit, yang berdasarkan ayat-ayat lain, langit yang dapat disaksikan oleh mata manusia ini disebut sebagai Sama' udunya, artinya langit yang terendah. Sedangkan langit yang enam lapis lainnya berada di luar jangkauan penglihatan dan pengetahuan manusia.
Dari ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Manusia lebih mulia dibanding seluruh yang ada di bumi dan langit, bahkan ia merupakan tujuan penciptaan semua itu.
2. Allah menciptakan alam ini untuk kita. Oleh sebab itu, hendaklah kita menempatkan diri kita hanya untuk Allah semata.
3. Tak ada satu pun ciptaan Allah di alam ini yang sia-sia, karena ia diciptakan untuk suatu kepentingan bagi manusia, meskipun manusia itu sendiri masih belum mengetahui letak kepentingan tersebut.
4. Dunia diciptakan untuk manusia, bukan sebaliknya, manusia diciptakan untuk dunia. Dunia adalah sarana, bukan tujuan.
5. Segala macam pemanfaatan nikmat-nikmat alam adalah halal bagi manusia, kecuali jika terdapat bukti khusus dari akal maupun syariat yang mengharamkannya.
Ayat ke 30
Artinya:
Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada para Malaikat: "Aku akan menciptakan seorang khalifah di bumi". Para Malaikat berkata: "Apakah Engkau akan menciptakan orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan mengalirkan darah, sementara kami selalu bertasbih dengan memuji-Mu serta mengagungkan-Mu. Allah berkata: "Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.
Pada ayat-ayat sebelumnya Allah berbicara tentang nikmat-nikmat materi-Nya yang tak terhitung jumlahnya bagi para penghuni bumi. Sedangkan ayat ini menjelaskan posisi dan kedudukan maknawi manusia, yang membuatnya pantas menerima segala nikmat itu. Setelah menciptakan manusia, Allah Swt menyodorkan permasalahan ini kepada para Malaikat dan berusaha memahamkan mereka bahwa Adam memiliki kelayakan dan kepantasan sedemikian besar. Dengan alasan itu Allah menetapkannya sebagai wakil-Nya di bumi, dan mencapai pangkat khalifatullah.
Akan tetapi para Malaikat menyatakan kekhawatiran mereka dan mengatakan bagaimana mungkin seseorang yang keturunannya bakal membuat kerusakan dan pertumpahan darah diangkat sebagai khalifatullah di bumi?
Para Malaikat berpikir bahwa jika Allah ingin mengangkat wakil di bumi , maka wakil tersebut haruslah jauh dari segala macam dosa dan kejahatan, serta sepenuhnya menaati Allah. Dengan pengetahuan yang mereka miliki tentang alam dan watak manusia membuat mereka merasa heran. Lalu muncul pertanyaan, apa sebabnya Allah Swt memberikan kedudukan mulia itu kepada Adam. Padahal mereka, para Malaikat selalu berada dalam ibadah dan ketaatan kepada-Nya.
Dalam menjawab pertanyaan para Malaikat, Allah Swt mengatakan bahwa kalian hanya melihat titik kelemahan manusia. Sedangkan kalian tidak mengetahui sisi positifnya yang sangat berharga. Akan tetapi Aku mengetahui sesuatu yang kalian tidak mengetahuinya. Jika kalian menganggap bahwa tasbih dan tahmid yang selalu kalian lakukan itu sebagai alasan kelebihan kalian terhadap manusia dalam mencapai kedudukan sebagai khalifatullah, maka ketahuilah bahwa diantara umat manusia terdapat banyak orang yang lebih unggul dari pada kalian dan memiliki kelayakan untuk menduduki pangkat mulia ini.
Tentu saja perlu ditegaskan bahwa bukan semua manusia merupakan khalifatullah di muka bumi. Yang dimaksud dengan khalifah Allah di bumi adalah Allah telah menciptakan manusia "fi ahsanit taqwim" dengan sebaik-baik penciptaan, dan telah meniupkan ruh-Nya ke dalam tubuh manusia. Oleh karenanya, hendaklah manusia memelihara sebaik-baiknya semua potensi yang telah Allah berikan itu, sehingga mampu berperan sebagai khalifah Allah di bumi.
Contoh dari orang-orang yang demikian itu, yang telah terpilih sebagai khalifatullah di bumi, ialah para Nabi, para Imam, mukminin dan solihin serta para syuhada. Ketika manusia tidak mampu memelihara potensi-potensi ilahi itu dan merusaknya, jadilah mereka sama seperti hewan bahkan keadaan mereka lebih buruk lagi, sebagaimana ditegaskan di dalam al-Quran, "Ulaa ika kal an'am bal hum adhal" yang artinya, mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Jelas sekali bahwa ditunjuknya manusia sebagai wakil untuk mengelola bumi, sama sekali tidak menunjukkan kelemahan Allah dalam mengatur bumi. Tetapi menunjukkan kemuliaan dan keutamaan kedudukan manusia yang memperoleh kelayakan untuk menduduki jabatan khalifatullah. Selain itu juga untuk menunjukkan bahwa sistem penciptaan dan pengaturan alam ini berjalan di atas dasar kausalitas.
Artinya, meskipun Allah Swt mampu secara langsung mengatur dan mengelola alam jagat raya ini, namun untuk menjalankan segala urusan Allah menciptakan perantara-perantara dan sebab-sebab. Hal sama yang dibebankan kepada Malaikat. Allah Swt berfirman, "Dan demi para Malaikat yang mengatur urusan alam." Maksud dari ayat ini, Allah Swt juga menyerahkan sebagian urusan alam ini kepada para Malaikat. Meskipun pengatur yang sebenarnya segala urusan alam ini ialah Allah sendiri sebagaimana yang Dia firmankan, "Yudab birul Amr", Dia-lah yang mengatur segenap urusan.
Dari ayat tadi terdapat delapan poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Posisi dan kedudukan manusia di alam ini sangat tinggi, sebagaimana yang Allah paparkan masalah tersebut di hadapan para Malaikat-Nya.
2. Pengangkatan wakil dan pemimpin ilahi, ada di tangan Allah.
3. Penjelasan topik-topik penting yang menimbulkan pertanyaan, dan pemberian jawaban bagi soal-soal serta hal-hal yang belum jelas, adalah perbuatan yang sangat berharga. Seperti yang Allah lakukan terkait dengan penciptaan manusia, sehingga hilanglah ketidakjelasan dan keraguan para Malaikat.
4. Pemimpin dan khalifah Allah haruslah seorang yang adil bijaksana, bukan orang yang fasik dan pembuat kerusakan. Oleh karena itu, para Malaikat bertanya, bagaimana mungkin manusia yang suka menumpahkan darah berperan sebagai wakil Allah di bumi?
5. Dalam membandingkan diri kita dengan orang lain, hendaknya kita tidak melihat hanya segi-segi negatif dan titik-titik kelemahan orang lain, dan melihat diri kita sendiri hanya dari segi-segi positif, lalu kita tergesa-gesa mengambil kesimpulan.
6. Ukuran kemuliaan dan keutamaan bukan hanya ibadah. Akan tetapi diperlukan hal-hal lain. Meskipun para Malaikat memiliki kelebihan dibanding dengan manusia dalam hal ibadah kepada Allah, namun mereka tidak dipilih oleh Allah untuk menjadi khalifah-Nya di bumi.
7. Penyimpangan dan kesesatan sejumlah manusia, tidak menghalangi perkembangan dan kesempurnaan manusia-manusia yang lain. Meskipun Allah mengetahui bahwa sekelompok manusia akan memilih jalan kesesatan, namun Allah tidak mencegah penciptaan dan pengangkatan manusia sebagai khalifah-Nya.
8. Mengajukan pertanyaan dengan tujuan menambah pengetahuan dan menyingkirkan ketidakjelasan, sama sekali tidak terlarang, bahkan merupakan kebaikan. Pertanyaan para Malaikat bukan untuk memprotes perbuatan dan rencana Allah, tetapi untuk menghapus ketidakjelasan yang ada pada mereka. (IRIB Indonesia)
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Baqarah Ayat 26-28
Ayat ke 26
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak segan-segan membuat perumpamaan nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberinya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.
Orang-orang yang menentang Islam tidak mampu membuatkitab tandingan al-Quran. Mereka tidak memiliki kekuatan logika seperti logika al-Quran. ُSeluruh perumpamaan al-Quran bagi mereka dipandang sangat rendah dan berkata, Ya Allah perumpamaan yang kau bikin seperti perbuatan manusia bukan perbuatan Tuhan. Sebagai Tuhan sungguh sangat jelek membikin perumpamaan seperti laba-laba atau lalat. Perumpamaan seperti ini sungguh tidak sesuai dengan kedudukan sebagai Tuhan. Para penentang Islam yang pada dasarnya tidak mengakui keberadaan Tuhan, ucapan tersebut tidak memiliki tujuan selain berupaya meragukan dan menggoncang umat Islam akan kebenaran al-Quran dan Nabi serta Iman mereka.
Pada dasarnya tidak semua perumpamaan al-Quran demikian, sebab pada ayat sebelumnya Allah telah mengibaratkan orang-orang munafik dengan seorang musafir dalam sebuah jalan yang penuh dengan berbagai bahaya, baik bumi maupun langit. Sementara untuk melanjutkan perjalanannya ia tidak memiliki penerang sama sekali.
Ayat ke27
Artinya:
Yaitu orang-orang yang melanggar janji Allah setelah ia ditetapkan, dan memutus apa yang diperintahkan oleh Allah untuk menyambungnya, dan membuat kerusakan di muka bumi, mereka itulah orang-orang yang merugi.
Setelah ayat sebelumnya berbicara tentang kesesatan orang-orang fasik, maka ayat ini menjelaskan tiga ciri-ciri mereka itu.
Pertama, mereka adalah orang-orang yang suka menginjak-injak perjanjian dengan Allah dan hanya mengikuti keinginan-keinginan hawa nafsu mereka. Yang dimaksud dengan perjanjian Allah di dalam ayat ini ialah suatu bentuk perjanjian takwini (penciptaan) bukan tasyri'i (pensyariatan). Yaitu, Allah Swt telah menciptakan fitrah di dalam diri setiap manusia, dimana melalui hidayah fitrah tersebut, manusia dapat mengenali kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kebatilan. Dengan fitrah itu pula setiap orang memiliki kesiapan untuk menerima seruan para Rasul yang diutus oleh Allah kepada mereka.
Kedua, Ketika Allah Swt memerintahkan agar mereka menjalin hubungan yang baik, termasuk hubungan keagamaan dengan para pemimpin ilahi, juga hubungan sosial dengan orang-orang mukmin, serta hubungan kekeluargaan dengan kaum kerabat dan sanak keluarga; orang-orang fasik justru memutus dan merusak hubungan-hubungan tersebut.
Ketiga, mereka menyebarkan kerusakan dan kekejian di muka bumi ini dengan kefasikan dan perbuatan-perbuatan dosa mereka. Mungkin mereka mengira bahwa perbuatan dosa adalah perkara pribadi dan dampak-dampaknya berkaitan dengan dirinya sendiri. Padahal segala bentuk pengaruh sosial dari perbuatan dosa tidak lebih kecil dari pada pengaruh-pengaruh pribadi karena perbuatan-perbuatan dosa tersebut secara perlahan dan bertahap akan menyeret masyarakat kepada kerusakan.
Jelas sekali bahwa seseorang yang tidak mempedulikan perjanjian-perjanjian ilahi dan hubungan-hubungan sosial akan berbuat sekehendak hatinya. Oorang ini pasti akan menimpakan kerugian bagi dirinya sendiri. Dengan melepaskan seluruh modal materi dan maknawinya, maka tak ada hal lain yang ia dapatkan kecuali kesengsaraan, kerugian dan kebinasaan.
Dari dua ayat tadi terdapat enam poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Pelanggaran perjanjian tidak sejalan dengan ketaatan beragama. Seorang mukmin tidak akan pernah melanggar perjanjiannya walaupun dengan orang-orang kafir. Lalu bagaimana ia menginjak-injak perjanjian dengan Allah.
2. Menentang seruan fitrah, membuka jalan bagi perbuatan dosa dan pada akhirnya menciptakan kerusakan di muka bumi.
3. Kerugian yang sesungguhnya ialah musnahnya modal usia dan pikiran, akibat pelanggaran-pelanggaran terhadap panggilan fitrah dan syariat.
4. Sesuai dengan ayat 124 Surah al-Baqarah disebutkan, ".... maka kepemimpinan ilahi merupakan janji Allah dan menurut ayat ini pula, pelanggaran terhadap janji Allah tersebut merupakan ciri-ciri munafik."
5. Islam menganjurkan manusia menjalin hubungan dengan sesama, bukan pemutusan hubungan. Oleh sebab itu, silaturrahmi dan saling kunjung antar keluarga dan kerabat, terutama kedua orang tua, selalu mendapat perhatian dan penekanan di dalam Islam.
6. Islam menentang sikap atau perbuatan mengucilkan diri dan menjauh dari masyarakat. Islam selalu menganjurkan kepada para pengikutnya untuk aktif hadir di tengah-tengah masyarakat, melaksanakan shalat berjamaah termasuk shalat Jumat, menjenguk orang sakit, menyantuni orang fakir dan miskin, serta memperhatikan keadaan para tetangga. Di dalam berbagai riwayat Islam, banyak terdapat anjuran-anjuran untuk silaturrahmi. Berikut ini disebutkan sebagiannya secara singkat.
"Kunjungilah sanak keluarga kalian, karena hal itu akan menjauhkan kefakiran dari kalian, memperluas rezeki dan memberkahi usia kalian."
"Peliharalah silaturrahmi meskipun dengan orang-orang yang tidak peduli terhadap kalian atau dengan orang-orang yang meskipun orang tersebut bukan orang yang baik."
"Peliharalah silaturrahmi meskipun kalian terpaksa berjalan selama setahun atau kalian hanya mempunyai peluang sekedar memberi salam atau waktu yang sedikit sekedar meneguk air."
"Silaturrahmi meringankan kematian dan perhitungan di hari kiamat dan menyebabkan seseorang memperoleh kedudukan istimewa di surga."
Ayat ke28
Artinya:
Bagaimana mungkin kalian mengingkari wujud Allah sedangkan sebelum ini kalian mati lalu Dia menghidupkan kalian kemudian kembali Dia akan mematikan kalian, lalu kalian akan dikembalikan kepada-Nya.
Sebaik-baik cara mengenal Allah ialah berpikir dan memperhatikan penciptaan manusia dan alam semesta. Merenungi dua fenomena, kehidupan dan kematian membuat manusia menyadari akan hakikat ini yaitu, jika kehidupan ini datang dari diriku sendiri, tentu aku akan hidup selamanya. Padahal sebelum ini aku tiada, lalu ada, kemudian kehidupan ini akan terenggut dariku. Sebelum ini sama seperti batu, kayu dan benda-benda mati lain, kita adalah makhluk-makhluk tak bernyawa. Angin kehidupan yang Allah tiupkan, memberi jiwa dan ruh kepada kita dan kita pun diberi kemampuan memahami dan berpikir tentang segala sesuatu. Oleh karena itu nikmat ilahi yang terbesar ialah kehidupan yang Dia berikan kepada kita ini.
Dengan itulah maka manusia dapat mencapai berbagai kemajuan ilmu pengetahuan, akan tetapi tetap saja manusia tak mampu menangkap rahasia-rahasia alam ciptaan Allah yang amat luas dan hebat ini. Bukan hanya kelahiran dan kehidupan berada di tangan Allah, tapi kematian kita pun berada di tangan-Nya. Kita tidak datang ke dunia ini dengan kehendak kita sendiri sehingga kita dapat meninggalkan dunia ini dengan kehendak kita sendiri pula. Dia-lah yang menghidupkan dan Dia-lah yang mematikan. Diantara yang demikian itu, hanya amal perbuatan kitalah yang berada di bawah kehendak kita.
Dengan demikian,bagaimana mungkin kita mengingkari wujud Allah yang awal dan akhir hidup kita berada di tangan-Nya? Bagaimana mungkin pula kita mengingkari kehidupan kembali setelah mati, dan mengatakan bahwa yang demikian itu tak mungkin terjadi karena manusia sudah musnah di telan bumi? Karena sesungguhnya pemberian kehidupan yang kedua kalinya, kalau kita pikir tentulah mudah bagi Allah dibanding pemberian kehidupan yang pertama, atau minimal sama saja. Bagaimana mungkin, Allah yang telah memberi kehidupan kepada kita yang berada di dalam ketiadaan sebelumnya tidak mampu memberikan kehidupan untuk yang kedua kalinya?
Dari ayat tadi terdapat enam poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Di antara cara-cara pemberian bimbingan dan petunjuk al-Quran ialah pengajuan pertanyaan kepada akal dan fitrah manusia sehingga dengan berpikir dan merenung, manusia akan memahami hakikat dan menerimanya bukan hanya karena taklid buta.
2. Fenomena kehidupan merupakan bukti keberadaan Allah dan fenomena kematian merupakan bukti adanya hari kebangkitan.
3. Pengenalan diri merupakan pengantar bagi pengenalan Allah. Jika seseorang mengenali hakikat dirinya, maka ia pun akan mengetahui keberadaan Allah. Karena dengan demikian ia akan memahami bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa, dan segala sesuatu ini datangnya dari Dia yang Maha Kuasa.
4. Akhir perjalanan kesempurnaan manusia ialah pertemuan dengan Allah dan kembali kepada sumber kehidupan serta pusat segala nikmat.
5. Kematian bukanlah akhir kehidupan, bahkan ia adalah awal kehidupan yang sesungguhnya, dan gerak menuju ke arah Allah.
6. Orang-orang kafir yang tidak memiliki bukti untuk menolak adanya hari kebangkitan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kehidupan setelah kematian dengan tujuan menciptakan keragu-raguan. Akan tetapi, dengan mengajukan pertanyaan yaitu,dari manakah awal kehidupan kalian? Al-Quran mematahkan segala argumentasi mereka itu. (IRIB Indonesia)
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Baqarah Ayat 23-25
Ayat ke 23
Artinya:
Dan jika kalian merasa ragu pada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami maka buatlah sebuah surah yang menyerupainya, dan ajaklah saksi-saksi kalian selain Allah, jika kalian benar.
Untuk membuktikan kebenaran kenabiannya, maka setiap Nabi harus menunjukkan mukjizat yang tidak dapat dilakukan oleh oran lain. Mukjizat Rasul Allah Saw adalah al-Quran. Karena manusia tidak mampu menciptakan sebuah kitab yang menyerupainya dari segi keindahan gaya bahasanya maupun kehebatan isinya. Berkali-kali Allah Swt mengajak para penentang Islam dan menantang mereka dengan mengatakan bahwa jika kalian tidak mau menerima bahwa Kitab ini datang dari sisi Allah Swt dan menganggapnya sebagai ciptaan manusia, maka buatlah sebuah kitab yang menyerupainya.Bilakalian berhasil mendatangkan kitab yang seperti itu,maka agama Islam akan musnah dengan sendirinya.
Yang menarik dari masalah ini, al-Quran berkali-kali memberikan keringanan kepada pihak musuh. Sekali al-Quran mengatakan, buatlah kitab yang menyerupainya. Di tempat lain ia mengatakan, buatlah sepuluh surat yang menyerupainya. Sedangkan di dalam ayat ini al-Quran mengatakan, minimal buatlah sebuah surat yang menyerupainya salah satu diantara surat-surat al-Quran. Dari sisi lain, al-Quran juga mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan ini dan mengatakan, ajaklah pembantu-pembantu kalian dari segala penjuru dunia, dan saling tolonglah kalian untuk melakukan itu, tetapi ketahuilah bahwa kalian tak akan pernah mampu melakukannya. Meskipun semua Nabi memiliki mukjizat, namun mukjizat Rasul Allah Saw yaitu al-Quran memiliki berbagai keistimewaan.
Dalam kesempatan ini kami akan menguraikan secara singkat empat hal dari keistimewaan al-Quran ini.
Pertama, Kekuatan al-Quran. Mukjizat para nabi lain tidak memiliki lidah untuk menyatakan dirinya. Sehingga para nabi tersebut harus menyertai mukjizat mereka dan menyatakan bahwa yang mereka perbuat itu adalah mukjizat. Sedangkan al-Quran tidak memerlukan seseorang untuk memperkenalkannya sebagai mukjizat. Karena ia sendiri menyeru para penentangnya untuk bertanding sekaligus mengalahkan mereka. Al-Quran selain merupakan undang-undang juga dokumen undang-undang.
Kedua, Kekekalan al-Quran. Mukjizat-mukjizat selain al-Quran terjadi dan berlaku pada zaman tertentu dan hanya masyarakat zaman itu saja yang melihat dan atau mendengarnya. Sedangkan al-Quran tidak terbatas hanya untuk masa Rasul Allah Ssaw. Ia berlaku sepanjang sejarah sebagai mukjizat. Berlalunya zaman bukan hanya tidak menggoyahkan al-Quran bahkan berbagai pengetahuan dan permasalahan yang terkandung di dalamnya semakin terbuka dan terbukti kebenarannya.
Ketiga, Universalitas al-Quran. Sebagaimana al-Quran tidak terbatas pada zaman tertentu, ia juga tidak terbatas pada tempat tertentu pula. Sasaran al-Quran tidak terbatas pada zaman tertentu, ia juga tidak terbatas pada tempat tertentu pula. Sasaran al-Quran bukan hanya orang-orang Arab di tanah Hijaz, tetapi seluruh bangsa dari setiap kaum dan etnis di dunia ini diseru oleh al-Quran. Oleh karena itu, aAl-Quran sama sekali tak pernah menyeru orang-orang Arab saja: Yaa ayyuhal Arab, umpamanya. Yang ada di dalam al-Quran justru seruan-seruan umum kepada seluruh manusia, seperti Yaa ayyuhan naas, dan sebagainya.
Keempat, Non Materi. Biasanya nabi-nabi lain memiliki mukjizat yang bersifat materi dan jasmani yang membuat kagum mata dan telinga setiap orang. Sedangkan al-Quran adalah ucapan dan kalimat-kalimat yang terdiri dari huruf-huruf alfabetbiasa. Tetapi ia mampu merasuk ke lubuk hati dan jiwa manusia membuat akal semua orang terpaksa mengagungkannya dan menguasai hati manusia.
Dari ayat tadi terdapat tujuh poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Keistimewaan terpenting yang membuat para Nabi memperoleh kelayakan untuk menerima wahyu ialah mereka menghambakan diri hanya kepada Allah dan berserah diri sepenuhnya hanya kepada-Nya. Oleh sebab itu, di dalam banyak ayat al-Quran menyebut para Nabi sebagai "ibaadinaa" yang artinya: hamba-hamba Kami. Di dalam ayat ini al-Quran mengatakan "Nazzalnaa alaa abdinaa" artinya: Kami telah menurunkan (al-Quran) kepada hamba Kami.
2. Al-Quran adalah kitab pemberi argumentasi dan tidak membiarkan keraguan dan was-was. Oleh karena itu,al-Quran mengatakan: Jika kalian merasa ragu, maka datangkanlah sebuah surat yang menyerupainya.
3. Al-Quran adalah mukjizat ilahi yang bersifat kekal abadi yang terus menantang setiap manusia di setiap zaman dan masa.
4. Islam adalah agama yang kekal dan universal. Oleh karena itu, mukjizatnya, yaitu al-Quran, juga bersifat kekal dan tidak terbatas pada masa dan generasi tertentu.
5. Kita tak boleh membiarkan segala bentuk keraguan dan kebimbangan ada di dalam hati kita sehubungan dengan dasar-dasar agama. Jika muncul keraguan di dalam hati kita, maka kita harus segera berusaha menghapusnya, sehingga tidak akan mengguncang sendi-sendi agama kita.
6. Sebaik-baik hakim adalah hati dan akal kita sendiri. Ayat ini mengatakan,jika para pembantu kalian memberikan kesaksian bahwa sesuatu yang kalian lakukan (ciptakan) itu sama dengan al-Quran, maka kami akan menerima. Artinya,kami akan menempatkan kalian sebagai juri penilai.
7. Kebenaran al-Quran sedemikian meyakinkan sehingga para penentang tidak mampu mendatangkan sebuah surat yang menyamai al-Quran.
Ayat ke 24
Artinya:
Jika kalian tidak melakukannya dan kalian tidak akan mampu melakukannya, maka berhati-hatilah kalian akan neraka yang berbahan bakar manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang yang kafir.
Setelah ayat sebelumnya menantang orang-orang kafir agar mendatangkan sebuah surat yang menyamainya, ayat ini menegaskan bahwa kalian, orang-orang kafir, tak akan mampu melakukannya. Kalian yang hidup pada zaman Rasul Allah Saw dan mengenali dengan baik bahasa dan kalimat-kalimat al-Quran tak akan mampu, tidak juga siapa pun manusia-manusia di masa mendatang, akan mampu melakukannya. Karena Kalamullah, sama dengan Allah itu sendiri tak mungkin dibandingkan dengan manusia dan ucapan manusia.
Kemudian al-Quran mengancam musuh-musuh dengan api jahanam dan menyebutkan, bahan bakar jahanam adalah tubuh para pembuat dosa dan pengingkar. Yang dimaksud dengan batu-batu di dalam ayat ini ialah semacam batu bara yang menyalakan api neraka, atau batu-batu yang dipakai untuk membuat patung-patung batu yang disembah oleh musuh-musuh nabi Muhammad Saw.Sebagai bukti kesesatan mereka, Allah akan menghadirkan patung-patung tersebut sebagai bukti bagi kesesatan mereka, sehingga para penyembah berhala itu tak mampu mengingkari kesesatan diri mereka. Sebagaimana di dalam ayat 98 surat al-Anbiya, al-Quran berkata,"Innakum wa maa ta'buduuna min duunillaahi hashobu jahannam", artinya, "Kalian dan sembahan kalian akan menjadi bahan bakar neraka".
Dari ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Berbicaralah dengan tegas kepada musuh-musuh agama kita berkenaan dengan kebenaran agama Islam. Akan tetapi kita sendiri hendaklah memiliki iman yang benar dan kokoh. Ayat ini berbicara kepada para penentang dengan mengatakan,"lam taf'aluu wa lan taf'aluu; artinya, kalian tak mampu melakukan dan tak akan pernah mampu melakukannya.
2. Oleh karena kufur maka manusia sampai ke suatu tempat yang setingkat dengan batu-batu dengan benda-benda mati lain.
3. Hati yang sudah keras membatu dan tak mungkin ditembus oleh ajaran-ajaran kebenaran, di akhirat kelak akan dikumpulkan dengan bebatuan pula.
4. Kemukjizatan al-Quran tidak terbatas hanya pada masa nabi Muhammad Sawsaja. Ia adalah mukjizat di segala zaman. Oleh sebab itu al-Quran mengatakan, "Lan taf'alu", yang artinya: "kalian tak akan pernah mampu menciptakan sesuatu yang sama dengan al-Quran".
5. Api neraka sedemikian keras dan hebat membakar sehingga bebatuan bagaikan kayu kering menyala mengobarkan api.
Ayat ke 25
Artinya:
Dan sampaikan berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rizki buah-buahan dalam surga itu, mereka mengatakan: Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.
Jika ayat sebelumnya menceritakan orang-orang kafir yang diancam siksaan api neraka, maka dalam ayat ini menjelaskan nasib orang-orang yang beriman sehingga dengan memperbandingkan nasib dua kelompok tersebut hakikatnya akan lebih jelas. Pada dasarnya iman tanpa dibarengi dengan amal saleh tidak akan berguna. Iman maupun amal apabila berdiri sendiri tidak akan menjamin kebahagiaan manusia. Iman ibarat akar pohon, dan amal saleh adalah buahnya. Buah yang manis adalah bukti dan kesuburan pohon, dan pohon yang kuat menyebabkan terawatnya buah yang baik.
Orang-orang yang tidak beriman kadang-kadang melakukan amal baik, akan tetapi karena iman tidak tertanam dan tidak berakar pada jiwanya maka amal baik tersebut tidak akan pernah abadi. Tempat orang-orang beriman di hari kiamat adalah surga yang kebun-kebunnya selalu hijau penuh dengan buah dan air yang mengalir di bawah pohon-pohonnya. Meskipun buah-buahan surga bentuknya mirip dengan buah-buahan dunia sehingga penduduk surga merasa tidak menyukainya, namun dari rasa dan baunya sungguh jauh berbeda.
Meskipun dalam al-Quran banyak ayat yang menceritakan tentang nikmat-nikmat surga dalam bentuk materi, seperti kebun, istana dan istri, namun di balik itu banyak ayat lain juga mengisaratkan tentang nikmat-nikmat surga dalam bentuk maknawi. Seperti dalam surah at-Taubah ayat 72, setelah menyebutkan nikmat-nikmat surga secara materi, juga mengatakan,"... Dan kerelaan Allah jauh lebih besar".Artinya, kerelaan Allah jauh lebih besar dari lainnya.
Dalam surah al-Bayyinah ayat 8 juga dikatakan,"... Allah rela kepada mereka dan mereka juga rela kepada-Nya." Nampaknya hal-hal yang berkaitan dengan nikmat surga yang dijelaskan dalam al-Quran, seperti tempat tinggal penduduk surga, pada dasarnya hal itu bukan sebagai balasan sempurna bagi mereka. Akan tetapi keberadaan mereka di tengah-tengah para nabi dan wali-wali Allah, orang-orang suci dan orang-orang saleh adalah bagian dari keuntungan maknawi dan kelezatan bagi penduduk surga.
Dari ayat tadi terdapat enam poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Untuk menciptakan pendidikan yang benar, di samping ancaman juga harus diiringi dorongan. Selain berisi ancaman neraka bagi orang-orang kafir, ayat ini juga berisi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.
2. Bukti adanya iman berada pada amal saleh. Oleh karena itu al-Quran selalu menggandengkan dua hal tersebut dan berkata, "Orang-orang yang beriman dan melakukan amal saleh".
3. Dalam bahasa al-Quran, amal saleh adalah amal yang dilakukan dengan ikhlas hanya untuk Allah. Oleh karena itu, amal saleh dijelaskan setelah iman kepada Allah.
4. Penderitaan yang dirasakan orang-orang beriman di dunia dalam menjaga halal haram, di akhirat kelak mendapat balasan surga.
5. Semua nikmat dunia bisa hilang dan berakhir, oleh karena itu mereka gelisah dan sedih akan kehilangan hal tersebut. Adapun nikmat akhirat bersifat abadi dan selamanya oleh karena itu mereka tidak akan pernah sedih. Dalam sebuah ayat dikatakan, "Mereka tinggal di surga selama-lamanya". Penduduk surga selalu dalam keabadian.
6. Istri yang ideal adalah istri yang bersih dari berbagai segi, baik dari segi ruh dan hati, juga dari segi tubuh dan badan. Oleh karena itu, berkaitan dengan istri bagi penduduk surga, ayat ini berkata, "istri-istri yang suci". (IRIB Indonesia)
Ketegangan di Yaman dan Peran Asing
Yaman selatan, khususnya kota Aden dalam beberapa hari ini kian dilanda kerusuhan. Serangan milisi bersenjata ke gedung dinas keamanan serta komplek televisi kota Aden menjadi tanda bahaya bagi Yaman. Khususnya ketika shalat Idul Fitri di sebuah masjid di Yaman selatan yang menewaskan tujuh orang dan menciderai 11 lainnya.
Peristiwa pahit ini mengindikasikan kemungkinan munculnya ketegangan baru yang akan memperburuk kondisi Yaman. Saat ini pasukan keamanan Yaman disiagakan penuh untuk menanggulangi kerusuhan di Yaman selatan. Kota Aden, ad-Dali' dan Abyan menjadi pusat kerusuhan dan instabilitas di negara ini dalam beberapa hari lalu.
Serangan ke Abyan
Seorang pembom bunuh diri Al Qaida menewaskan seorang kepala suku terkemuka pro-pemerintah dan melukai enam orang lain dalam pertemuan para anggota suku di Provinsi Abyan, Yaman selatan, Minggu (10/8) pagi. Pembom bunuh diri meledakkan bahan peledaknya di antara puluhan orang suku pro-pemerintah di kota Mudiyah, Provinsi Abyan, menewaskan dirinya bersama dengan pemimpin suku terkemuka dan melukai enam orang lain di lokasi kejadian.
Orang-orang suku bergabung dengan pertempuran bersama pasukan tentara dalam serangan terhadap Al Qaida awal tahun ini. menurut keterangan warga setempat, "Seorang pembom mobil bunuh diri pertama mendekati pertemuan pejuang suku pro-tentara dan kemudian meledakkan dirinya di antara mereka."
Bagian dari satu bangunan perumahan di dekatnya yang adalah milik pemimpin suku yang meninggal, yang memimpin kelompok milisi anti-Al Qaida, rusak setelah ledakan besar. Seorang petugas medis di rumah sakit setempat mengonfirmasikan bahwa fasilitasnya telah menerima mayat seorang pemimpin suku dan enam orang terluka.
Saksi mata mengatakan tentara mengepung daerah itu, mencegah orang mendekati tempat kejadian pengeboman. Pasukan pemerintah Yaman menyatakan kemenangan atas cabang Al Qaida setelah serangan selama sebulan yang berhasil mengusir ratusan gerilyawan dari wilayah yang telah mereka kendalikan untuk sekitar satu tahun.
Pada 20 Juni, para pejabat militer Yaman mengumumkan telah merebut benteng terakhir Al Qaida di bagian selatan negara itu yang bermasalah menyusul serangan militer yang didukung oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi.
Namun, para ahli militer dan anti-terorisme lokal mengatakan Al Qaida yang bermarkas di Yaman masih merupakan ancaman besar bagi negara Arab miskin itu, meskipun mereka telah diusir dari benteng utamanya di selatan oleh serangan yang didukung militer.
Serangkaian pembunuhan dan pemboman bunuh diri telah menyerang wilayah Yaman selatan selama dua bulan terakhir, menunjukkan bahwa Al Qaida mempertahankan kapasitasnya untuk menyerang.
Indikasi Campur Tangan Asing di Yaman
Mayoritas pengamat menilai, pergerakan terbaru al-Qaida di Yaman selatan tak mungkin dilakukan tanpa dukungan baik dari dalam maupun asing. Khususnya saat berlangsungnya Kebangkitan Rakyat, Ali Abdullah Saleh, diktator terguling Yaman telah mempersiapkan aktivitas terbaru bagi al-Qaeda dengan membebaskan sejumlah besar anggota milisi ini dari penjara pemerintah.
Mengingat masalah ini maka tak menutup kemungkinan jika al-Qaeda berulah di Yaman selatan dengan provokasi anasir rezim terguling khususnya Saleh dan keluarganya. Hal ini dimaksudkan untuk mengubah iklim internal Yaman guna mempersiapkan kembalinya rezim terguling ke puncak pemerintahan Sanaa.
Hal lain yang menguatkan asumsi ini adalah ambisi besar Amerika Serikat terkait masalah ini. Oleh karena itu, tak menutup kemungkinan jika AS juga menjadi dalang dari instabilitas di Yaman selatan, karena al-Qaeda tak lain adalah anak asuh Washington.
Kini juga beredar isu pemisahan Yaman. Jika hal ini benar maka tak dapat dipungkiri bahwa berlanjutnya aksi kekerasan di Yaman selatan merupakan ancaman bagi persatuan negara ini. Oleh karena itu, mayoritas kelompok revolusi Yaman selain menyeru warga menjaga persatuan, juga menekankan sikap tegas dalam menghadapi anasir perusak. (IRIB Indonesia/MF)
Bola Panas hubungan Turki-Israel
Di tengah gencarnya propaganda anti Israel yang digulirkan para pemimpin partai Keadilan dan Pembangunan Turki (PKK), media massa Zionis melaporkan lawatan diam-diam sebuah delegasi Israel ke Ankara. Koran Yediot Aharonot Ahad (19/8) melaporkan bahwa delegasi Israel itu dipimpin oleh Yizhak Cohen, deputi Menteri keuangan rezim Zionis guna mengkaji pemulihan hubungan bilateral Tel Aviv-Ankara. Dalam lawatan pekan lalu tersebut delegasi Tel Aviv bertemu dan berdialog dengan sejumlah pemuka partai Keadilan dan Pembangunan.
Yediot Aharonot mengungkapkan bahwa pemerintahan Ankara mendesak pemulihan hubungan bilateral Israel-Turki, dan segera mengakhiri friksi kedua sekutu itu. Dilaporkan pula lawatan delegasi Israel itu berlangsung atas persetujuan kantor perdana menteri rezim Zionis.
Delegasi Israel juga bertemu dengan berbagai pemimpin partai politik Turki. Yediot Aharonot memberitakan bahwa rezim Zionis dalam lawatan itu menegaskan sikapnya yang tidak akan meminta maaf kepada Ankara terkait penyerangan terhadap kapal bantuan kemanusiaan Mavi Marmara pada Mei 2010 lalu. Tapi delegasi Tel Aviv itu menyatakan siap menyampaikan belasungkawa dan bersedia membayar ganti rugi kepada pihak keluarga korban serangan anti kemanusiaan itu.
Kantor Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu baru-baru ini mengeluarkan statemen yang mendesak pemulihan hubungan bilateral dengan Turki sebagai sekutunya. Hubungan Tel Aviv-Ankara renggang pasca serangan militer Israel terhadap kapal bantuan kemanusiaan Gaza, Freedom Flotilla. Erdogan menegaskan bahwa pemulihan hubungan bilateral itu hanya bisa dilakukan jika Israel secara resmi meminta maaf dan membayar ganti rugi kepada pihak keluarga korban insiden anti kemanusiaan itu.
Sebelumnya, Tel Aviv menegaskan tidak akan meminta maaf dan tidak bersedia membayar ganti rugi kepada Turki. Ketegangan adu mulut antara para pemimpin Israel dan Turki dimulai pada Forum Ekonomi Dunia Davos, Swiss tahun 2008. Meski demikian ternyata hubungan militer antara Ankara dan Tel Aviv masih terjalin mesra yang menunjukkan bahwa perang retorika keduanya yang mencuat ke permukaan hanya kebohongan belaka. Tampaknya retorika anti-Israel itu disemburkan Ankara untuk menipu publik internasional terutama dunia Islam, juga publik dalam negeri Turki yang selama ini menentang keras pemulihan hubungan dengan Israel.
Konstelasi terbaru Timur Tengah semakin menegaskan fakta tersebut. Ankara menjadi mitra Israel dan AS dalam menggulingkan pemerintahan Assad yang selama ini konsisten mendukung muqawama Palestina.
Tampaknya, AS dan Israel mengalami kebuntuan menghadapi gerakan kebangkitan Islam bangsa-bangsa kawasan Timur Tengah. Washington dan Tel Aviv memanfaatkan Ankara sebagai sekutu dalam menumbangkan rezim Assad.
Turki sendiri menyambut tawaran itu dengan imbalan finansial dan peningkatan posisi politik di tingkat regional dan internasional meski harus mengobarkan api perang dengan Suriah sebagai tetangganya sendiri.
Para analisis menilai permainan baru yang disulut AS dan Israel di Suriah kali ini akan berujung kekalahan Washington dan Tel Aviv. Tampaknya, Turki tidak belajar dari kegagalan AS di Irak dan Afghanistan. Semakin besar intervensi Ankara dalam urusan internal Suriah, maka negara itu kian terseret di pusaran krisis yang akan menikam dirinya sendiri. Mengapa Turki tidak belajar dari Kuwait yang membantu Saddam ketika menyerang Iran, tapi kemudian menjadi sasaran serangan boneka AS itu.(IRIB Indonesia/PH/MF)
Hari Raya Idul Fitri dan Spiritualitas
Hari Raya Idul Fitri telah tiba sebagai hadiah dari Allah Swt atas ibadah dan penghambaan selama sebulan penuh. Manusia kembali kepada fitrahnya dan menikmati kemenangan besar yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta. Idul Fitri adalah hari raya kesucian dan kebersihan jiwa manusia. Pada hari ini, Allah Swt memberikan kabar gembira tentang penerimaan ibadah, taubat, dan doa sebagai pelita meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Perayaan hari kemenangan ini merupakan sangat penting khusus bagi orang beriman, setelah menjalankan ibadah satu bulan lamanya pada bulan suci Ramadhan. Untuk menjadi suci, seluruh egosentrisme dan kesombongan manusia diredam demi menjaga hubungan baik dengan seluruh umat manusia, lingkungan, alam, dan segala sesuatu di luar diri dan pribadinya.
Seiring datangnya bulan Syawal, umat Islam kembali ke fitrah dan menyambut seruan Allah Swt dengan mengangungkan dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh-Nya. Puji dan syukur hanya untuk-Nya dan Dialah yang telah membimbing umat manusia menuju kecucian dan kebaikan.
Idul Fitri adalah hari kegembiraan umat Islam dan detik-detik limpahan rahmat Ilahi atas jiwa dan raga manusia. Pada hari ini, satu bulan penuh ujian besar Ilahi telah berakhir dan beruntunglah bagi mereka yang mampu menahan hawa nafsu dalam segala urusan duniawi.
Malam Idul Fitri merupakan sebuah kesempatan untuk menghapus dosa karena malam itu sarat dengan keutamaan. Dan sungguh bahagia bagi mereka yang memanfaatkan kesempatan itu untuk memperbanyak amal kebaikannya dan mengikat janji untuk memelihara apa yang telah didapatkannya selama bulan puasa.
Pada pagi harinya, umat Islam berbondong-bondong pergi menunaikah shalat seraya melantunkan zikir, takbir, dan tahmid. Hari Raya Idul Fitri adalah hari mengingat Allah, memuji dan mensyukuri karunia-Nya. Shalat Idul Fitri merupakan acara utama pada hari itu. Dengan kata lain, hari raya Idul Fitri adalah hari paling indah dan paling agung.
Keagungan takbir yang berkumandang ketika memasuki tempat shalat mengubah hati dan mewujudkan atmosfir spiritual dalam diri manusia. Orang-orang mukmin berdiri dalam barisan yang teratur rapi untuk menghadap Allah Swt.
Imam Ali as menyamakan Idul Fitri dengan hari kiamat dan berkata, "Wahai masyarakat! Hari kalian ini adalah sebuah hari dimana orang-orang baik akan mendapat balasan dan orang-orang jahat akan berputus asa di dalamnya. Dunia adalah arena kompetisi dan akhirat adalah waktu untuk menuai pahala, sementara surga adalah hadiah perlombaan itu dan neraka adalah tempat bagi mereka yang kalah. Idul Fitri adalah hari yang paling mirip dengan hari kiamat. Pada hari kiamat, orang-orang yang merugi akan menyesal dan murka, sementara orang-orang yang beruntung akan memperoleh kemenangan dan tenggelam dalam nikmat Ilahi."
Idul Fitri adalah hari kepulangan seseorang kepada fitrah yang suci dan hari terwujudnya kembali persatuan umat Islam. Selamat menyambut hari kemenangan, mohon maaf lahir dan batin.
Eric Hensel: Saya Mengucapkan Syahadatain, Sendirian dan Terasing di Sebuah Kamar
Eric Hensel adalah warga Amerika yang melakukan kerja sukarela di Tunisia, Oman, Bahrain, UAE, dan Mesir untuk membantu orang miskin. Dia tidak hanya melakukan pengembaraan di tempat-tempat yang dia kunjungi, tetapi juga melakukan pengembaraan spiritual.
Ketika saya masih anak-anak dan tumbuh besar di Amerika, saya mendapat didikan Kristen dengan baik. Ibu, ayah, adik-adik dan bahkan tetangga saya, semua mendapat didikan kristen yang baik.
Dengan berlalunya waktu, semua anggota keluarga saya secara perlahan-lahan memisahkan diri dari Gereja. Bukannya kami berhenti dari percaya pada Tuhan atau Kristen, hanya kami dapati bahwa ada sesuatu pada Gereja yang tidak dapat kami terima. Pada saat itulah saya pergi mengembara.
Saya mula mencari berbagai agama termasuk Judaisme, Kristen dan Islam.
Bekerja di Tunisia
Saya begitu tertarik untuk pergi ke utara Afrika dan ditawari bekerja di Tunisia. Bukanlah mudah untuk saya beradaptasi.Apalagi banyak teman-teman saya berkata tentang utara Afrika atau mengenai kawasan kesukuan negara-negara Arab. Saya tidak mengindahkan; saya tetap pergi.
Di Tunisia, saya dapati orang-orang di sini tidak begitu banyak bercerita tentang Islam. Tunisia bukanlah sebuah tempat dimana seorang asing bisa datang dan belajar banyak tentang agama. Namun, saya menemui orang-orang yang begitu baik dan memperlihatkan keikhlasan mereka yang hanya saya temui di bagian negara ini. Bukan bermaksud hal ini tidak berlaku di tempat lain, tetapi untuk beberapa alasan, orang-orang Tunisia memperlihatkan ada sesuatu yang terdapat jauh dikedalaman budaya mereka, sesuatu yang begitu tersusun dan itu diperlukan oleh semua orang.
Saya tinggal di sebuah negara Muslim yang mengamalkan ajaran Islam. Saya melihat banyak sekali nilai-nilai Islam yang menembusi budayanegara.
Kali pertama saya mendengar lantunan azan, ketika itu saya sedang berjalan di sebuah lorong, tiba-tiba saja kedengaran laungan Allahu Akbar dari speaker.
Saya bertanya dalam bahasa Perancis 'Qui chante?' yang artinya 'Siapa sedang menyanyi?'
Saya tidak tahu bahwa itu merupakan laungan azan. Saya fikir ada seseorang yang sedang menyanyi lewat speaker, seperti yang selalu saya dengar di Tunisia dan semua orang akan menyanyi, maka ia merupakan sesuatu yang mengejutkan bagi saya.
Ketika berada di universitas, saya belajar sedikit mengenai Islam dan saya merasakan Islam adalah sesuatu yang suci tetapi berbeda. Saya tidak pernah punya pikiran jahat berkaitan agama maupun penganutnya. Hanya saya merasakan ia begitu asing bagi saya. Saya pikir ia akan dipandang rendah oleh masyarakat saya, dan sudah pasti terjadi perubahan besar dalam gaya hidup. Hal itu lebih ketat dari kehidupan bebas dan longgar yang saya amalkan.
Sebuah Sejarah Ringkas Berkaitan Hampir Semuanya
Saya banyak belajar berkaitan Islam di universitas dan saya juga berinteraksi dengan Muslim di universitas, kemudian juga di Tunisia, di Dubai, di Bahrain, Oman, dan hampir semua negara Teluk. Tetapi tidak ada yang begitu menarik perhatian saya sehingga saya membaca buku dari seorang lelaki Iowa, Amerika. Saya percaya dia tinggal di Inggris, dia menulis sebuah buku berjudul 'Sebuah Sejarah Ringkas Berkaitan Hampir Semuanya' (A Short History of Nearly Everything).
Ia merupakan sebuah buku saintifik yang menjelaskan secara dasar apa yang kita tahu, dan selepas melihatnya saya berkata 'wow! buku ini sungguh menakjubkan, manusia memang mengetahui banyak informasi.' Pada akhir sebuah bagian, dia menulis; 'Ini hanyalah kurang dari 5 persen dari informasi dari apa yang sebenarnya berada di luar sana.'
Buku tersebut mengandungi lebih kurang 800 halaman, dan ia menyebut seluruh sejarah dunia. Ia juga menyentuh semua topik yang dikatakan sebagai ciptaan Tuhan atau seorang saintis berusaha untuk mencari apa maksudnya.
Saya terus-terusan tiba ke satu titik yang sama: Tuhan telah melakukan semuanya untuk kita karena kita tidak dapat membalas atau belajar apa yang Dia berikan dalam satu penjelasan. Satu bagian dari buku itu menarik hati saya, dia menulis kita bisa pergi ke Amazon di Amerika Selatan dan menggoyang pohon apa saja dan setelah menggoyang dengan keras, sesuatu akan terjatuh dari atasnya. Sesuatu yang tidak pernah kita dengar sebelum ini, tidak pernah direkam sebelum keberadaann manusia.
Saya punya banyak teman yang tinggal di Dubai.Saya sering bertanya mereka pertanyaan sehingga mereka akan berkata 'berhenti dari bertanya karena anda akan berhenti mengambil langkah seterusnya dalam hidup anda. Jika anda bertanya mengapa wanita harus menutupi diri mereka, ia merupakan pertanyaan negatif tentang agama, sebaiknya anda berkata: Mengapa wanita tidak menutupi diri mereka dengan cara demikian? Atau, mengapa wanita kelihatan alami seperti ini? Lihatlah gambar secara keseluruhan bagi semua hal dalam kehidupan. Jangan asyik bertanya pertanyaan-pertanyaan yang aneh tentang Islam, dan anda terus saja bertanya berkali-kali.'
Mencari Kebenaran Berlanjut
Saya mulai belajar sendiri. Saya menyadari bahwa diri saya yang bertanya kepada orang lain hanya memberikan dampak bahwa orang tersebut mengetahuinya. Dan mungkin apa yang mereka lihat hal itu bermanfaat kepada saya tetapi agama bukan saja tentang diri anda atau orang lain. Ia adalah berkaitan dengan anda dan apa yang anda cari menerusi hati anda apa yang memberi makna dan apa yang akan membuat kehidupan anda menjadi lebih baik.
Sebaiknya saya memulai kisahnya. Saya hampir saja menggigil, berpeluh, bukan detik itu, tetapi ketika saya mula belajar sendiri dan mulaimenyendiri dalam kamar. Saya merasakan tekanan yang kuat; masyarakat tidak pernah mendatangkan tekananseperti ini. Saya adalah seorang yang independen maka saya tidak pernah merasakan tekanan dari masyarakat, tetapi tiba-tiba saya merasakan seperti ditekan, saya sendiri tidak dapat memahaminya.
Saya beli sehelai sajadah.Saya tinggal di Timur Tengah.Saya mencari beberapa buku yang memberi rujukan bahasa Inggris; mulai mencari informasi lewat internet seperti membuka situs Wikipedia dan lain-lain, sehingga saya merasakan bahwa saya tidak dapat mempelajari semuanya, tidak ada cara untuk mempelajari semuanya.
Anda mempunyai satu detik; dan pada saat yang sama anda merebut peluang itu, atau anda terlepas dari mendapatkannya. Kemudian baru anda sadar keesokkan harinya anda akan mati, saya mungkin melepaskan peluang tersebut dan tidak lagi dapat menilai diri, kini saya tahu bahwa itu adalah dunia atau akhirat, dan saya sedang melihat kepada dunia dengan penuh penyesalan seolah-olah saya akan kehilangannya.
Perkara-perkara kecil yang tidak saya peduli, seperti minum alkohol atau makan babi, perkara-perkara kecil yang tidak membawa arti memenuhi pemikiran seseorang dan mereka tidak ingin meninggalkannya, tetapi anda merasa tertekan untuk melakukan sesuatu yang lebih penting.
Saya pikir selama seminggu dan saya hanya berkata 'saya tidak akan memberi risiko terhadap apa yang saya percayai dan ini merupakan satu yang baru, tetapi bukan sesuatu yang berbeda. Ia seperti lahir kembali, sama seperti saya lahir dengannya; tidak ada yang berbeda sama sekali. Sayapun mengucapkan dua kalimah syahadah, sendirian, dalam kamar saya, terasing. Saya berusaha untuk shalat sebaik mungkin tanpa mengetahui apa-apa.
Pada detik itu, saya ingin melepaskan semuanya, itulah masanya saya menyerah, ketika saya mengatakan bahwa semuanya tidak berarti dalam kehidupan.Karena mungkin saja esok akan berakhir dan andainya saya bersedia untuk menghadapi apa yang akan terjadi….sebelumnya hidup saya tidak berarti; hanya saya hidup tanpa tujuan.
Karena saya banyak melakukan perjalanan, saya tidak pernah berada di satu tempat dalam jangka waktu yang lama, maka saya tidak punya siapapun; saya merasa kehilangan. Keluarga saya tinggal di Amerika. Mereka merupakan keluarga yang baik dan senantiasa memberi dukungan kepada saya. Tetapi mempunyai keluarga Islam yang memberi dukungan kepada anda merupakan satu hal penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim. Saya diberikan tempat yang tepat untuk belajar bahasa Arab dan Islam.
Saya bekerja sebagai sukarelawan. Bersama sukarelawan lain, saya pergi ke Emirat dan membantu keluarga yang memerlukan. Kami mulai dengan mendapatkan informasi berkaitan keluarga tersebut, memastikan bahwa mereka memang layak menerima bantuan. Mencari keluarga dari jaringan dan tetangga serta bantuan, kemudian kami akan mengunjungi mereka dan mengakses apakah keperluan mereka secara detil.
Sebenarnya saya telah melakukan kerja ini semasa usia saya lebih muda; saya melakukannya di Amerika dengan membantu rakyat Detroit di berbagai daerah, tetapi sebagian besar kerja saya lakukan selepas saya datang ke Timur Tengah. Kami banyak sekali melakukan kerja-kerja pembangunan pemuda, secara pribadi saya melihatnyaianya merupakan jalan terbaik buat saya, hal ini lebih memuaskan dari bidang bisnis atau mendapat kerja untuk meraih keuntungan. Selama bertahun-tahun saya bekerja secara sukarela dan non profit.
Surat al-Baqarah ayat 197menyebutkan, "Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."
Mempelajari atau membaca Quran atau mempelajari bahasa Arab atau mempelajari ajaran fundamental Islam, sebagai seorang yang baru memeluk Islam ia merupakan upaya dan usaha yang terbesar. Banyak yang datang dan pergi. Sebagian memberikan bantuan sedikit, semua ingin membantu tetapi mungkin saja mereka bukan orang yang sebenarnya yang dapat membantu anda.
Bagaimanapun, saya memaksa diri saya untuk belajar dan mempraktikkan bahasa Arab klasik bukan sekadar bahasa yang anda dengar di tepi jalan. Semuanya telah diberikan kepada saya, saya sungguh beruntung! Saya tidak perlu menderita hanya karena saya memilih jalan lain untuk kehidupan saja atau sesuatu yang harus saya pelajari demi menjalani kehidupan yang lebih baik.
Sedikit demi sedikit, saya merasa bertambah kuat dan tidak lagi perlu bergantung pada yang lain untuk membimbing saya. Ada baiknya dan ada juga buruknya, karena hal ini lebih banyak mengambarkan persepsi saya dan pengalaman saya dalam komunitas Islam. Bagaimanapun, ia mengambarkan bagaimana anda harus menjawab sendiri pada Hari Kiamat nanti dan setiap hari dalam kehidupan anda. Bukan orang lain, tetapi andalah sendiri yang harus memberikan jawabannya.
KTT GNB di Tehran akan Kurangi Pengaruh AS
Seorang anggota parlemen Republik Islam Iran mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (GNB) ke-16di Tehran akan mengurangi pengaruh Amerika Serikat di tingkat internasionalmenyusul gelombang Kebangkitan Islamyang menyapu kawasan.
Gholam Ali Haddad Adel kepada IRNA, Senin (20/8), mengatakan, tampaknya gerakan Islam di kawasan akan meningkat danKTT GNB dalam krisis global ini dapat memainkan peran menentukan bagi seluruh dunia.
Ia menambahkan, GNB telah mengurangi pengaruh AS di tingkat global dengan cara mempromosikan penghormatan terhadap integritas teritorial dan kedaulatan negara lain, kesetaraan dan kepentingan bersama, hidup berdampingan secara damai dan tidak ada intervensi dalam urusan internal negara-negara lain.
Amerika, kata Gholam Ali, terus berusaha menabur perselisihandiantara negara-negara anggota GNB untuk meningkatkan pengaruhnya dalamorganisasi ini. (IRIB Indonesia/RA)
KTT GNB di Tehran akan Kurangi Pengaruh AS
3 Syawal, Perang Hunain Dimulai
Perang Hunain Dimulai
Tanggal 3 Syawal 8 Hijriah, menurut sebagian sejarawan muslim, dimulailah Perang Hunain. Perang ini terjadi lima belas hari setelah penaklukan Mekah dan berlangsung di kawasan antara Mekah dan Thaif. Dua kabilah Arab yang belum masuk Islam, yaitu Hawazan dan Tsaqif, bersatu untuk melawan kaum Muslimin dan mereka memasang jebakan untuk mengalahkan pasukan Muslim.
Pasukan Muslimin yang baru saja memperoleh kemenangan dalam penaklukan Mekah, sempat lengah dalam perang ini dan terpaksa mundur. Namun, atas pertolongan Allah Swt dan kepemimpinan Rasulullah, pasukan Muslim kembali bangkit dan berjuang sampai akhirnya meraih kemenangan.
Peristiwa ini diabadikan di al-Quran dalam surat at-Taubah ayat 25, yang artinya, "Sesungguhnya Allah telah menolong kamu di medan peperangan yang banyak, dan peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah , maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfa'at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai." (IRIB Indonesia)
31 Mordad, Pesan Imam Khomeini Menyusul Pembakaran Bioskop Rex
Pesan Imam Khomeini Menyusul Pembakaran Bioskop Rex
Pasca terjadinya kejahatan biadab pembakaran bioskop Rex, Abadan oleh anasir Shah Pahlevi, Imam Khomeini ra dalam sebuah pesan dari Najaf, Irak kepada rakyat Abadan beliau mengingatkan bahaya yang sama di kota-kota lain yang akan dilakukan oleh rezim Pahlevi. Untuk itu Imam meminta kepada para orator dan siapa saja untuk memberikan pencerahan dan informasi kepada rakyat Iran.
Di bagian dari pesan penting Imam Khomeini ra terkait kejahatan bioskop Rex disebutkan:
"Saya tidak percaya ada seorang muslim atau manusia yang akan melakukan kebiadaban seperti ini, kecuali orang-orang yang biasa melakukan kejahatan yang sama. Pernyataan Shah yang menyebutkan para demonstran yang menentang saya akan merasakan "ketakutan besar" dan mengulangi pernyataannya setelah peristiwa bioskop Rex, yang merupakan janji sebelumnya, adalah bukti konspirasi. Musibah besar ini bagi Shah sebuah pekerjaan besar untuk melakukan propaganda di dalam dan luar negeri dan memberikan tanda dan perintah kepada media-media di dalam dan luar negeri untuk menipu masyarakat dengan menyebutkan kejahatan ini dilakukan oleh rakyat tertindas Iran. Dengan demikian mereka ingin memperkenalkan kepada negara-negara internasional bahwa rakyat Iran yang menuntut hak dan kebenaran merupakan masyarakat yang tidak mengenal kemanusiaan dan Islam."
Rezim Pahlevi pada 28 Mordad 1357 Hs membakar bioskop Rex di Abadan yang mengakibatkan 377 orang meninggal dunia. (IRIB Indonesia)



























