Akhlak Pelajar: Ikhlas Versus Sombong

Rate this item
(0 votes)
Akhlak Pelajar: Ikhlas Versus Sombong

Ini catatan kecil yang dibuat ketika mengikuti kelas akhlak yang diasuh oleh imam Jum’at Qeshm, Hujjatul islam wal muslimin Jaukar.

Pondok pesantren bukan tempat mencari uang. Hauzah adalah tempat memperbaiki diri, sebelum memperbaiki masyarakat.
Jangan cemas akan kehidupan, Allah yang akan mengurusnya.
Ciri-ciri ikhlas:
Tidak menunggu terima kasih orang lain. Semua yang dilakukan hanya karena Allah.
Tidak berdasarkan hawa nafsu. Semua yang dikerjakan berdasarkan hukum dan ketentuan Allah.
Tidak ada penyesalan. Karena semua yang dilakukan karena Allah, pasti tak akan ada penyesalan. Meskipun tak dihargai, kita tetap merasa tenang karena hanya kepada keridhoan Allah kita melihat.
Andaikan kita sudah melakukan kebaikan lalu merasa ‘ujub (bangga diri), bagaimana cara mengatasinya. Obatnya adalah ikhlas. Orang yang ikhlas tidak butuh pada pengakuan siapapun, sehingga tidak akan muncul rasa ‘ujub.
Setan selalu mengganggu manusia. Pertama lewat maksiat. Jika tak bisa maka setan akan mencegah manusia dari hal-hal yang baik. Lewat sombong misalnya. Juga lewat cara membisiki manusia sehingga menjadi sombong. Setan berbisik, “jangan salat, kamu akan menjadi sombong.” Maka dari itu, milikilah keihlasan.
“Pohon yang banyak buahnya semakin merunduk. Sebaliknya, pohon tanpa buah akan menjulang tinggi.”
Orang yang sombong maka tak ikhlas. Orang yang ikhlas tak akan bisa menjadi sombong. Karena seluruh perhatiannya hanya kepada Allah. Dihadapan Allah, dia akan selalu merasa kecil dan selalu memiliki kekurangan dalam menjalankan perintah-Nya.

Read 2090 times