Membaca Ketajaman Konflik Internal Kubu Teroris di Suriah

Rate this item
(0 votes)

Konflik internal para teroris di Suriah setelah kekalahan mereka dalam memerangi militer negara Arab itu dilaporkan meningkat, bahkan perpecahan di antara kelompok-kelompok teroris  itu semakin meningkat tajam. Anasir-anasir kelompok teroris di Suriah saling bersaing dan berperang disebabkan keinginan berlebihan mereka di berbagai wilayah yang mereka kuasai.

 

Bentrokan terbaru di antara mereka di desa Salqin di sekitar Aleppo, barat laut Suriah, telah menewaskan puluhan teroris dari kedua belah pihak yang bertikai. Sementara itu, bentrokan antara anasir teroris Takfiri, Daulah Islamiyah fi Iraq wa Syam (DIIS) dan Front al-Nusra di kota perbatasan al-Bukmal di Provinsi Deir al-Zour juga terus berlanjut.

 

Berdasarkan laporan, kelompok teroris DIIS telah memindahkan peralatan militernya dari Irak ke al-Bukmal, sementara Front al-Nusra dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya telah bergerak untuk mencegah perluasan wilayah di bawah kontrol DIIS di Suriah.

 

Pada Ahad lalu, Human Rights WatchSuriah menyinggung peningkatan konflik internaldi antara kelompok-kelompok teroris termasuk DIIS, Front al-Nusra dan FSA (Free Syrian Army). Lembaga pemantau HAM tersebut mengumumkan bahwa bentrokan antarkelompok teroris di berbagai wilayah utara Suriah sejak bulan Januari hingga sekarang telah merenggut nyawa sekitar 7.000 orang, di mana 5.641 dari mereka tercatat sebagai teroris.

 

Menyusul kekalahan milisi bersenjata di Suriah yang disponsori oleh asing dalam menghadapi tentara dan pasukan sipil negara itu, konflik internal di antara mereka meningkat. Kondisi itu dibarengi dengan berbagai kesuksesan operasi militer Suriah dan bertambahnya para teroris yang menyerahkan diri kepada militer. Pada Selasa (1/7), puluhan teroris di Rif Dimasqh, selatan Suriah juga menyerahkan diri.

 

Pasca suksesnya pemilu presiden di Suriah dan penegasan kembali dukungan rakyat negara Arab itu kepada Bashar al-Assad, posisi teroris di Suriah semakin terjepit dan setiap hari harus menerima kekalahan baru. Yang jelas, transformasi di Suriah menunjukkan semakin lemahnya teroris di negara itu. Mereka telah menemui jalan buntu untuk mencapai ambisinya. Seperti halnya yang dikatakan para pejabat Damaskus bahwa para teroris harus menyerah atau memilih untuk binasa di tangan rakyat Suriah.

 

Melihat kondisi tersebut, sebagian kelompok teroris mengubah taktik mereka dan tidak menganggap lagi Suriah sebagai tempat bercokol mengingat berlanjutnya konflik internal mereka yang semakin parah. Atas lampu hijau para pendukungnya, sebagian kelompok teroris mengubah gerakan mereka di luar Suriah yaitu di Irak dan Lebanon untuk melanggengkan keberadaan mereka.

 

Meski gerakan kejahatan DIIS di Irak awalnya mengalami kemajuan, namun perkembangan terbaru menunjukkan tanda kehancuran mereka menyusul perlawanan kuat rakyat dan operasi militer khusus Irak terhadap kelompok teroris yang disponsori asing tersebut.

 

Sebagian laporan menyebutkan bahwa wilayah besar dari kawasan yang sebelumnya dikuasai teroris telah berhasil direbut kembali oleh militer Irak dan bahkan pembersihan teroris di sebagian wilayah akan segera berakhir.

 

Transformasi Irak dan kebencian intens dunia kepada kelompok-kelompok teroris termasuk DIIS, serta operasi pasukan sipil dan militer Irak untuk menghapus DIIS menunjukkan bahwa kelompok-kelompok teroris di Irak itu tidak lama lagi akan terusir dari negara Arab itu.

Read 1366 times