Kesiapan Indonesia Gelar Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali

Rate this item
(0 votes)
Kesiapan Indonesia Gelar Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan persiapan pelaksanaan pertemuan IMF-World Bank hingga Sabtu mencapai 94 hingga 95 persen.

Menurut Luhut, dengan diresmikan Command Center ini bisa mengintegrasikan elemen-elemen dalam tugas gabungan.

"Command Center" atau Pusat Komando tersebut merupakan salah satu persiapan sarana dan prasarana penyelenggaraan IMF-WB untuk pengamanan kegiatan bergengsi itu. Di samping itu, nantinya tetap bisa dimanfaatkan untuk pertemuan-pertemuan besar pada masa mendatang.

Dari tempat tersebut, juga bisa dipantau 600 titik CCTV yang terpasang di seluruh kawasan penyelenggaraan pertemuan di berbagai kawasan di Bali, bahkan hingga ke Banyuwangi dan Lombok. Selain itu, sudah pula terkoneksi dengan sejumlah bandara lain.

Sementara itu, gubernur Bali Wayan Koster berharap pelaksanaan kegiatan akbar mulai 8 hingga 14 Oktober itu bisa berlangsung lancar dan aman.

Dukungan Pemerintah Provinsi Bali akan dilaksanakan sesuai dengan tugas yang diberikan.

Selain itu, Pemprov Bali juga telah menyiapkan karnaval budaya yang sebelumnya memang diminta khusus oleh Presiden RI Joko Widodo. 

Mengenai masalah keamanan, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto menyebutkan sekitar 5.050 personel TNI Kodam IX/Udayana dikerahkan melakukan pengamanan pertemuan IMF-World Bank.

Terkait dengan ancaman teror, Benny mengatakan bahwa indikasi terkait dengan terorisme tidak ada. Sampai sekarang, situasi Bali masih aman dan kondusif.

Walaupun demikian, keamanan terus ditingkatkan dan beberapa langkah antisipasi juga dilakukan. Pada bulan sebelumnya juga sudah dilaksanakan cipta kondisi maupun operasi intelijen serta pengamanan di pintu-pintu masuk Bali

Selain pengendalian ancaman keamanan, pihaknya juga sudah mengantisipasi ancaman bencana alam yang akan terjadi. Semua sistem itu sudah diintegrasikan dengan Pusat Komando yang sudah sangat bagus.

Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan sekitar 3.500 hingga 5.000 investor mancanegara akan menghadiri pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Bali, 8-14 Oktober 2018. Para investor itu merupakan petinggi perusahaan.

Pertemuan keuangan yang diklaim terbesar tersebut diharapkan menjadi momentum dalam mengenalkan potensi di Indonesia di mata para penanam modal dunia itu. 

Selain ribuan pengusaha atau investor itu, pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali akan dihadiri sekitar 3.000 hingga 4.000 delegasi resmi, pengamat (1.000), wartawan (1.000), staf IMF dan Bank Dunia (1.500), institusi lainnya (1.000), serta pihak terkait lainnya mencapai sekitar 1.500 orang.

Pertemuan yang dijadwalkan dihadiri total sekitar 15 ribu peserta dari 189 negara itu juga memberikan manfaat jangka panjang tidak hanya bagi Bali tetapi juga Indonesia.

Ajang penting ini akan menunjukkan kepemimpinan Indonesia sebagai tuan rumah yang membahas isu ekonomi global. Selain itu, menjadi momentum bagi sektor perdagangan dan investasi untuk mengenalkan produk unggulan Indonesia kepada dunia, mengenalkan peluang investasi dan usaha di Tanah Air.

Benefit untuk jangka panjang lain, mempromosikan potensi pariwisata dan bisnis pertemuan, insentif, konvensi dan pameran atau "MICE" serta momentum perbaikan infrastruktur pariwisata.

Tidak hanya itu, transfer ilmu pengetahuan dan memperkaya jaringan internasional juga merupakan manfaat jangka panjang dari pertemuan akbar itu. 

Selama pertemuan IMF dan Bank Dunia, untuk pertama kalinya juga akan menghadirkan 10 pemimpin regional Asia Tenggara dalam "ASEAN Leaders Meeting".

Pertemuan yang membahas perkembangan ekonomi dan keuangan global serta isu terkini lainnya itu terbagi dalam tiga sesi utama IMF dan Bank Dunia. Pertemuan pertama yakni sidang umum, kemudian IMFC yang dihadiri seluruh gubernur bank sentral dan Development Committee (DC) yakni pertemuan para menteri keuangan.

Sesi pendukung lain dalam pertemuan itu yakni pertemuan 20 negara ekonomi dunia atau G-20, pertemuan negara berkembang atau G-24, pertemuan negara Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan atau BRICS serta pertemuan regional lainnya.

Kegiatan lain yang akan mewarnai pertemuan yang dilaksanakan di Nusa Dua itu yakni seminar, diskusi dan jumpa media.  Selain itu, akan ada 2.000 kegiatan paralel lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta termasuk para akademisi dan pihak terkait lainnya.

Read 1002 times